Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Hikmah
"Tanaman nanas (Ananas Cosmosus) merupakan salah satu komoditas buah unggulan di Indonesia dan mudah dibudidayakan. Daun nanas merupakan salah satu limbah pertanian yang memiliki serat yang mengandung kadar selulosa yang tinggi, dimana selulosa ini merupakan bahan baku dalam pembuatan papan serat. Perekat yang biasa digunakan dalam pembuatan papan serat adalah perekat sintetik yang berasal dari bahan bakar fosil yang sifatnya terbatas, tidak terbarukan, dan berdampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan perekat yang terbarukan dan ramah lingkungan, seperti pati kulit singkong dan asam sitrat. Penelitian ini mempelajari pengaruh pati kulit singkong dan atau asam sitrat sebagai perekat alami papan serat dari serat daun nanas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode proses basah, yaitu dengan proses pulping serat daun nanas secara semi kimia dan dengan pembentukan lembaran papan serat dengan proses basah. Ukuran papan dalam penelitian ini adalah 10 x 15 x 0,9 cm, dengan target kerapatan 0,5 g /cm3. Kemudian dilakukan pengujian sifat mekanis dan fisis papan serat sesuai standar SNI 01-4449-2006 dan JIS A 5905 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa papan serat yang diikat dengan pati kulit singkong dan asam sitrat memberikan pengaruh positif terhadap sifat fisis dibandingkan dengan papan serat tanpa perekat dan yang diikat dengan pati kulit singkong saja. Sedangkan untuk sifat mekanisnya, hanya papan serat yang tanpa perekat yang mampu memenuhi standar nilai MOR.

Pineapple (Ananas Cosmosus) is one of the leading commodities in Indonesia and is easy to cultivate. Pineapple leaves are one of the agricultural wastes that have fibers that contain high levels of cellulose, where this cellulose is the raw material for making fiberboard. The adhesive commonly used in fiberboard production is a synthetic adhesive derived from fossil fuels that are limited, non-renewable, and harms humans and the environment. Therefore, an adhesive renewable and environmentally friendly is needed, such as cassava peel starch and citric acid. This research studied the effect of cassava peel starch and or citric acid as a natural adhesive for fiberboard from pineapple leaf fibers. The method used in this research is the wet process method, by semi-chemical pulping of pineapple leaf fibers and forming fiberboard sheets with a wet process. The board size of 10 x 15 x 0.9 cm, with a target density of 0.5 g/cm3. The mechanical and physical properties of fiberboards were tested according to SNI 01-4449-2006 and JIS A 5905 2003 standards. The results showed that the fiberboard with cassava peel starch and citric acid as adhesives had a positive effect on physical properties compared to fiberboard without adhesive and bonded with cassava peel starch only. As for its mechanical properties, the only fiberboard without adhesive can meet the MOR value standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Hafizhah
"Komposit ramah lingkungan telah berkembang dalam empat dekade terakhir karena kebutuhan terhadap material ramah lingkungan meningkat. Salah satu komposit ramah lingkungan adalah penggunaan serat alam sebagai penguat pada komposit. Indonesia memiliki berbagai macam serat alam, salah satunya serat daun nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kandungan serat daun nanas, yang berasal dari Subang, pada sifat tarik dan suhu defleksi komposit polipropilena/serat daun nanas Subang. Serat daun nanas diberi perlakuan awal alkalisasi, sedangkan butiran polipropilena sebagai matriks diekstrusi menjadi bentuk lembaran. Metode pembuatan komposit yang digunakan adalah metode Hot Press.
Hasil uji tarik dan uji Heat Deflection Temperature menunjukkan komposit dengan fraksi berat serat daun nanas 30 wt.% adalah yang terbaik. Nilai nilai kuat tarik, modulus elastisitas an suhu defleksi masing-masing sebesar (64,04 ± 3,91) MPa; (3,976 ± 3,91) GPa dan (156,05 ± 1,77) °C, dengan kenaikan masing-masing 187,36%, 198,60%, 264,72% dibandingkan dengan polipropilena murni. Hasil pengamatan pada permukaan patahan menunjukkan moda kegagalan yaitu serat patah dan kegagalan matriks.

The development of eco-friendly composites has been increasing in the past four decades because the requirement of eco-friendly materials has been increasing. Indonesia has a lot of natural fiber resources and, pineapple leaf fiber is one of those fibers. This experiment aimed to determine the influence of weight fraction of pineapple leaf fibers, that were grown at Subang, to the tensile properties and the deflection temperature of polypropylene/Subang pineapple leaf fibers composites. Pineapple leaf fibers were pretreated by alkalization, while polypropylene pellets, as the matrix, were extruded into sheets. Hot press method was used to fabricate the composites.
The results of the tensile test and Heat Deflection Temperature (HDT) test showed that the composites that contained of 30 wt.% pineapple leaf fiber was the best composite. The values of tensile strength, modulus of elasticity and deflection temperature were (64,04 ± 3,91) MPa; (3,976 ± 3,91) GPa and (156,05 ± 1,77) °C respectively, in which increased 187,36%, 198,60%, 264,72% respectively from the pure polypropylene. The results of the observation on the fracture surfaces showed that the failure modes were fiber breakage and matrix failure.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toho Dustin Sutomo
"Komposit ramah lingkungan merupakan komposit dengan salah satu atau semua unsur penyusunnya merupakan bahan alam. Indonesia dengan keragaman hayati menghasilkan berbagai jenis serat alam sebagai penguat, salah satunya serat daun nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kandungan serat daun nanas Subang pada ketahanan impak dan kekerasan dari komposit polipropilena/serat daun nanas Subang. Perlakuan alkali dilakukan pada serat daun nanas Subang dan komposit difabrikasi dengan metode hot press.
Hasil pengukuran densitas, papan komposit dikelompokkan dalam kategori Papan Serat Kerapatan Tinggi (PSKT) berdasarkan SNI 01-4449-2006. Hasil uji bakar, impak, dan kekerasan menunjukkan komposit dengan fraksi berat serat daun nanas Subang 40 wt.% adalah komposit terbaik dengan nilai masing masing 14 mm/menit, (31,6 ± 4,5) J/cm2, dan (60,5 ± 2,01) HD. Hasil pengamatan menunjukkan adanya hasil bakar dan fiber pull out."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Karina
"ABSTRAK
Perkembangan penelitian komposit diperkuat serat alam telah menunjukkan hasil yang signifikan. Komposit diperkuat serat daun nanas Subang (SDNS) untuk aplikasi non-struktural memberikan nilai tambah untuk limbah serat daun nanas Subang. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kekuatan lentur, absorpsi dan desorpsi air komposit yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Perlakuan alkali pada SDNS dilakukan dengan merendam SDNS dalam larutan NaOH 5%. SDNS setelah perlakuan alkali dan lembaran PP dibuat menggunakan teknik compression molding dengan variasi fraksi berat serat untuk PP adalah 20wt%, 30wt% dan 40wt%. Pengukuran sifat lentur, desorpsi dan absorpsi air dilakukan pada komposit PP dan PP/SDN. Hasil pengukuran densitas, bahan komposit dikelompokkan dalam papan serat kerapatan tinggi (PSKT) berdasarkan SNI 01-4449-2006. Dari variasi fraksi berat serat pada penelitian ini, kekuatan lentur tertinggi dimiliki oleh komposit PP/SDN40% dengan nilai (4,89 ± 0,37) MPa, meningkat sebesar 153,37% dibandingkan dengan PP murni. Nilai desorpsi dan absorpsi air masing-masing (1,08 ± 0,12) % dan (8,83 ± 3,35) %. Hasil pengamatan mikroskop optik menunjukkan bahwa komposit mengalami kegagalan matriks pada permukaan sampel sesudah uji lentur.

ABSTRACT
The development of natural fiber reinforced composite research has shown significant results. Pineapple leaf fiber reinforced composites for non-structural application provide added value for Subang pineapple leaf fiber (PALF) waste. This study aimed to observe flexural strength, water absorption and desorption of composites which referred to the Indonesian National Standard (SNI). Alkali treatment on Subang PALF was performed to improve the interface bonding between PALF with polypropylene (PP), in which the PALF was soaked in 5% NaOH solution for 24 hours. Treated PALF and PP sheets were fabricated using compression molding (hot press) technique with the variation of fiber fraction to PP were 20 wt%, 30 wt% and 40 wt%. Flexural property, desorption and absorption water tests were conducted on PP and PP/PALF composites, and optical microscope (OM) observation was performed on the surfaces after the flexural test was conducted. The highest flexural strength was (4.89 ± 0.37) MPa, these values shown an increased respectively by (153,37) % compared to the pure PP. Then the desorption and the absorption water tests were (1,08 ± 0,12) % and (8,83 ± 3,35) % respectively. The morphology composites indicated that matrix failure it caused by there was a strong enough interface bond between the fiber and matrix."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T52150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denisa Restu Erminda
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan nanokomposit aerogel dari selulosa yang diambil dari serat daun nanas dicampur dengan grafena oksida untuk absorben dalam pemisahan minyak/air. Ekstraksi selulosa dilakukan dengan metode perlakuan kimia, pemutihan, hidrolisis asam yang diikuti dengan defibrilasi menggunakan metode non-konvesional (ultrasonikasi). Graphene oxide (GO) didapat dengan mengsintesis grafit menggunakan metode Hummer’s. Pada preparasi nanokomposit aerogel, cellulose nanofiber (CNF) dicampur dengan GO yang kemudian melewati metode freeze drying dan tanpa freeze drying. Sampel dilakukan variasi perbandingan massa GO: CNF sebesar 1:2, 1:3, 1:4, dan 1:5. Uji kapasitas penyerapan minyak hanya dilakukan pada sampel tanpa freeze drying menggunakan tes penyerapan sederhana dengan heksana dan solar pada variasi waktu 1 detik, 2 detik, 3 detik, dan 5 detik. Hasil pengujian didapatkan rasio 1:4 memiliki efesiensi penyerapan minyak paling tinggi (70,61%) pada minyak heksana dalam 1 detik. Rasio terbaik (1:4) juga dibandingkan dengan CNF murni dan GO murni dengan solar dimana menghasilkan efesiensi penyerapan minyak sebesar 43,33% dalam 1 detik. Karakterisasi dilakukan dengan uji FTIR (Fourier Transfer Infra-Red), SEM-EDX (Scanning Eelectron Microscope-Energy Dispersive X-Ray), XRD (X-Ray Diffraction) dan BET (Brunauer-Emmett-Teller). Uji FTIR menunjukkan adanya perubahan bentuk dan pergeseran puncak (-OH) pada grafik nanokomposit GO-CNF. Hasil SEM-EDX menunjukkan nanokomposit GO-CNF (1:4) mengandung C (53,46%), O (44,30%), Al (1,07%), Si (0,85%), Ca (0,26%), dan Fe (0,05%). Dari hasil uji XRD, puncak difraksi pada grafik nanokomposit GO-CNF menunjukkan penurunan puncak yang disebabkan oleh gugus hidroksil pada permukaan rantai selulosa yang berinteraksi dengan gugus fungsi dalam GO. Hasil uji BET menunjukkan luas permukaan spesifik pada nanokomposit GO-CNF adalah 1,371 m2/g.

This study was conducted with the aim to develop aerogel nanocomposites of cellulose extracted from pineapple leaf fibre mixed with graphene oxide for absorbent in oil/water separation. Cellulose extraction was carried out by chemical treatment, bleaching, acid hydrolysis followed by defibrillation using non-conventional method (sonication). Graphene oxide (GO) was obtained by synthesising graphite using Hummer's method. In the preparation of aerogel nanocomposites, cellulose nanofiber (CNF) was mixed with GO and then passed through freeze drying and without freeze drying methods. The samples were subjected to variations in the GO: CNF mass ratio of 1:2, 1:3, 1:4, and 1:5. The oil absorption capacity test was only carried out on samples without freeze drying using a simple sorption test with hexane and diesel at time variations of 1 second, 2 seconds, 3 seconds and 5 seconds. The test results showed that a ratio of 1:4 had the highest oil absorption efficiency (70.61%) in hexane oil in 1 second. The best ratio (1:4) was also compared with pure CNF and pure GO with diesel fuel which resulted in an oil absorption efficiency of 43.33% in 1 second. Characterization was carried out using FTIR (Fourier Transfer Infra-Red), SEM-EDX (Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray), XRD (X-Ray Diffraction) and BET (Brunauer-Emmett-Teller) tests. FTIR test shows a change in shape and peak shift (-OH) in the GO-CNF nanocomposite graph. SEM-EDX results show that the GO-CNF (1:4) composite contains C (53,46%), O (44,30%), Al (1,07%), Si (0,85%), Ca (0,26%), and Fe (0,05%). From the XRD test results, the diffraction peaks on the GO-CNF nanocomposite graph show a decrease in peaks caused by hydroxyl groups on the surface of the cellulose chains interacting with functional groups in GO. The BET test results show that the specific surface area of the GO-CNF nanocomposite is 1.371 m2/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randito Ananta Pratama
"Serat daun nanas bisa menjadi pengganti penggunaan serat sintetis dikarenakan sifatnya yang ramah lingkungan dan tersedia di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh sifat mekanik papan komposit epoksi/serat daun nanas Subang dianyam. Komposit difabrikasi dengan variasi orientasi arah serat. Fabrikasi diawali dengan perlakuan alkali pada serat daun nanas Subang dan penganyaman. Fabrikasi komposit dengan metode hand lay-up kemudian diikuti dengan vacuum bagging. Hasil perhitungan densitas menunjukkan bahwa komposit epoksi/serat daun nanas Subang dengan orientasi arah 0°/0°/0°/0° dan 0°/90°/0°/90° termasuk dalam golongan papan serat kerapatan tinggi. Sifat Mekanik terbaik dimiliki oleh komposit epoksi/serat daun nanas Subang dengan orientasi arah serat 0°/0°/0°/0° yang memiliki kuat tarik sebesar (93,82 ± 22,48) MPa dan kuat lengkung sebesar (109,57 ± 8,11) MPa. Pengamatan dengan mikroskop optik menunjukkan bahwa serat daun nanas Subang dan epoksi menyatu dengan baik pada komposit epoksi/serat daun nanas Subang.

Pineapple leaf fiber can be a substitute for synthetic fiber’s usage due to its eco-friendly nature and its availability in Indonesia. The purpose of this research was to obtain mechanical properties of Subang pineapple leaf fiber/epoxy composite board. The composite was fabricated with two fiber orientations. Fabrication was started by alkalization treatment towards the Subang’s pineapple leaf’s fiber. Composite fabrication was conducted by hand lay-up, followed by vacuum bagging method. The density measurement results showed that the composite Subang Pineapple Leaf Fiber / Epoxy with fiber orientation of 0°/0°/0°/0° and 0°/90°/0°/90° were categorized as high density boards. The best mechanical properties owned by Subang pineapple leaf fiber/epoxy composite with 0°/0°/0°/0° fiber orientation thad had tensile strength of (93,82 ± 22,48) MPa and flexural strength of (109,57 ± 8,11) MPa. The observation using optical microscope showed that the Subang pineapple leaf fiber and Epoxy had a strong interface."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library