Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nudirman Munir
Depok: Rajawali Pers , 2017
343.598 NUD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Saroha
Abstrak :
Keamanan dan ketahanan siber suatu negara saat ini telah menjadi elemen penting karena memiliki keterkaitan dengan keamanan nasional. Serangan siber yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia khususnya pada infrastruktur informasi kritis nasional menunjukkan bahwa dampak yang dihasilkan bisa mengganggu stabilitas keamanan nasional. Berdasarkan data Global Cybersecurity Index (GCI) tahun 2018, saat ini Indonesia menempati urutan 41 dari 194 negara di dunia. Indeks tersebut menilai tingkat kesiapan dan komitmen suatu negara terhadap keamanan dan ketahanan sibernya. Oleh karena itu masih terdapat hal-hal yang harus diperbaiki untuk memperkuat keamanan dan ketahanan siber Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan dan menganalisis ancaman siber pada infrastruktur informasi kritis nasional yang dapat mengganggu kedaulatan negara atas ruang siber, (2) menjelaskan dan menganalisis sejauh mana kesiapan Indonesia dalam menghadapi serangan siber pada infrastruktur informasi kritis serta (3) menganalisis strategi untuk mengatasi ancaman siber pada infrastruktur informasi kritis dalam mewujudkan kedaulatan negara atas ruang siber. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitis dimana sumber data didapatkan melalui studi literatur dan wawancara terhadap perwakilan dari pihak pemerintah, operator infrastruktur informasi kritis nasional serta lembaga penelitian keamanan siber. Penelitian ini berfokus pada konsep keamanan dan ketahanan siber berdasarkan indikator yang digunakan pada GCI dan akan membandingkan kondisi Indonesia saat ini dengan negara dengan peringkat tiga teratas pada regional Asia Tenggara. Hasil yang didapat adalah kondisi keamanan dan ketahanan siber Indonesia sudah cukup baik. Namun demikian masih terdapat beberapa area yang perlu diperbaiki untuk mengatasi ancaman siber pada infrastruktur informasi kritis nasional sehingga dapat mewujudkan kedaulatan negara atas ruang siber. ......Nowadays cybersecurity and cyber resilience of a country has become an important element because it's impact on national security. Cyber attacks that have occurred in various parts of the world, especially on national critical information infrastructure, show that the resulting impact could disrupt national security stability. Based on data from the Global Cybersecurity Index (GCI) in 2018, Indonesia currently ranks 41 out of 194 countries in the world. The index assesses the level of readiness and commitment of a country to its cybersecurity and resilience. Therefore there are still things that need to be improved to strengthen the security and resilience of Indonesia's cyberspace. This study aims to (1) explain and analyze cyber threats to the national critical information infrastructure that can disrupt the country's sovereignty over cyber space, (2) explain and analyze the extent of Indonesia's readiness in facing cyber attacks on critical information infrastructure and (3) analyze strategies to overcome cyber threats to critical information infrastructure in realizing state sovereignty over cyber space. The methodology used in this research is analytical descriptive where data sources are obtained through literature studies and interviews with representatives from the government, operators of the national critical information infrastructure and cyber security research institutions. This research focuses on the concept of cyber security and resilience based on indicators used in GCI and will compare the current condition of Indonesia with countries ranked in the top three in Southeast Asia Region. The results are the conditions of Indonesia's cyber security and resilience is quite good. However, there are still some areas that need to be improved to overcome cyber threat on the national critical information infrastructure to realize state sovereignty over cyber space.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bara Hitapuru
Abstrak :
Penelitian ini merupakan studi pustaka terkait Analisis Kemampuan Security Operations Center SOC Sebagai Sistem Pertahanan Siber dalam Mengatasi Ancaman Serangan Siber di Indonesia dimana berdasarkan laporan The Global Cybersecurity Index2017, Indonesia termasuk dalam negara dengan keamanan siber yang lemah menempati peringkat ke-69. Sedangkan menurut Australian Strategic Policy Institute ASPI 2017, cyber maturity Indonesia menempati peringkat ke-12 dari 25 negara anggota se Asia-Pasifik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur. Penelitian ini bertujuan untuk 1 menganalisis kemampuan Security Operations Center SOC sebagai sistem pertahanan siberdalam mengatasi ancaman serangan siber di Indonesia dan 2 menganalisis kendala Security Operations Center SOC sebagai sistem pertahanan siberdalam mengatasi ancaman serangan siber di Indonesia. Teori yang digunakan adalah teori ancaman. Hasil dari penelitian ini adalah 1 kemampuan SOC BSSN sebagai pertahanan siber masih belum baik terutama pada aspek people, 2 terdapat beberapa kendala SOC diantaranya pimpinan masih belum sadar akan pentingnya SOC, tingkat kompleksitas dalam membangun dan menerapkan prosedur, serta dalam pembangunan memerlukan waktu yang lama dan modal yang besar. Hasil analisis ancaman serangan siber menunjukkan bahwa level ancaman serangan siber di Indonesia berada pada kategori tinggi, sehingga membahayakan kepentingan Negara dan mempengaruhi ketahanan nasional.
This study is a literature study on the Analysis of Security Operations Center SOC Ability as a Cyber Defence System in Overcoming Cyber Attack Threats in Indonesiawhere, according to The Global Cybersecurity Index 2017, Indonesia is included in a country with weak cyber security ranked 69th. Meanwhile, according to Australian Strategic Policy Institute ASPI 2017, cyber maturity Indonesia is ranked 12th from 25 member countries of Asia Pacific. This research uses qualitative approach with data collection through interview and literature study. This study aims to 1 analyze the capabilities of the Security Operations Center SOC as a cyber defense system in overcoming the threat of cyber attack in Indonesia and 2 to analyze the constraints of Security Operations Center SOC as a cyber defense system in overcoming the threat of siber attacks in Indonesia. The theory used is the theory of threats. The results of this study are 1 the ability of SOC BSSN as cyber defense is not good, especially in the people aspect, 2 there are some SOC obstacles including the leader still not aware of the importance of SOC, the level of complexity in building and implementing procedures, long time and big capital. The results of the analysis of cyber threats indicate that the threat level of cyber attacks in Indonesia is in the high category, thus endangering the interests of the State and affecting national resilience.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hakim Nur Maulana
Abstrak :
ABSTRAK
Pada tahun 2018, diketahui terjadi sebanyak 232,447,974 serangan siber ke jaringan Indonesia. Sektor yang menjadi perhatian adalah instansi pemerintah, karena menjadi target utama serangan siber. Domain .go.id (website pemerintah) menempati peringkat pertama dengan 30,75% lebih sering terkena defacement. Untuk mengatasi masalah ancaman siber, Pemerintah Indonesia membentuk BSSN, yang mempunyai unit kerja Pusopskamsinas, yang kemudian telah membentuk Secuity Operation Center (SOC). Namun SOC yang sudah dibentuk belum sesuai kebutuhan, yang ada saat ini belum cukup karena lingkup, maturitas dan kapabilitas SOC masih terbatas, sedangkan ancaman siber setiap detik selalu berkembang, dibutuhkan kemampuan kontra intelijen siber sebagai langkah dan strategi intelijen untuk memprediksi dan menanggulangi kemungkinan ancaman siber, serta membangun pola koordinasi dengan SOC lainnya untuk mewujudkan Collaborative Cyberdefense. Maka dibentuklah National Secuity Operation Center (NSOC), yaitu pengembangan dari SOC yang memerlukan upaya rencana pembangunan keamanan siber yang terukur untuk menjamin keberhasilaln tugas dan fungsinya. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan pengembangan kemampuan kontra intelijen siber di Pusopskamsinas menggunakan langkah kerangka kerja keamanan siber berdasarkan NIST CSF, yang dipadukan dengan Penilaian maturitas dan kapabilitas pada SOC di Pusopskamsinas menggunakan SOC-CMM, serta rekomendasi rencana aksi menggunakan konsep kontra intelijen siber.
ABSTRACT
In 2018, there were 232,447,974 cyber attacks on the Indonesian network. The sector of concern is government agencies, because they are the main target of cyber attacks. Domain. Go.id (government website) ranks first with 30.75% more often affected by defacement. To overcome the problem of cyber threats, the Government of Indonesia formed BSSN, which has a work unit of Pusopskamsinas, which then has formed the Secuity Operation Center (SOC). However, the SOC that has been formed is not yet in accordance with the needs, which is currently not enough because the scope, maturity and capability of the SOC is still limited, while cyber threats are always developing every second, cyber counterintelligence capabilities are needed as a step and intelligence strategy to predict and cope with possible cyber threats , and build coordination patterns with other SOCs to realize Collaborative Cyberdefense. Then a National Secuity Operation Center (NSOC) was formed, which is the development of an SOC that requires measurable cyber security development plans to ensure the success of its duties and functions. Therefore, this research will develop the capacity of cyber counterintelligence in Pusopskamsinas using the steps of the cyber security framework based on NIST CSF, which is integrated with the assessment of maturity and capability in SOC in Pusopskamsinas using SOCCMM, and recommendations for action plans using cyber counter intelligence concepts cyber.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lazaruslie Karsono
Abstrak :
Social Engineering atau dalam Bahasa yaitu rekayasa sosial, merupakan suatu teknik dalam memanipulasi kesalahan yang dilakukan oleh manusia baik disengaja maupun tidak disengaja. Teknik manipulasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang bersifat pribadi, penting dan berharga, serta untuk mendapatkan kunci untuk akses masuk terhadap suatu sistem. Dalam dunia kejahatan siber, rekayasa sosial yang memicu terhadap kejahatan peretasan manusia (human hacking) memiliki maksud untuk mengekspos data yang didapat, menyebarkan malware, serta memberikan akses ke dalam suatu sistem yang tidak sah. Serangan rekayasa sosial dapat dilakukan atau terjadi secara online, secara langsung, serta secara interaksi-interaksi lainnya. Salah satu cara untuk melakukan serangan rekayasa sosial, yaitu dengan menggunakan teknik penyerangan phishing (pengelabuan). Dengan melakukan penyamaran seperti orang yang berpura-pura kenal terhadap korban, lalu menggunakan pesan yang dikirim melalui berbagai platform seperti platform sosial media, email, dan bahkan SMS. Ketika pada saat korban melakukan suatu hal pada pesan tersebut seperti mengeklik tautan yang terdapat pada pesan tersebut, maka korban telah berhasil mengekspos data yang dimilikinya kepada penyerang. Dalam skripsi ini, penulis akan membahas mengenai Analisis Metode Penyerangan dan Eksploitasi Web browser dengan Menggunakan Browser Exploitation Framework (BeEF) serta Langkah-langkah dalam Mencegah Penyerangan Eksploitasi Situs Web. ...... Social Engineering or in Bahasa, namely rekayasa sosial, is a technique in manipulating mistake made by humans, both intentional and unintentional. This manipulation technique aims to obtain personal, important, and valuable information, as well as to obtain keys for access to a system. In the world of cybercrime, social engineering that triggers the crime of human hacking has the intent to expose obtained data, spread malware, and provide access to an unauthorized system. Social engineering attacks can be carried out occur online, in person, as well as in other interactions. One way to carry out social engineering attacks is by using phishing attack techniques (deception). By impersonating someone who pretends to know the victim, then using messages sent via various platforms such as social media platforms email and even SMS. When the victim does something to the message, such as clicking on a link in the message, the victim has successfully exposed the data they has to the attacker. In this thesis, the author will discuss the Analysis of Attack Methods and Web Browser Exploitation Using the Browser Exploitation Framework (BeEF) and Steps in Preventing Website Exploitation Attacks.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Washington: DC Westphalia Press, an imprint of the Policy Studies Organization, 2017
003.5 ISS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Soli Agrina
Abstrak :
ABSTRAK Keamanan siber merupakan pondasi pembangunan ekonomi digital dan terwujudnya ketahanan nasional di Indonesia. Tidak dapat disangkal bahwa teknologi dapat membantu pencapaian dan menjadi ancaman. Mengatur dunia siber bisa membingungkan melihat Indonesia memiliki beberapa siber yang dimiliki oleh institusi baik di sektor pemerintah, swasta, universitas dan komunitas masyarakat. Konsep awal Pusat Pertahanan Siber di Kementerian Pertahanan (Kemhan) didesain sebagai pusat pertahanan siber nasional, akhirnya difokuskan untuk dioperasikan internal Kemhan sehingga beberapa fungsi kapabilitas tidak berjalan dengan optimal. Urgensi pertahanan siber ditujukan untuk mengantisipasi datangnya ancaman dan serangan siber yang terjadi dan menjelaskan posisi ketahanan saat ini, sehingga diperlukan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi ancaman serta memiliki kemampuan untuk memulihkan akibat dampak serangan yang terjadi di ranah siber. SOC membutuhkan strategi peningkatan kapabilitas pertahanan siber dalam menghadapi ancaman dan serangan. Ketiadaan kerja sama dan koordinasi dengan Badan Siber Nasional ataupun Kementerian lainnya menyebabkan SOC terjebak dalam rutinitas yang biasa sehingga hasil penanganan serangan siber belum cukup berdampak, baik bagi Kemhan maupun secara nasional. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini berfokus melakukan analisis Gap kapabilitas SOC Kemhan menurut Pedoman Pertahanan Siber dengan delapan kapabilitas SOC oleh Carson Zimmerman. Pemetaan kapabilitas ini menunjukkan bahwa SOC Kemhan hanya unggul pada dua kapabilitas yaitu Analisis Artifak dan Teknologi Pendukung dari delapan kapabilitas SOC Zimmerman. Penelitian ini menghasilkan lima strategi peningkatan kapabilitas SOC termasuk model konseptual koordinasi antar lembaga untuk menjadikan Pusat Pertahanan Siber yang berdampak bagi Kementerian Pertahanan dan nasional.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hanief Amarullah
Abstrak :
COVID-19 adalah varian pneumonia baru yang memiliki kemampuan penyebaran yang sangat cepat. Dampak yang dihasilkan akibat penyebaran virus ini dihadapi di seluruh bagian di dunia. Salah satunya adalah perubahan perilaku dimana kegiatan tatap muka diadakan secara daring, yang berimbas pada peningkatan penggunaan internet dan ruang siber yang disertai dengan peningkatan ancaman kejahatan siber. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ancaman kejahatan siber yang terjadi selama masa pandemic COVID-19, serta peran pemerintah dalam mengidentifikasi dan memitigasinya. Data mengenai kejahatan siber dan peristiwa penting yang digunakan merupakan data pada bulan Februari hingga April 2020 dan didapatkan dari berbagai sumber terbuka. Analisa linimasa digunakan terhadap data kejahatan siber dan peristiwa penting sebelum dilakukan analisa terhadap tingkat ancamannya. Kejahatan siber yang terjadi selama masa pandemic dapat dikategorikan ke dalam 4 (empat) agen ancaman yaitu malware, penipuan online, Zoombombing, dan Distributed Denial-of-Service (DDoS). Malware menjadi mayoritas agen ancaman dengan tingkat ancaman ‘kritis’, sementara penipuan online dan DDoS termasuk dalam kategori tingkat ancaman ‘tinggi’ dan zoombombing termasuk dalam kategori tingkat ancaman ‘dapat diabaikan’. Lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam melakukan deteksi dan mitigasi ancaman kejahatan siber adalah Badan Siber dan Sandi Negara, Badan Intelijen Negara, serta Kepolisian Repiblik Indonesia. ......COVID-19, a new variant of pneumonia had the ability to spread rapidly. The resulting impact of the rapid spread of the virus can be seen in all parts of the world. One of them is the change of behavior where face-to-face activities are now held online, which has an impact on the increase of internet usage, also the increase of cybercrime threats. This research aims to determine the level of threat of cybercrime that occurred during the COVID-19 pandemic, as well as the role of the Indonesian government in identifying and mitigating it. Data on cybercrime and key events used is data from February through April of 2020, obtained from various open sources. Timeline analysis is used on cybercrime and key events data to help make identifying cybercrime easier before a threat analysis is performed. Cybercrimes that occur during time of research can be categorized into 4 (four) threat agents; malware, online fraud, Zoombombing, and Distributed Denial-of-Service (DDoS). Malware becomes the majority of threat agent, and after the threat analysis is performed, belongs to ‘critical’ level, while online fraud and DDoS fall into the ‘high’ level and zoombombing falls into ‘negligible’ level. Government agencies responsible for detecting and mitigating cyber crime threats are the National Cyber and Crypto Agency, State Intelligence Agency, and Indonesian National Police.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Jessica Claudia
Abstrak :
Krisis akibat serangan siber terhadap perbankan dapat menyebabkan pencurian data, dan mengganggu operasional serta layanan transaksi finansial yang berdampak terhadap nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisa terhadap perencanaan, pelaksanaan/implementasi, dan evaluasi manajemen komunikasi krisis perbankan yaitu PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI). Pada penelitian ini, digunakan pendekatan kualitatif, serta teori Situational Crisis Communication Theory (SCCT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa BSI belum maksimal dalam melakukan perencanaan manajemen komunikasi krisis. Terkait pelaksanaan/implementasi manajemen komunikasi krisis, BSI melakukan penanganan saat terjadinya krisis dengan menaikkan pemberitaan positif sebanyak mungkin dan berhasil mendominasi jumlah pemberitaan negatif. Sedangkan, evaluasi manajemen komunikasi krisis mendorong pembenahan yang dilakukan oleh BSI pasca krisis melalui pembangunan sistem monitoring, mencanangkan perwakilan tim komunikasi di daerah-daerah, serta melakukan pelatihan terhadapnya. Hasil penelitian merekomendasikan bahwa perbankan perlu memperhatikan periode pra-krisis melalui monitoring dan pematangan pedoman mitigasi krisis, serta perlunya respon cepat, terbuka, solutif dalam memberikan informasi kepada publik maupun pemangku kepentingan. ......The crisis resulting from cyber attacks on banking can lead to data theft and disruption of operational and financial transaction services, affecting customers. This research aims to provide an analysis of crisis communication management planning, implementation, and evaluation in the banking sector, specifically at PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI). In this study, a qualitative approach is used, and the Situational Crisis Communication Theory (SCCT) is employed as the theoretical framework. The research findings indicate that BSI has not maximized crisis communication management planning. Regarding the implementation of crisis communication management, BSI handles crises by increasing positive coverage as much as possible and successfully dominating the number of negative coverage. Meanwhile, crisis communication management evaluation encourages post-crisis improvements by BSI through the development of monitoring systems, establishment of communication team representatives in regions, and conducting training for them. The research results recommend that the banking sector needs to pay attention to the pre-crisis period through monitoring and maturing crisis mitigation guidelines, as well as the need for quick, open, and solution-oriented responses in providing information to the public and stakeholders.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Hanifah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel Online Disinhibition dan Religiositas terhadap perilaku perundungan siber. Variabel Online Disinhibition memiliki dua dimensi yaitu dimensi Benign Disinhibition dan dimensi Toxic Disinhibition. Responden penelitian merupakan 137 orang mahasiswa yang berdomisili di Jabodetabek. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang disebarkan secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Online Disinhibition khususnya dimensi Toxic Disinhibition memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku perundungan siber, namun variabel Online Disinhibition dimensi Benign Disinhibition dan variabel Religiositas tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku perundungan siber.
ABSTRACT
This study aims to see the association among online disinhibition and religiosity toward cyberbullying perpetration. Online disinhibition has two dimensions which is Benign Disinhibition and Toxic Disinhibition. Respondents of this study is 137 college students located in Jabodetabek. The data collecting instrument is online questionnaire. Study result shows that only online disinhibiton, especially toxic disinhibition, has significant effect on cyberbullying, however, benign disinhibition and religiosity doesnt have significant effect on cyberbullying.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>