Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dodi Ardiansyah
Abstrak :
Tujuh puluh persen dari seluruh penduduk Indonesia adalah pekerja. Produktivitas kerja serta kelangsungan hidup para pekerja sangat dipengaruhi oleh derajat kesehatan yang dimiliki oleh pekerja. Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan salah satu dari bagian integral dari pelayanan kesehatan kerja dan merupakan unsur penting dalam pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan pekerja. Dari hasil laporan menunjukkan bahwa dengan adanya promosi kesehatan di tempat kerja berdampak pada kesehatan pekerja, pekerja yang sehat hanya sedikit sekali kehilangan hari kerja karena mengalami sakit. Tujuan penelitian ini adalah diketahui gambaran faktor yang mempengaruhi absensi sakit dan prilaku Pekerja hidup pekerja terhadap kejadian absensi sakit di PT.X selama periode waktu Maret 2009-Maret 2010. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil yang didapatkan berdasarkan analisa bivariat yaitu variabel-variabel yang berhubungan dengan kejadian absensi karena sakit pada pekerja di PT. X selama periode waktu Maret 2009-Maret 2010 adalah usia (p = 0,030), jenis pekerjaan (p = 0,017), kebiasaan merokok (p = 0,014), pola tidur. ...... Seventy percent of the entire population in Indonesia is worker. Work productivity and the survival of the workers is strongly influenced by the degree of health which is owned by workers. Health promotion in the workplace is one of the integral part of occupational health services and is an important element in the maintenance and improvement of health status of workers. From the results of the report shows that with the existence of health promotion in the workplace affects the health of workers, health workers has very little loss of working days due to an illness. The purpose of this study is to be seen the illustration Factors Related to sick absenteeism of worker at PT X during time period of March 2009-March 2010. This research is quantitative research with cross sectional design. Results obtained based on bivariate analysis are variables associated with the incidence of absenteeism due to illness of workers at the PT. X during the time period March 2009-March 2010 were age (p = 0.030), occupation (p = 0.017), smoking (p = 0.014), sleep pattern (p = 0.003). Researchers suggest to do health promotion in the workplace.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T41347
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bolen, Jean Shinoda
New York: Charles Scribner, 1996
616.001 BOL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gerlach, Mary Jo Mirlenbrink
Abstrak :
Summary: Overview: Now in its 6th Edition, ASSISTING IN LONG-TERM CARE is the complete learning solution for Certified Nursing Assistants! The user-friendly book delivers all required content to prepare you for the certification exam while developing career skills for long-term care and sub-acute hospital settings. Topics include professional communication, daily CNA responsibilities, residents' rights, nutrition and hydration, restorative care, resident mobility, and maintaining a safe environment - all according to federal OBRA standards for nursing home care. ASSISTING IN LONG-TERM CARE, 6th Edition also walks you through more than one hundred clinical procedures, detailing your role as a CNA in each. Available in hard copy and e-book formats, ASSISTING IN LONG-TERM CARE, 6th Edition's helpful study features include review questions and self-tests, icons that point out key material, and a robust package of interactive, supplemental learning tools.
Clifton Park, NY: Delmar, Cengage Learning, 2014
362.16 GER a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Sholah Imari
Abstrak :
ABSTRAK
Penanganan diare di rumah, merupakan :ara yang tapat untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada penderita diare. Tetapi penelitian untuk membuktikannya belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian cairan dan makanan selama diare terhadap terjadinya dehidrasi. Desain penelitian adalah kasus kontrol, pada anak berumur kurang dari 36 bulan, dengan kasus adalah dehidrasi berat sedang kontrol adalah bukan dehidrasi berat. Keduanya adalah penderita diare yang dirawat imap di rumah sakit Bagian Anak Di Bngor. Analisis regresi Iugistik multivariat digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh setiap faktor yang diteliti dengan mengendalikan semua faktor laan yang ikut mempengaruhi asosiasi tersebut. Dari 73 kasus dan 113 kontrol yang dianalisis dapat diketahui bahwa oralit yang diberikan pada anak yang menderita diare dapat mencegah terjadinya dehidrasi sebesar 73,5 % dibandingkgn dangan cairan biasa. Sedang pemberian makan yang cukup selama anak menderita diare dapat mencegah terjadinya dehidrasi sabesar 63,0 % dibandingkan apabila tidak diberikan makanan apapun selama diare. Anak yang menderita diare disarankan untuk segera mendapat oralit, haik sebagai cairan tunggal ataupun kumbinasi dengan cairan lain. Disamping itu, selama anak diare makanan tetap diberikan.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pratiwi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26834
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prishilla Sulupadang
Abstrak :
ABSTRAK
Menyusui masih menjadi kendala pada beberapa ibu yang memiliki neonatus sakit yang sedang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit. Efikasi diri menyusui berhubungan dengan durasi menyusui yang berdampak pada keberhasilan ibu dalam menyusui minimal secara eksklusif. Tujuan penelitian ini yaitu teridentifikasinya faktor yang berhubungan dengan efikasi diri menyusui pada ibu dari neonatus sakit yang dirawat di ruang perawatan neonatus. Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional, pada 88 ibu yang direkrut dengan metode consecutive sampling, alat ukur kuesioner BSE-SF cronbach rsquo;s alpha 0,872 dan EPDS cronbach rsquo;s alpha 0,87 versi bahasa Indonesia serta kuesioner yang peneliti kembangkan yaitu dukungan suami cronbach rsquo;s alpha 0,815 , dukungan keluarga cronbach rsquo;s alpha 0,698 , dan dukungan teman cronbach rsquo;s alpha 0,849 . Hasil analisis Chi square menunjukkan bahwa stres merupakan faktor yang berhubungan dengan efikasi diri menyusui pada ibu dengan neonatus sakit p=
ABSTRACT
Breastfeeding remains a constraints on some mothers who have sick neonates who are on treatment at the hospitals. The breastfeeding self efficacy relates to the breastfeeding duration which influences the success of mothers in breastfeeding at least exclusively. The objective of this study is to identify factors that relate with the breastfeeding self efficacy of mothers with sick neonates who are on treatment in the neonatal care room. This study uses Cross sectional design taken from 88 mothers recruited using consecutive sampling method, BSE SF cronbach rsquo s alpha 0.815 and EPDS cronbach rsquo s alpha 0.698 questionnaire measurement tools in the Indonesian language version and questionnaire developed by researcher i.e. husband support cronbach rsquo s alpha 0.815 , family support cronbach rsquo s alpha 0.698 , as well as friend support cronbach rsquo s alpha 0.849 . The analysis result of Chi square shows that stress is a factor that can affect the breastfeeding self efficacy of mothers with ill neonates p 0.01 . Nurses or healthcare officers should watch over the psychological condition of mothers who have sick neonates who are on treatment.
2017
T48113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Sukmaningsih
Abstrak :
Kecenderungan pekerja perkantoran di DKI Jakarta untuk mengalami Sick Building Syndrome (SBS) mexupakan masalah kesehatan yang harus mendapatkan perhatian karena dapat mengganggu produktiiitas kerja.Sejumlah penelitian menyatakan lingkuugan kerja yang serba modern punya pengaruh besar menyebarkan polutan penyebab gangguan kesehatan. Sirkulasi udara yang tidak lancar, adanya bakteri, virus, kuman dan berbagai bahan kimia yang berasal dari dalam ruangan menjadi sumber radikal bebas yang menyerang penghuni kantor.Salah satu upaya untuk pencegahan memerangi radikal bebas yang dapat menimbulkan gejala Sick Building .Syndrome dengan perberian asupan suplemen antioksidan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh asupan suplemen antioksidan terhadap kejadian Sick Building .Syndrome pada masyarakat pekerja perkantoran di DK1 Jakarta Tahun 2008-2009. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian studi komunitas (community trial) amu studi ekspcrirncntal pada populasi pekelja perkantoran dengan kriteria responden sebagai berikut berumur 23-55 tahun, telah bekerja lebih dari satu tahun, lama bekerja berada didalam gedung minimal lebih dari 5 jam perhari dengan lingkungan kerja gedung perkantoran modern bertingkat ,ventilasi udara mengandalkan AC, berkarpet, dengan dilengkapi peralatan jizmiture dan mesin kantor. Jumlah sampel 350 terdiri 212 diberi antioksidan scbagai subyck dan 138 tidak diberl antioksidan sebagai kontrol yang tersebar di 16 perusahaan/institusi dengan total lokasi 18 gedung perkantoran yang tersebar di 4 (80%) wilayah provinsi DKI Jakarta, Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengukuran.Data diuji dengan uji chi square dan uji binary logistic regression. Hasil penelitian diperoleh : Karakteristik demografi dan perilaku para pekerja perkantoran di DKI Jakarta tidak berbeda pada karyawan yang mengkonsmnsi suplemen anti-oksidan setiap hari selama 90 hari maupun yang tidak mengkonsumsinya. Pembelian Suplemen anti-oksidan dapat mempengaruhi kejadian Sick Building Synakome pada pekerja perkantoran di DK1 Jakarta dengan p value < 0,05 ( p = 0,037, RR=1,033) dengan kata lain kejadian SBS dapat dicegah dengan antioksidan. Sehingga berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh asupan suplemen antioksidan terhadap kejadian Sick Building Syndrome pada pekerja perkantoran di DKI Jakarta. Penambahan suplemen antioksidan dalam menu makanan sehari~hari pada pekerja perkantoran dapat menjadi bahan pertimbangan yang positif dalam menjaga kondisi fisik pekerja. ......Such a tendency of an oEiiee worker in DKI Jakarta in experiencing Sick Building Syndrome (SBS) has become a health problem and that it must draw a great attention because it can disturb work productivity. A number of researches have proved that an ultra modern work environment has a very much eH`ect of spreading pollutant around as a health disturbance. Irregular or badly adjusted air circulation in which place bacteria, viruses, germs, and diferent kinds of chemicals coming from the room have caused it to be a radical source which can iieely attacks an office inhabitant or whoever in there. One of efforts designed to protect it from being troubled by the tree radicals namely the appearrance of Sick Building Syndrome by giving permeance of antioxidant supplement. This research purpose is aimed to know permedoility effect of antioxidant supplement against event frequency of Sick Building Syndrome onto odice worker community in DKI Jakarta years 2008 up to 2009. This research applies "community study research design" (community trial) or experimental study onto office worker population by using this following respondent criteria such as 23-55 years, have already worked more than a year, working length of period in the building minimally more than tive hours a day within a storied modern ohice building working environment, with ventilation regulated by installed air-conditioner, carpeted, furnished with fruniture and oHice equipment. The number of sample 350 consisting of 212 with antioxidant treatment as a subject and 138 of them are not given any antioxidant as its control spreading all over 16 companies/institutions with total locations over 18 office spaced buildings scattering in an area of 4 (80%) province territory of DKI. The collected data is primary data obtained through interviewing and measuring. Data are examined by using chi square test and binary logistic regression test. Then, the obtained research : demography characteristic and behaviour of offce worker as a whole in DKI Jakarta does not make any di5`erence onto those staff consuming anti oxidant supplement everyday during 90 days or eventhough without consuming it. The supply of antioxidant supplement can affect its event of Sick Building Syndrome onto the oiiice worker in DKI Jakarta with p value <0,05 (p=0,037, RR=l,033) with other words that the event of SBS can be avoided by giving antioxidant. Therefore, as based on this research result it can draw a conclusion that there is an effect of antioxidant supplement permeability against event frequency of Sick Building Syndrome onto otiice worker in DKI Jakarta. Any increase of antioxidant supplement in our regular daily menu of food for office worker can become a matter of positive consideration in keeping worker physical condition.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32347
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Jaya
Abstrak :
Kualitas udara dalam ruangan kelja yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dapat menyebabkan ruangan kerja tidak nyaman; dampak negatif terhadap karyawan berupa keluhan kesehatan yang dikenal dengan istilah sick building syndrome 6985). Keluhan SBS biasanya tidak terlalu parah dan tidak diketahui penyebabnya, tetapi mengurangi produktivitas kerja. Sejumlah penelitian pada lingkungan yang berbeda menunjukkan bahwa faktor-faktor intcmal dan ekstemal mempengaruhi kejadian SBS. Informasi mengenai kualitas udara dalam mangan gedung perkantoran Departemen Kesehatan (Dcpkes) belum dikctahui, walaupun sudah banyak Iaporan tentang keluhan SBS. Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi mengenai kualitas udara di gcdung Depkes Jakarta, Serta kejadian SBS dan ihktor-faktor yang mempengaruhinya. Menggunakan studi cross-seczional hersifat deskriptif analitik; melibatkan 242 karyawan Depkes scbagai responden. Kriteria respondcn adalah orang sehat tidak menderita penyakit sesuai diagnosa dokter dan tidak sedang hamil. Untuk memperoleh data mengenai, karakteristik, psikologis dan posisi kelja yang ergonomik dari responden menggunakan kucsioner teramh dan terstruktur. Sedangkan pengukuran konsentrasi NO2, CO, C0;, SO2, H2S, NH; and PM|0 scbagai indikator kualitas udara dilakukan pada 10 ruangan. Kualitas udara dalam ruangan masih memcnuhi persyaratan scsuai Keputusan Mentcri Kesehatan No. 1405/Menkes/SK/XI/2002. Kadar NO2, SO2, and NH; terdeteksi pada tiga ruangan. Konsenlrasi C0 pada setiap ruangan sama; C02, H2S, and PMN lerdetcksi pada setiap ruangan dengan konscntrasi berbeda-beda. Pencahayaan pada seluruh ruangan memenuhi pcrsyaratan (> |00 lux). Di Iain pihak, suhu dan kelembaban pada beberapa ruangan melebihi persyaratan, namun secara umum nilai rata-ratanya masih memenuhi persyaratan. Prevalensi SBS sebesar 19%, dengan gejala tcrbanyak berupa kelelahan, rasa sakit dan kekakuan pada bahu dan Ieher (50%); flu, batuk dan bersin-bersin (49.6%); Serta pusing, sakit kepala dan kesulitan konsentrasi (38.4%). Suhu, posisi keqja yang ergonomik, jenis kelamin dan umur mempcngaruhi kejadian SBS secara bemmakna, dimana suhu merupakan variabel yang paling dominan. Kualitas udara masih memenuhi persyaratan kesehatan, untuk Iingkungan fisik dalam ruangan kenja nilai rata-rata pengukuran masih memenuhi persyaratan, walaupun ada ruangan yang suhu atau kelembaban tidak memcnuhi persyaratan kesehatan, Suhu, posisi kerja yang ergonomik, jenis kelamin dan umur sangat mempengaruhi kejadian SBS. Pemeliharaan pendingin ruangan serta posisi kerja yang ergonomik merupakan upaya pencegahan yang harus mcndapat perhatian dalam program SBS. ......Indoor air quality that does not meet the health standard requirement may lead to uncomfortable working environment and causes negative impacts to the workers in the fomm of health complaints known as sick building .syndrome (SBS). Usually the complaints are not very serious and the sources are unknown; however it could reduce work productivity. A number of studies in different settings have indicated that several internal and external factors influence the incidence of SBS. Infomation on the indoor air quality of the Ministry of Health (MOH) building has not yet been known, in spite ofthe SBS complaints that have been reported. The purpose of this study is to obtain infomation on the indoor air quality ofthe MOH building Jakarta, as well as the incidence of SBS and its’ underlying thctors. Using cross-sectional study which is descriptive-analytic; the study involved 242 MOH employees as respondents. The criteria ofthe respondents were healthy individuals not suffering from diseases as diagnosed by a physician and not pregnant. To obtain data on the characteristics, psychological and ergonomic working position of the respondents, guided and structured questionnaire were used. Whereas measurements of NO;, CO, CO2, S02, I-I2S, NH, and PM10 concentrations as indicators of air quality were undertaken in ten rooms. Indoor air quality still meets the standard requirement, in accordance to the Minister of Health Decree No. 1405/ivlenkes/SK/XI/2002. Concentrations of NO2, SO2, and Nl-I; were detected in three rooms. The concentration of CO in all rooms was the same; while CO2, l-l2S, and PM10 were detected in all rooms with different concentrations. Illuminations in all rooms were in compliance to the standard requirement (> 100 lux). On the other hand, the temperature and humidity in some rooms exceeded the standard requirement, however, in general the average value of these two variables still meet the requirements. The prevalence of SBS was 19%, mostly in the fonn of fatigue, pain and stiff on the shoulder and neck (50%); common cold, coughing and sneezing (49.6%); as well as diuiness, headache and concentration problems (38.4%). Temperature, ergonomic working position, sex and age significantly influence the incidence of SBS, in which the room temperature was shown to be the predominant variable. Indoor air quality was still in compliance to the health standard requirement. As for the physical environment, the measurement average values still meet the requirements although the temperature and humidity in some rooms did not. _ Temperature, ergonomic working position, sex and age significantly influence the incidence of SBS. Maintenance of the air conditioner and sustaining ergonomic working position are prevention actions that should acquire attention in the SBS program.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34265
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Christie Patricia Demak
Abstrak :
Sick Building Syndrome (SBS) merupakan gejala-gejala kesehatan yang sering dialami oleh penghuni yang tinggal di dalam gedung dalam waktu tertentu yang disebabkan oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas udara dalam ruang dengan kejadian SBS di Graha Sucofindo Jakarta. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional dengan variabel independen sebagai berikut, koloni bakteri, suhu, kelembaban relatif, usia, jenis kelamin, masa kerja, dan riwayat alergi. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara koloni bakteri, usia, jenis kelamin, masa kerja, dan riwayat alergi dengan kejadian SBS. Dari hasil analisis multivariat, ditemukan bahwa variabel riwayat alergi menjadi variabel dominan yang memengaruhi terjadinya SBS. Dari hasil uji interaksi ditemukan adanya interaksi antara kedua variabel yaitu jumlah koloni bakteri dan jenis kelamin dalam menyebabkan kejadian SBS. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa riwayat alergi dapat meningkatkan risiko terjadinya SBS di tempat kerja dan interaksi antara jumlah koloni bakteri dengan jenis kelamin dapat menyebabkan kejadian SBS di tempat kerja. Disarankan untuk mengontrol kualitas udara dalam ruang, menciptakan ruangan yang sehat bagi pekerja, dan menempatkan pekerja dengan riwayat alergi pada ruangan dengan kualitas udara yang baik.
Sick Building Syndrome (SBS) has been defined as a term used to describe common symptoms which, for no obvious reason, are associated with particular buildings. This study aims to determine the relationship between indoor air quality with SBS occurrence in Graha Sucofindo Jakarta. The cross-sectional study was used in this research with the following independent variables, colonies of bacteria, temperature, relative humidity, age, gender, year of services, and history of allergies. From the data analysis showed a significant relationship between bacterial colonies, age, gender, year of services, and history of allergies to the occurrence of SBS. Multivariate analysis found that history of allergies becomes dominant variables that affect the occurrence of SBS. Furthermore, it is found that there is interaction between bacterial colonies and gender in making the incidence of SBS. It can be concluded that history of allergies may increase the risk of SBS and the interaction between bacterial colonies and gender can causing the incidence of SBS. It is advisable to control the indoor air quality, create a healthy space for workers and avoid allergic workers to work in bad indoor air quality.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Oktora
Abstrak :
Sick Building Syndrome (SBS) merupakan kumpulan gejala non-spesifik yang dialami saat berada dalam suatu gedung yang terkait dengan kualitas udara dalam ruang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kualitas fisik udara dalam ruang (suhu dan kelembaban) dengan kejadian Sick Building Syndrome pada pekerja yang bekerja di dalam gedung. Metode penelitian yang digunakan adalah disain studi cross sectional. Pada penelitian ini, suhu dan kelembaban udara merupakan variabel independen, dan kejadian SBS adalah variabel dependen. Karakteristik responden (umur, jenis kelamin, lama/masa kerja, kebiasaan merokok, riwayat penyakit alergi dingin, dan kondisi psikososial) juga turut diteliti sebagai variabel independen lainnya. Jenis AC dan kepadatan orang dalam ruang diteliti sebagai faktor lain yang mempengaruhi kualitas udara dalam ruang. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa factor karakteristik responden yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian SBS hanya riwayat penyakit alergi dingin. Dari hasil penelitian, ditemukan adanya hubungan yang signifikan kualitas fisik udara dalam ruang (suhu dan kelembaban) dengan kejadian SBS. Hasil uji statistik chi-square, hubungan antara suhu udara dan SBS, diperoleh Pv = 0,011 dan OR = 3,363. Hasil uji statistik chisquare, hubungan antara kelembaban relatif dan SBS, diperoleh nilai Pv = 0,031 dan OR = 2,923.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>