Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lathifah Amatulloh
"Konflik yang terjadi antar orang tua terus menerus membuat anak merasa tidak nyaman. Pengalaman melihat konflik antar orang tua menimbulkan pemikiran pada anak usia dewasa yang muncul bahwa pernikahan identik dengan perasaan negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara konflik orang tua dan sikap terhadap pernikahan pada masa dewasa yang muncul di Jakarta. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 172 orang, berusia 18-25 tahun, berdomisili di Jakarta, dan saat ini tinggal bersama orang tua. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Child Perseption of Interparental Conflict (CPIC) yang dikembangkan oleh Grych dan Fincham (1992) untuk mengukur pengetahuan anak tentang konflik yang terjadi antara orang tua, dan Marital Attitude Scale (MAS) yang dikembangkan oleh Braaten dan Rosén (1998) untuk mengukur sikap seseorang terhadap pernikahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik antara orang tua memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan sikap terhadap pernikahan pada masa dewasa baru di Jakarta. Artinya semakin tinggi konflik antara kedua orang tua maka semakin rendah sikap (negatif) terhadap perkawinan pada masa dewasa baru di Jakarta.

Conflicts that occur between parents continuously make children feel uncomfortable. The experience of seeing conflicts between parents gives rise to thoughts in adult children who appear that marriage is identical with negative feelings. This study aims to examine the relationship between parental conflicts and attitudes towards marriage in adulthood that arise in Jakarta. The number of participants in this study were 172 people, aged 18-25 years, domiciled in Jakarta, and currently living with their parents. The measuring instrument used in this study is the Child Perseption of Interparental Conflict (CPIC) developed by Grych and Fincham (1992) to measure children's knowledge about conflicts that occur between parents, and the Marital Attitude Scale (MAS) developed by Braaten and Rosén. (1998) to measure a person's attitude towards marriage. The results showed that conflict between parents has a significant negative relationship with attitudes towards marriage during new adulthood in Jakarta. This means that the higher the conflict between the two parents, the lower the (negative) attitude towards marriage at new adulthood in Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilma Ramadina
"Perceraian orang tua dapat berdampak pada anak hingga dewasa. Salah satunya berdampak pada sikap terhadap pernikahan individu. Self-Compassion (SC) sebagai faktor internal yang positif diduga memiliki hubungan dengan sikap terhadap pernikahan pada usia dewasa awal yang orang tuanya bercerai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Self-Compassion (SC) dan Attitudes Toward Marrigae (ATM) pada masa dewasa awal (18-25 tahun) dengan orang tua bercerai. Total peserta yang diperoleh sebanyak 210 peserta. Pengukuran SC dilakukan dengan menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF). sedangkan pengukuran ATM dilakukan dengan menggunakan alat ukur Marital Attitudes Scale (MAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif (r= 0,408; p= <0,01) antara SC dan ATM pada dewasa awal dengan orang tua bercerai. Artinya, semakin tinggi SC pada masa dewasa awal yang orang tuanya bercerai, semakin positif ATM tersebut. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa enam komponen SC (self-kindness, common kemanusiaan, mindfulness, self-judgment, isolasi, over-identification) memiliki hubungan yang signifikan dengan ATM. Terdapat perbedaan skor rata-rata SC jika dilihat dari data demografi masyarakat yang tinggal bersama peserta saat ini.
Divorce of parents can have an impact on children to adulthood. One of them has an impact on attitudes towards individual marriage. Self-Compassion (SC) as a positive internal factor is thought to have a relationship with attitudes towards marriage in early adulthood whose parents are divorced. This study was conducted to determine the relationship between Self-Compassion (SC) and Attitudes Toward Marrigae (ATM) in early adulthood (18-25 years) with divorced parents. The total participants obtained were 210 participants. SC measurements were performed using the Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF) measuring instrument. while ATM measurements were performed using the Marital Attitudes Scale (MAS) measuring instrument. The results showed that there was a significant and positive relationship (r= 0.408; p= <0.01) between SC and ATM in early adulthood with divorced parents. That is, the higher the SC in early adulthood whose parents divorced, the more positive the ATM was. The results also showed that the six components of SC (self-kindness, common humanity, mindfulness, self-judgment, isolation, over-identification) had a significant relationship with ATM. There is a difference in the average SC score when viewed from the demographic data of the people living with the current participants."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalishah Hana Shabrina
"Kesiapan finansial merupakan keadaan di mana seseorang sudah dapat bertanggung jawab secara mandiri untuk memenuhi aspek finansial dalam kesehariannya dan didukung dengan kemampuan dalam mengelola keuangan guna mencapai tujuan dalam pernikahan. Sikap terhadap pernikahan merupakan penilaian positif atau negatif yang dimiliki oleh seseorang terhadap institusi pernikahan dan hubungan pernikahan seseorang di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kesiapan finansial dan sikap terhadap pernikahan pada dewasa muda generasi Z. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling, yaitu dengan teknik convenience sampling dan snowball sampling. Penelitian ini diikuti oleh 305 partisipan dewasa muda generasi Z yang berdomisili di Indonesia dan belum pernah menikah. Kesiapan finansial diukur menggunakan Skala Pengukuran Kesiapan Menikah dan sikap terhadap pernikahan diukur menggunakan Skala Pengukuran Sikap Umum terhadap Pernikahan. Hasil teknik korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kesiapan finansial dan sikap terhadap pernikahan (r(244) = 0.218, p < 0.01)). Penelitian ini juga membandingkan salah satu data demografis, yaitu gender dengan kedua variabel menggunakan independent sample t-test dengan hasil tidak terdapat perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam variabel kesiapan finansial dan variabel sikap terhadap pernikahan.

Financial readiness is a state in which an individual is capable of independently taking responsibility for fulfilling their financial aspects in their daily lives and is supported by the ability to manage finances to achieve goals in marriage. Attitude towards marriage is the positive or negative evaluation that an individual holds regarding the institution of marriage and their future marital relationship. This study aims to examine the relationship between financial readiness and attitudes towards marriage among young adults of generation Z. The sampling technique used in this study is non-probability sampling, specifically convenience sampling and snowball sampling techniques. The study involved 305 young adult participants of generation Z residing in Indonesia who have never been married. Financial readiness was measured using The Marital Readiness Scale and attitudes towards marriage were measured using The General Attitudes towards Marriage Scale. The results of the Pearson correlation technique show that there is a significant relationship between financial readiness and attitudes toward marriage (r(244) = 0.218, p <0.01). This study also compared one demographic variable, namely gender, with both variables using an independent sample t-test, and the results showed no significant differences between males and females in the financial readiness and attitudes towards marriage."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library