Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Debby Endayani Safitri
"Berbagai penelitian terkini menunjukkan bahwa durasi tidur malam yang pendek berhubungan dengan kejadian obesitas pada orang dewasa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan durasi tidur malam pada orang dewasa yang mengalami obesitas dengan orang dewasa yang tidak obesitas di dunia. Penelitian yang diikutsertakan dalam meta-analisis merupakan penelitian yang dipublikasikan pada rentang tahun 1990 hingga 2013. Identifikasi penelitian dilakukan secara sistematis menggunakan PubMed dan e-Resource PNRI maupun manual melalui daftar referensi dari jurnal penelitian yang teridentifikasi dalam langkah sistematis. Sebanyak 57 penelitian yang teridentifikasi secara sistematis dianggap potensial, 16 penelitian memenuhi kriteria inklusi, 7 penelitian diikutsertakan dalam meta-analisis. Sebanyak 5 penelitian teridentifikasi secara manual dan 2 diantaranya diikutsertakan dalam meta-analisis. Secara keseluruhan, 9 penelitian diikutsertakan dalam meta-analisis dan melibatkan 78.119 subjek. Durasi tidur malam dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu ≤ 5 jam, 5 ? 7 jam dan < 7 jam. Masing-masing kelompok tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu orang dewasa dengan durasi tidur malam 7 hingga 9 jam. Nilai OR gabungan kelompok pertama adalah 1,73 (95% CI: 1,47-2,03). OR gabungan kelompok kedua adalah 1,21 (95% CI: 1,05-1,39) dan kelompok ketiga adalah 1,42 (95%CI: 1,25 ? 1,61).

Many recent studies show that short sleep duration may be associated with adulthood obesity. The objective of this study is to assess difference of sleep duration between obese and non-obese adults based on formerly scientific studies. Studies which were included in this meta-analysis are published between years of 1990 ? 2013. Systematic identification was done using PubMed and e-Resource PNRI. Manually identification was done using reference of studies which identified systematically. Of 58 potential studies identified systematically, 16 met inclusion criteria and 7 were pooled in the meta-analysis. Of 5 studies identified manually, 2 were pooled in the meta-analysis. Overall, 9 studies were pooled in the meta-analysis for a total 78.119 subjects. Sleep duration is differentiated into 3 groups, ≤ 5 hours, 5 ? 7 hours and < 7 hours. Summary OR of first group is 1,73 (95%CI: 1,47-2,03). Summary OR of second group is 1,21 (95%CI: 1,05-1,39) and third group is 1,42 (95%CI: 1,25 ? 1,61)."
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2014
T42355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masruroh
"ABSTRAK
Obesitas yang merupakan masalah kesehatan dan prevalensinya cenderung
meningkat setiap tahun berdampak pada terjadinya penyakit degeneratif seperti
hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan status obesitas berdasarkan asupan gizi, konsumsi
minuman manis, aktivitas fisik dan durasi tidur pada PNS. Populasi penelitian
adalah orang dewasa yang terdaftar sebagai PNS di Ditjen Kesehatan Masyarakat
Kemenkes. Disain penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel
sebanyak 108 yang dipilih dengan systematic random sampling. Data
dikumpulkan pada bulan Mei 2016, meliputi status obesitas, asupan gizi yang
terdiri dari energi, lemak, karbohidrat dan protein, serat, kebiasaan konsumsi
minuman manis aktivitas fisik dan durasi tidur. Status obesitas dinilai dari IMT
yang diperoleh dari pengukuran berat badan dan tinggi badan, aktivitas fisik
diperoleh dari GPAQ, durasi tidur dihitung berdasarkan kebiasaan tidur malam
pada hari kerja dan hari libur yang diperoleh dari kuesioner, konsumsi minuman
manis menggunakan FFQ dan asupan zat gizi menggunakan metode food recall
2x24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 44,4 % responden mengalami
obesitas. Terdapat perbedaan status obesitas berdasarkan durasi tidur. Orang yang
tidur ≤6 jam/hari berpeluang mengalami obesitas 2,8 kali lebih tinggi dari yang
tidur >6 jam/hari. Perbedaan tersebut bermakna pada usia <40 tahun dan pada
pangkat/golongan III. Tidak ada perbedaan status obesitas berdasarkan asupan
gizi, aktivitas fisik dan konsumsi minuman manis. Disarankan kepada PNS
untuk mengatur pola tidur dan durasi tidur malam tidak kurang dari 6 jam sehari
agar terhindar dari risiko obesitas

ABSTRACT
Obesity that its prevalence has increased over the years, is associated with
hypertension, diabetes mellitus and cardiovascular diseases. The study aimed to
determine the differences between nutrition intake, dietary fiber, consumption
sweetened beverages, physical activity and sleep duration among civil servants.
The study population is adult who are registered as sivil servant of General of
Public Health in Ministry of Health. The design of the study is cross sectional
with total sample 108 selected by systematic random sampling. The study was
conducted in May 2016. The data colection used instruments including
antropometric measurements (obesity status), GPAQ (physical activity), a special
questionairre for sleep duration, FFQ (sweetened beverages consumption) and
2x24 hour food recall (nutrition intake). The result showed 44,4% of respondents
were obese. There was significant differences in obesity status based on sleep
duration (p=0.022). People who slept ≤ 6 hours/day had 2.8 time higher risk of
becoming obese than those who slept > 6 hours/day. The significancy only on
responden with ages<40 years and level III of occupancy. This finding suggests
that civil servants has to manage their sleep time and not have usual sleep
duration less than or equal to 6 hours a day in order to avoid the risk of obesity"
2016
T46121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Nur Azizah Purwanto
"Pengendalian tekanan darah adalah kondisi yang menggambarkan tekanan darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi. Kondisi tersebut dapat berasal dari kepatuhan ataupun ketidakpatuhan pasien hipertensi dalam menjalankan modifikasi gaya hidup dan terapi farmakologis. Suatu penelitian menemukan bahwa tingkat pengendalian tekanan pasien hipertensi di Indonesia kurang dari 25%. Cakupan layanan kesehatan dan prevalensi minum obat antihipertensi pada pasien hipertensi pun masih rendah. Jika keadaan tersebut dibiarkan terus menerus dan tidak terdapat penanganan yang tepat maka dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas pada pasien hipertensi. Tujuan dari adanya penelitian ini, yaitu mengetahui hubungan antara asupan natrium dan faktor lainnya dengan pengendalian tekanan darah pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian sekunder yang bersumber dari penelitian primer dengan judul “Hubungan Kebiasaan Minum Kopi dan Faktor Lainya dengan Pengendalian Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kemiri Muka Tahun 2023”. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain studi cross-sectional pada 156 pasien hipertensi berusia ≥ 18 tahun di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan metode uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat 68,6% pasien hipertensi memiliki tekanan darah tidak terkendali. Analisis uji chi square menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan natrium, aktivitas fisik, durasi tidur, kepatuhan minum obat, pengetahuan mengenai hipertensi, jenis kelamin, pendapatan, status gizi, serta dukungan sosial (p-value > 0,05) dengan pengendalian tekanan darah pasien hipertensi. Namun, terdapat hubungan yang signifikan antara usia (p-value 0,001) dengan pengendalian tekanan darah pasien hipertensi. Sementara itu, analisis regresi logistik ganda menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan natrium dengan pengendalian tekanan darah pasien hipertensi. Namun, pengendalian tekanan darah pasien hipertensi dipengaruhi oleh usia (p-value 0,000) dan durasi tidur (p-value 0,048) setelah dikontrol oleh variabel confounding, yaitu aktivitas fisik, kepatuhan minum obat, pengetahuan hipertensi, pendapatan rumah tangga, dan status gizi. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan intervensi dan tatalaksana hipertensi pada pasien hipertensi dengan menekankan kategori pasien hipertensi yang lebih berisiko memiliki tekanan darah tidak terkendali, yaitu berusia dewasa dan durasi tidur pendek. Namun, tetap memperhatikan asupan natrium, aktivitas fisik, kepatuhan minum obat, pengetahuan mengenai hipertensi, status gizi, dan dukungan sosial yang baik.
......Blood pressure control refers to a condition that describes the systolic and diastolic blood pressure of hypertensive patients. This condition can result from the compliance or non-compliance of hypertensive patients with lifestyle modifications and pharmacological therapy. A study found that the rate of blood pressure control among hypertensive patients in Indonesia is less than 25%. The coverage of hypertension healthcare services and the prevalence of taking antihypertensive medication are also low. If this situation persists without proper intervention, it can increase the risk of morbidity and mortality in hypertensive patients. This study aims to determine the relationship between sodium intake and other factors with blood pressure control among hypertensive patients in the working area of UPTD Puskesmas Kemiri Muka, Depok City in 2023. This study is secondary research deriving from a primary study titled “Relationship between Coffee Drinking Habits and Other Factors with Blood Pressure Control in Hypertensive Patients at the Kemiri Muka Public Health Center 2023”. This study is quantitative with a cross-sectional study design involving 156 hypertensive patients aged ≥ 18 years in the working area of UPTD Puskesmas Kemiri Muka, Depok in 2023. Data analysis in this study was conducted using the chi-square test and multiple logistic regression method. The result of this study found that 68,6% of hypertensive patients had uncontrolled blood pressure. The chi-square test analysis found no significant relationship between sodium intake, physical activity, sleep duration, medication adherence, knowledge about hypertension, sex, household income, nutritional status, and social support (p-value > 0,05) with blood pressure control among hypertensive patients. However, there was a significant relationship between age (p-value 0,001) with blood pressure control among hypertensive patients. Meanwhile, multiple logistic regression analyses found that there was no significant relationship between sodium intake with blood pressure control among hypertensive patients. However, the blood pressure control in hypertensive patients is influenced by age (p-value 0,000) and sleep duration (p-value 0,048) after being controlled by confounding variables, namely physical activity, medication adherence, knowledge about hypertension, household income, and nutritional status. Therefore, it is recommended to implement intervention and management for hypertensive patients by emphasizing hypertensive patient categories at higher risk of having uncontrolled blood pressure, namely adults and those with short sleep duration. However, attention should still be given to other factors such as adequate sodium intake, sufficient physical activity, strong medication adherence, comprehensive knowledge about hypertension, optimal nutritional status, and good social support."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indinesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Handayani
"ABSTRAK
Prevalensi BB lebih (27%) dan obesitas (36%) crew di PT. X lebih tinggi dari
prevalensi nasional, menandakan terdapat masalah kesehatan pada PT. X. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui faktor risiko perilaku kesehatan yang
berkontribusi terhadap IMT. Desain penelitian ini adalah sequential dengan dua
tahap, tahap pertama menggunakan analisis kuantitatatif untuk melihat faktor
risiko perilaku kesehatan, tahap kedua dengan menggunakan content analysis
kualitatif untuk melihat predisposing, enabling, dan reinforcing factors yang
melatarbelakangi perilaku kesehatan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat perbedaan faktor risiko yang melatarbelakangi crew pada kebiasaan
olahraga dan aktivitas fisik, pola makan dan keseimbangan energi, durasi tidur,
serta stres kerja.

ABSTRACT
Prevalence of overweight (27%) and obesity (36%) crew at PT. X are higher than
the national prevalence, indicating health problems. The objective was to
determine the health behavior risk factors that contribute to BMI. The study
design is sequential with two stages, the first using quantitative analysis to see
health behavior risk factors, the second using qualitative content analysis to see
the predisposing, enabling, and reinforcing factors behind the health behavior. The
results showed that there were differences in risk factors that led to crew on
exercise habits and physical activity, diet and energy balance, sleep duration, and
work stress."
2017
T48339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library