Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Hana Melinda
"
ABSTRAKPenelitian ini menganalisis kompleksitas penggambaran korban Gempa dan Tsunami Jepang tahun 2011 Bencana 3.11 di dalam film Himizu 2011 karya Sono Shion. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual dengan mengaplikasikan teori semiotik Barthes untuk memaknai konotasi yang terdapat di dalam film. Dari penelitian ini ditemukan penggambaran terhadap korban Bencana 3.11 sebagai sosok yang 1. Memiliki gangguan jiwa 2. Memiliki tendensi bunuh diri dan 3. Teralienasi dari masyarakat. Dalam penelitian ini juga ditemukan penggambaran masyarakat Jepang sebagai sosok yang gaman dan ganbaru. Dengan menunjukkan penggambaran korban sebagai sosok yang menyedihkan dalam film Himizu merupakan cara sutradara Sono Shion untuk mengangkat sisi lain dari korban Bencana 3.11 dengan cara mendramatisasi berbagai sisi kelam dampak bencana. Penggambaran terhadap korban Bencana 3.11 dalam film merupakan bentuk komentar sosial dari sutradara Sono Shion atas narasi dominan penggambaran korban Bencana 3.11 sebagai sosok yang bersikap gaman dan ganbaru yang digambarkan oleh media.
ABSTRACTThis research analyzes the complex portrayals of 2011 Japan Earthquake and Tsunami 3.11 Earthquake victims in Sono Shion rsquo s movie, Himizu 2011 . The method used in this research is textual analysis supported with the appliance of Barthes semiotic theory to analyze the signs that are present in the movie. The result of this research shows that the victims of 3.11 Earthquake are depicted in the movie as 1. Suffering mental issues 2. Having suicidal tendencies 3. Alienated from society. A depiction of Japanese society as gaman and ganbaru was also found in this research. By showing those poor depictions of the victims in the movie, Himizu acts as Sono Shion rsquo s social commentary to the dominant narrative of 3.11 Earthquake victims in the media. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ravendra Pratama
"Kritik sosial yang terdapat dalam cerkak Pasa Ing Paran (2020) (PIP) karya Impian Nopitasari adalah kritik terhadap pemerintah Indonesia. Hal ini menjadi salah satu alasan mendasar mengapa PIP menarik diteliti. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan kritik sosial dalam PIP melalui teori sosiologi sastra, serta kaitannya dengan kejadian di dunia nyata yang memicu munculnya kritik tersebut. Dalam penelitian ini diterapkan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kritik sosial yang terkandung dalam PIP ditujukan kepada pemerintah Indonesia, yaitu kritik terhadap kebijakan pemerintah Indonesia yang dianggap tidak membantu kondisi ekonomi rakyat di masa pandemi Covid-19. Kritik sosial tersebut ditunjukkan oleh tokoh Puguh yang menyesali tindakannya mengikuti anjuran pemerintah Indonesia, yaitu memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan tidak pulang kampung, namun pemerintah Indonesia tidak memberikannya bantuan ekonomi walaupun ia telah mengikuti anjuran tersebut. Kritik tersebut merupakan tanggapan dari pengarang PIP terhadap kurangnya efektivitas bantuan ekonomi dari pemerintah Indonesia di masa pandemi Covid-19, serta kritik tersebut berkontribusi pada budaya kritik dalam karya sastra Jawa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kritik sosial dalam PIP ditujukan kepada pemerintah Indonesia, berkontribusi kepada budaya kritik dalam kesusastraan Jawa, dan merupakan tanggapan dari masalah di lingkungan tempat hidup pengarangnya, yaitu pandemi Covid-19 di Indonesia.
Social commentary within Pasa Ing Paran (2020) (shortened as PIP) by Impian Nopitasari is a critic towards Indonesian government. It is one of the reasons why PIP is interesting to be researched. The purpose of this research is to reveal the social commentary within PIP by using literary sociology theory, as well as the relationship with real life events which inspired that criticism in PIP. This research uses the descriptive qualitative method. Result of this research shows that the social commentary within PIP is addressed towards the Indonesian government, which is a criticism toward the policies of the Indonesian government during the Covid-19 pandemic that is considered unhelpful for the economic situation of Indonesian people. The social commentary within PIP is shown through Puguh, who regretted his choice of following the suggestion of the Indonesian government to not return to his village in order to stop the spread of Covid-19, as the Indonesian government doesn’t give him economic help despite him following their suggestion. That criticism is a response from the author of PIP towards the ineffective economic assistance from the Indonesian Government during the Covid-19 pandemic, as well as the criticism within PIP being a contribution towards criticism within Javanese literature. The conclusion of this research is social commentary within PIP is addressed towards the Indonesian government, contributes towards criticism within Javanese literature, and a response from the author regarding problems within her living environment, which is the Covid-19 Pandemic in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library