Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Fadia Chairana
"Penelitian ini menganalisis pengaruh Electronic Word-of-Mouth terhadap Visit Intention yang terjadi pada pengguna media sosial TikTok. Penelitian ini difokuskan pada pengguna media sosial TikTok dalam minat berkunjungnya ke Cove at Batavia setelah terpapar e-WOM yang didapatkan melalui TikTok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner secara online menggunakan google form kepada 110 pengguna aktif media sosial TikTok yang merupakan calon wisatawan Cove at Batavia karena telah menerima e-WOM di TikTok. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier untuk menguji pengaruh variabel independent dengan variabel dependen pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Electronic Word-of-Mouth terhadap Visit Intention pada pengguna media sosial TikTok untuk mengunjungi Cove at Batavia
This study examined the effect of Electronic Word-of-Mouth on Visit Intention that occurs in TikTok users. This research is applied to social media users of TikTok and their interest in visiting Cove at Batavia after getting the exposure of e-WOM obtained through TikTok. This study used a quantitative approach by distributing questionnaires using a Google Form to 110 active users of TikTok as the potential visitor of Cove at Batavia after getting the exposure of e-WOM in TikTok. The data analysis technique used in this study is linear regression analysis to test the effect of the independent variables on the dependent variable. The results shows that there is a significant influence between Electronic Word-of-Mouth on Visiting Intention of TikTok users to visit Cove at Batavi"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aisyah Kirana Fardiansyah
"Kehadiran subkultur dalam kehidupan masyarakat perkotaan merupakan salah satu dampak dari mobilitas yang dinamis dan heterogenitas budaya dalam suatu waktu. Dalam masyarakat secara keseluruhan ada budaya yang diterima dan dipahami, namun ada juga bagian lain dari budaya yang menyimpang dari budaya normatif kemudian menyatu sebagai suatu kelompok masyarakat yaitu subkultur. Salah satu subkultur yang dapat diamati pada media sosial di Indonesia adalah “Jamet”. “Jamet” merupakan singkatan dari “Jawa metal” yang artinya seseorang yang ingin bertingkah keren dengan menggunakan atribut musik metal dan memiliki tampilan visual seperti orang Jawa. Salah satu alasan keberadaan kata “Jamet” adalah video “Badinding” oleh akun @yusuf.shikuyus di platform TikTok yang sukses menghibur penonton. Di sosial media TikTok, “Jamet” ditandai dengan penampilan yang dianggap berbeda dari yang lain; memiliki gaya rambut "lempar poni" yang diwarnai dengan cat cerah, mengenakan kemeja yang berukuran besar, dan celana pensil. Alhasil, istilah “Jamet” kini menjadi sebuah stereotip. Studi ini berusaha memotret penggunaan kata tersebut di TikTok, khususnya bila ditujukan kepada seseorang yang menimbulkan rasisme dan diskriminasi, terutama bagi etnis Jawa.
The presence of subcultures in the life of urban communities is one of the impacts of dynamic mobility and cultural heterogeneity at a time. In a society as a whole, there is a culture that is accepted and understood. Still, other parts of the culture deviate from the normative culture and then unite as a community group, namely subculture. One of the subcultures that can be observed on social media in Indonesia is “Jamet”. “Jamet” is an abbreviation of “Jawa metal”, which means someone who wants to be cool by using metal music attributes and has a visual appearance like the Javanese. One of the reasons for the existence of the word “Jamet” is because of “Badinding” video posted by @yusuf.shikuyus on TikTok platform. On TikTok, “Jamet” is characterized by an appearance that is considered different from the others; has a "throw bang" hairstyle dyed brightly, and wears an oversized shirt and pencil pants. As a result, the term “Jamet” has become a stereotype. This study attempts to portray the use of the word on TikTok, especially when it is directed to someone who causes racism and discrimination, especially the Javanese Ethnic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library