Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S8600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryendi Kusnan
Abstrak :
ABSTRAK
Potensi akses bahan baku tekstil rayon sangatlah melimpah di Indonesia namun pemanfaatannya pun masih terbilang minim dan melihat karakteristik rayon sekarang yang masih memiliki beberapa kekurangan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk membuat filamen yang berpotensi bersaing di pasar tekstil yang terbuat dari nanoselulosa biomasa eceng gondok menggunakan metode hidrolisis dan pemintalan basah. Dalam penelitian ini, eceng gondok di pra-perawatan awalnya dengan dewaxing dengan volume etanol-toulena 2:2, kemudian melakukan pemutihan untuk memutihkan dengan 9 gr NaClO2 dan untuk memisahkan lignin dan hemiselulosa, perlakuan alkali dengan 4% wt NaOH dilakukan. Selanjutnya, hidrolisis asam dilakukan dengan menggunakan asam kuat HCL dengan variasi konsentrasi 1%, 2%, 4% berat pada suhu 80oC selama 2 jam. XRD dan TEM digunakan untuk mengkarakterisasi pulp dari segi kristalinitas dan bentuk mikrokospiknya dan didapatkan konsentrasi minimum untuk mendapatkan nanokristal adalah HCL 2% dengan rentang ukuran partikel 50 nm-200 nm dan kristalinitas sebesar 70%. Untuk pembuatan filamen, metode pemintalan basah dilakukan dengan variasi 1.3-2% wt nanoselulosa dan jarum 16G dan 18G. Setelah filamen diuji tarik didapatkan rata-rata kuat tarik sebesar 1991 gr, hal ini menunjukan adanya potensi dari segi karakteristik mekanis dibandingkan dengan filamen konvensional.
ABSTRACT
The potential for access to rayon textile raw materials is very abundant in Indonesia, but its use is still relatively minimal and looks at the characteristics of current rayon which still has some disadvantages. So, this study aims to make potentially competitive filaments in the textile market made of nanocellulose water hyacinth biomass using wet hydrolysis and spinning methods. In this study, water hyacinth was pre-treated initially with dewaxing with a volume of ethanol-toulene 2:2, then bleached to whiten with 9 gr NaClO2 and to separate lignin and hemicellulose, alkali treatment with 4% wt NaOH was carried out. Furthermore, acid hydrolysis is carried out using HCL strong acid with a concentration concentration of 1%, 2%, 4% by weight at 80oC for 2 hours. XRD and TEM were used to characterize the pulp in terms of crystallinity and microcospic shape and obtained the minimum concentration to obtain nanocrystal was 2% HCL with a particle size range of 50 nm-200 nm and crystallinity of 70%. For filament making, the wet spinning method is carried out with variations of 1.3-2 wt% nanocellulose and 16G and 18G needles. After tensile test, filaments obtained an average tensile strength of 1991 gr, this shows the potential in terms of mechanical characteristics compared to conventional filaments.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Budiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Study Magnetoimpedance material nano soft magnetic Fe-(Al,Ga)-(P,C,B,Si), yang merupakan material amorf berbasiskan Fe dalam bentuk pita dengan lebar 4 mm dan tebal 40 µm yang dipreparasi dengan metode melt-spinning dan diberikan perlakuan panas melalui teknik joule heating dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan magnetoimpedance dari material ini dengan struktur mikronya baik sebelum ataupun setelah mengalami perlakuan panas serta bagaimana pengaruhnya terhadap sifat-sifat magnetik yang sudah ada. Karakterisasi struktur terhadap sampel dari material ini menunjukkan bahwa perlakuan annil melalui teknik joule heating sampai 1.6 A pada sampel menyebabkan terjadinya relaksasi struktural yang membuat penurunan anisotropi dan berakibat pada peningkatan sifat kemagnetan lunak dari sampel. Pengaruh medan magnet luar terhadap sampel pada frekuensi rendah menyebabkan terjadinya pengurangan nilai impedansi dari sampel.
2007
T21283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdi Syarif
Abstrak :
ABSTRAK
Alat flame hardening merupakan peralatan yang digunakan untuk melakukan proses flame hardening. Proses ini ditujukan untuk meningkatkan sifat mekanik pada permukaan suatu komponen baja. Peningkatan kekerasan pada permukaan komponen dilakukan dengan membentuk struktur martensit pada permukaan bahan sehingga kekerasan permukaannya meningkat. Alat ini bekerja dengan sumber pemanas dari torch welding dengan bahan bakar oksi-asetilen, dan media pendingin air. Alat ini mampu melakukan proses untuk sampel pisau dan roda gigi dengan metode progressive dan spinning.

Pengembangan alat ini ditujukan agar alat ini merniliki muitifungsi, sehingga dapat memproses sampel roda gigi dan pisau. Kemudahan pengoperasian alat juga menjadi salah satu fokus pengembangan, salah satu kemudahan adalah pengaturan jarak dan sudut torch. Penyempumaan rangka utama menyebabkan alat ini lebih kompak dan kokoh.

Hasil pengujian proses flame hardening menunjukan terbentuknya struktur martensit pada permukaan sampel sehingga kekerasan permukaan roda gigi meningkat. Pengujian ini dilakukan dengan memanaskan sampel roda gigi hingga mencapai temperatur austenisasi, setelah itu dilakukan proses quenching pada sampel sehingga terbentuknya siruktur martensit.
2001
S41491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartati Diah
Abstrak :
Bising merupakan kumpulan nada dengan bermacam-macam intensitas, dan suana tersebut tidak dikehendaki sehingga terasa mengganggu ketentraman, terutama pendengaran. Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Transkop , No.SE.01/MEN/1978, bahwa Nilai Ambang Batas (NAB} untuk kebisingan di tempat kerja adalah 85 dBA, untuk 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Disain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dan analitik dengan pendekatan cross sectional. Dengan Deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan responden yang diteliti, sedangkan dengan analitik dimaksudkan untuk mempelajazi secara analitik pengaruh berbagai faktor (variable independen ) terhadap vaziabel dependen. Hasil penelitian mengenai persepsi kebisingan di unit pemintalan beberapa pabrik tekstil, menunjukkan bahwa responden yang menyatakan bising pada intensitas <85 dBA (63,6%) .an tidak bising (36,4%) Sedangkan responden yang menyatakan bising pada intensitas >85 dBA (94%)dan yang menyatakan tidak bising(6%). Tingginya intensitas kebisingan akan diikuti oleh lebih banyaknya responden yang menyatakan bising, dan rendahnya intensitas kebisingan maka responden yang menyatakan bising sedikit. Faktor yang mempunyai asosiasi dengan persepsi responden terhadap kebisingan adalah lama kerja (p=0,0000), umur: (p=0,0002), pendidikan (p-0,0227), sedangkan faktor jenis kelamin tidak mempunyai asosiasi dengan persepsi responden terhadap kebisingan di tempat kerja. Sehingga dapat disimpulkan makin tinggi pengetahuan responden, maka sikapnya akan lebih baik,dan tingginya pengetahuan responden belum tentu penafsiran terhadap lingkungan baik. Daftar pustaka 21 (1976-1996)
Perception Of Spinning Unit Personnel In Some Textile Plants In East Jakarta And Bekasi Toward The Noise In The Work Place, 1996Noise is group of tune with various intensity, and the sound is unwanted because its disturbs the convenience, especially the hearing. According to the Circular Letter of the Minister of Labor, Transmigration and Cooperatives NO. SE./O1/MEN/1978, that the Threshold Value (NAB) for the noise in the work place is 85 dBA, for 8 hours/day or 40 hours/week. The research design used is a descriptive and analytic with a cross sectional approach. The descriptive approach is intended to describe the respondents studied, while with the analytic approach is intended to study analytically the influence of various factors (independent variable) toward the depended variable. Proceeds of the research regarding the noise perception in the spinning unit of some textile plants indicate that the respondent the state there is noise at intensity < 85 dBA (63,6%) and those that stated there is no noise (36,4%0. While the respondent that stated there is noise at the intensity > 85 dBA (94%) and those that stated there is no noise (6%). Thus, the higher the noise intensity, the lesser the respondent that stated the there is noise, and the lower the noise the more respondent the stated there is no noise. The factor which have association with the respondent perception toward the noise is duration of the work (p=0,000), age (p=0,002),education (p=0,00227), while the Sex factor does not association with the respondent perception toward the noise in the work place. Thus, it can be conclude that the higher the respondent knowledge, the better his attitudes, and higher the respondent education not necessarily his attitudes toward the environmental is good. Bibliography :21(1976-1996)
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T1424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, Anton
Abstrak :
ABSTRAK Keandalan sistem pembangkit tergantung pada keandalan unit pembangkit dan besarnya cadangan daya tersedia (spinning reserve). Kalau kapasitas cadangan daya tersedia tinggi, maka tingkat keandalan serta biaya energinya di sisi sistem pembangkit semakin tinggi pula. Jenis pembangkit yang dapat melayani perubahan beban yang dinamis adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Dalam kontrak jual-beli bahan bakar unluk pembangkit PLTGU Gas alam dan PLTP tercantum persyaratan minimum jual-beli antar swasta dan P.T. PLN (Persero), disebabkan hal tersebut, maka salah satu kendala pengembangan PLTU Batubara adalah persyaratan pembelian bahan bakar tersebut. Pada umumnya batas minimal kontrak pembelian energi listrik dari perusahaan listrik swasta, sebesar 80 persen dari seluruh energi listrik yang dibangkitkannya. Pembelian energi tersebut dapat dioptimalisasikan oleh P.T. PLN (Persero), dengan pola pengoperasian pembangkit swasta, memakai metode dua blok. Kendala dari pengoperasian pembangkit tersebut, adalah persyaratan minimum yang tercantum dalam kontrak jual-beli energi listrik antar swasta dan P.T. PLN (Persero). Kendala lainnya adalah total kapasitas blok pertama dan kedua, adalah sama dengan kapasitas nominal, dengan besaran kapasitas blok pertama dan blok kedua serta waktu pengoperasiannya bervariasi. Keuntungan pola pengoperasian tersebut, secara umum adalah mengoptimalkan kapasitas pembangkit listrik swasta. Pala pengoperasian dengan metode satu blok, kapasitas pembangkit yang dipergunakan hanyalah 80 persen dari kapasitas nominal, sedangkan pola pengoperasian metode dua blok, kapasitas pembangkit yang dipergunakannya sebesar kapasitas nominal. Dengan mengoptimalkan kapasitas pembangkit swasta, diharapkan pengurangan penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik pemikul beban puncak, dan selanjutnya dapat mengurangi biaya energi listrik di sisi sistem pembangkit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmy Husin Bagis
Abstrak :
The study of nanocellulose has been emerging due to its highly possible applications. The main objective of this research is to fabricate nanocellulose crystalline filament from Sugarcane Bagasse through wet-spinning method. Sugarcane Bagasse is chosen due to its abundance in Indonesia and high cellulose content. In this research, the Sugarcane Bagasse were mechanically treated in order to minimize the size. Secondly, the biomass is pre-treated with NaClO2 (Bleaching) in order to eliminate lignin and hemicellulose. Thirdly, the biomass is treated with Acid Hydrolysis. The variation used in Acid Hydrolysis is HCl with 1, 3, and 5. After obtaining Nanocellulose Crystalline, the biomass was spun through wet-spinning method using 16G needle, 18G needle, 1.5, and 2 in concentration as the variation. The wet spinning method used a coagulating bath that is filled with Acetone. The characterization used in this research would be Cellulose Content Test, TEM, XRD, and Tensile Strength Test. The average results of this research are 42.75 on cellulose isolation, 63.9 on CNC crystallinity index, 45.3 nm on particle size, and 4.3 lbs on tensile strength at fracture with 11.91 on elongation. Nanocellulose Filament used in this research would be applicable for the future textile and material industry that possibly replace fossil fuel-based material.
Studi tentang nanoselulosa telah muncul karena pengaplikasian yang sangat memungkinkan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk membuat filamen kristal nanoselulosa dari ampas tebu melalui metode pemintalan basah atau wet spinning. Ampas tebu dipilih karena kelimpahannya di Indonesia dan kandungan selulosa yang tinggi. Dalam penelitian ini, ampas tebu diperlakukan secara mekanis untuk meminimalkan ukuran. Kedua, ampas tebu diolah dengan NaClO2 (Bleaching) untuk menghilangkan lignin dan hemiselulosa. Ketiga, ampas tebu diperlakukan dengan Hidrolisis Asam. Variasi yang digunakan dalam Hidrolisis Asam adalah HCl dengan 1, 3, dan 5. Setelah memperoleh Nanocellulose Crystalline (CNC), biomassa dipintal melalui metode pemintalan basah menggunakan jarum 16G, jarum 18G, konsentrasi 1,5, dan 2 sebagai variasi. Metode pemintalan basah menggunakan rendaman koagulasi yang diisi dengan Aseton. Karakterisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Konten Selulosa, TEM, XRD, dan Uji Kekuatan Tarik. Hasil rata-rata dari penelitian ini adalah 42,75 pada isolasi selulosa, 63,9 pada indeks kristalinitas CNC, 45,3 nm pada ukuran partikel, dan 4,3 lbs pada kekuatan tarik pada fraktur dengan 11,91 pada perpanjangan. Filamen Nanoselulosa yang digunakan dalam penelitian ini akan berlaku untuk industri tekstil dan material yang mungkin dapat menggantikan bahan berbasis bahan bakar fosil di masa yang akan datang.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Tjahjani Pudjowati
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan "cross sectional" menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara terstruktur, menggunakan kuesioner dan observasi langsung, serta mengkaji data sekunder yang sudah ada di pabrik tekstil "X" Banjaran Kabupaten Bandung. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik menggunakan teknik analisis distribusi frekwensi, uji chi-square, serta analisis regresi logistik. Penelitian ini dilaksanakan di pabrik tekstil "X" Banjaran Kabupaten Bandung dengan unit analisis pekerja di bagian pemintalan dan penenunan sebanyak 198 orang sebagai sampel, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pemakaian APD serta mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dan paling besar kontribusinya terhadap pemakaian APD. Hasil penelitian ini diperoleh 64.14% dari responden memakai APD dan 35.86% sisanya tidak memakai APD secara lengkap. Berdasarkan analisis bivariat ternyata ada hubungan antara faktor sarana (fasilitas, pelathian dan penyuluhan), dan sumber daya manusia (sikap) terhadap pemakaian APD di bagian pemintalan dan penenunan, sedangkan faktor pengorganisasian (pengawasan dan kebijakan) terbukti tidak ada hubungannya dengan pemakaian APD. Begitu pula dengan analisis regresi logistik dari faktor sarana, pengorganisasian dan sumber daya manusia yang diduga ada hubungannya dengan pemakaian APD, ternyata faktor sarana dan sumber daya manusia yang berhubungan dengan pemakaian APD dengan nilai p masing-masing 0.0000 pada sarana dan 0.0181 pada sumber daya manusia. Dari analisis ini pula diketahui bahwa faktor sarana memberikan kontribusi yang paling besar terhadap pemakaian APD di pabrik tekstil "X" Banjaran Kabupaten Bandung. Dengan melihat sarana yang telah memadai, pengetahuan pekerja yang cukup tinggi, serta sikapnya yang positif maka untuk meningkatkan pemakaian APD perlu dikaji kembali program pengawasan yang telah ada terutama personal pengawasnya, serta perlu dipikirkan keseimbangan antara pemberian sangsi dan penghargaan, khususnya penghargaan yang bersifat individual.
This research is a non experimental with the cross sectional approximation uses quantitative data analysis technique. Data taking over had been done by making a structured interview, using questioner and direct observation, and study thoroughly the exist secondary data in "X" textile factory on Banjaran, Residence of Bandung. Thus the obtained data is prepared statisticaly by using distribution frequency, chi-square test analysis technique, and logistic regression analysis. The research is carried out in "X" textile factory on Banjaran, residence of Bandung in the spinning-mill and weaving-mill section to the workers analysis unit of 198 peoples as sample, in order to gain the illustration about the application of PPE beside to find out the related factors and the biggest contribution to the PPE application. There is 64.14% respondents who wear PPE and the rest is 35.86% who don't wear the PPE completely, gained in this research. Based on the bivariate analysis showed that there is a relation between facility factors(facilities, training and instruction), and human resource(attitude) to the PPE application in spinning and weaving section, mean while, the organization factor(supervision and management policy) is proved it has not a relation to PPE application. There is also supposed that logistic regression analysis of facility factor, organization and human resource have a relation with PPE application, actually there is 0.0000 of each p value at facility and 0.0181 at human resource factor which is related with PPE application. There is also found out from the analysis that facility factors give the biggest contribution to the PPE application in "X" factory. By using the appropriate facilities the knowledge of workers and positif attitude point of view, it is needed the further study about the existing program of supervision especially to the personal supervisor in order to increase the PPE application, there is also needed to be thought over about the balance between sanction and reward especially for an individual appreciation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library