Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miftakhul Khoiroh
"ABSTRAK
Gangguan menyusu dapat terjadi pada bayi cukup bulan. Kondisi ibu saat masa hamil dan riwayat persalinan diketahui menjadi faktor risiko munculnya masalah tersebut. Gangguan pada proses menyusu menyebabkan bayi tidak mendapat nutrisi yang adekuat yang dapat memicu timbulnya berbagai masalah kesehatan dan keterlambatan perkembangan pada bayi. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis intervensi stimulasi oral untuk meningkatkan kemampuan menyusu pada bayi Ny. H. Intervensi stimulasi oral ini terdiri dari stimulasi pada area perioral dan intraoral bayi serta non nutritve sucking. Hasil dari intervensi ini menunjukan adanya peningkatan kemampuan menyusu setelah satu hari diberikan intervensi dan peningkatan berat badan bayi sebanyak 260 gram dalam satu minggu. Oleh karena itu, karya tulis ini merekomendasikan intervensi stimulasi oral pada bayi dengan masalah menyusu.

ABSTRACT
Oral feeding difficulty can happen in full term neonates. Condition during pregnancy and birth contribute to poor suckling skill among neonates. Naeonates who have poor suckling skill does not get adequate nutrition throughbreastfeeding process. This condition can lead to another health problem and delayed in infant rsquo;s development. This paper aimed to analyze oral stimulation intervention to improve breastfeeding skill in Mrs. H rsquo;s neonate. Oral stimulation intervetion consists of perioral-intraoral stimulation and non nutritive sucking. The results of this study indicate an increase in neonate rsquo;s breastfeeding skill and weight gain 260 gram in one week. Therefore, this paper recommends oral stimulation intervention on infant with oral feeding difficulty. "
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iin
"Bayi prematur sulit untuk mencapai kemampuan minum akibat imaturitas sistem pencernaannya. Kondisi ini menyebabkan perawatan yang lebih lama di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas gabungan stimulasi oromotor dan pemberian nonnutritive sucking terhadap kecepatan minum bayi mencapai fullfeed, peningkatan volume minum, peningkatan berat badan, dan kesiapan minum bayi prematur. Rancangan penelitian ini adalah randomized control trial dengan desain paralel yang melibatkan jumlah sampel sebanyak 52 bayi prematur. Responden yang mendapatkan stimulasi oromotor dan pemberian nonnutritive sucking sebanyak 26 bayi prematur (kelompok intevensi) dan yang mendapatkan perawatan rutin RS sebanyak 26 bayi prematur (kelompok kontrol). Hasil penelitian mengidentifikasi rerata kecepatan minum bayi mencapai fullfeed pada kelompok intervensi dan kontrol (10,04, 9,73, p<0,001), Peningkatan berat badan yang signifikan pada kelompok intervensi dan kontrol (2,392,2,204,p< 0,001), dan terdapat rerata peningkatan volume minum pada kelompok intervensi dan kontrol (33,65, 29,9, p<0,001). Intervensi stimulasi oromotor dan pemberian nonnutritive sucking dapat menjadi alterrnatif tindakan perawat untuk mengatasi masalah kesulitan minum pada bayi prematur.

Premature babies find it difficult to achieve the ability to drink due to the immaturity of their digestive system. This condition leads to a longer stay in the hospital. This study aims to determine the combined effectiveness of oromotor stimulation and non-nutritive sucking on the speed of feeding babies to reach full feed, increasing drinking volume, increasing body weight and readiness to drink premature babies. The design of this study was a randomized control trial with a parallel design involving a sample of 52 premature infants. Respondents who received oromotor stimulation and nonnutritive sucking were 26 premature babies (intervention group) and 26 premature babies who received routine hospital care (control group). The results of the study identified that there was an increase in the speed of infant feeding reaching full feed in the intervention and control groups (10.04, 9.73, p<0.001), weight gain in the intervention and control groups (2,392.2,204, p<0.001), there was an increase in volume drinking in the intervention and control groups (33.65, 29.9, p<0.001). and an increase in drinking readiness after the intervention in the intervention and control groups showed an increase (10.04% ,9.73%). Oromotor stimulation and the provision of nonnutritive sucking can be an alternative action for nurses to overcome the problem of drinking difficulties in premature infants."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyanah Azhrika Putri
"Neonatus dengan kelahiran prematur cenderung mengalami beberapa masalah kesehatan, salah satunya adalah gangguan menelan. Gangguan menelan pada bayi prematur terjadi karena perkembangan refleks mengisap dan menelan bayi belum matang sehingga terjadi ketidaksempurnaan koordinasi antara mengisap-menelanbernapas pada bayi. Bayi prematur dengan gangguan menelan tidak dapat diberikan nutrisi melalui oral secara penuh sehingga bergantung kepada pemberian nutrisi melalui selang makan selama masa awal perawatan. Intervensi stimulasi oral dapat dilakukan untuk meningkatkan perkembangan refleks mengisap dan menelan serta mengurangi lama waktu transisi dari pemberian makan melalui selang makan ke pemberian makan langsung melalui oral pada bayi prematur. Studi kasus ini akan menggambarkan penerapan stimulasi oral pada bayi prematur dan pengaruhnya dalam meningkatkan refleks mengisap dan menelan bayi selama 5 hari perawatan. Intervensi dilakukan pada salah satu bayi prematur di ruang perinatologi dengan kelahiran usia gestasi 34 minggu. Intervensi ini dilakukan setiap hari dengan durasi 15-20 menit sebelum makan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada kemampuan mengisap dan menelan bayi serta koordinasi antara mengisap-menelan-bernapas bayi. Kesimpulan: Stimulasi oral dapat meningkatkan kemampuan mengisap dan menelan pada bayi prematur dengan gangguan menelan.

Neonates with premature birth tend to experience some health problems, including swallowing difficulty. Swallowing difficulty in preterm infants occur because the immature development of sucking and swallowing reflexes, resulting in imperfect coordination between sucking-swallowing-breathing in infants. Premature infants with swallowing difficulty cannot be given full oral nutrition and thus they have to rely on feeding tube to meet their nutritional needs during the initial treatment. Oral stimulation intervention can be carried out to improve the development of sucking and swallowing reflexes and reduce the transition time from using tube feeding to direct oral feeding in preterm infants. This case report will describe the application of oral stimulation on preterm infants and its effect on improving sucking and swallowing reflexes of infants during 5 days of treatment. The intervention was carried out to one of the preterm infants with 34 weeks gestational age in the perinatology room. The intervention was carried out every day with a duration of 15-20 minutes before eating. The results of the evaluation showed that there was an improvement in the infant’s sucking and swallowing abilities and the infant sucking-swallowing-breathing coordination. Conclusion: Oral stimulation can improve sucking and swallowing abilities in preterm infants with swallowing difficulties."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diyanah Azhrika Putri
"Neonatus dengan kelahiran prematur cenderung mengalami beberapa masalah kesehatan, salah satunya adalah gangguan menelan. Gangguan menelan pada bayi prematur terjadi karena perkembangan refleks mengisap dan menelan bayi belum matang sehingga terjadi ketidaksempurnaan koordinasi antara mengisap-menelan-bernapas pada bayi. Bayi prematur dengan gangguan menelan tidak dapat diberikan nutrisi melalui oral secara penuh sehingga bergantung kepada pemberian nutrisi melalui selang makan selama masa awal perawatan. Intervensi stimulasi oral dapat dilakukan untuk meningkatkan perkembangan refleks mengisap dan menelan serta mengurangi lama waktu transisi dari pemberian makan melalui selang makan ke pemberian makan langsung melalui oral pada bayi prematur. Studi kasus ini akan menggambarkan penerapan stimulasi oral pada bayi prematur dan pengaruhnya dalam meningkatkan refleks mengisap dan menelan bayi selama 5 hari perawatan. Intervensi dilakukan pada salah satu bayi prematur di ruang perinatologi dengan kelahiran usia gestasi 34 minggu. Intervensi ini dilakukan setiap hari dengan durasi 15-20 menit sebelum makan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada kemampuan mengisap dan menelan bayi serta koordinasi antara mengisap-menelan-bernapas bayi. Kesimpulan: Stimulasi oral dapat meningkatkan kemampuan mengisap dan menelan pada bayi prematur dengan gangguan menelan.

Neonates with premature birth tend to experience some health problems, including swallowing difficulty. Swallowing difficulty in preterm infants occur because the immature development of sucking and swallowing reflexes, resulting in imperfect coordination between sucking-swallowing-breathing in infants. Premature infants with swallowing difficulty cannot be given full oral nutrition and thus they have to rely on feeding tube to meet their nutritional needs during the initial treatment. Oral stimulation intervention can be carried out to improve the development of sucking and swallowing reflexes and reduce the transition time from using tube feeding to direct oral feeding in preterm infants. This case report will describe the application of oral stimulation on preterm infants and its effect on improving sucking and swallowing reflexes of infants during 5 days of treatment. The intervention was carried out to one of the preterm infants with 34 weeks gestational age in the perinatology room. The intervention was carried out every day with a duration of 15-20 minutes before eating. The results of the evaluation showed that there was an improvement in the infant’s sucking and swallowing abilities and the infant sucking-swallowing-breathing coordination. Conclusion: Oral stimulation can improve sucking and swallowing abilities in preterm infants with swallowing difficulties. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Fauziah Fadhillah
"Refleks hisap yang buruk merupakan salah satu masalah yang cukup sering dialami oleh bayi pada awal masa kehidupan. Hal ini menyebabkan ketidakmampuan bayi dalam memperoleh makanan (ASI) melalui oral secara mandiri. Penyusunan Karya Ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan asuhan keperawatan pada ibu dan bayi dengan ketidakefektifan pemberian ASI yang berhubungan dengan gangguan mengisap. Masalah utama pada klien yaitu ketidakefektifan pemberian ASI. Data yang mendukung yaitu klien mengatakan bayi tidak mau menyusu sedari lahir hingga 29 jam setelah lahir. Bayi cenderung tenang, lebih banyak tidur, dan sulit dibangunkan. Bayi tidak merespon ketika payudara ibu di dekatkan pada mulut bayi. Tidak ada refleks hisap pada mulut bayi ketika puting payudara ibu sudah berhasil dimasukkan ke mulut bayi. Implementasi yang dilakukan adalah memberikan stimulasi oral dan latihan mengisap non-nutrisi untuk meningkatkan refleks hisap pada bayi sehingga pemberian ASI dapat dilakukan secara efektif. Hasil evaluasi diperoleh bayi menyusu sebanyak 10-13 kali per hari, bayi lebih mudah dibangunkan untuk menyusu, bayi tampak aktif, refleks hisap bayi ada dan adekuat, hasil uji Kramer 1/5.

Poor sucking reflex is one of the problems that is quite often experienced by babies at the beginning of life. This leads to the inability of the infant to obtain food (breast milk) through the oral independently.The scientific report aims to report nursing care in mother and infant with the ineffectiveness of breastfeeding related to sucking disorders.The main problem with the client is the ineffectiveness of breastfeeding. The supporting data is that the client says the baby does not want to breastfeed from birth until 29 hours after birth. The baby tend to be more calm, sleepy, and more difficult to wake up. The baby does not respond when the mothers breast is close to the babys mouth. There is no suction reflex in the babys mouth when the mothers breast nipple has been successfully inserted into the babys mouth. The implementation is to provide oral stimulation and non-nutritive sucking exercise to improve suction reflexes in infant so that the feeding of the breast milk can be done effectively. The results of the evaluation are the baby is breastfeed 10-13 times a day, baby is easier to wake up for breastfeeding, baby-looking active, babys suction reflexes are present and adequate, test results Kramer 1/5."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library