Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Akhmad Dzaki Abdurrahim
Abstrak :

Studi ini menganalisis hubungan trilateral antara variabel makroekonomi dan pasar modal melalui harga minyak, indeks pasar saham, dan kurs untuk mengamati keterkaitan antar ketiga variabel dalam economic setup Indonesia. Periode yang diselidiki mencakup data deret waktu harian mulai dari 1 januari 2016 hingga 10 Maret 2023. Penelitian ini terdiri dari tiga sub-periode: periode pre-Covid-19 atau sebelum pandemi Covid-19 mulai dari 1 Januari 2016 hingga 8 Maret 2020, periode Covid-19 mulai dari 9 Maret 2020 hingga 10 Maret 2023, dan periode keseluruhan mulai dari 1 januari 2016 hingga 10 Maret 2023 dengan menggunakan model Vector Autoregressive (VAR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga minyak berubah, maka indeks saham memiliki hubungan negatif signifikan secara statistik selama periode Covid-19 dan periode gabungan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa indeks saham memiliki hubungan negatif pada periode gabungan, hubungan positif pada sebelum pandemi Covid-19, dan hubungan negatif pada saat pandemi Covid-19 terhadap kurs. Penelitian ini memberikan Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa indeks saham berperan sebagai transmission channel pada antara harga minyak ke kurs. Hasil penelitian ini memberikan bantuan pada investor dan trader pasar saham dan forex untuk menganalisis pergerakan harga saham untuk peluang investasi yang lebih baik di masa depan. Selanjutnya, penelitian ini menyajikan relevansi praktis bagi investor pasar saham bahwa ketidakpastian kesehatan dapat berhubungan yang tidak signifikan antara harga minyak dengan indeks pasar saham yang ternyata hubungan ini signifikan selama periode pandemi.

Kata Kunci : Harga minyak, Indeks saham, Kurs

 

 


This study analyzes the trilateral relationship between macroeconomic and capital market variables through oil prices, stock market indexes, and exchange rates to observe the relationship between the three variables in Indonesia's economic setup . The period investigated includes daily time series data from January 1, 2016 to March 10, 2023. This study consists of three sub-periods: the pre-Covid-19 period or before the Covid-19 pandemic starting from January 1, 2016 to March 8, 2020, the Covid-19 period starting from March 9, 2020 to March 10, 2023, and the overall period starting from January 1, 2016 to March 10, 2023 using the Vector Autoregressive (VAR) model. The results showed that oil prices changed, hence stock indices had a statistically significant negative relationship during the Covid-19 period and the combined period. This research also shows that stock indices have a negative relationship in the combined period, a positive relationship before the Covid-19 pandemic, and a negative relationship during the Covid-19 pandemic to exchange rates. The results of this study also prove that stock indices act as a transmission channel between oil prices to exchange rates. The results of this study provide assistance to investors and traders of the stock market and forex to analyze stock price movements for better investment opportunities in the future. Furthermore, this study presents practical relevance for stock market investors that health uncertainty can be an insignificant relationship between oil prices and stock market indices which turned out to be a significant relationship during the pandemic period.

Keywords : Oil price, Stock index, Exchange rate

 

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumani
Abstrak :
ABSTRAK
Kemampuan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi sangat penting bagi investor dalam pengambilan keputusan untuk investasi. Namun sering kali investor tidak tahu bagaimana caranya untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Salah satu alat yang bisa digunakan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi adalah leading indicator. Dalam penelitian penelitian di negara maju telah dibuktikan bahwa salah satu leading indicator yang bisa digunakan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi adalah harga saham. Karya Akhir ini membahas apakah indeks harga saham gabungan dan indeks saham industri sektoral di Indonesia bisa menjadi leading indicator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kesimpulan dalam Karya Akhir ini menunjukkan bahwa penggunaan indeks harga saham gabungan baik IHSG maupun LQ-45 tidak cukup signifikan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks harga saham gabungan harus digunakan bersama indeks saham industri sektoral untuk bisa memprediksi pertumbuhan ekonomi secara tepat. Karya Akhir ini menemukan bahwa model leading indicator yang terbaik bagi perekonomian Indonesia, model regresi tersebut adalah model regresi dengan menggunakan variabel LQ-45 dan indeks industri pertambangan. Pertumbuhan industri pertambangan bisa menjadi leading indicator bagi perekonomian Indonesia disebabkan karena ekspektasi investor yang tinggi akan kinerja industri pertambangan di masa yang akan datang berhubung dengan kenaikan harga komoditas dunia. Ini sesuai dengan teori rational expectation yang menyatakan bahwa ekspektasi investor akan mempengaruhi pertumbuhan harga saham, dan akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
ABSTRACT
The ability to predict economic growth is a ?must have? for financial investors as it aids investors in making the right investment decision. However, often investors are not equipped with the right tools to predict growth correctly. One of the tools which can help investors is the leading indicator. Various researches in developed countries have proven that stock price is one leading indicator that can be used to predict economic growth. This thesis will discuss whether composite stock index and industry stock index can be the leading indicators for Indonesia economic growth. The result of this thesis reflects that the composite stock index, be it IHSG or LQ-45, are not sufficient for predicting Indonesia economic growth. The analysis will show that the composite stock index should be used together with the industry stock index in order to predict economic growth aptly. This thesis establishes that the best regression model for the leading indicator of Indonesian economy is the regression model using the variable of 45 most liquid stocks listed in Jakarta Stock Exchange composite index (LQ-45) with the mining industry index. The growth of mining industry can be the leading indicator for Indonesia economic growth because of financial investors? optimist expectation on industry performance that is correlated with the increase in world commodity price. This finding supports the rational expectation theory that investors? high expectation will influence the movement of stock price, and eventually affects the growth of the whole economy.
2009
T26486
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Liestyowati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan pertama mengetahui dan menganalisa pengaruh faktor BETA, DER, EPR, L.N.ME dan PBV terhadap R saham di BEJ periode sebelum krisis dan selama krisis.

Kedua mengetahui dan menganalisa ada tidaknya perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, L.N.ME, dan PBV terhadap R antara dua periode tersebut.

Berdasarkan CAPM pengaruh BETA terhadap return adalah positif. Sementara studi empiris ditemukan adanya kontradiksi pada model CAPM : Basu (1977) menemukan pengaruh EPR terhadap return adalah positif. Stattman (1980) ; Rosenberg(1985) dan Fama & French (1992) menemukan pengaruh BE/ME terhadap return adalah positif ( pengaruh negatif PBV terhadap return ), Benz (1981); Reinganum (1981); Brown dkk.(1983) dan Fama & French (1992) menemukan bahwa leverage punya pengaruh positif terhadap return.

Sementara Fama & French (1992) dalam penelitian yang sama tanpa ada uji pembedaan menemukan ada perbedaan pengaruh faktor Beta, Size dan Be/Me terhadap return secara individual antara periode 1963-1976 dan periode 1977-1990, begitupun penemuan Davis periode observasi antara Januari 1941)-1962 dan Pebruari-Desember 1940-1962. Penelitian di Indonesia dilakukan Suiastri, 1999 yang menguji perbedaan pengaruh beta (risiko) terhadap return antara periode sebelum dan selama krisis, hasilnya adalah ada perbedaan yang signifikan pada pemodal domistik.

Berdasarkan studi empiris tersebut maka hipotesa pertama dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif yang signifikan faktor BETA, DER dan EPR terhadap R, ada pengaruh yang negatif yang signifikan faktor ME dan PBV terhadap R, dan hipotesa kedua, adalah ada perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME dan PBV terhadap R antara periode sebelum dan selama krisis.

Metode penelitian melalui beberapa tahap pertama seleksi sampel yaitu saham teraktif dan mempunyai market equity besar selama periode observasi sebelum krisis dan selama krisis (Januari 1995 - Juli 1999). Tahap kedua merupakan analisis pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R periode sebelum, selama krisis dan gabungan. Dan tahap ketiga adalah analisis uji perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R - antara periode sebelum dan selama krisis. Ketiga tahap ini dilakukan terhadap data observasi sebelum dan setelah dikeluarkan data yang tidak normal (outlier). Pada analisa setelah outlier dikeluarkan juga dilakukan analisa terhadap variabel Leverage dan BE/ME.

Hasil penelitian sebelum outlier dikeluarkan adalah pertama dari analisis pengaruh secara individual ditemukan faktor paling signifikan berpengaruh terhadap return pada periode sebelum krisis, selama krisis dan periode gabungan masing-masing EPR(0.0008,**), PBV(-0.032,***) dan BETA (0.058,***). Variabel DER merupakan faktor paling tidak berpengaruh dan tidak signifikan selama periode observasi. Sedang dari analisis pengaruh pada regresi cross section berganda ditemukan bahwa diantara faktor lainnya variabel DER paling tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap R. Ditemukan ada indikasi multikolinier antara variabel EPR dan Ln. ME. Maka dibentuk model regresi dengan mengeluarkan variabel DER dan Ln. ME hasilnya adalah terjadi model regresi yang signifikan secara partial dan keseluruhan pada periode sebelum, selama dan gabungan dengan nilai Finasing -masing 2.323T, 23.65*** dan 11.088***.

Uji perbedaan pengaruh dengan variabel dummy secara individual ditemukan faktor-faktor yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis yaitu EPR (***}, LN.ME (*) dan PBV(*). Uji perbedaan pengaruh dengan uji dummy secara berganda ditemukan faktor - faktor yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis yaitu EPR (***) dan PBV(**).

Hasil penelitian setelah outlier dikeluarkan adalah pertama dari analisis pengaruh secara individual ditemukan diantara faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV LEV. dan BE/ME, faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap R pada periode sebelum krisis adalah BETA (*) dan EPR(*). Sedang dari analisis pengaruh pada regresi cross section berganda ditemukan tidak satupun variabel tersebut berpengaruh dan tidak signifikan terhada R.

Uji perbedaan pengaruh dengan variabel dummy secara individual ditemukan hanya faktor BETA yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis. Dan secara berganda ketika model regresi dibentuk dengan variabel independen BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV ditemukan semua variabel punya pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis, kecuali PBV. Sedang ketika model regresi dibentuk dengan variabel independen BETA, EPR, LN. ME, LEV. dan BEIME hasilnya adalah hanya variabel EPR signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis terhadap R.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada faktor lain selain BETA yang selalu konsisten dan signifikan mempengaruhi return saham di BED yaitu EPR. Pengaruh kedua faktor terhadap return ini adalah signifikan berbeda antara periode sebelum dan selama krisis.
Depok: 2000
T3939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Widjaja
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini meneliti perilaku dari imbal hasil DIRE (equity) khususnya yang memiliki aset cross-listed. Studi kasus yang dipilih adalah DIRE Lippo Malls Indonesia Retail Trust yang listing di Singapura (host country), namun seluruh aset dan operasionalnya berada di Indonesia (home country). Dalam penelitian ini akan diuji secara statistik pengaruh determinan makroekonomi home-country dan host-country (inflasi, perubahan indeks saham, perubahan indeks harga property dan perubahan kurs mata uang) terhadap pergerakan imbal hasil unit DIRE (Dana Investasi Real Estat). Selain determinan makroekonomi, beberapa indikator internal DIRE juga diteliti (perubahan Net Asset, perubahan Distributable Income dan perubahan gearing ratio). Penelitian ini mrnyimpulkan bahwa panel determinan host country (Singapura) lebih besar pengaruhnya terhadap pergerakan nilai unit DIRE LMIRT dibanding determinan home country-nya. Determinan yang berpengaruh signifikan adalah indeks saham (pengaruh positif di home-country dan host-country), perubahan net aset (pengaruh negatif di home-country dan host-country) dan perubahan nilai tukar (pengaruh negatif di host-country
ABSTRACT This research examines the REIT return behavior, particularly equity REIT with cross-listed assets. The case study selected is REIT of Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT) listing in Singapore (host country) however all its underlying assets located and operated in Indonesia (home country). This research will test the influence of macroeconomy determinants both of home-country and host-country (inflation, changes in stock index, changes in property price index and changes in exchange rate) in predicting the return of LMIRT unit price movement. Besides macroeconomic determinants, several internal REITs indicators are also examined (changes in Net Asset, changes in Distributable Income and changes in gearing ratio). The result shows that host countrys (Singapore) panel of determinants influence the return of the LMIRT more than the home countrys (Indonesia) panel of determinants. Determinants significantly influence the return of LMIRT are stock index (positif influence in both home country and host-country), changes in net asset (negative influence in both home-country and host-country) and changes in exchange rate (negative influence only in host-country).
2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ian Lord Perdana
Abstrak :
Meningkatnya jumlah investor dari tahun ke tahun di pasar modal berbagai negara mengakibatkan proses pengambilan keputusan dalam membeli saham menjadi salah satu hal yang penting. Tahapan ini merupakan tahapan yang penting karena akan memengaruhi tingkat kekayaan atau pendapatan yang akan diterima oleh seorang investor. Dalam membantu proses pemilihan saham tersebut, seorang investor dapat menggunakan analisa teknikal atau analisa fundamental dalam prosesnya. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan juga kemudahan dalam mengakses data harga indeks saham, maka proses prediksi selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan analisis big data dalam prosesnya. Penelitian ini akan dilakukan proses prediksi indeks harga saham dengan menggunakan ARIMA dan juga algoritma Long Short-Term Memory untuk pengolahan datanya dan metode web scraping untuk metode pengumpulan data harga indeks saham. Hasil dari penelitian menunjukkan nilai MAPE 1.243% untuk indeks JKSE, 1.005% untuk indeks KLSE, 1.923% untuk indeks PSEI, 1.523% untuk indeks SET.BK dan 3.7944% untuk indeks STI. ......The increasing number of investors from year to year in the capital markets of various countries has made the decision-making process in buying shares become one of the essential things. This stage is crucial because it will affect the level of wealth or income that an investor will receive. In helping the stock selection process, an investor can use technical analysis or fundamental analysis. However, along with technological developments and the ease of accessing stock index price data, the next prediction process can be carried out using big data analysis. This research will carry out the stock price index prediction process using ARIMA and the Long Short-Term Memory algorithm for data processing and web scraping methods for stock index price data collection methods. The study results showed that the MAPE value was 1.243% for the JKSE index, 1.005% for the KLSE index, 1.923% for the PSEI index, 1.523% for the SET.BK index and 3.7944% for the STI index.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Nurman
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). ISR merupakan indeks pengungkapan tanggung jawab sosial yang indikatornya spesifik pada prinsipprinsip etis Islam. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar dalam Indonesia Sharia Stock Index (ISSI). Faktorfaktor yang digunakan dalam penelitian ini meliputi porsi kepemilikan saham publik, tipe industri, ukuran perusahaan, profitablitas, ukuran dewan komisaris, dan status perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, dan status perusahaan berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan ISR. Sedangkan porsi kepemilikan saham publik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan ISR.
This study aims to identify factors that may influence a level of Islamic Social Reporting (ISR) disclosure. ISR is a social responsibility disclosure index that has specific indicators on ethical principles of Islam. In this study, sample used are the registered companies in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI). Factors which were used in this study include public ownership, industry type, firm size, profitability, the size of the board of the commissioners, and statute?s of company. The results show that industry type, firm size, profitability, the size of the board of the commissioners, and statute?s of company have a significant positive influence on a level of ISR disclosure. Whereas, public ownership have no significant influence on a level of ISR disclosure.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verra Damayanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel makro ekonomi yaitu variabel Pendapatan Domestik Bruto (PDB), suku bunga SBI dan nilai tukar Rupiah terhadap indeks harga saham sektoral di Bursa Efek Jakarta. Penggunaan variabel PDB didasarkan pada pertimbangan variabel ini digunakan untuk mengukur besarnya transaksi yang terjadi dalam perekonomian atau untuk mengukur tingkat pendapatan dengan memperhitungkan transfer dan transaksi dari asset keuangan serta barang-barang. Penggunaan suku bunga SBI didasarkan pada pertimbangan bahwa untuk mengukur rate of return dari asset sebagai alternatif portofolio dapat digunakan suku bunga jangka pendek, selain itu penggunaan SBI juga didasarkan pertimbangan bahwa SBI merupakan indikator yang digunakan untuk mempengaruhi kebijakan moneter yang langsung berdampak pada perekonomian secara keseluruhan. Sedangkan penggunaan variabel nilai tukar didasarkan pada pertimbangan bahwa nilai tukar rupiah terhadap US Dollar menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia di mata internasional. Data yang digunakan dalam kajian empiris ini merupakan data time series dan cross section bulanan periode 2000:01 sampai dengan 2004:12 atau 60 pengamatan yang diperoleh dari berbagai sumber penerbitan. Untuk menganalisis data cross section dan time series digunakan alat analisis pooled data dengan metode Seemingly Unrelated Regression (SUR). Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa variabel PDB, SBI dan REER berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektoral di Bursa Efek Jakarta. Jika dilihat secara sektoral, pengaruh tersebut berbeda-beda tergantung dari kondisi sektoral masing-masing saham. Indeks harga saham yang paling terpengaruh dengan adanya perubahan variabel makro ekonomi adalah indeks harga saham pertambangan sedangkan yang paling kecil dipengaruhi adalah indeks harga saham properti. Upaya menjaga indeks harga saham agar tetap stabil tentunya sangat tergantung dari upaya pemerintah dalam menjaga kestabilan variabel-variabel makro ekonomi agar tidak menurun dari kondisi sebelumnya. Dengan dernikian, kondisi pasar modal di Indonesia diharapkan dapat berkembang dimasa yang akan datang.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendriyanto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu IHSG, suku bunga, kurs dan risiko memberikan pengaruh terhadap imbal hasil reksadana syariah dan konvensional. Data sekunder digunakan dalam penelitian ini yang diperoleh dari Bapepam-LK untuk periode Maret 2005 sampai dengan November 2007. Adapun untuk menganalisis data digunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke semua variabel yaitu IHSG, suku bunga, kurs dan risiko bersama-sama memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan imbal hasil masing-masing jenis reksadana. Dimana untuk reksadana syariah, ternyata hanya variabel IHSG dan kurs saja yang memberikan pengaruh yang signifikan, artinya imbal hasil reksadana syariah dalam penelitian ini dipengaruhi oleh IHSG dan kurs rupiah terhadap dollar Amerika. Sedangkan untuk reksadana konvensional, variabel bebas IHSG dan suku bunga yang memberikan pengaruh yang signifikan, artinya imbal hasil reksadana konvensional lebih dipengaruhi oleh pergerakan IHSG dan juga suku bunga daripada dua variabel bebas lainnya. Sedangkan untuk pengukuran risiko dengan metode Risk Matrics, didapatkan kesimpulan bahwa risiko penurunan imbal hasil reksadana syariah ternyata memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan reksadana konvensional. Dan metode perhitungan risiko dengan menggunakan Risk Matrics valid untuk dipergunakan setelah dilakukan uji back testing dengan Loglikelihood.
This research has its objective to find out whether free variable which contains Composite Stock Index, interest rate, currency and risk would give any influence to return of Syari?a and conventional mutual fund. This research is using secondary data that is obtained from Bapepam-LK from March 2005 to November 2007 period. Multiple linier regression method is being used in this research. The result shows that all variables, which are Composite Stock Index, interest rate, currency and risk do collectively, give influence to the growth of both types of mutual fund. It turns out that concerning syari?a mutual fund, only composite stock index and currency as variables that give significant influence. It means that during the research, it is found out that syari?a mutual fund return is influenced by composite stock index and IDR (Indonesian Rupiah) currency to USD (Unites States of American Dollar). And as for conventional mutual fund, free variables that give significant influence are composite stock index and interest rate. It means that conventional mutual fund is more influenced by the mobility of composite stock index and interest rate than the other two variables. Meanwhile for risk measurement that is using Risk Matrics Method, it has come to a conclusion that the risk of syari?a mutual fund return to decrease is lower risk than in conventional mutual fund. And this risk measurement method using Risk Matrics is valid to be used only after back testing has been performed with Loglikelihood.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25543
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roy Adityawan
Abstrak :
Arnott Hsu dan Moore 2005 memperkenalkan metode penyusunan portofolio saham menggunakan Indeks Fundamental. Metode ini dianggap lebih akurat dalam menentukan proporsi saham karena lebih menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Arnott Hsu dan Moore menyatakan bahwa Indeks Fundamental menghasilkan keuntungan lebih tinggi dibandingkan Capitalization Weighting Index. Indeks Fundamental lebih menekankan pada ukuran perusahaan. Penerapan Indeks Fundamental dapat saja berbeda apabila dilakukan terhadap masing-masing sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dikarenakan pergerakan saham masing masing sektor berbeda berdasarkan pergerakan sektor masing-masing saham. ......Arnott Hsu and Moore 2005 introduced a method of constructing a stock portfolio using Fundamental Index. This method is considered more accurate in determining the proportion of shares becasuse reflect to the actual condition of the company. Arnott Hsu and Moore stated that the Fundamental Index return higher than Capitalization Weighting Index Fundamental. Index more emphasis on company size. Application of the Fundamental Index may be different for each sector in the Indonesia Stock Exchange This is caused by the movement of stock of each sector based on its sector.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>