Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ike Anggraika
"ABSTRAK
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak pada percepatan dan jumlah ilmu pengetahuan dan informasi yang harus dikuasai manusia. Mustahil rasanya bila semua pengetahuan tersebut dapat diajarkan secara bersamaan. Dilain fihak, akan lebih bermanfaat bila siswa diberi bekal ketrampilan yang dapat rnembantu menguasai bermacam-macam ilmu pengetahuan. Ketrampilan ini dikenal dengan nama strategi kognitif. Strategi kognitif ini terbukti mempengaruhi kinerja seseorang dalam banyak tugas, salah satunya dalam pemahaman bacaan. Dengan demikian strategi kognitif sebenarnya perlu diajarkan melalui program pelatihan yang terencana. Sebelum sampai pada tahap pelatihan, perlu diidentifikasi terlebih dahulu, strategi kognitif apa yang muncul pada saat siswa menyelesaikan tugas.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka dilakukan penelitian ini, yang bertujuan ingin mengidentifikasi strategi kognitif apa yang muncul dalam proses pemahaman bacaan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka dilakukan penelitian yang melibatkan 37 siswa sekolah menengah atas, dengan menggunakan metode think-aloud (berfikir keras). Sebelum penelitian dimulai diberikan latihan berfikir keras, kemudian pada siswa diberikan tes awal, dan setelah sesi berfikir keras selesai diberikan tes akhir. Semua sesi direkam secara audio, dan setelah selesai pengumpulan data, dilakukan analisis kualitatif terhadap protokol berfikir keras.
Selanjutnya, penelitian ini juga ingin meneliti: seberapa jauh pengetahuan terdahulu mempengaruhi strategi kognitif, seberapa jauh strategi kognitif mempengaruhi gain score, dan seberapa jauh kemampuan umum mempengaruhi munculnya strategi kognitif? Penelitian ini berhasil mengidentifikasi 21 jenis strategi kognitif, yaitu strategi 1) sadar-tahu; 2) baca-ulang; 3) pengulangan; 4) tanya-apa; 5) tanya-atribut; 6) senjangmasalah; 7) tanya-informasi; 8) tanya-hipotesa; 9) pengetahuan baru; 10) parafrase; 11) elaborasi; 12) penyimpulan; 13) verifikasi; 14) penghayatan-perasaan; 15) pembayangan; 16) personifikasi; 17) aplikasi; 18) pengartian; 19) evaluasi pengetahuan; 20) evaluasi teks; dan 21) strategi antisipasi. Strategi kognitif yang paling sering digunakan adalah strategi penyimpulan, strategi baca-ulang, strategi elaborasi dan strategi parafrase. Selain itu, ditemukan pula bahwa pengetahuan terdahulu dan kemampuan umum mempengaruhi strategi kognitif, dan strategi kognitif mempengaruhi gain score siswa. Subyek yang memiliki pengetahuan terdahulu tergolong tinggi cenderung sering menggunakan strategi penyimpulan, strategi baca-ulang, strategi senjang masalah, strategi elaborasi dibandingkan dengan subyek yang pengetahuan terdahulunya tergolong rendah. Subyek yang memiliki gain score tinggi cenderung sering menggunakan strategi penyimpulan dan strategi elaborasi, sedangkan subyek yang gain score-nya rendah cenderung sering menggunakan strategi baca-ulang dan strategi senjang masalah."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Rosita Indasari
"Self-esteem merupakan penilaian individu tentang dirinya mencakup keberhargaan diri dan kompetensi diri. Perkembangan self-esteem ini justru cenderung menurun di usia remaja sejalan dengan berkembangnya kemampuan kognitif mereka dalam memahami hubungan sebab-akibat, mempertanyakan kondisi berdasarkan nilai yang dimiliki, dan semakin menyadari pandangan diri serta orang lain terhadap mereka. Salah satu penyebab rendahnya self-esteem pada remaja ialah pikiran atau keyakinan negatif yang ia miliki tentang dirinya sendiri. Salah satu cara untuk mengatasinya ialah melalui intervensi strategi kognitif perilaku yang menyasar pemikiran distortif serta membantu remaja menemukan kualitas diri positif mereka dan mempraktikkannya di situasi nyata seharihari. Untuk membuktikan bahwa program intervensi ini mampu meningkatkan selfesteem remaja, peneliti menggunakan single-case A-B design dengan melibatkan DA (laki-laki, 17 tahun) sebagai subyek dalam penelitian ini. Program intervensi terdiri dari 7 sesi yang dilakukan selama 2,5 minggu dengan durasi 45 sampai 150 menit tiap sesinya. Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dan behavioral checklist sebelum dan sesudah program dijalankan, serta pencapaian tujuan di setiap sesi, terbukti bahwa program intervensi strategi kognitif perilaku dapat meningkatkan self-esteem pada remaja, dalam hal ini pada DA.

Self-esteem people's judgement about themslelves, including worthiness and selfcompetence. In the adolescence stage, self-esteem tend to decline as the growth of their cognitive ability in understanding cause-effect relationship, wondering about their life values, and being more aware of others judgement about them. Their negative thought about themselves is one of the reasons the declining of teengers sel-esteem. One method to enhance self-esteem is cognitive behaviour strategy intervention which can change teenage distort thoughts about themselves and help them to know their strengths so that they can apply it in their daily life. This research used A-B single case design (N = 1). This research participant is DA, 17 year old teenage boy. An intervention program of this research consists of 7 sessions held in 2.5 weeks with 45-150 minutes per session. To evaluate the effectiveness of the program, researcher used Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) and behavioral checklist with before-after design. The result showed that cognitive behaviour strategy intervention was effective to improve the self-esteem of teenagers, especially this research participant (DA)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library