Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supriyadi
Abstrak :
ABSTRAK
Fatik inerupakan salah saiu fakmr icegagalan akibar reiak (crack) yang rimbul dari adanya silclus iegangan pada maierial terienlu. Kegagalan ini selalu diawali pada permukaannya dan ie/jadi lceiika regangannya beraafa di bawah legangan lululi material iersebur. Falik memegang peranan penling dalam apiikasi perancangan indusiri terulama pada komponen-komponen yang sering rnenerima pembebanan lzverzilang Ulucfuaiing l0aaD, sehingga material dapat mengalami lrerusalcan.

Kompanen Low Pressure Turbine Cooling i\/lanifold General Eleciric Aircraj? Engine CF6-50C dalam pesawal McDonnel Douglas DCI 0-30 yang ierbuat dari material baja rahan karat AISI 347 sering mengalami crack yang berawal di daerah lasan saat operasi berlangsung Berdasarkan referensi di lapangan, prosedur repair unlulc penanggulangan crack pada lcomponen iersebut adalah non deslruclive ies: spar FP] (Fluaresceni Peneirani lnslaectionj dan welliing. Akibatnya malriks austeni! tilialc culcup kuat untulc mendukung lzasil lasan sehingga kelangguhan sambungan lasan berlcurang lcetika lingkungan mengalami sikl us geraran dan ier/nal.

Perlalcuan panas-stress relieving dan perlakaan panas stress relieving plus sho! peening ililakukan lerhadap material baja tahan karat AISI 347 laasil las GTAW zinruk melilial pengarulmya Ierhaclap urnur fatik. Pada penelilian ini pengujian faiilc clengan metode bending dilakukan pada dua buah sample uniulc musing-masing perlakaan rerseb ui. Unruk mempercepai iijormasi da/a nmurjarik yang clilzasilkan aicibar perlakuan yang cliberikan, malca digunakan pernbebanan 90% dari lcelcuatan luluh material.

Hasil penelilian menunjiilfkan balrwa pada kondisi perlakuan panas-stress relieving dan perlaka/an panas stress relieving plus sho! peening ma/erial baja ialian karat AISI 347 memiliki lcecenclerungan zimur fafik yang lebilz cepal clibanflingkan malerial yang lzanya mengalaini proses pengelasan.
2000
S41558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Askar Triwiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Selama pengelasan terjadi siklus termal yang dapat mengakibatkan terjadinya deformasi plastis yang tidak seragam, sementara pada perlakuan panasnya deformasi ini menjadi tegangan sisa yang disebabkan oleh gradien temperatur dan peruhahan fasa atau kombinasi keduanya selama pendinginan. Tegangan sisa (residual stress) ini ditimbulkan pada material yang mengalami pengelasan yang penyehab utamanya adanya konlraksi dari logam cair yang membeku. Tegangan sisa pada daerah lasan ini memberikan dampak utama, yaitu menghasilkan distarsi bemuk atau dimensi dan menyebabkan kegagalan prematur dari daerah lasan.

Untuk menghiddari kemungkinan tersebut dari produk pengelasannya maka dilakukan perlakuan panas pasca las, dalam hal ini pembeban tegangan (stress relieving) dengan pemanasan seragam pada struktur atau komponen pada temperatur yang sesuai dibawah temperatur rekristalisasinya, alu ditahan pada waktu lerrenru yang diikuti pendinginan juga seragam untuk mencegah munculnya disrorsi baru atau tegangan sisa yang baru.

Penelitian ini dilakukan pada komponen Turbine Exhaust Case pesawat bermesin jet Pratt&Whitney JT9D-7Q dengan material baja tahan karat Metrrensitik jenis Greek Ascoloy S41800 sebagai material uji dengan ketebalan 1,9 mm sebanyak 2 buah pada masing-masing perlakuan. Perlakuannya yairu, logam untuk lampu perlakuan, hasil pengelasan dan ketiga hasil pengelasan dan stress relieving. Pengelasan yang dilakukan menggunakan metode GTA (Gas Tungsren Arc Welding dengan arus 120-140 ampere. Perlakuan berikutnya, material hasil las dipanaskan hingga temperatur 570 ℃ yang ditahan selama 2 jam dan diikuti pedinginan perlahan hingga temperature kamar. Pengujian kekerasan dilakukan untuk melihat pengaruh perlakuan panas terhadap kekrasan material, karena tujuan utama stress reliaving ini adalah meningkatkan keuletan dan ketangguhan dengan mereduksi kekerasannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kekerasan logam las HAZ (daerah terpengaruh panas) hasil las tanpa perlakuan panas memiliki nilai kekersan tertinggi dan getas karena material memiliki strukturmikro martensitik. Dari fenomena ini disimpulkan hasil perlakuan panas pasca las memiliki kekerasan logam las dan HAZ yang lebih rendah dan sifat mekanik lebih baik dimana perbedaan kekersan dengan logam induknya tereduksi dan kegetasan berkurang.
2001
S41490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library