Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Akbar Jati
Abstrak :
Pengolahan gas alam bertujuan memenuhi spesifikasi gas jual. Dehidrasi absorpsi menggunakan glikol mampu menghasilkan kadar air di dalam gas alam kurang dari 7 lb/MMscf dan kehilangan glikol maksimum adalah 0,10 gal/MMscf saat regenerasi. Namun, proses regenerasi glikol dengan metode konvensional destilasi atmosferik saat ini terjadi kehilangan glikol sebesar 56,37 gal/MMscf. Simulasi untuk modifikasi regenerasi TEG menghasilkan perancangan ulang pada kolom stripping gas dengan penambahan unit TEG cooler pada masukan TEG flash drum mampu mengurangi kehilangan glikol sebesar 0,0849 gal/MMscf. Analisa kelayakan ekonomis menunjukkan bahwa nilai IRR yang didapat sebesar 27,42 % dengan nilai MARR sebesar 21,87 % sehingga modifikasi layak untuk dijalankan. ......Natural gas processing aims to meet the specifications of sale gas. Dehydration using glycol absorption could produce moisture in natural gas is less than 7 lb/MMscf and maximum loss of glycol is 0,10 gal/MMscf in regeneration. However, Now in glycol regeneration with atmosferic destilation-conventional method occurs loss of glycol 56,37 gal/MMscf. Simulation for modification in TEG regeneration is to redesign stripping gas column with adding TEG cooler in TEG flash drum inlet could reduce the loss of glycol 0,0849 gal/MMscf. The feasibilty analysis indicates that the value of IRR is 27,42 % with MARR 21,87 % so the modification is feasible to run.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Pratiwi Rahayu
Abstrak :
Pabrik pengolahan gas X merupakan pabrik pengolahan gas bumi menjadi gas kering yang siap dijual (sales gas) dengan kadar air maksimal 9 lb/MMscf dari proses dehidrasi menggunakan Triethylene Glycol (TEG). Proses regenerasi rich TEG pada pabrik ini hanya mampu menghasilkan lean TEG dengan kemurnian 91,7%. Sehingga pabrik pengolahan gas X hanya mampu mengolah umpan gas sebesar 175 MMscfd. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan kemurnian TEG dengan bantuan stripping gas agar kapasitas pabrik dapat ditingkatkan sehingga memberikan nilai keekonomian yang lebih tinggi. Pada laju alir TEG yang tetap, laju alir stripping gas (N2) yang digunakan berada pada kisaran 0 - 2 m3/h. Kapasitas yang memberikan keuntungan per satuan produk yang lebih tinggi dari pada desain awal pabrik adalah 225 MMscfd sebesar 3,9654 USD/MMBtu dengan penggunaan stripping gas sebanyak 0,006 m3/h, sedangkan yang memberikan NPV tertinggi adalah pada kapasitas 585 MMscfd yaitu sebesar 723.800.123 USD. ...... X gas processing plant is natural gas processing plant that produces dry gas that is ready to be sold (sales gas) with a maximum water content of 9 lb/ MMscf which is obtained from dehydration process using Triethylene Glycol (TEG). The initial design of the rich TEG regeneration process only able to produce lean TEG with a purity of 91,7%. Therefore, this processing plant only able to process the feed gas by 175 MMscfd. Thus, a study can be conducted to determine the effect of stripping gas (N2) on TEG purity so that the plant?s capacity can be increased which also increase the plant?s profits. The results show that when the TEG flow rate is fixed, flow rate of the stripping gas (N2) which can be used in the regeneration process ranges from 0 to 2 m3/h. The only capacity of modification plant which provides more profits per capacity than that obtained from the initial design of the plant is 225 MMscfd worth 3,9654 USD/MMBtu. The amount of stripping gas required in this capacity is as much as 0,006 m3/h. Meanwhile, total profit obtained by comparing NPV shows that the capacity of 585 MMscfd give the highest NPV worth 723.800.123 USD.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumita Oktarin Ayu Puari
Abstrak :
Studi pembuatan nanokapsul sebagai material novel telah dilakukan untuk aplikasi sebagai immunosensor Nanokapsul telah dibuat dengan Cara mengisolasi nanopartikel emas dalam bungkus 4 Iapisan ultratipis polielektrolit (polidialildimetilamin nidroklorida dan polistirene sulfonat) dengan teknik pelapisan bertanap (layer-by-layer). Teknik pelapisan bertahap (layer-by-layer) digunakan untuk melapisi molekul pengnasil signal sebagai suatu kapsul berukuran nano dan mikro dengan suatu polimer elektrolit, yang nantinya merupakan tempat melekatnya protein untuk membentuk suatu sistem imunosensor Partikel pengnasil signal dibuat sekeoil mungkin (dalam dimensi nanometer) dengan harapan jumlan molekul protein yang akan dilekatkan Iebin nomogen. Dengan melapisi nanopartikel emas menggunakan teknik pelapisan bertanap menggunakan polielektrolit diperolen kapsul yang berukuran nanometer. Deteksi kuantitatif analit kemudian dilakukan dengan oara melarutkan nanokapsul pada Iarutan KCN yang kemudian dianalisa secara elektrokimia menggunakan teknik stripping voltametri pada kondisi vvaktu deposisi 330 detik, potensial deposisi -600 mV dan scan rate 250 mV/s. Diperoleh kaciar Au dalam nanokapsul yang terbentuk sebesar 0.25 % (w/w).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30487
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rodhoty Taza Mila
Abstrak :
Pendeteksian kandungan arsen (III) dalam perairan dengan metode sensor elektrokimia merupakan salah satu pengembangan cara untuk menguji kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi permukaan plastik PVC (PoliVinil Chlorida) dengan nanopartikel emas menjadi plastik yang permukaannya terdeposisi nanopartikel emas, plastik PVC-AuNP, untuk diaplikasikan sebagai sensor elektrokimia dalam mendeteksi arsen (III) dengan metode Linear Sweep Stripping Voltammetry (LSSV). Sintesis nanopartikel emas (AuNP) dilakukan dengan cara mereduksi larutan HAuCl4 dengan NaBH4 dan 6-merkaptopurin sebagai zat penstabilnya. Hasil karakterisasi nanopartikel emas dengan spektrofotometer UV-Visible, TEM, dan PSA menunjukkan bahwa nanopartikel emas ini memiliki distribusi diameter sebesar 1,0 nm s.d 2,8 nm. Nanopartikel emas ini selanjutnya digunakan untuk memodifikasi pemukaan plastik PVC dengan cara pengadukan plastik PVC dalam campuran modifikasi selama 24 jam pada suhu ruang. Hasil karakterisasi permukaan plastik PVCAuNP dengan SEM-EDX menunjukkan pencitraan morfologi nanopartikel emas pada plastik PVC-AuNP yang menunjukkan keberadaan nanopartikel emas pada permukaan plastik PVC-AuNP dengan kandungan sebesar 13,57 % (estimasi dari EDX). Hasil pengukuran XRD terhadap plastik PVC-AuNP juga memberikan informasi keberadaan Au, yakni dengan kemunculan puncak difraktogram Au pada 2θ sebesar 38,190 atau d sebesar 2,98594 Å. Sementara itu, karakterisasi dengan FTIR diamati keberadaan puncak serapan pada bilangan gelombang sekitar 380 cm-1 yang mengindikasikan adanya ikatan Au-S, yaitu ikatan antara nanopartikel emas dengan 6-merkaptopurin. Hasil karakterisasinya secara elektrokimia menunjukkan kondisi optimum pengukuran arsen (III) dicapai pada waktu deposisi 180 detik, potensial deposisi -500 mV, dan scan rate 100 mV/s. Respon arus terhadap konsentrasi arsen (III) pada plastik PVC-AuNP linier pada rentang konsentrasi 0-20 μM dengan nilai limit deteksi (LOD) sebesar 71,2725 ppb. Hasil pengujiannya selama lima jam pemakaian menunjukkan bahwa plastik PVC-AuNP bersifat kurang stabil menghasilkan respon arus mulai jam ke-3 sehingga secara keseluruhan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa plastik PVC-AuNP dapat digunakan sebagai sensor elektrokimia arsen (III) yang akurat meskipun kestabilan kinerjanya lebih rendah daripada kestabilan kinerja Au bulk. ......Detection of arsenic (III) composition in water with electrochemical sensor methods is one of development to control water quality. This experiment is intended to modify PVC (PoliVinil Chlorida) plastic surface by gold nanoparticles, denoted as PVC-AuNP plastic, which in turn can be applied for working electrode to detect arsenic (III). The synthesize of gold nanoparticles was conducted by reduction of HAuCl4 solution with NaBH4 and 6-merkaptopurin as nanoparticles stabilizer. The result of gold nanoparticles was characterized by UV-Visible spectrofotometer, TEM, and PSA. The characterization results indicated that synthesized gold nanoparticles had distribution of gold nanoparticles with diameter accounted from 1,0 nm to 2,8 nm. The prepared gold nanoparticles then was used to modify PVC plastic by stirring the PVC plastic within gold nanoparticles for 24 hours. The modified PVC plastic, denoted as PVC-AuNP plastic, was characterized by using SEM-EDX, XRD, and FTIR. The results indicated that PVC plastic was modified by gold nanoparticles successfully. The SEM-EDX morphology of PVC-AuNP plastic indicated the occurrence of Au element in PVC-AuNP plastic with quite good distribution ammounted to 13,57 % on the surface, while XRD measurement of PVC-AuNP plastic showed difractogram peak at 2θ of 38,190 or d spacing of 2,9859 Å which confirmed the occurrence of Au. In addition, FTIR characterization showed peak at 380 cm-1 that indicated Au-S bond, as a result of chemical interaction between gold nanoparticle and 6-mercaptopurine, which act as a binder. The result of electrochemistry characterization using potensiostat of LSSV method indicated that there was As3+ oxidation current peak. The optimum condition on measuring arsen (III) was reached at the deposition time 180 second, deposition potential -500 mV, and scan rate 100 mV/s. The current response to consentration of arsen (III) was linear in consentration range between 0?20 μM with limited value detection (LOD) ammounted to 71,2725. This experiment result in 5 hours used indicated that PVC-AuNP plastic become unstability to produce oxidation current peak started on 3rd days, so that PVC-AuNP plastic can be an option or alternative reachable working electrode although performance stability of PVC-AuNP plastic is lower than performance stability of Au bulk.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2011
S42219
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Putri Zakira
Abstrak :
ABSTRAK<>br> Laporan ini membahas mengenai prosedur audit atas akun biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan pada PT ICM, perusahaan yang bergerak dalam industri pertambangan, konstruksi, dan perdagangan batubara. Prosedur audit yang dilakukan terhadap akun biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan pada PT ICM meliputi prosedur substantif, uji rincian, dan prosedur analitis. Pada periode audit tahun 2016, terdapat isu akuntansi terhadap akun terkait berupa risiko kelebihan pencatatan pada akun biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan karena terdapat beberapa tambang tercatat memiliki saldo biaya pengupasan tanah yang signifikan namun tidak memiliki aktivitas penambangan apapun pada tahun terkait. Berdasarkan hasil audit, auditor sudah menyelesaikan isu terkait dan menyimpulkan bahwa tidak terdapat salah saji yang material sehingga tidak terdapat penyesuaian atas laporan keuangan PT ICM tahun 2016.
ABSTRACT<>br> This report discusses audit procedures for deferred stripping costs of PT ICM, a company which operates on coal trading and coal construction in the mining industry. Audit procedures for deferred stripping costs of PT ICM comprise of substantive procedure, tests of details, and substantive analytical procedure. In the 2016 audit period, there rsquo s an accounting issue to related account that is overstatement risk of deferred stripping costs due to several pits recorded have significant deferred stripping costs balance yet there wasn rsquo t any mining activity in those pits. According to audit results, auditors have solved this issue and concluded that no material misstatement regarding deferred stripping costs resulting no adjustments needed for financial statement of PT ICM for the year 2016.
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Arlishani
Abstrak :
Biaya pengupasan tanah merupakan salah satu fokus utama KAP MRV terhadap laporan keuangan PT BTMN Tbk dan anak. Akun ini diuji berdasarkan standar akuntansi yang terkait yaitu ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi Pada Tambang Terbuka yang merupakan turunan dari PSAK 14: Persediaan. Prosedur-prosedur yang dilakukan oleh KAP MRV dianalisis berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan audit seperti International Standards on Auditing (ISA), pedoman standar audit KAP MRV, dan peraturan pemerintah terkait. Berdasarkan hasil analisis, seluruh prosedur audit yang telah dilaksanakan oleh tim KAP MRV telah sesuai dengan pedoman audit internasional dan telah menilai kewajaran akuntansi PT BTMN Tbk dan anak berdasarkan PSAK yang berlaku. ......Stripping cost is one of KAP MRV main focus in PT BTMN Tbk’s consolidated financial statement. This account is tested based on applied accounting standard ISAK 29: Stripping Cost in the Production Phase of a Surface Mine which is the sub-product of PSAK 14: Inventory. Procedures conducted by KAP MRV is analysed according to theories of audit as such International Standards on Auditing (ISA), MRV Global Audit Guide, and related government regulation. Based on the analysis, all of the audit procedures done by KAP MRV has accordingly in line with ISA and has assessed the fairness of accounting implementation of PT BTMN Tbk and subsidiaries based on PSAK.
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aqqilla Rinanda Arenta Putri
Abstrak :
Dalam upaya meningkatkan produktivitas dalam proses produksi, maka perlu dilakukan pemeliharaan dan evaluasi rutin pada mesin tersebut agar nantinya dapat dioperasikan dengan optimal. Evaluasi yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) untuk memantau efektivitas suatu proses sehingga nantinya dapat dilakukan upaya-upaya yang dapat meningkakan efektivitas proses tersebut. OEE (Overall Equipment Effectiveness) merupakan suatu metode perhitungan yang digunakan untuk mengetahui efektivitas suatu proses yang sedang dilaksanakan. OEE akan mengidentifikasi persentase waktu produksi yang benar-benar produktif. Nilai OEE dipengaruhi oleh tiga faktor, diantaranya Availability, Performance dan Quality. Ketiga faktor ini dapat membantu untuk mengetahui dan mengkategorikan penyebab productivity losses yang terjadi selama proses dilaksanakan. OEE mensyaratkan nilai masing-masing faktor sebesar 90,0% untuk availability; 95,0% Performance; 99,9% untuk quality; dan rata-rata 85% untuk OEE itu sendiri. Nilai OEE terbagi atas tiga kategori, yaitu nilai < 40% yang artinya perlu usaha keras untuk melakukan peningkatan, nilai > 40% hingga 85% yang artinya merupakan produktivitas yang wajar, serta nilai > 85% yang artinya produktivitas tergolong baik. Pada periode praktik kerja kali ini, dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan formasi baru pada proses pengemasan primer menggunakan mesin Chentai-320 dan menilai efektivitas dari penerapan formasi tersebut. Dalam proses pengamatan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam proses pengumpulan data, diantaranya total durasi kerja untuk 1 batch produk, jumlah unit yang diproduksi dalam total durasi kerja produk tersebut, waktu berhenti yang direncakanan (planned shutdown), waktu berhenti yang tidak direncanakan (unplanned shutdown), serta jumlah produk yang cacat. ...... In an effort to increase productivity in the production process, it is necessary to carry out routine maintenance and evaluation on the machine so that it can be operated optimally. The evaluation carried out is by carrying out an OEE (Overall Equipment Effectiveness) analysis to monitor the effectiveness of a process so that later efforts can be made to increase the effectiveness of the process. OEE (Overall Equipment Effectiveness) is a calculation method used to determine the effectiveness of a process being implemented. OEE will identify the percentage of production time that is truly productive. The OEE value is influenced by three factors, including Availability, Performance and Quality. These three factors can help to identify and categorize the causes of productivity losses that occur during the process. OEE requires a value of each factor of 90.0% for availability; 95.0% Performance; 99.9% for quality; and an average of 85% for OEE itself. The OEE value is divided into three categories, namely a value of < 40%, which means that hard work is needed to make improvements, a value of > 40% to 85%, which means reasonable productivity, and a value of > 85%, which means that productivity is relatively good. In this work practice period, an evaluation was carried out on the implementation of new formations in the primary packaging process using the Chentai-320 machine and assessed the effectiveness of the application of these formations. In the observation process, there are several things that need to be taken into account in the data collection process, including the total working duration for 1 batch of product, the number of units produced in the total working duration of the product, planned shutdown time, unplanned downtime ( unplanned shutdown), as well as the number of defective products.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Paulus Pardamean Rinaldo
Abstrak :
Preparasi elektroda boron-doped diamond (BDD) termodifikasi platina (Pt) berhasil dilakukan menggunakan teknik wet seeding yang diikut oleh elektrodeposisi. Pt yang terdeposisi pada permukaan BDD dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS) yang menunjukkan %Pt pada permukaan BDD sebesar 1.54 %. Elektroda ini digunakan untuk sensor As3+ dan As5+ menggunakan teknik Anodic Stripping Voltammetry (ASV). Hasil deteksi As3+ yang diperoleh pada kondisi optimum pada potensial deposisi -500 mV, waktu deposisi 150 detik dan laju deteksi 200 mV/s menunjukkan bahwa linieritas tinggi (R2 = 0.9797) pada rentang konsentrasi 0 sampai 100 ppb dengan limit deteksi (LOD) sebesar 16.50 ppb, sementara hasil deteksi As5+ dengan pre-treatment menggunakan NaBH4 0.1 M pada kondisi optimum yang sama menunjukkan linieritas yang tinggi (R2 = 0.9903) pada rentang konsentrasi 0 sampai 100 ppb memiliki linearitas yang tinggi dengan LOD sebesar 8.19 ppb.
Boron-doped diamond electrode modified by platinum was successfully prepared using wet seeding technique followed by electrodeposition. Pt deposited on the surface of BDD characterized using Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS) which shows %Pt on BDD surface are 1.54%.These modified electrode are used for As3+ and As5+ sensors using the Anodic Stripping Voltammetry (ASV) technique. As3+ and As5+ detection results obtained using the same deposition potential of -500 mV, deposition time of 150 s and detection rate of 200 mV/s, with addition of 0.1 M NaBH4 for As5+ solution, shows that the calibration in the concentration range 0 to 100 ppb has high linearity (R2 = 0.9797 and 0.9903, respectively) with LOD at 16.50 and 8.19 ppb, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T51884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliwarni
Abstrak :
Deteksi secara elektrokimia dari campuran larutan As3+ dan As5+ dalam larutan yang mengandung ion Au3+telah dilakukan dengan Metode Anodic Stripping Voltammetry menggunakan elektroda kerja glassy carbon. Elektroda platina digunakan sebagai elektroda pendukung, dan elektroda reference Ag/AgCl. Metode yang digunakan berdasarkan stripping oksidasi dari As0 yang terdeposit pada elektroda karbon. Kondisi optimum yang diperoleh untuk deteksi As3+ diperoleh pada potensial deposisi -500 mV, waktu deposisi 180 detik, dan scan rate 100mV/s. Sedangkan untuk mereduksi As5+ dibutuhkan potensial yang lebih besar(negatif) untuk memenuhi energi aktifasi As5+. Sehingga kondisi optimum yang digunakan untuk deteksi As5+ adalah pada potensial -1500mV, waktu deposisi 60 s, dan scan rate 200 mV/s. Dengan mengaplikasikan kedua kondisi tersebut As3+ dan As5+ dapat dibedakan dalam campuran dengan perhitungan secara matematis. Respon linier diamati untuk larutan As3+ pada daerah konsentrasi 0- 35 ppm (R2 = 0,985) , dan untuk larutan As5+ pada daerah konsentrasi 0- 250 ppm (R2 = 0,971). Batas deteksi 3,56 dan 31,05 ppm dapat dicapai untuk masing-masing As3+ dan As5+ dalam campuran larutan. Kedapatulangan yang baik diperoleh untuk stripping voltammetry dari As3+ dan As5+ dengan (n = 15) RSD sebesar 3,95 % dan 3,54 %.
Electrochemical detection of mixture solutions of As3+ and As5+ in the presence of Au3+ has been investigated by stripping voltammetry at glassy carbon electrodes. The method was performed based on stripping oxidation of As0 deposited at the electrode surface. Whereas As3+ can be deposited by simple electrochemical reduction of As3+ to As0 at -500m V (vs. Ag/AgCl), much higher potential is required to overcome the activation energy of As5+ reduction. Optimum condition for As3+ deposition observed at the potential of -500 mV, scan rate of 100 mV/s and deposition time of 180 s. On the other hand, optimum condition for As5+ deposition was achieved at the potential of -1500 mV, scan rate of 200 mV/s and deposition time of 60 s. Therefore, to differentiate As3+ and As5+ quantification in a mixture solution, both stripping voltammetry methods should be performed and calculated mathematically. Good linear responses were observed for each standard solution of As3+ and As5+. Linear calibration curve could also be achieved for a series concentrations of 50-250 ppm As5+ (r2 = 0.971) and for a series concentrations of 0?35 ppm As3+(r2 = 0.985). Detection limits of 3,56 ppm and 31,05 ppm can be achieved for As3+ and As5+ in a mixture solution, respectively. Good reproducibility was shown for stripping voltammetry of As3+ and As5+ with an RSD (n = 15) of 3,95% and 3,54%, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29022
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>