Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfitazki Aulia Billah
Abstrak :
Howl’s Moving Castle adalah film animasi yang disutradarai oleh Hayao Miyazaki yang menceritakan seorang perempuan muda, Sophie, yang mengalami transformasi menjadi seorang wanita tua akibat kutukan dari penyihir. Perubahan yang dialami Sophie mempengaruhi penampilan hingga persepsi dirinya tentang nilai dan potensi diri. Berdasarkan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perempuan tua dan penerapan successful aging oleh karakter Sophie yang direpresentasikan dalam film Howl’s Moving Castle. Penulis menggunakan teori successful aging milik Meredith Troutman Flood (2005) dan kemudian dianalisis menggunakan metode sinematografi yang berfokus pada berbagai tipe pengambilan gambar dan mise en scene yang berfokus pada elemen setting, the human figure dan composition. Film ini menggambarkan penuaan sebagai suatu proses alami yang harus diterima dan memperlihatkan bahwa nilai sejati seseorang tidak terletak pada penampilan fisik semata, melainkan kebaikan dalam diri. Film ini juga menyoroti bagaimana masyarakat sering kali mengesampingkan dan mempersempit definisi kecantikan dan nilai perempuan berdasarkan usia. ......Howl's Moving Castle is an animated film directed by Hayao Miyazaki that tells the story of a young girl, Sophie, who is transformed into an old woman due to a curse from a witch. Sophie's transformation affects her appearance and her perception of self-worth and potential. Based on that, this study aims to describe the old woman and the application of successful aging by Sophie's character as represented in the movie Howl's Moving Castle. The author uses Meredith Troutman Flood's successful aging theory (2005) and then analyzes it using cinematography methods that focus on various types of shots and mise en scene that focuses on the elements of setting, the human figure and composition. The film depicts aging as a natural process that must be accepted and shows that a person's true value does not lie in physical appearance alone, but rather the goodness within. The film also highlights how society often overrides and narrows the definition of beauty and the value of women based on age.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chusnul Chotimah
Abstrak :
Masa lansia merupakan periode terakhir dalam rentang kehidupan manusia, adalah masa di mana seseorang dapat melakukan penilaian terhadap makna kehidupannya dengan mengevaluasi peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahap-tahap perkembangan sebelumnya. Hal ini mengakibatkan munculnya kepuasan atau ketidakpuasan terhadap kehidupan yang dialami individu lansia. Havighurst menyatakan bahwa kepuasan hidup adalah kriteria utama dari successful aging (dalam Schroots, 1993). Di lain pihak, Linda George dan Elizabeth Clipp (dalam Turner & Helms, 1997) menyimpulkan bahwa salah satu hal penting yang berkaitan dengan successful aging adalah bahwa tingkat kepuasan hidup cenderung stabil sepanjang waktu. Dengan demikian untuk melihat kepuasan hidup seseorang dapat dilakukan dengan menganalisa perjalanan hidupnya sejak kecil hingga masa lansia. Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk melakukan suatu analisa terhadap perkembangan lansia untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang memberikan kontribusi pencapaian successful aging seseorang. Teori psikososial Erikson dipakai sebagai acuan dalam penelitian ini karena Erikson juga mengemukakan pentingnya kepuasan dan penemuan makna hidup yang disebutnya dengan integrity, selain itu tahap-tahap perkembangan psikososial Erikson merupakan model teori kepribadian sepanjang rentang kehidupan yang paling berpengaruh (Van Manen & Whitbourne, 1997).

Penelitian dilakukan secara kualitalif dengan menggunakan teknik wawancara pada tiga subyek dengan rentang usia '70 - 79 tahun, yang secara obyektif dikategorikan mencapai succesfull aging, yaitu kesehatan fisik baik, ada jaminan keamanan finansial, serta berperan aktif dan terlibat dalam kegiatan di masyarakat.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa lansia yang mencapai successful aging mengalami kepuasan dalam hidupnya, mencakup kepuasan subyek terhadap kehidupan keluarganya, kegiatan yang dilakukannya serta kepuasan akan pencapaian pribadi yang telah diraihnya, seperti karir dan tujuan hidup. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa adanya hal-hal seperti significant others, keyakinan terhadap Tuhan, kemampuan penyesuaian diri., dan tingkat aktivitas yang dilakukan banyak memberikan pengaruh terhadap kemampuan subyek dalam menemukan makna hidup dan menerima keadaan dirinya sehingga terdapat kepuasan dalam hidupnya.

Saran untuk penelitian selanjutnya antara lain hendaknya penelitian dilakukan pada jumlah subyek yang lebih banyak dan dari latar belakang kebudayaan yang lebih bervariasi.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atfiana Nur Afifah
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan berhasil dan pengembangan model pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif bagi pra lansia di Indonesia. Penelitian ini mempunyai manfaat untuk mendukung penuaan yang berhasil dan mempromosikan perlunya kesehatan reproduksi yang komprehensif untuk pra lansia. Penuaan berhasil diukur dengan tiga kriteria yaitu fungsi fisik, kapasitas kognitif, dan kesehatan mental. Pra lansia dikategorikan sebagai penuaan berhasil jika memenuhi tiga kriteria tersebut. Studi Mix-Method dengan pendekatan explanatory sequential. Data kuantitatif menggunakan cross sectional yang bersumber dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) ke-4 pada tahun 2007 dan IFLS ke-5 tahun 2014 untuk melihat perubahan selama 7 tahun. Sampel yang diambil pada IFLS 4 sebanyak 4011 pra lansia dan IFLS 5 sebanyak 1865 lansia. Sedangkan, data kualitatif berasal dari wawancara mendalam pada dua informan. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara fungsi fisik dengan penuaan berhasil nilai p 0,046 dan OR 0,116 (CI95%0,0014-0,967), kapasitas kognitif berpengaruh terhadap penuaan berhasil dengan nilai p 0,0005 dan nilai OR 1,540 (CI 95%1,351-1,756), dan kesehatan mental juga berpengaruh pada penuaan berhasil dengan nilai p 0,015 serta OR 0,070 (CI95%0,004-1,125). Proporsi penuaan berhasil pada IFLS 5 tahun 2014 yaitu 95,1% lebih besar dibanding IFLS 4 tahun 2007 yaitu 85,8%. Sehingga, penuaan yang berhasil paling banyak ditemukan pada lansia. Data kualitatif merekomendasikan dalam pengembangan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif bagi pra lansia diperlukan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Oleh karena itu penting bagi pra lansia untuk difasilitasi akses ke pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif dengan memaksimalkan pelayanan home care, pemanfaatan posyandu lansia, dan mempersiapkan pra lansia secara holistik. ......The aim of this research is to study the factors that influence aging successfully and develop a model of supported health care for pre-elderly in Indonesia. This research has the benefit of supporting successful aging and supporting the need for well-supported health for pre-elderly. Aging is successfully measured by three criteria, namely physical function, cognitive capacity and mental health. Pre-elderly is categorized as successful aging if it meets these three criteria. Mixed Method Study by asking for sequential explanations. Data using cross sectional, sourced from the 4th Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2007 and the 5th IFLS in 2014 to see changes over the past 7 years. Samples taken in IFLS 4 were 4011 pre-elderly and IFLS 5 were 1865 elderly. Meanwhile, qualitative data from in-depth interviews with two informants. The results showed the relationship between physical function and aging was successful with a p value of 0.046 and OR 0.116 (CI95% 0.0014-0.967), cognitive capacity increased to success with a p value of 0.0005, OR value of 1.540 (95% CI 1.351-1.756) , and mental health also has an effect on successful aging with p values ​​of 0.015, OR 0.070 (CI95% 0.004-1.125). The proportion of successful aging in IFLS 5 in 2014 was 95.1% greater than IFLS 4 in 2007 which was 85.8%. Evidently, successful aging is mostly found in the elderly. Qualitative data is needed in the development of health services aimed at pre-elderly people, promotive, preventive, curative and rehabilitative efforts are needed. Therefore it is important for elderly to be facilitated access to health services that are supported by maximizing services in nursing homes, the use of elderly posyandu, and holistic pre-elderly preparation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library