Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gracia Daniella
Abstrak :
Sufiks merupakan salah satu jenis afiks yang berperan dalam pembentukan kata. Pada bahasa berciri aglutinatif seperti bahasa Korea dan bahasa Indonesia, pemahaman terkait sufiks dan penggunaannya dapat memberikan wawasan terhadap struktur dan fungsi morfologis bahasanya. Khususnya bagi pembelajar bahasa Korea, pemahaman akan sufiks dapat lebih diperdalam dengan dilakukannya perbandingan antara sufiks bahasa Korea dan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode analisis kontrastif dan pendekatan kualitatif, penelitian ini membandingkan sufiks dalam bahasa Indonesia dan bahasa Korea. Pertanyaan penelitian dirumuskan menjadi bagaimana persamaan dan perbedaan sufiks bahasa Korea dan bahasa Indonesia? Sumber data diambil dari berbagai literatur ilmiah terkait dengan morfologi dan afiks dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia. Melalui penelitian ini dapat dipahami bahwa sufiks bahasa Korea dan bahasa Indonesia memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan sufiks bahasa Korea dan bahasa Indonesia mencakup karakteristik dan fungsi dasarnya. Di sisi lain, perbedaannya terletak pada makna dan jumlah sufiks pada masing-masing bahasa. ......Suffixes are a type of affix that plays a role in word formation. In agglutinative languages such as Korean and Indonesian, an understanding of suffixes and their use can provide insight into the morphological structure and function of the language. Especially for Korean learners, the understanding of suffixes can be deepened by comparing Korean and Indonesian suffixes. Therefore, by using contrastive analysis method and qualitative approach, this research compares suffixes in Indonesian and Korean. The research question is formulated into how are the similarities and differences between Korean and Indonesian suffixes? The data sources are taken from various scientific literatures related to morphology and affixes in Korean and Indonesian. Through this research, it can be understood that Korean and Indonesian suffixes have some similarities and differences. The similarities between Korean and Indonesian suffixes include their characteristics and basic functions. On the other hand, the difference lies in the meaning and number of suffixes in each language.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Husni Pratama
Abstrak :
Sufiks -er pada bahasa Jerman merupakan salah satu dari sekian banyak afiks yang produktif dalam pembentukan nomina. Berdasarkan pengalaman dalam mempelajari bahasa Jerman, penulis beranggapan bahwa ada kesepadanan antara sufiks -er pada bahasa Jerman dan prefiks pe- pada bahasa Indonesia. Terhadap kedua afiks tersebut dilakukan suatu penelitian untuk melihat sejauh mana adanya kesepadanan makna semantis antara keduanya. Untuk mendukung analisis kontrastif tersebut juga dilakukan karakterisasi proses morfologis dengan sufiks -er dan prefiks pe-. Dalam penelitian ini digunakan dua sumber utama, yaitu: Wortbi1dung der deutschen Gegenwartssprache (Wolfgang Fleischer, 1983) untuk bahasa Jerman dan Pembentuksn Kata dalam Bahasa Indonesia (Harimurti Kridalaksana, 1989) untuk bahasa Indonesia. Kedua afiks tersebut masing-masing dijabarkan dan dianalisis secara terpisah, baik dari segi morfologis maupun dari segi makna semantis. Hasil analisis yang didapatkan digambarkan dalam bentuk tabel. Pada analisis kontrastif diperlihatkan perbedaan-perbedaan karakteristik sufiks -er dan prefiks pe-. Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses morfologis dengan sufiks -er pada bahasa Jerman bersifat paradigmatis; sedangkan proses morfolo_gis dengan prefiks pe- pada bahasa Indonesia merupakan proses morfologis yang bertahap/bertingkat. Perbandingan klasifikasi leksem memperlihatkan bahwa pada bahasa Jerman leksem yang dibentuk dari verba, frase verbal, nomina, frase nominal, numeralia dan ajektiva dapat mengalami proses morfologis dengan sufiks -er dan pada bahasa Indonesia hanya verba, frase verbal dan ajektiva yang dapat mengalami proses morfologis dengan prefiks pe-. Secara semantis, sufiks -er dan prefiks pe- tersebut berpadanan untuk nomina agentis, nomina patientis, nomina instrumenti dan nomina verbal.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Relita
Abstrak :
Relita. Perian Makna dalam Reduplikasi Nomina Dasar dan Reduplikasi Nomina Bersufiks -an. (Di bawah bimbingan Felicia N. Utorodewo, S.S., M.Si.) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1994. Tulisan ini menyoroti dua hal yang berkaitan dengan reduplikasi nomina dasar dan reduplikasi nomina bersufiks -an. Pertama, memerikan komponen makna dalam kaitannya dengan reduplikasi nomina dasar dan reduplikasi nomina bersufiks -an; kedua, melihat keterikatan komponen makna reduplikasi nomina tersebut dengan konteks gramatikalnya. Pengumpulan data dilakukan melalui pencatatan kalimat-kalimat yang mengandung reduplikasi nomina dasar dan reduplikasi nomina bersufiks -an majalah mingguan Tempo; rentang waktu Juli 1992 -- November 1992, karya-_karya ilmiah, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988). Kemudian dilakukan pengklasifikasian data, dan data-data tersebut dianalisis. Pembahasan komponen dalam kaitannya dengan reduplikasi nomina dasar dan reduplikasi nomina bersufiks -an, menghasilkan kesimpulan bahwa reduplikasi menyebabkan nomina dasar mengalami perubahan komponen makna dan komponen makna pada sebuah bentuk reduplikasi sangat bergantung pada konteks gramatikalnya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Kemala Suci
Abstrak :
Pada dasarnya, setiap bahasa di dunia memiliki persamaan dan perbedaan. Adanya persamaan antara bahasa-_bahasa yang berbeda menandakan bahwa bahasa itu memiliki sifat universal. Sebaliknya, terdapatnya perbedaan antar_ bahasa menandakan bahwa bahasa itu bersifat unik. Sifat unik dan universal dapat dijumpai pada leksikon bahasa_-bahasa di dunia. Misalnya, dalam BI ditemukan nomina_-nomina yang merupakan unsur serapan yang bersuku kata terakhir -is, seperti artis, linguis, dan paliteis yang mirip dengan nomina-nomina BP yang bersuku kata terakhir -iste, yaitu artiste, l.inguiste, dan polythtiste. Secara awam, nomina BI yang bersuku kata terakhir -is dianggap memiliki makna yang sama dengan nomina BP yang bersuku kata terakhir -iste. Akan tetapi, penelitian yang telah dilakukan tidak mendukung pernyataan tersebut. Seperti, makna generalis berbeda dengan makna gentraliste. Penelitian ini bertujuan untuk memerikan persamaan dan perbedaan makna nomina BI yang bersuku kata terakhir -is dan nomina BP yang bersuku kata terakhir -iste. Untuk memperoleh persamaan dan perbedaan makna, penelitian ini menggunakan teori analisis kontrastif dan teori semantik. Kesimpulan yang dapat ditarik dari perbandingan makna nomina BI yang bersuku kata terakhir -is dan nomina BP yang bersuku kata terakhir-iste adalah: makna nomina SI yang bersuku kata terakhir -is dan nomina BP yang bersuku kata terakhir iste dibedakan atas makna monosemis dan polisemis. Sebagian besar nomina BI dan BP memiliki persamaan makna baik monosemis maupun polisemis. Nomina BP memiliki lebih banyak makna polisemis dari pada nomina BI.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Marlyn
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis pembentukan nomina dan ajektiva baru dalam bahasa Rusia serta proses pembentukannya, yang merupakan kajian morfologi dalam studi linguistik.Penetitian dilakukan dengan menganalisis sumber data dari kumpuian sejumlah media massa yang terdapat dalam buku /novoe v russkoj leksike' slovarnye materialy -77/ kata baru dalam leksika Bahasa Rusia' ka rnus material tahun 1977. Latar belakang penulisan ini adalah meneliti pembentukan nomina dan ajektiva barn dalam Bahasa Rusia, dalam suatu kurun waktu tertentu karena adanya Konstitusi Baru yang diterbitkan oleh Pars Sentral di Soviet. Hal ini tentu Baja mempengaruhi perkembangan segala aspek kehidupan termasuk bahasa. Hasil analisis data menunjukan bahwa ada 568 nomina dan 356 ajektiva baru yang terbentuk dengan berbagai macam afiks pembentuknya Dalam pembentukan nomina dan ajektiva baru dalam bahasa Rusia, secara kuantitaus kelas kata yang paling produktif adalah nomina, yaitu sebanyak 568 kata dari 980 kata yang ada dalam sumber data.
=, 1996
S14863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sujai
Abstrak :
ABSTRAK Skripsi ini menganalisis bermacam-macam sufiks pembentuk nomina bahasa Rusia serta nomen-nomen yang terdapat di dalamnya, yang merupakan kajian morfologi dalam studi linguistik. Penelitian dilakulan dengan menganalisis sumber data dari majalah berbahasa Rusia, edisi tahun 1985, 1991 dan 1992. Latar belaKang penulisan ini adalah meneliti sufiks pembentuk nomina bahasa Rusia, yang dalam Khasanah gramatika bahasa Rusia mempunyai peran yang besar, baik dalam penuli_san-penulisan ilmlah maupun dalam bidang perkamusan. Hasil analisis data menunjukan bahwa sufiks -ocTb /-ost/ merupakan sufiks yang paling produktif, yaitu. sebanyak 1476 sufiks (21.23%). Selanjutnya adalah sufiks eHM /-eni/ sebanyak 1234 sufiks (17.75X), dan sufiks, cTra(o) /-stv(o)/ sebanyak 790 sufilts (11,360). Dalam pembentukan nomina bahasa Rusia, secara kuantitas, Rata Kerja merupakan Kelas Rata yang paling produktif, yaitu sebanyak 3303 sufiks (47,52X) dari 6951 Jumlah sufiks yang diteliti.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Juwita Rosma Rulianta
Abstrak :
Penelitian mengenai pembentukan kata ini bertujuan mencari pembatasan pembentukan kata turunan bersufiks -ig dan -achtig. Skripsi ini membahas suatu permasalahan, yaitu mengapa beberapa kata dapat berkombinasi dengan -ig dan achtig, sedangkan beberapa kata lain hanya dapat berkom_binasi dengan salah satu dari sufiks-sufiks itu. Analisa ini dilakukan melalui pendekatan secara morfo_logis, morfonologis, fonologis dan semantis. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya N, A dan V yang dapat berkombinasi secara produktif dengan -ig dan -achtig. Pembatasan morfonologis pada kata turunan bersufiks -ig adalah -ig tidak dapat berkombinasi dengan N yang berakhir dengan -a dan dengan A yang berakhir dengan ig. -Ig berkombinasi dengan verba yang umumnya mempunyai akar kata yang berakhir dengan -er, -r, -el dan -1. Pemba_tasan seperti itu tidak ditemukan pada kata turunan yang berakhir dengan -achtig. Di samping itu kedua sufiks tersebut mempunyai ciri fonologis yang dapat mempengaruhi pemben_tukan kata turunan dengan kedua sufiks itu. Selanjutnya, melalui pendekatan semantis dapat diketa_hui lebih jauh tentang pembatasan pembentukan kata turunan tersebut. Dalam analisis semantis dipergunakan konsep proto_tipe, yakni dengan mencari ciri-ciri yang paling menonjol yang dimiliki N, V, A yang dapat menjadi bentuk dasar kata turunan tersebut. Di samping itu, perbedaan semantis antara -ig dan -achtig dipakai untuk mengetahui pembentukan kata turunan tersebut. Dari analisis semantis dapat disimpulkan antara lain bahwa pembentukan kata turunan bersufiks -ig dan -achtig merupakan pembentukan kata yang produktif. -Achtig dikatakan produktif karena mempunyai kemudahan untuk berkombinasi dengan kata. -Ig juga produktif, khususnya karena -ig berpo_tensi untuk membentuk kata dengan makna subjektif dan berkonotasi negatif.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Padmawijaya
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai proses pembentukan kata kerja dalam bahasa Rusia yang menggunakan sufiks -ствова- (-stvova-). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan sumber data berupa artikel-artikel yang terdapat dalam majalah Вокруг Света (Vokrug Sveta) edisi tahun 2012. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori pembentukan kata oleh Svedova dan Lopatin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pembentukan kata yang mendominasi adalah cara sederhana dengan proses sufiksasi dan prefiksasi. Selain itu, sebagian besar kata kerja dengan sufiks -ствова- (-stvova-) dibentuk dari kata benda abstrak yang memiliki jenis kelamin netral.
ABSTRACT
The focus of this study is word formation process of verbs with the suffix -ствова-(-stvova-) in Russian language. This research uses descriptive analytical method with articles in 2012 issues of Вокруг Света (Vokrug Sveta) magazine as data source. Verbs are analyzed using word formation theory by Svedova and Lopatin. The result shows that the word formation method is dominated by simple method with suffixation and prefixation. Moreover, most verbs with the suffix -ствова- (- stvova-) are deriveb from neutral and abstract nouns.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mourene Iga Farriny
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai sufiks -teki sebagai hedge (pagar) dalam cuitan (tweet) yang diposting dalam situs jejaring sosial Twitter pada bulan Oktober 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memerikan sufiks -teki sebagai hedge (pagar). Dengan memerikan sufiks -teki sebagai hedge (pagar), dapat diketahui penggunaan dan fungsi sufiks -teki sebagai hedge (pagar). Selain itu, dapat diketahui sikap pencuit yang menggunakan sufiks -teki dalam cuitannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan 21 data yang dianalisis, penggunaan sufiks -teki sebagai hedge (pagar) dapat dikelompokkan berdasarkan posisi, yaitu penggunaan sufiks -teki pada pronomina persona pertama, sufiks -teki pada kuotasi, dan sufiks -teki (na) pada modifikator nomina. Sufiks -teki berfungsi untuk menghaluskan ujaran. Hal ini dipicu oleh sikap pencuit yang berupaya untuk menghindari konflik dengan pembaca cuitan. ......The focus of this study is the use of the suffix -teki as a hedge found on tweets posted on October 2016 on the social media site Twitter. The purpose of this research is to describe the suffix -teki as hedge. By describing the suffix -teki as hedge, the use of suffix -teki as hedge and its functions will be discovered. Moreover, the tweeter (the person who tweeted) attitude toward their tweets will be found out. Based on the 21 tweets analyzed, the suffix -teki used as hedges can be divided into three groups based on its position in the sentence, which are the use of the suffix -teki after first person pronouns, suffix -teki after quotation, and suffix -teki (na) after noun modifier. The use of the suffix -teki as a hedge implies that the tweeter (the person who tweeted) weakens the assertion of the speech. The use of the suffix -teki as a hedge is motivated by the attitude of tweeter who attempted to avoid conflicts with the readers.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Aji Kristianto Raharjo
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai proses pembentukan kata benda dalam bahasa Rusia yang menggunakan sufiks -атор/ятор /(-ator/jator). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan sumber data berupa artikel-artikel yang terdapat dalam majalah РусскийМир.RU /RusskijMir.RU/ edisi tahun 2012 - 2014. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori pembentukan kata oleh Svedova dan Lopatin dalam kratkaja russkaja grammatika/. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata benda sufiks -атор/ятор /(-ator/jator) / memiliki empat makna dan berasal dari dua kelas kata, yakni kelas kata benda dan kelas kata kerja. Selain itu, ternyata kata benda sufiks -атор/ятор /(-ator/jator) / dapat dikombinasikan dengan kata benda lain dan menjadi satu makna yang memberikan makna baru pada pengkombinasiannya. ......This thesis discusses about the noun forming process in russian language using ator jator as its suffix. This research uses analitical descriptive method using articles in РусскийМир.RU RusskijMir.RU year 2012 - 2014 editions as data sources. The Svedova and Lopatin's theory of word forming in kratkaja russkaja grammatika is used to analize the data. The results are noun with suffix ator jator suffix has four meanings and is originated from two word classes noun and verb noun with ator jator suffix can be combined with other nouns and become one meaning which gives a new meaning in its combination.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S69356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>