Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Agus Purnomo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38580
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bahrain Utama Prawira
"Data pengaruh suhu terhadap reproduksi ikan rainbow boesemani (Melanotaenia boesemaniAllen & Cross) diperlukan untuk mendukung upaya optimalisasi budidaya ikan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu air terhadap indeks gonad somatik (IGS) dan kenampakan histologi gonad ikan rainbow boesemani. Sebanyak 75 ekor ikan jantan dan 75 ekor ikan betinadibagi secara merata ke dalam 5 akuarium ikan jantan dan 5 akuarium ikan betina, kemudian dipelihara pada suhu berbeda, yaknitanpa pengaturan suhu air (kontrol), suhu air 260C, suhu air 280C,suhu air 300C, dansuhu air 320C, selama 30 hari. Rerata IGS tertinggi terdapat pada ikan yang dipelihara pada suhu 260C dengan nilai 1,43%(ikan jantan) dan 3,6%(ikan betina), sedangkan rerata IGSterendah terdapat pada ikan yang dipelihara pada suhu 320C dengan nilai 0,82% (ikan jantan) dan 1,33%(ikan betina). Rerata persentase spermatid/spermatozoa tertinggi terdapat pada ikan jantan yang dipelihara pada suhu 280C dengan nilai 23,1% sedangkan yang terendah terdapat pada ikan jantan yang dipelihara pada suhu 320C dengan nilai 18%. Rerata persentase oosit tahap V tertinggi terdapat pada ikan betina yang dipelihara pada suhu 260C dengan nilai 27,4% sedangkan yang terendah terdapat pada ikan betina yang dipelihara pada suhu 320C dengan nilai 10,6%.
Information about the effect of water temperature on reproduction of boesemani rainbowfish (Melanotaenia boesemani Allen & Cross) is needed to support optimalization of its cultivation. This research was done to acknowledge the effect of water temperature on gonadosomatic index (GSI) and gonad histology of boesemani rainbowfish. As much as 75 male and 75 female fish were evenly distributed into 5tank of male fish and 5 tank of female fish, then these fish were kept in various water temperature, namelywithout water temperature arrangement, 260C water temperature, 280C water temperature, 300C water temperature, and 320C water temperature,for 30 days. The highest average of GSI found on fishes kept on 260C by the value of 1.43% (male) and 3.6% (female), while the lowest found on fishes kept on 320C by the value of 0.82% (male) and 1,33% (female). The highest average of spermatid/spermatozoa percentage found on male fishes kept on 280C by the value of 23.1%, while the lowest found on male fishes kept on 320C by the value of 18%. The highest average of level 5 oocyte percentage found on female fishes kept on 260C by the value of 27.4%, while the lowest found on female fishes kept on 320C by the value of 10.6%."
2016
S62606
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Luh Gede Maheswari Suryatmaja
"
ABSTRAKGagal ginjal kronik merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal memfiltrasi toksin dalam tubuh. Kejadian gagal ginjal kronik diperkirakan akan semakin meningkat di dunia. Salah satu faktor penyebab tersering gagal ginjal kronik adalah hipertensi. Hipertensi yang berkepanjangan menurunkan alirah darah ke ginjal sehingga dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus. Seseorang dengan penurunan laju filtrasi glomerulus membutuhkan terapi hemodialisa sebagai pengganti fungsi ginjal. Pembatasan cairan dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa. Namun pembatasan cairan ini menyebabkan rasa haus yang tidak terkontrol sehingga pasien sulit untuk mengontrol minum. Rasa haus menyebabkan pasien sulit dalam membatasi cairan serta dapat meningkatkan berat badan diantara sesi hemodialisa. Intervensi mengkonsumsi es batu dan mengatur suhu air terbukti mampu mengurangi rasa haus yang dialami pasien. Pasien terbantu dalam membatasi cairan sehingga tidak terjadi komplikasi dan peningkatan volume cairan diantara sesi hemodialisa.
ABSTRACTChronic kidney disease is characterized by decreasing of kidney function of filtering toxins in the body. The phenomenon of chronic kidney disease is expected to increase in the world. One of the most common causes of chronic kidney disease is hypertension. Prolonged hypertension lowers blood flow which causes a decrease in glomerular filtration rate. A person with a decreasing in glomerular filtration requires hemodialysis therapy as a substitute of kidney function. Fluid restriction was performed in patients with chronic kidney disease by hemodialysis. However this fluid restriction causes uncontrolled thirst so that the patients is difficult to control drinking. Thirst causes the patients hard to limit the fluids and can increase the body weight between hemodialysis sessions. Intervention in consuming ice cube and setting up water temperature proved to reduce the thirst experienced by patients. Patients are helpful in limiting the fluid so that there are no complications and increased fluid volume between hemodialysis sessions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Faradilla Maulina
"Operasional Reaktor Serba Guna (RSG) 30 MW di kawasan Puspitek, Serpong yang memungkinkan terjadinya pelepasan radionuklida yang akan mengkontaminasi sistem perairan, salah saatunya adalah Cesium-137. Biota laut mampu mengakumulasi zat radioaktif sehingga konsentrasinya pada tubuh biota menjadi berlipat dibandingkan konsentrasi zat radioaktif di lingkungan. Kontaminasi dapat terjadi melalui jalur internal (ingesti) maupun jalur eksternal (radiasi lingkungan). Didukung oleh hal tersebut maka dilakukan studi bioakumulasi 137Cs oleh ikan kerong-kerong (Therapon jarbua) dari perairan Teluk Jakarta melalui jalur air laut.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mekanisme bioakumulasi 137Cs dengan faktor pengaruh salinitas dan suhu air pada T. jarbua dengan menggunakan metode biokinetika kompartemen tunggal melalui tiga tahap percobaan yaitu, aklimatisasi, kontaminasi dan depurasi serta dilakukan pengukuran aktivitas 137Cs dengan spektrometer gamma HPGE. Hasil penelitian menunjukkan Nilai faktor biokonsentrasi (BCF) pada salinitas 26?; 29?; 32?; dan 35? berturut-turut adalah 2.22; 2.14; 1.56; dan 6.17 mL g-1, sedangkan nilai BCF pada suhu 28˚C; 31 ˚C;34 ˚C; dan 37 ˚C berturut-turut adalah sebesar 2.78; 3.25; 3.79; dan 3.51 mL g-1.
The 30MW-Serba Guna Reactors (RSG) in puspitek ,Serpong may allow the release of the radionuclides that would contaminate the water system, one of them, is Caesium-137. Marine organisms are capable of accumulating the radioactive substances, resulting a higher concentration of it inside their body in contrast to the environment. Contamination can occur through internal pathways (ingestion) or external pathway (radiation in the environment). Supported by these statement, the 137Cs bioaccumulation study was performed by observing Target Fish (Therapon jarbua) from the Jakarta Bay. This research is intended to study the bioaccumulation's mechanism of 137Cs with the influence of salinity and water temperature on T. jarbua using a single-compartment biokinetic model by doing three experimental processes, namely acclimatization, contamination, and depuration. The activity of 137Cs was measured by High-purity Germanium (HPGE) gamma spectrometer. The results shows the values of bioconcentration factor (BCF) on T. jarbua at 26 ?; 29 ?; 32 ?; and 35 ? salinity, which are 2.22; 2.14; 1.56; and 6.17 mL g-1, respectively. On the other hand, the BCF values at 28°C; 31 °C; 34 ° C; and 37 ° C temperature are 2.78; 3.25; 3.79; and 3.51 mL g-1, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64449
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library