Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kristiawati
"ABSTRAK
Neonatus yang dirawat di rumah sakit sering mendapatkan tindakan yang menimbulkan nyeri. Sukrosa dan nonnutritive sucking (NNS) merupakan analgesik nonfarmakologi. Tujuan penelitian adalah mengetahui efektifitas sukrosa dan NNS terhadap respon nyeri dan lama tangisan neonatus yang dilakukan tindakan invasif.
Desain penelitian adalah quasi experimental, rancangan postest only control group design. Teknik pengambilan sampel dengan nonprobability sampling jenis consecutive sampling. Sampel penelitian berjumlah 45 neonatus aterm yang terbagi menjadi tiga kelompok, tiap kelompok 15 neonatus.
Hasil penelitian menunjukkan respon nyeri tidak berbeda bermakna antara kelompok sukrosa dan NNS (p=0,635). Lama tangisan tidak berbeda bermakna antara kelompok sukrosa dan NNS (p=0,848). Umur merupakan variabel perancu yang memberikan pengaruh pada respon nyeri. Pemberian sukrosa maupun NNS terbukti dapat menurunkan nyeri dalam manajemen nyeri nonfarmakologi pada neonatus yang dilakukan prosedur invasif.

ABSTRACT
Hospitalized neonates may experience pain caused by invasive procedures. Sucrose and non-nutritive sucking are non-pharmacological analgesics. This study aimed to examine the effectiveness of sucrose and non-nutritive sucking administration on pain and crying duration of neonates during invasive procedures.
The study used quasi-experimental design with post-test only control group design approach. This study used nonprobability sampling technic with consecutive sampling. The sample consisted of 45 neonates, divided into three groups, each group of 15 neonates. The study used nonprobability sampling technic with consecutive sampling.
The results showed that the pain response and the crying duration were insignificantly different between the sucrose group and the NNS, respectively p=0,635 and p=0,848. Age was identified as a confounding variable that effected pain responses. Provision of sucrose and NNS proven to reduce pain as non-pharmacological pain management for neonates during invasive procedures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28474
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nisyawati
"Penambahan sukrosa ke dalam medium kultur untuk beberapa tanaman telah diketahui dapat meningkatkan pembentukan embrio somatis. Telah dilakukan penelitian dengan menggunakan daun imatur tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang dikultur dalam medium MS dengan penambahan 2,4-D sebanyak 20 mg/I, serta penambahan sukrosa sebanyak 3%, 4%, 5% dan 6%. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa penambahan sukrosa sebanyak 3%, 4%, 5% dan 6% dapat meningkatkan pembentukan embrio somatis yang potensial. Jumlah rata-rata embrio somatis yang dibentuk dalam medium kultur berturut 78, 112, 147 dan 172, tampaknya masih ada kecenderungan untuk bertambah bila penambahan sukrosa diperbanyak. Namun demikian, tampak bahwa makin tinggi penambahan sukrosa, kloroplast makin tidak terbentuk."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Listiana Rachmawati
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh penambahan beberapa konsentrasi sukrosa dan NH^H2P0^ terhadap ketebalan nata dari limbah cair tahu, serta menentukan konsentrasi sukrosa dan NH4H2PO^ yang memberikan hasil ketebalan nata terbaik. Fermentasi nata dilakukan dengan menggunakan bakteri Acetohacter xylinum TISTR 107 dan berlangsung selama 14 hari. Sukrosa yang ditambahkan ke dalam substrat sebanyak 5,0%; 7,5%;
10,0%; 12,5%; dan 15,0% dan konsentrasi NH^H2P0 ditambahkan
sebanyak 0,1%; 0,3%; dan 0,5%. Hasil analisis secara statistik raenunjukkan ada pengaruh penambahan konsentrasi sukrosa dan NH^H2P0^ serta interaksi antara penambahan sukrosa dan NH^H2P0^ terhadap ketebalan rata-rata nata. Interaksi antara sukrosa dan NH^H2P0^ terjadi pada penambahan sukrosa dengan konsentrasi 10,0% atau lebih.
Pada tingkat konsentrasi tersebut, semakin tinggi konsentrasi NH^H2P0^ yang ditambahkan ke dalam substrat maka semakin tebal nata yang dihasilkan.
Dari percobaan ini, ketebalan rata-rata nata terendah
didapat dari penambahan 0,3% NH^H2P0^ dan 5,0% sukrosa yaitu sebesar 0,201 cm. Sedangkan ketebalan rata-rata nata
terbaik diperoleh dari penambahan 0,3% NH^H2P0^ dan 15,0%
sukrosa dengan ketebalan 1,023 cm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Widyajayantie
"ABSTRAK
Minuman ringan merupakan salah satu dari produk yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat luas karena dapat menghilangkan rasa haus,
memberikan kesegaran dan rasanya yang manis. Untuk menentukan
apakah produk minuman ringan layak dikonsumsi atau dipasarkan, maka
dilakukan penetapan kadar gula sebagai sukrosa , uji cemaran logam (Pb,
Cu, Zn, dan Sn) dan uji kualitatif siklamat. Metode analisis yang digunakan
antara lain penetapan kadar gula sebagai sukrosa dengan metode Luff
Schoorl, uji cemaran logam dengan AAS dan uji kualitatif siklamat dengan
pengendapan. Hasil analisis minuman ringan yang dilakukan pada 6 produk minuman yaitu sampel A dan C yang merupakan sampel dari
minuman teh dalam kemasan, sampel B dan D yaitu sampel dari minuman
isotonik, sampel E yaitu sampel minuman jeli dan sampel F yang
merupakan sampel dari limun dibandingkan dengan SNI 01-3143-1992
(syarat mutu minuman teh dalam kemasan), SNI 01-4452-1998 (syarat
mutu minuman isotonik), SNI 01-3552-1994 (syarat mutu jeli), dan SNI 01-
2972-1998 (syarat mutu limun) dihasilkan kesimpulan sebagai berikut :
 Kadar gula total yang terkandung pada keenam sampel mengikuti SNI
yang telah ditetapkan yaitu sampel A dan C masing-masing sebesar
11,4% dan 14,668 % dengan syarat mutu minimal 6% (minuman teh
dalam kemasan), sampel B dan D masing-masing sebesar 13,8% dan
12,64% dengan syarat mutu minimal 5% (minuman isotonik), sampel E
sebesar 27,52% dengan syarat mutu minimal 20 % (jeli), dan sampel
F sebesar 14,89% dengan syarat mutu 6-15% (limun) sehingga
seluruh sampel layak untuk dikonsumsi dan dipasarkan oleh
masyarakat berdasarkan parameter % gula total
 Sampel F memiliki % sukrosa yang paling tinggi yaitu 12,825% dan %
sukrosa terkecil terdapat pada sampel C yaitu 4,89%.
 Sampel C dan D positif mengandung siklamat, sehingga hanya sampel
C dan D yang tidak layak untuk dikonsumsi dan dipasarkan oleh
masyarakat.
 Pada uji cemaran logam hanya sampel A dan E yang memenuhi SNI
untuk logam Pb, Cu, Zn, dan Sn, maka A dan E layak dikonsumsi."
2007
TA1449
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Priambodo
"Asteraceae adalah famili tumbuhan dengan 1.900 genus dan 32.000 spesies. Asteraceae mudah tumbuh di berbagai habitat seperti tanah lapang, taman, dan sisi jalan raya. Pemetaan jenis Asteraceae di Kampus Universitas Indonesia telah dilakukan oleh Oktarina & Salamah (2017:243), dan morfologi polen beberapa Asteraceae di lingkungan kampus juga telah diteliti (Salamah dkk. 2019:154). Sementara itu, struktur komunitas beberapa Asteraceae di kampus sudah dikaji oleh Agassi (2017), tetapi viabilitas polen Asteraceae di lingkungan Kampus Universitas Indonesia belum diteliti. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi viabilitas polen beberapa spesies Asteraceae di Kampus Universitas Indonesia. Delapan spesies Asteraceae dari 6 tribes diamati melalui metode in vitro dengan tiga tipe medium dan pewarnaan menggunakan pewarna safranin 2%. Hasil viabilitas metode germinasi in vitro menunjukkan bahwa Synedrella nodiflora, Spaghneticola trilobata, dan Youngia japonica memiliki viabilitas polen tertinggi pada ketiga tipe medium, sementara Tridax procumbens dan Mikania micrantha memiliki viabilitas polen terendah. Selain itu, tidak terdapat perbedaan signifikan pada viabilitas polen masing-masing spesies dengan ketiga tipe medium, tetapi terdapat perbedaan signifikan pada viabilitas polen masing-masing spesies di setiap medium. Metode pewarnaan menunjukkan hasil yang berbeda dengan metode germinasi in vitro, namun sejalan dengan studi struktur komunitas Asteraceae yang telah dilakukan.

Asteraceae is a diverse plant family comprising 1,900 genera and 32,000 species, welladapted to various habitats, including open fields, gardens, and roadside areas. Mapping of Asteraceae species on the University of Indonesia campus has been conducted Oktarina & Salamah (2017:243). Salamah et al. (2019:154) explored the pollen morphology of several Asteraceae species within the same environment. Meanwhile, Agassi (2017) studied the community structure of various Asteraceae species on the campus. Research on the pollen viability of Asteraceae in the same setting has not been explored. This study aim to determine the pollen viability of several Asteraceae species in the University of Indonesia campus environment. The pollen viability of eight Asteraceae species from six tribes was observed using in vitro germination method with three types of medium and staining method with safranin 2%. The results of the in vitro germination method showed that Synedrella nodiflora, Spaghneticola trilobata, and Youngia japonica had the highest pollen viability on all three types of medium, while Tridax procumbens and Mikania micrantha had the lowest pollen viability. Moreover, there were no significant differences in the pollen viability of each species among the three types of medium, but there were significant differences in the pollen viability of each species within each medium. The staining method yielded different results compared to the in vitro germination method, but was consistent with the community structure study of Asteraceae."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Toharisman
"Fructo oligo Saccharides (FOS) are considered as biologically benefit, have been developed recently to be used as functional factors in healthy foods..."
[Place of publication not identified]: Berita Biologi : Jurnal Ilmiah Nasional, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hawa
"Karbonidrat, merupakan senyawa organik yang ditemukan di alam dengan unsur utama penyusunnya karbon, nidrogen, dan oksigen. Salah satu jenis senyawa karbonidrat yang paling sering dijumpai adalan sukrosa. Sukrosa memiliki banyak gugus nidroksil seningga sukrosa dapat membentuk senyawa ester apabila direaksikan dengan senyawa yang memiliki gugus karboksilat Salan satu conton senyawa yang memiliki gugus karboksilat ialan senyawa asam vanilat yang terbentuk dari reaksi oksidasi senyawa vanilin. Pada penelitian ini senyawa ester bernasil disintesis dari sukrosa dan asarn vanilat. Asarn vanilat yang digunakan berasal dari vanilin yang telan dioksidasi olen Ag2O yang terbentuk dari reaksi AgNO3 dengan NaOH yang berlebin Asam vanilat yang dinasilkan pada percobaan seberat 2,8866 g dengan rendemen sebesar 85,89%. Kemudian esteritikasi sukrosa dengan asam vanilat pada percobaan ini sama-sama dilakukan dengan menggunakan DCC dan D|\/IAP sebagai aktivator dan katalis, tetapi keduanya dibuat dengan Cara berbeda. Selain itu jumlan sukrosa dan asam vanilat yang digunakan pada masing-masing reaksi pun berbeda pula. Ester pertama dibuat dengan menggunakan perbandingan mol sukrosa ternadap asam vanilat satu banding delapan, menggunakan D|\/IF sebagai pelarut, serta melalui proses pengadukan 24 jam pada temperatur ruang. Sedangkan ester kedua dibuat dengan menggunakan perbandingan mol sukrosa ternadap asam vanilat satu banding tiga, menggunakan piridin sebagai pelarut, serta melalui proses refluks 24 jam pada temperatur 6O°C. Ftendemen ester yang diperoleh sebesar 9,22% untuk ester pertama dan 15,03% untuk ester kedua. Kedua ester yang diperoleh diuji dengan KLT dan FTIFL"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kumala Devi
"ABSTRAK
Nyeri adalah pengalaman tidak menyenangkanakibat kerusakan jaringan bersifa tsubjektif dapat dinilai dari ekspresi wajah, gerakant ubuh,
menangis dan istirahat dengan skala nyeri yang dapat digunakan adalah Neonatal Infant
Pain Scale (NIPS).Terapi non
farmakologis mandiri dapat dilakukan perawat untuk meminimalisir nyeri neonatussete
lah tindakan invasif. Pemberian kombinasi NNS
dansukrosaefektifmengurangiresponnyerineonatussetelahpemasanganinfus.
Penelitianinimerupakanpenelitianquasi experimental post test only control group
design. Sampelpenelitiansebanyak 20
respondendibagimenjadikelompokintervensidankelompokkontrol. Analisis data
menggunakanujiindependent ttest.
Kelompokintervensidengannilairesponnyeriterendah 0 dantertinggi 2
dengannilaitengah 0,5. Kelompokkontroldengannilainyeriterendah 5 dantertinggi
7 dengaannilaitengah 0,5. Rekomendasihasilpenelitianini, pemberiankombinasi
NNS dansukrosasebagaiterapi non
farmakologisuntukmengurangiresponnyerineonatussetelahpemasanganinfus.

Abstract
Pain is an unpleasant subjective response due to tissue disruption. In neonates, it
can be assessed by Neonatal Infant Pain Scale (NIPS) from the facial expression,
body movement, crying or resting behavior of the infant. Nurses may carry on the
non-pharmacological intervention to minimize the pain of the neonates after
invasive procedures. One of the interventions is the combination of Non Nutritive
Sucking (NNS) and sucrose. This research was designed as the quasi experimental
post test only control group research involving 20 participants in the control and
intervention group. The data were analyzed using independent t-test. The research
found the lowest pain response scale was 0 and the highest was 2, with the median
0.5, in the intervention group. Whereas, in the control group, the lowest and
highest pain scales were 5 and 7, respectively, with median 0.5. This research
suggests this combination of NNS and sucrose to reduce the pain response in
neonates after intravenous catheter insertion."
2012
T 30380
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Luthfianto
"Limbah kulit nanas [Ananas comosus (L.) Merr.] yang melimpah umumnya masih jarang dimanfaatkan. Pada penelitian ini limbah kulit nanas tersebut dimanfaatkan sebagai substrat fermentasi cuka. Sebanyak 250 g kulit nanas diekstrak untuk membuat 1 liter substrat fermentasi, kemudian ditambahkan 12,5%, 15%, 17,5%, atau 20% sukrosa. Sebanyak 540 ml substrat diinokulasikan dengan 10% (v/v) starter, yang mengandung suspensi sel bakteri (5 X 10® sel/ml) dan khamir (4 x 10® sel/ml) pada perbandingan 1:1. Fermentasi berlangsung selama 2 bulan dan pada akhir fermentasi dilakukan pengukuran konsentrasi asam asetat yang dihitung sebagai total asam, pH, dan konsen trasi alkohol yang masih tersisa. Pengukuran titrasi dengan 0,1 N NaOH menunjukkan ratarata konsentrasi asam asetat tertinggi (1,388%) diperoleh dari penambahan 12,5% sukrosa dan terendah (0,283%) dari penambahan 20% sukrosa. Hasil Uji Dunn pada a = 0,25 membuktikan bahwa perbedaan rata-rata konsentrasi asam asetat yang nyata terjadi antara penambahan sukrosa 12,5% dengan 15%, 17,5%, dan 20%. Pengukuran pH asam cuka menunjukkan nilai 3,0—3,6 dengan konsentrasi alkohol yang tersisa antara 12,4--23,2%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S30981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria
"

Surfaktan ester sukrosa telah berhasil disintesis dari molase dan limbah minyak jelantah. Sintesis surfaktan ester sukrosa telah dilakukan melalui reaksi transesterifikasi antara metil ester dan molase. Metil ester telah didapatkan dari minyak jelantah melalui reaksi transesterifikasi menggunakan katalis homogen basa NaOH dengan yield sebesar 78,67% dan kadar metil ester 99,59%. Reaksi transesterifikasi metil ester dan molase telah dilakukan menggunakan pelarut dimetil sulfoksida (DMSO) dan katalis Na2CO3 sebanyak 13 mol% ester dengan variasi rasio mol molase terhadap metil ester 3:1, 5:1, dan 8:1 pada suhu 90oC selama 4 jam. Surfaktan ester sukrosa yang dihasilkan adalah sukrosa mono-linoleat dan sukrosa mono-oleat yang dikarakterisasi menggunakan instrument analisis LC-MS. Surfaktan ester sukrosa dihasilkan paling banyak pada rasio mol molase terhadap metil ester 8:1.


Sucrose ester surfactants have been successfully synthesized from molasses and waste cooking oil waste. Synthesis of sucrose ester surfactants was carried out through a transesterification reaction between methyl esters and molasses. Methyl ester has been obtained from waste cooking oil through a transesterification reaction using a homogeneous base catalyst NaOH with a yield of 78.67% and FAME content of 99.59%. Transesterification reactions of methyl esters and molasses have been carried out using dimethyl sulfoxide (DMSO) as solvent and Na2CO3 as catalyst as much as 13 mol% of esters with variations of molasses to methyl ester mole ratio 3:1, 5:1, and 8:1 at 90oC for 4 hours. The sucrose ester surfactant produced were sucrose mono-linoleic and sucrose mono-oleic which were characterized using LC-MS analysis instruments. Sucrose ester surfactants with highest production produced at molasses to ester mol ratio of 8: 1.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>