Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Pratiwi
"Latar Belakang: Insufisiensi vitamin D mengenai hampir 50% populasi seluruh dunia. Dua penyebab paling utama defisiensi adalah kurangnya paparan sinar matahari dan asupan nutrisi vitamin D tidak adekuat. Mulai usia 6 bulan, ASI tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bayi termasuk juga vitamin D. Penelitian yang mendukung angka kejadian defisiensi dan insufisiensi vitamin D serta mengetahui paparan sinar matahari yang adekuat untuk mencukupi kebutuhan vitamin D harian belum banyak dilakukan di Indonesia, terutama usia 7-12 bulan.
Tujuan: Membuktikan pengaruh paparan sinar matahari terhadap kadar vitamin D bayi usia 7-12 bulan.
Metode: Uji acak terkontrol dilakukan terhadap 109 subjek berusia 7-12 bulan di Puskesmas wilayah Semarang pada bulan Februari sampai Mei 2019. Dibagi menjadi kelompok intervensi (54 subjek) dan kontrol (55 subjek) dengan kriteria inklusi: tidak memiliki kelainan kongenital maupun penyakit kronik dan orangtua bersedia mengikuti penelitian. Kriteria eksklusi: memiliki status gizi kurang dan gizi buruk, warna kulit selain kuning langsat dan sawo matang, defisiensi vitamin D berat dengan gejala klinis dan mendapat suplementasi vitamin D. Intervensi: paparan sinar matahari selama 5 menit pada pukul 10.00-14.00 tiga kali seminggu selama 2 bulan. Dilakukan pemeriksaan kadar vitamin D awal dan akhir serta food recall.
Hasil: Didapatkan hasil angka defisiensi vitamin D sebesar 8,9%. Tidak terdapat perbedaan bermakna untuk kadar vitamin D awal pada kedua kelompok dengan rerata kadar vitamin D 39,1±14,9 ng/ml pada kelompok intervensi dan 38,6±15,4 ng/ml pada kontrol. Setelah 2 bulan, terdapat perbedaan bermakna dengan p=0,005 pada kadar vitamin D kedua kelompok dengan rerata kelompok intervensi 47,9±21,9 ng/ml dan 36,6±13,7 ng/ml pada kontrol. Tidak terdapat perbedaan bermakna untuk asupan vitamin D pada kedua kelompok.
Kesimpulan: Paparan sinar matahari pukul 10.00-14.00 selama 5 menit pada 50% luas permukaan badan berpengaruh terhadap peningkatan kadar vitamin D bayi berusia 7-12 bulan.

Background: Vitamin D insufficiency found in almost 50% of world population. Two main causes of deficiency were less sun exposure and inadequate vitamin D intake. Since 6 months, breastmilk couldnt fulfilled infant s nutrient need including vitamin D. Study supported vitamin D deficiency and insufficiency prevalence and also information about adequate sun exposure needed to maintain daily vitamin D had not been done much in Indonesia, especially aged 7-12 months.
Objective: To prove effect of sun exposure on vitamin D levels of infants aged 7-12 months
Method: Randomised controlled trial was done to 109 subjects aged 7-12 months in Primary Health care around Semarang city on February until May 2019. Divided to intervention group (54 subjects) and control (55 subjects) with inclusion criteria: no congenital or chronic disease, parents agreed to join the study. Exclusion criteria: moderate or severe malnutrition, skin tone other than yellow or brown, severe vitamin D deficiency with clinical manifestation and received vitamin D supplementation. Intervention : sun exposure for 5 minutes from 10.00-14.00 three times a week for 2 months. Vitamin D level measurement and food recall were done before and after.
Results: It is shown that prevalence of deficiency was 8.9%. No significant difference on pre vitamin D levels for intervention group (mean 39.1±14.9 ng/ml) and control (mean 38.6±15.4 ng/ml). After 2 months, there was significant difference between intervention group (mean 47.9±21.9 ng/ml) and control (mean 36.6±13.7 ng/ml) with p=0.005. There was no significant difference for vitamin D intake between two groups.
Conclusion: Sun exposure of 50% body surface area at 10.00-14.00 for 5 minutes has an effect to increase vitamin D level of infants aged 7-12 months."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ondeng Sani
"Di Indonesia, indeks ultraviolet berada di angka 8 – 11 dan termasuk ke dalam kategori risiko bahaya yang sangat tinggi sehingga diperlukan perlindungan tambahan untuk perlindungan, yakni tabir surya. Namun, penggunaan tabir surya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terkait paparan sinar matahari dan penggunaan tabir surya pada mahasiswa. Sampel penelitian ini adalah 111 mahasiswa non-kesehatan yang tersebar dalam 9 fakultas di Universitas Indonesia, dengan desain penelitian deskriptif korelasional, pendekatan kuantitatif, dan rancangan cross-sectional. Penelitian ini mengembangkan 2 kuesioner dari CHACES (Cuestionario sobre hábitos, actitudes y conocimientos sobre exposición solar en adolescencia y edad adulta) dan Pramesti. Penelitian ini menggunakan Uji Chi-Square dengan hasil terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa (p = 0,001; α = 0,05). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan untuk institusi pendidikan membentuk kurikulum terkait kesehatan kulit untuk lintas jurusan dan mempertimbangkan untuk anak sekolah sebagai langkah preventif.

In Indonesia, the ultraviolet index is at 8 – 11 and is included in the category of very high hazard risk so that additional protection is needed, it is sunscreen. However, the use of sunscreen is still low. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge and attitudes related to sun exposure and the use of sunscreen in college students. The sample of this study were 111 non-health students spread across 9 faculties at the University of Indonesia, with a correlational descriptive research design, a quantitative approach, and a cross-sectional design. This study developed 2 questionnaires from CHACES (Cuestionario sobre hábitos, actitudes y conocimientos sobre exposición solar en adolescencia y edad adulta) and Pramesti. This study used the Chi-Square Test with the result that there was a significant relationship between the level of knowledge and student attitudes (p = 0.001; α = 0.05). Based on the results of the study, the researchers recommended for educational institutions to form a curriculum related to skin health for cross-majors and consider it for school as a preventive measure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Yosephin
"Sinar ultraviolet B adalah sumber utama vitamin D, tetapi wanita usia subur
yang bekerja di dalam ruangan mempunyai vitamin D yang rendah
meskipun Indonesia negara tropis. Tujuan penelitian ini untuk mengevalua-
si peranan paparan sinar matahari pada wanita usia subur terhadap status
vitamin D dan tekanan darah. Desain penelitian yang digunakan adalah
eksperimen tanpa kelompok kontrol pada 21 wanita sehat. Penelitian ini
membandingkan status vitamin D dan tekanan darah sebelum dan setelah
mendapat paparan sinar matahari pada wajah dan lengan tiga kali seming-
gu selama 12 minggu. Analisis data menggunakan uji t-berpasangan.
Paparan sinar matahari dapat meningkatkan vitamin D. Serum 25(OH)D
meningkat 15,9% dari 15.7 ng/dL menjadi 18,2 ng/dL. Paparan sinar mata-
hari menurunkan tekanan darah sistolik (nilai p = 0,004) dan diastolik (ni-
lai p = 0,011). Ultraviolet B dari sinar matahari 30 menit tiga kali seminggu
selama 12 minggu dapat memperbaiki status vitamin D dan tekanan darah.
Ultraviolet B sunlight exposure is a primary source of vitamin D, but women
of childbearing age who worked in room every day had low serum vitamin
D despite Indonesia is a tropical country. The objective of this study was to
evaluate the role of sun exposure in women of childbearing age on vitamin
D status, and blood pressure. An intervention before-after study without
group control was conducted on 21 healthy women. This study compared
vitamin D status, and blood pressure before and after receiving ultraviolet
B (UVB) from sun exposure on the face and both arms three times a week
for 12 weeks. Anthropometric parameter and blood pressure were mea-
sured, were determined at baseline and after 12 weeks of sun exposure.
The effect of sun exposure can improve vitamin D. Serum 25 (OH)D in-
crease 15.9% from 15.7 ng/dL to 18.2 ng/dL. Sun exposure significantly re-
duced systolic blood pressure (p value = 0.004), and diastolic blood pres-
Peranan Ultraviolet B Sinar Matahari terhadap Status
Vitamin D dan Tekanan Darah pada Wanita Usia Subur
The Role of Ultraviolet B from Sun Exposure on Vitamin D Status and
Blood Pressure in Women of Childbearing Age
Betty Yosephin* Ali Khomsan** Dodik Briawan** Rimbawa
sure (p value = 0.011). Ultraviolet B from sun exposure for 30 minutes, 3
times a week for 12 weeks improves the vitamin D status, and blood pres-
sure."
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library