Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ira Lestira A.S Mendur
Abstrak :
ABSTRAK
Tape merupakan makanan fermentasi yang sudah dikenal oleh penduduk Indonesia. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara tradisional dan menggunakan inokulum ragi tape. Dari ragi tape merk Semar berhasil diisolasi khamir Saccharomycopsin fibuliger.

Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan sifat pertumbuhan dan biokimia dari khamir S. fibuliger untuk mengetahui kemampuannya mengurai sumber pati yang terdiri dari: (1) pati siap pakai, (2) sagu, dan (3) tapioka.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa S. fibuliger dapat tumbuh baik pada medium yang mengandung sumber pati pada suhu 30 derajat celcius dan 35 derajat celcius. Khamir S. fibuliger juga merupakan khamir penghasil enzim amilolitik yang cukup baik, sehingga memilki kemampuan mengurai sumber pati tersebut. Selain itu S. fibuliger juga mampu mengurai glukosa dan sukrosa tanpa menghasilkan gas.

Kesimpulan yang diperoleh, ialah S. fibuliger hasil isolasi dari ragi merk Semar' dapat digunakan pada industri-industri yang melakukan hidrolisis pati dan diharapkan bermanfaat juga untuk memproduksi SCP yang menggunakan bahan karbohidrat.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaitun Alatas
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk mengisolasi Chlamydomucor oryzae dari ragi tape, telah digunakan enam macam sampel yaitu: ragi Semar (S), ragi Sumber Madu (SM), ragi Sumber Urip (SU), ragi Puhung Padi (PP), ragi Roda Mae (II), dan ragi NKL (N). C. ory zae berhasil diisolasi .dari dua macam sanipel saja yaitu ragi S dan SM. Dalam penelitian ini oryzae yang telah diisolasi dari ragi tape tersebut, diuji pertumbuhannya pada medium PDA dan TEA dengan metode sebar, diuji aktivitas amilolitik nya pada medium pati singkong 35 % ( b/v) dengan metode "still culture", dan diuji aktivitas proteolitik-. nya pada medium gelatin 15 %. Semua uji aktLvitas tersebut dilakukan pada suhu 30°C dan 35°C. Dari uji pertumbuhan pada medium PDA, diameter koloni C. oryzae berkisar antara 4-16 mm (± 3,385) pada suhu 30°C dan berkisar antara 9-20 mm (2 9 787) pada 35°C. Pada medium TEA, diameter koloninya berkisar antara 9-20 mm ( 2,873) pada 30°C, dan berkisar antara 12-24 mm ( 3,253) pada 35°C. .Aktivitas amilolitik dan proteolitik kapang tersebut lebih tinggi pada suhu 35°C, bila dibandingkan pada suhu 30°C. Dari hasil penelitian mi diketahul bahwa Q. orvzae merupakan kapang yang mempunyai aktivitas arnilolitik dan proteolitik, sehingga dengan demikian dapat dlmanfaatkan pula di industri fermentasi yang menggunakan pati atau suatu sumber protein sebagal substrat.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Westcott, Charles G.
New York: Howard W. Sams, 1964
621.389 WES t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Buah kelapa di tingkat petani umumnya diolah menjadi kopra. Namun dengan menurunnya harga kopra maka pendapatan petani dari mengolah kelapa menjadi kopra sangat rendah....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rania Mesayu An Nisa
Abstrak :
ABSTRAK Aktivitas tape converting (double tape) berisiko mengakibatkan gangguan otot rangka (Gotrak). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran tingkat risiko Gotrak pada aktivitas tape converting di PT. H Bekasi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan semi kuantitatif. Sasaran penelitian yaitu seluruh karyawan pada aktivitas double tape converting sebanyak 11 orang pekerja. Tingkat risiko Gotrak diukur dengan lembar kerja REBA dan QEC, sedangkan keluhan subjektif menggunakan NBM. Penilaian QEC dan REBA mendapatkan hasil pekerjaan ini memiliki tingkat risiko sedang hingga sangat tinggi dan diperlukan perbaikan segera. Saran yang diberikan berupa pengendalian teknis, penggunaan alat bantu, pembuatan SOP, dan pelatihan.
ABSTRACT Tape converting activities (double tape) has risk lead to MSDs. This research aims to describe MSDs risk level in workers of tape converting activities at PT. H Bekasi. This research uses descriptive with semi quantitative approach. The study population is all employees on that activities, total 11 workers. MSDs risk levels measured using REBA and QEC, meanwhile the subjective complaints of MSDs are described using NBM. Assessment of QEC and REBA shows that this activities have a medium to very high level of risk and need actions soon. The recomendations are engineering control, use tools, create SOP, and have training.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S65278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syukri Mustafa
Abstrak :
ABSTRAK
Keratomikosis adalah infeksi kornea yang disebabkan oleh jamur. Penyakit ini, dalam bentuk Aspergillosis kornea, pertama kali dilaporkan oleh Theodore Leber pada tahun 1879.(1) Sejak itu selalu ada laporan tentang kasus ini setiap tahun, dan selama 30 tahun terakhir ini terjadi peningkatan jumlah kasus keratomikosis. Hal ini diduga karena meluasnya penggunaan antibiotik spektrum luas dan kortikosteroid. Disamping itu juga karena meningkatnya perhatian dan pengenalan serta kemajuan yang dicapai dalam pengetahuan klinis dan laboratorium dalam mendiagnosis penyakit ini.(1-7)

Di Indonesia dalam survei tahun 1982 didapatkan jumlah penderita radang kornea sebanyak 0,22% dari penduduk.( 8 ) Kalau persentase tersebut dipakai sekarang dengan jumlah penduduk kira-kira 170 juta, maka terdapat kira-kira 374.000 penderita, yang sebahagian diantaranya adalah karena infeksi oleh jamur. Karena keratomikosis sering terdapat di lingkungan masyarakat agraris dan beriklim tropis sampai subtropis, dapat diperkirakan bahwa angka kejadian keratomikosis di Indonesia cukup tinggi mengingat sebagian besar masyarakat kita tinggal di pedesaan dan hidup dari pertanian.(9)

Di Bagian Mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dari tahun 1968 sampai dengan 1971 terdapat 68 kasus yang dicurigai keratomikosis dimana 22 kasus diantaranya positif keratomikosis berdasarkan pemeriksaan laboratorium.(2) Sedangkan dari bulan Juni 1984 sampai dengan Desember 1988 terdapat 117 kasus ulkus kornea pada penderita dewasa (berumur diatas 12 tahun) yang dirawat, dimana 13 kasus ( 11% ) diantaranya adalah keratomikosis. (10)

Mengenal infeksi jamur pada kornea sangat perlu, karena infeksi jamur pada kornea tidak dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik untuk bakteri, sehingga bila tidak dikenal maka infeksi jamur pada kornea akan dapat berakhir dengan kebutaan.(11) Upadhyay (12) pada penelitiannya di Nepal dari Mei 1975 s/d April 1976 mendapatkan dari 25 kasus keratomikosis, 5 kasus (20%) berakhir dengan enukleasi atau eviscerasi, dan 5 kasus (24%) mempunyai tajam penglihatan akhir kurang dari 6/60.

Keratomikosis masih tetap merupakan tantangan bagi dokter mata dalam hal diagnosis dan pengobatan. Hal ini disebabkan oleh adanya kemiripan keratomikosis dengan peradangan kornea yang disebabkan oleh organisme lain, terbatasnya obat anti jamur yang tersedia disertai penetrasinya yang buruk ke dalam jaringan kornea.(7,13)
Pada sebahagian besar kasus, tidak mungkin mendiagnosis keratomikosis hanya berdasarkan gambaran klinis.(7,13,14). Diagnosis dini dan tepat keratomikosis merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan pengobatannya.(9) Diagnosis pasti keratomikosis adalah dengan memastikan adanya jamur di lesi kornea tersebut dengan pemeriksaan laboratorium.(2,3,14,15)?

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryan Jonathan Yahya
Abstrak :
Jerawat merupakan peradangan yang terjadi pada kulit yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Obat jerawat yang beredar mengandung antibiotik yang dapat menyebabkan efek samping. Alternatif agen antibakteri dapat diperoleh dari makanan fermentasi seperti tape ketan hitam. Penelitian yang dilakukan oleh Rais (2022) menunjukkan adanya aktivitas antibakteri isolat laktobasil dari tape ketan hitam terhadap bakteri patogen umum. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri isolat laktobasil terhadap bakteri jerawat Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Sebanyak empat isolat laktobasil (TM1, TM2, TM3, dan TM4) dilakukan penapisan menggunakan uji plug. Hasil uji plug menunjukkan semua isolat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri jerawat. Kemudian berdasarkan nilai Indeks Aktivitas (IA), dipilih dua isolat terbaik (TM2 dan TM4) untuk dilakukan uji antibiosis. Hasil uji antibiosis menggunakan filtrat isolat terpilih menunjukkan isolat TM2 memiliki aktivitas antibakteri terbaik dengan puncak aktivitas pada fermentasi hari ke-3. Selain itu dilakukan juga pengukuran terhadap pH dan total asam filtrat. Hasil pengukuran pH dan total asam bervariasi dan tidak memiliki korelasi dengan hasil uji antibiosis. Berdasarkan hasil uji pH dan total asam, disimpulkan bahwa aktivitas antibakteri diduga disebabkan oleh produksi bakteriosin. Aplikasi bakteriosin pada produk kecantikan dapat diteliti lebih lanjut. ......Acne is an inflammation that occurs on the skin that can be caused by bacterial infections such as Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Acne medications available in the market often contain antibiotics that can cause side effects. Alternative antibacterial agents can be obtained from fermented foods such as black glutinous rice. Research conducted by Rais (2022) showed the presence of antibacterial activity of lactobacilli isolate from black glutinous rice against common pathogenic bacteria. This study aimed to test the antibacterial activity of lactobacilli isolates against the acne-causing bacteria Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. A total of four lactobacilli isolates (TM1, TM2, TM3, and TM4) were screened using agar plug test. The plug test results showed all isolates had antibacterial activity against acne bacteria. Based on the Activity Index (IA) value, two best isolates (TM2 and TM4) were selected for antibiosis testing. Results of antibiosis test using selected isolate filtrates showed TM2 isolate had the best antibacterial activity with peak activity on fermentation day 3. In addition, pH and total acid were also measured. Results of pH and total acid measurements were vary and have no correlation with antibiosis test results. Based on the results of pH and total acid tests, it was concluded that antibacterial activity is suspected to be caused by the production of bacteriocin. The application of bacteriocin in cosmetics can be further studied.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geiger, Dana F.
New York: John Wiley & Sons, 1981
621.462 GEI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Rachmawati
Abstrak :
ABSTRACT
Iptek Bagl Masyarakat (IbM) yang dilakukan pada kelompok penggemukan sapi lokal belum memenuhi syarat untuk menyelesaikan masalah 1) jerami padi sebagai pakan ternark 2) limbah pertanian dan limbah industri sebagal pakan tanpa hijauan 3) pengolahan jerami pad menjadi pita jerami 4) pengolahan limbah pertanian dan llmbah lndustrl menjadi pakan temak tanpa pakan temak 5) mengolah promoter pertumbuhan yang berasal dari empon-empon dan pengambnlan kembali tanaman obat, dan 6) pembuatan limbah kotoran sapi menjadi pupuk ramah llngkungan. Tujuan IbM adalah (1) rnengolah jerami pad menjadi pita jerami sebagai pakan ternak yang bergizi (2) tanpa pengolahan pakan ternak (pakan lengkap) (3) pengolahan promoter pertumbuhan, (4) penggemukan sapi lokal dengan menggunakan jerami dan pakan pita tanpa pakan terak Serta promoter pertumbuhan. Manfaat IbM adalah mengembangkan sumber daya manusia dan meningkatkan pendapatan penggemukan petemak sapi lokal dengan biaya produksi lebih rendah. Metode yang digunakan dalam kegiatan IbM adalah pendidikan dan pelatihan penggemukan sapi dengan pakan jerami dan pakan tanpa pakan ternak ditambah promoter pertumbuhan, pengolahan limbah menjadi pupuk ramah lingkungan pada UKMK penggemukan sapi potong di Kabupaten Babat dan Sugio di Lamongan. Kegiatan program IbM melibatkan 8 siswa untuk meningkatkan semangat kewirausahaan. Hasilnya adalah peningkatan bobot sapi per ekor per hari pada temak lokal sebesar 0,578 + 0,054 kg, sapi potong silang ongole 0,887 + 0,100 kg, ternak limusin hibrida 1,588 + 0,084 kg dan sapi potong silang Simmental 1.967 + 0.255 kg.
Surabaya: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>