Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Refida
Abstrak :
Konsep penjualan produk melalui televisi merupakan salah satu upaya pelaku usaha untuk menarik minat masyarakat, dan juga merupakan salah satu cara memperoleh laba atau untung dalam jumlah yang besar. Perusahaa-perusahaan tersebut bekeijasama dengan perusahaanperusahaan asing yang memproduksi suatu produk, misalnya alat rumah tangga,alat-alat olah raga, kosmetika dan sebagainya, seperti Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Mexico, dan sebagainya, untuk kemudian ditawarkan atau dijual produknya kepada masyarakat melalui tayangan iklan "infomercial? pada televisi. Seiring dengan perkembangan tersebut, dalam kenyataan masih terlihat adanya suatau gejala ketidakselarasan yang terjadi antara pelaku usaha yang menjual produk-produk tersebut dengan konsumen pengguna barang (pembeli). Ketidakselarasan ini dapat membawa pengaruh dan dampak negatif terhadap kepentingan-kepentingan pihak lainnya. Dengan kata lain, apabila salah satu pihak dalam pelaksanaan kegiatan usaha mengalami ketidakselarasan tersebut, maka hasil atau prestasi bagi pihak lain pun menjadi sia-sia. Selain itu pula dampak dari ketidakselarasan ini menempatkan konsumen pada posisi yang lemah, padahal jumlah konsumen di Indonesia sangatlah besar, hampir kurang dari 200 juta orang adalah konsumen yang menyaksikan tayangan iklan u Infomercial? penjualan produk-produk tersebut, maka kemungkinan jumlah konsumen yang akan dirugikan ketika memanfaatkan transaksi jual-beli dengan cara ini tidaklah sedikit. Oleh karena itu, terdapat beberapa hal penting berkaitan dengan konsep penjualan ini yang menjadi perhatian utama, yaitu hal-hal yang menyebabkan konsumen berada pada posisi yang lemah dalam kegiatan usaha ini, sehingga menyebabkan pemerintah dan lembaga non pemerintah (NGO) mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi maraknya perkembangan kegiatan usaha ini, salah satunya dengan mengoptimalkan pemberlakuan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dan juga melalui pendidikan konsumen, serta mengupayakan penentuan standarisasi mutu suatu produk barang melalui kegiatan Standar Nasional Indonesia (SNI). Kemudian, melalui Undang-undang Perlindungan Konsumen ini, konsumen diharapkan dapat memperoleh perlindungan hukum ketika mengalami kerugian, misalnya dengan memanfaatkan upaya penyelesaian sengketa, baik melalui peradilan umum, maupun penyelesaian di luar pengadilan, yaitu dengan menyerahkan penyelesaian sengketa kepada Badan Penyelesaian Sengketa Nasional (BPSK).
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T37757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pamuntjak, Bernaldi M.
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini didasari oleh fenomena pertelevisian yaitu ketika dimulainya RCTI. Waktu siar yang cukup panjang , lebih dari TVRI, tentunya mempunyai akibat-akibat tersendiri pada masyarakat penggunanya. Anak-anak pun mempunyai sifat-sifat tersendiri yang tidak kalah menariknya. Mereka seperti kertas putih yang baru, akan diwarnai oleh orang tua atau lingkungannya. Selain itu, dalam kegiatannya sehari-hari porsi terbesar adalah bermain-main, seperti nampak dalam ungkapan bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang paling menyenangkan. Dari dua kenyataan di atas, peneliti ingin melihat bagaimana jika RCTI yang banyak menyediakan acara-acara hiburan ditonton oleh anak-anak dalam waktu yang cukup lama. Apakah kegiatan itu akan mengganggu prestasi belajarnya di sekolah ? Dalam usaha pencarian data, peneliti memutuskan untuk memilih SD Budi Waluyo, dimana pemilihan sekolah ini telah didasari oleh beberapa kriteria tersendiri, seperti penghasilan atau pendapatan orang tua, test IQ dan diberikannya pelajaran bahasa inggris pada anak-anak. Dari sekolah itu, pihak-pihak yang diwawancarai Kepala Sekolah , Wakil Ketua Yayasan Budi Waluyo, kelas 4,5,6 serta orang tua murid adalah murid-murid tersebut. Adapun wawancara dengan murid-murid dan orang tuanya dengan menggunakan kuesioner, langsung dengan Kepala Sekolah atau Wakil dilakukan Beda dengan wawancara Ketua Yayasan. dari Kepala Sekolah dan Wakil Ketua Yayasan digunakan unutk memberi gambaran bagaimana keadaan Budi Waluyo khususnya Sekolah Dasar dan Penghasilan Orang murid, sementara data dari orang tua digunakan untuk melihat peran dan pendidikannya. Sedangkan data dari anakakan melihat penggunaan televisi mereka, IQ , Data Yayasan tua anak preferensi mereka dan prestasi belajarnya. Dari penelitian ini akhirnya didapat bahwa ada hubungan antara penggunaan televisi dan prestasi belajar anak dan hubungan itu akan lebih signifikan jika dilihat melalui Peran Orang Tua, Preferensi dan IQ anak.
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Kartika Hapsari
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang lingkup keluarga sarat akan nilai privasi, dimana segala bentuk permasalahan di dalamnya merupakan masalah yang sangat pribadi dan dipandang sebagai aib yang tabu untuk disebarluaskan. Namun pada kenyataannya, isu konflik keluarga telah menjadi salah satu komoditas bagi media untuk dijual guna mendapatkan keuntungan.

Penulisan ini ingin melihat bagaimana tayangan Masihkah Kau Mencintaiku melakukan komodifikasi terhadap konflik keluarga, bagaimana tanggapan khalayak tentang format reality show pada tayangan dan muatan konflik keluarga yang dikomodifikasikan. Dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough pada level teks, discourse practice dan socioculture diketahui bahwa tayangan reality show Masihkah Kau Mencintaiku yang tayang di RCTI telah melakukan komodifikasi konflik dalam keluarga. Hal ini disebabkan karena ketatnya persaingan antar media, sehingga harus merebut perhatian khalayak untuk mendapatkan rating dan share yang memuaskan. Disamping itu, faktanya khalayak juga menyukai tayangan dengan tema konflik keluarga yang dipenuhi adegan emosional seperti ini.

Label reality show yang menempel pada tayangan seolah menguatkan argumen bahwa tayangan tersebut memang mengangkat kisah nyata dari sebuah keluarga, dan dengan orang-orang yang memang bermasalah. Sehingga terkesan bahwa konflik keluarga bukanlah aib yang harus ditutupi lagi. Tayangan seperti ini menghadirkan suatu wacana bahwa kesakralan pernikahan dan keluarga bukanlah hal yang utama lagi, dan bahwa konflik keluarga dan perceraian merupakan hal yang lumrah terjadi saat ini.
ABSTRACT
The family's scope is full of privacy, so that every problem in there may be a very personal thing, which is called as shame or scandal. But in fact, the family conflict issues are sold for the media profit, as one of the media commodity.

The purposes of this thesis are to know how Masihkah Kau Mencintaiku commodify the family conflict issues, and what the audience think about the reality show as a genre of the program. By using the Norman Fairclough's critical discourse analysis method for the text, discourse practice and socioculture practice level, it is acknowledged that the reality show Masihkah Kau Mencintaiku, which was shown in RCTI, commodified the family conflicts. To gain highest rating and media compete to maintain their audience attention towards the show. Surprisingly, the audience put high interest to watch the program which provided these issues and high emotional tense scenes.

A label or reality show has made the audience believed that the program tells a real stories of family conflicts. As a result, the audience has the tendency to think that family conflicts are no secrets, and that is common to be brought into the public. This program represented discourses that the sacred of a marriage and family are not important anymore, and the family conflict or family divorce are the common issues in society.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5296
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Andriani
Abstrak :
ABSTRAK
Tayangan televisi merupakan sebuah bentuk hiburan yang ditonton setiap harinya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun sesungguhnya tayangan televisi merupakan bagian dari hiperrealitas, sebuah lapisan kehidupan dimana batas antara kenyataan dan kepalsuan menjadi kabur. Sadar atau tidak sadar, tayangan televisi menjadi produk yang terus dikonsumsi oleh masyarakat sehingga produksi tayangan televisi pun semakin berkembang. Dengan tuntutan tersebut, tayangan televisi dibuat dengan berbagai metode untuk menghasilkan tontonan yang menarik. Arsitektur memiliki peran dalam produksi tayangan televisi. Melalui desain set, arsitektur disimulasikan sehingga dapat membangun dan memperkuat tayangan televisi yang diproduksi. ABSTRACT
Television show is a form of entertainment watched everyday by most Indonesians. However, television shows actually belong to hyperreality, a layer where the border between reality and artificiality is blurred. Conciously or not, television show becomes a product that keeps being consumed by people, thus developing the production of television shows. With that kind of demand, television shows must be produced in various methods to have interesting results. Architecture plays a role in television production. Through set design, architecture is simulated so it can build and strengthen television products.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Dwi Madyananda
Abstrak :
ABSTRAK
Perubahan gaya hidup masyarakat kelas menengah-urban dipengaruhi oleh stimul visual-audio yang intens. Tayangan televisi, sebagai salah satu stimul, merupakan media representasi dunia nyata yang membentuk persepsi penonton melalui pengalaman visual. Penggambaran dunia tesebut dilakukan dengan menggunakan bahasa ruang yang dapat dilihat, dirasakan dan dimaknai oleh penonton. Ruang dibahasakan dengan menggunakan tanda-tanda berupa elemen-elemen ruang yang merujuk pada realita. Dengan desain set, tanda-tanda diorganisasikan sehingga dapat membangun dan memperkuat persepsi penonton terhadap representasi kelas menengah urban pada tayangan televisi.
ABSTRACT
The change of Urban-Middle class lifestyle is influenced by intentionally visual-auditory stimuls. The television shows, as one of the stimulation, is a media representation of the real world that create audience?s perception through the visual experience. The representation of that world using the language of space which can be seen, felt and interpreted by the audience. The language of space using signs like space elements which are refer to reality. With the set design, the signs are organized until could build and strengthen the audience's perception towards representation of the urban middle class on the telivision shows.
2016
S63450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Eka Riskiyanti
2007
T23988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S6714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library