Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riski Yuliansyah
"Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pengadaan Langsung (SIMPeL) adalah salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengamatan terhadap data bulan Maret 2018, masih banyak terdapat pengadaan langsung yang dilakukan tanpa melalui aplikasi SIMPeL. Berdasarkan sebab tersebut penelitian ini berusaha mencari faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna Sistem Informasi Manajemen Pengadaan Langsung khususnya pegawai Kemendikbud yang menggunakan SIMPeL.
Penelitian ini menggunakan model penerimaan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) yang dimodifikasi dengan menambahkan model Technology Readiness Index (TRI). Data yang diperoleh diolah dengan metode SEM menggunakan aplikasi SmartPLS versi 3.2.7. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa ekspektasi kinerja dan pengaruh sosial berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan SIMPeL, dimana yang paling kuat mempengaruhi niat untuk menggunakan SIMPeL adalah ekspektasi kinerja.

Implementation of Sistem Informasi Manajemen Pengadaan Langsung (SIMPeL) is one of the efforts of the Ministry of Education and Culture to improve transparency and accountability in Procurement area within Ministry of Education and Culture.
From observation in March 2018 period, there are some Pengadaan Langsung have been done without SIMPeL. Based on this reason, this research tries to look for factors influencing the acceptance of Sistem Informasi Manajemen Pengadaan Langsung (SIMPeL) especially Kemendikbud employee using SIMPeL.
This research based on modified Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) model with addition of Technology Readiness Index (TRI) model. SEM method with SmartPLS 3.2.7 version is use for analyze the data. From the research known that performance expectation and social influence are influencing intention to use SIMPeL, which performance expectance is the most significant influencer to the intention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Alamsyah
"Guru sebagai tenaga pendidik di Indonesia harus mampu memanfaatkan teknologi dalam kegiatan belajar dan mengajarnya. Keinginan guru dalam menggunakan teknologi dalam pendidikan disebut dengan behavioral intention. Akan tetapi, penelitian mengenai behavioral intention belum banyak dilakukan pada sektor pendidikan Chang, Lieu, Liang, Liu, Wong, 2011. Berdasarkan penelitian sebelumnya, behavioral intention berhubungan dengan technology readiness dan kepuasan Soderlund Ohman, 2002; 2003, Lin Hsieh, 2007.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran moderasi kepuasan pada hubungan technology readiness dan behavioral intention guru dalam menggunakan teknologi pada pendidikan. Adapun partisipan dalam penelitian ini berjumlah 119 guru yang berasal dari SMP di Jakarta, Depok, dan Bogor.
Pengukuran dilakukan dengan Technology Readiness Index TRI 2.0, barometer kepuasan dari Johnson, et al. 2001 ditambah dengan dua pre-liminary question dari Soderlund dan Ohman 2003, dan behavioral intention multi-item dari Soderlund dan Ohman 2002. Berdasarkan analisis, ditemukan bahwa technology readiness memiliki hubungan dengan behavioral intention secara signifikan R=0,359.

Teachers as educators in Indonesia should be able to take advantage of technology in learning and teaching activities. The willingness of teachers in using technology in education is called behavioral intention. However, research on behavioral intention has not been widely practiced in the education sector Chang, Lieu, Liang, Liu, Wong, 2011. Based on previous research, behavioral intention have relationship with technology readiness and satisfaction Soderlund Ohman, 2002 2003, Lin Hsieh, 2007.
This study aims to determine the role satisfaction as moderator on relationship of technology readiness and teacher rsquo s intention to use technology on education. The participants are 119 teachers from junior high schools in Jakarta, Depok, and Bogor.
Measurements were made with Technology Readiness Index TRI 2.0, a satisfaction barometer from Johnson, et al. 2001 added with two pre liminary questions from Soderlund and Ohman 2003, and behavioral intention multi items from Soderlund and Ohman 2002. Based on analysis, it was found that technology readiness had significant relationship with behavioral intention R 0.359.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felisa Gabriela
"Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakat, salah satu teknologi tersebut adalah internet. Banyak perusahaan penyedia jasa seperti halnya perusahaan penyedia jasa transportasi menggunakan internet untuk semakin mudah menjangkau konsumenya. Oleh karena itu PT KAI mengunakan teknologi yang disebut self-service technology (SST) yaitu teknologi yang memungkinkan konsumen mendapatkan jasa dengan dilakukan secara mandiri oleh konsumen tersebut. SST yang disediakan oleh perusahaan adalah menyediakan layanan penjualan tiket melalui minimarket. Hal ini menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian terhadap kesiapan konsumen dalam menggunakan Self-service technologies. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara technology readiness terhadap kepuasan dan intensi berperilaku konsumen dalam menggunakan SST pembelian tiket kereta api melalui minimarket.
Data diolah menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) dengan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara technology readiness dengan kepuasan konsumen dan intensi berperilaku konsumen, selain itu ditemukan juga pengaruh yang besar antara kepuasan konsumen dan intensi berperilaku. Perusahaan disarankan untuk memberikan diskon bagi konsumen yang baru pertama kali membeli tiket melalui minimarket agar dapat memberikan kepuasan terlebih dahulu dan memungkinkan penggunaan SST lagi. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti diharapkan dapat menangkap variabel terbaru apa saja yang menjadi tolak ukur dalam menilai technology readiness karena teknologi terus berkembang.

The tremendous of technology growth affects people?s lifestyle, one of that is called internet. There are a lot of service provider company like as transportation service provider that use internet, and it is getting easier to reach their costumer. Then PT KAI using technology called self -service technology (SST), so customer can get the service that can be done by themselves. Company provides SST in selling train ticket in the minimarket. Writer interested in research this phenomenon, regard the customer readiness in using Self service technologies. This essay has purposes to knowing the affect between technology readiness on satisfaction and behavior intention in using SST by purchasing the ticket in minimarket.
The data perceived by Structural Equation Model (SEM) with conclusion that there is a significant effect between technology readiness with customer satisfaction and customer behavior intention. Company suggested to giving discount to customer who purchased the ticket in minimarket for the first time, so by this way company can give the satisfaction and making the desire in costumer to do repeat purchase (using SST). For the next research, may researcher can adding newest variable that can be benchmark to value technology readiness because of the sustainable technology development.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Agung Wibowo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan hasil teknologi pembenihan ikan nila unggul dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mendukung ketahanan pangan. Metode yang digunakan dalam analisis aspek antara lain: Evaluasi Technology Readiness Levels (TRL), Benefit Cost Ratio (BCR), Interest Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), dan analisa SWOT. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan potensi lahan tambak sekitar 37.5% dari 1.2 juta ha, belum ada kebijakan pemanfaatan hasil teknologi ikan nila unggul (Salina) BPPT. Secara finansial, ikan nila Salina layak untuk dibudidayakan dengan nilai ekonomis yang tinggi yaitu nilai Outflow sebesar Rp 283.874.100 menghasilkan Inflow sebesar Rp. 504.000.000, dan Net Cashflow Rp 220.125.900 dalam kurun waktu 5 tahun, dengan perhitungan NPV sebesar Rp. 432.462.737, Net BCR sebesar 2,5 (1>), dan IRR sebesar 71 % (>16%). Dengan peluang pemanfaatan sekitar 29.091 (54%) lahan tambak akan diperoleh pendapatan bersih sebesar Rp.11.889.440.110.800.

ABSTRACT
This study aim to analyze the utilization of superior tilapia hatchery technology result from the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT) to support food security. The method used in the analysis of aspects, among others: Evaluation of Technology Readiness Levels (TRL), Benefit Cost Ratio (BCR), Interest Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), and a SWOT analysis. Results from this study indicate that the potential of the farm land around 37.5% of the 1.2 million ha, there is no policy on the use of superior technology results tilapia (Salina) BPPT. Financially, Salina tilapia deserves to be cultivated with high economic value that is the value of Rp 283 874 100 Outflow Inflow generate Rp. 504 million and Rp 220 125 900 Net Cashflow within a period of 5 years, with the calculation of NPV Rp. 432 462 737, Net BCR of 2.5 (1>), and an IRR of 71% (> 16%). With the utilization of the opportunities around 29 091 (54%) of pond would be obtained net income of Rp.11.889.440.110.800."
2015
T45531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joanna Maria Loretta
"Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi, organisasi seringkali memilih untuk berinvestasi pada teknologi. Salah satu teknologi yang dipilih perusahaan untuk diinvestasikan adalah Enterprise Resources Planning (ERP). ERP merupakan perangkat lunak sistem informasi yang bertujuan untuk menyatukan informasi menjadi sistem informasi terpusat yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan dan pengambilan keputusan. Namun, upaya organisasi untuk berinvestasi pada teknologi ERP seringkali mengalami kegagalan yang berakhir pada kerugian yang harus ditanggung organisasi. Keberhasilan pengimplementasian ERP sangat bergantung pada aspek penerimaan dari penggunanya. Maka, penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi untuk meningkatkan intensitas penggunaan ERP yang telah diinvestasikan oleh sebuah organisasi pada industri restoran dengan cara memperoleh Technology Readiness Index (TRI) dan keterkaitan variabel dari TRI terhadap kebermanfaatan dan kemudahan yang dirasakan pengguna dalam menggunakan NetSuite serta memperoleh keterkaitan kebermanfaatan dan kemudahan terhadap intensi penggunaan NetSuite dengan menggunakan model Technology Acceptance Modelling (TAM). Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan bahwa TRI PT. Animo Resto Primera tergolong dalam high technology readiness dan variabel pada TRI yang berpengaruh signifikan pada kemudahan penggunaan NetSuite adalah optimism, innovativeness, dan discomfort. Sedangkan variabel yang berpengaruh signifikan pada kebermanfaatan adalah optimism. Kemudahan penggunaan NetSuite berpengaruh signifikan terhadap intensi penggunaan NetSuite. Dari hasil penelitian tersebut, maka dirancang strategi-strategi untuk meningkatkan intensi penggunaan NetSuite menggunakan metode Importance-Performance Analysis berdasarkan variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan dan critical success factor dari penggunaan ERP guna meningkatkan probabilitas keberhasilan pengimplementasian NetSuite pada PT. Animo Resto Primera.

To increase the effectiveness and efficiency, company do the investment on technology. On of the most chosen technology is Enterprise Resources Planning (ERP). ERP is system information software which collect the information and make it a centralize data to increase the effectiveness and efficiency of work process and decision making process. Otherwise, the effort done by company often run into failure and causing several losses to the company. The successful ERP implementation depends on the user acceptance of the technology. So, this research purpose is to design strategies to increase the behavior intention of ERP usage that already invested by the company in food service industry by obtain the Technology Readiness Index (TRI) and the relation between TRI variable and perceived usefulness and perceived ease of use when the user using NetSuite along with the relation between perceived usefulness and perceived ease of use on behavior intention based on Technology Acceptance Modelling (TAM). According on the data that has been processed, the TRI of PT. Animo Resto Primera is high technology readiness and the TRI variable that effect significantly on perceived ease of use are optimism, innovativeness, and discomfort. While, the variable that effect significantly on perceived usefulness is optimism. Perceived ease of use effect significantly on behavior intension in using NetSuite. From the data obtained, the strategies are designed to improve the behavior intention on using NetSuite using Importance-Performance Analysis based on the variable that effect significantly and the critical success factor on ERP implementation in purpose to increase the probability of the successful ERP implementation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindhy Nafa Sari
"Seiring dengan maraknya Industri 4.0, Pemerintah menggalakkan program Making Indonesia 4.0 untuk mengarahkan Indonesia kepada Industri 4.0 dan lebih siap bersaing di tingkat global, salah satunya dengan meningkatkan infrastruktur digital di Indonesia, hal ini juga disambut oleh PT.Pupuk Indonesia Holding Company dengan meningkatkan infrastruktur digital, yang salah satunya adalah eprocurement. Namun pada perusahaan terkait, ditemukan bahwa pra pengguna memiliki tingkat kesiapan brainware yang rendah sehingga dibutuhkan penelitian terkait hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi tingkat kesiapan dan intensi pengguna e-procurement menggunakan technology readiness index yang menunjukkan bahwa tingkat adopsi teknologi berada pada level medium readiness level dan model technology readiness and acceptance model menunjukkan bahwa faktor yang signifikan dalam pengadopsian teknologi eprocurement adalah Insecurity dan Perceived Usefulness. Analisis dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada seluruh pengguna e-procurement di pengadaan PT.PIHC. Kemudian dilakukan perancangan strategi dilakukan menggunakan bantuan tools diagram Impact-Performance Analysis (IPA) oleh para praktisi yang berpengalaman pada penggunaan e-procurement pada perusahaan dengan rekomendasi strategi prioritas utama adalah mengubah kegiatan manual input menjadi otomatis dengan terintegrasi pada sistem e-procurement dalam beberapa bentuk seperti penyimpanan kontrak dengan informasi kontak vendor dan ketentuan pembayaran yang terintegrasi pada e-procurement dan integrasi fitur membandingkan harga langsung dari berbagai seller sehingga tidak perlu mencari informasi secara terpisah.

Along with the rise of Industry 4.0, the Government is promoting the Making Indonesia 4.0 program to connect Indonesia to Industry 4.0 and is more ready to compete at the global level, one of which is by improving digital infrastructure in Indonesia, this is also supported by PT. Pupuk Indonesia Holding Company by improving digital infrastructure , one of which is e procurement. However, in related companies, it was found that users had a level of brainware readiness that needed research in this regard. This study aims to formulate a strategy for the level of readiness and intentions of e procurement users using a technology readiness index that refers to the level of technology adoption depending on the level of intermediate level of readiness and the technology readiness model and acceptance model showing significant factors in the adoption of e-procurement technology are Insecurity and Behavior Intention. The analysis was carried out by distributing questionnaires to all e-procurement users in PT. PIHC. Then the strategy design is carried out using the Impact-Performance Analysis (IPA) diagram by experts trained on the use of e-procurement in companies with the contribution of priority strategies is to change manual input activities to be automated with integrated eprocurement systems in some forms such as contract storage with vendor contact information and payment terms integrated into e-procurement and the integration of features comparing prices directly from various sellers so there is no need to search information separately."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romadoni Kevin Julian
"Pengiriman perangkat pada industri perangkat wearable diprediksikan meningkat hingga tahun 2026, terutama jam tangan pintar atau smartwatch. Dalam fenomena pandemi ini, jam tangan pintar menjadi lebih kritis karena dapat memantau aktivitas kebugaran dan istirahat secara detail. Selain itu, teknologi yang terdapat pada smartwatch juga harus diperhatikan. Teknologi canggih yang tersedia mungkin membuat beberapa pengguna merasa tidak nyaman dan tidak aman. Penelitian ini dibuat untuk mempertimbangkan Technology Readiness Index (TRI) seperti Optimism, Innovativeness, Insecurity, dan Discomfort dalam Technology Acceptance Model (TAM) terhadap penerimaan pengguna dalam menggunakan jam tangan pintar (smartwatch) mereka. 212 responden mengisi survei yang dilakukan secara daring, kemudian mengujinya dengan metode PLS-SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari 12 hipotesis, terdapat tiga hipotesis yang tidak berpengaruh. Insecurity tidak memiliki pengaruh pada Perceived Ease of Use dan Perceived Usefulness. Optimism juga tidak tidak memiliki pengaruh pada Perceived Usefulness.

Device shipments in the wearable device industry are predicted to increase until 2026, especially smartwatches or smartwatches. In this pandemic phenomenon, smartwatches are becoming more critical because they can monitor fitness and rest activities in detail. In addition, the technology contained in smartwatches must also be considered. The advanced technology available may make some users feel uncomfortable and insecure. This study assessed the Technology Readiness Index (TRI) such as Optimism, Innovativeness, Insecurity, and Discomfort in the Technology Acceptance Model (TAM) on user acceptance in using their smartwatch. 212 respondents completed an online survey, then tested it using the PLS-SEM method. The results showed that, of the 12 hypotheses, three hypotheses had no effect. Insecurity has no impact on Perceived Ease of Use and Perceived Usefulness, and optimism also does not affect Perceived Usefulness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irsyal Nadhifa Zahran
"Pemerintah Kabupaten Kuningan tengah melakukan upaya dalam pengembangan potensi pariwisata dengan menggunakan teknologi, salah satunya e-tourism. Pengembangan tersebut bukanlah suatu perkara yang mudah karena dibutuhkannya kesiapan teknologi dari Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk melaksanakan e-tourism secara optimal. Namun dari itu, masih terjadi permasalahan-permasalahan yang ditemukan seperti permasalahan yang terjadi pada website e-tourism yang disediakan Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kuningan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan teknologi terhadap pelaksanaan e-tourism di Pemerintah Kabupaten Kuningan menggunakan kerangka teori technology readiness and acceptance model (TRAM) dari Sun et al. (2020). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu mixed method dengan melakukan survei kepada 100 responden dan melakukan wawancara mendalam kepada 6 narasumber sebagai sumber data primer serta studi kepustakaan berdasarkan penelitian terdahulu, publikasi lembaga, dan sumber berita elektronik sebagai data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan teknologi terhadap pelaksanaan e-tourism di Pemerintah Kabupaten Kuningan belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari delapan indikator yang belum terpenuhi dan masih terdapat kendala.

The Kuningan Regency Government is making efforts to develop tourism potential using technology, one of which is e-tourism. The development is not an easy matter because technological readiness is needed from the Kuningan Regency Government to carry out e-tourism optimally. However, there are still problems such as problems that occur on the e-tourism website provided by the Kuningan Regency Government through the Kuningan Regency Youth, Sports and Tourism Office. Therefore, this study aims to analyze the readiness of technology for the implementation of e-tourism in the Kuningan Regency Government using the theoretical framework of the technology readiness and acceptance model (TRAM) from Sun et al. (2020). This study uses a quantitative approach with data collection techniques, namely mixed method by conducting a survey to 100 respondents and conducting in-depth interviews with 6 sources as primary data sources as well as literature studies based on previous research, institutional publications, and electronic news sources as secondary data. The results of the study show that the readiness of technology for the implementation of e-tourism in the Kuningan Regency Government is not optimal. This can be seen from the eight indicators that have not been fulfilled and there are still obstacles."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ichsan
"Industri 4.0 adalah koneksi digital baru yang mengoptimalkan nilai secara keseluruhan dalam sistem produksi manufaktur. Sistem produksi saat ini sering didasarkan pada pendekatan peningkatan berkelanjutan (continuous improvement) dari manajemen lean. Peluang baru muncul dengan menerapkan Industri 4.0. Transformasi digital menuju pabrik yang terhubung dan terintegrasi menyebabkan perubahan besar pada industri mulai dari pengembangan sistem fisik cyber hingga penerapannya dalam seluruh sistem produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan alat tingkat kesiapan teknologi untuk pabrik makanan dan minuman dan kerangka kerja untuk mengimplementasikan transformasi digital menuju Industri 4.0. Metode Technology Organizational Environment (TOE) digunakan. Selanjutnya, untuk mengukur tingkat kesiapan teknologi dari produsen makanan dan minuman di Indonesia, Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) diperbarui agar sesuai dengan praktik umum dalam mengembangkan atau menerapkan teknologi baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling utama dalam rangka implementasi industri 4.0 adalah faktor finansial, di mana nilai investasi yang dibutuhkan untuk melakukan implementasi industri 4.0 cukup besar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara garis besar, perusahaan manufaktur makanan dan minuman di Jabodetabek masih berada pada level 1 dalam tingkat kesiapan teknologi, di mana level 1 merupakan level formulasi konsep dari industri 4.0 itu sendiri.

Industry 4.0 leads new digital connections to optimize the whole value stream in the manufacturing production systems. Current production systems are often based on the continuous improvement approach of lean management. New opportunities arise by implementing Industry 4.0. The digital transformation towards smart connected factories causes enormous changes in mechanical engineering industry starting from the development of cyber physical systems up to their application in the whole production systems. This research aims to present a technology readiness level tool for food and beverage manufactures and the framework to implement digital transformation towards Industry 4.0. Technology Organizational Environment (TOE) method is used. Furthermore, in order to measure technology readiness level of food and beverage manufacturers in Jabodetabek, Technology Readiness Level (TRL) was regenerated which align with common practice in developing or implementing new technologies. The results showed that the most important factor in implementing industry 4.0 was financial factors, where the investment needed to implement industry 4.0 was quite large. The results also show that in broad outline, food and beverage manufacturer companies in Jabodetabek are still at level 1 in technological readiness level, where level 1 is the level of concept formulation for industry 4.0 itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dwita Qurnia
"Keamanan data pada sertipikat tanah analog pada perkembangannya dinilai kurang karena mudah disalahgunakan. Adanya isu keamanan data tersebut melahirkan inisiasi perubahan format sertipikat menjadi elektronik. Teknologi blockchain memperkenalkan tingkat keamanan baru berdasarkan sifat terdesentralisasi yang dimilikinya. Kementerian ATR/BPN melihat potensi pemanfaatan blockchain ini dengan mencantumkannya pada roadmap layanan elektronik yang akan mulai diterapkan pada tahun 2025 mendatang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis adopsi blockchain sebagai keamanan data di balik penerapan sertipikat tanah elektronik. Penelitian ini merujuk pada teori Blockchain Readiness Framework yang dikemukakan oleh Mamaghani, Elahi, dan Hasanzadeh (2022). Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivist dengan metode pengumpulan data berupa wawancara mendalam serta studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa blockchain readiness Kementerian ATR/BPN terhadap inisiasi blockchain masuk pada kategori tidak siap. Hanya satu dimensi yang sudah dipersiapkan oleh Kementerian ATR/BPN, yakni dimensi culture. Secara keseluruhan, indikator terpenuhi hanya 15 dari 37 indikator. Temuan tersebut disebabkan kondisi kesiapan yang ada saat ini masih fokus melakukan percepatan layanan digital salah satunya adalah penerapan sertipikat tanah elektronik pada seluruh kantor pertanahan Indonesia. Kementerian ATR/BPN belum melakukan pembahasan secara konseptual mengenai inisiasi blockchain.

The data security of the analogue land certificate on its development is underrated because it is easy to misuse. There was a data security issue that gave rise to the initiation of the change of certificate format to electronic. Blockchain technology introduces a new level of security based on its decentralized nature. The ATR/BPN Ministry is looking at the potential exploitation of this blockchain by listing it on the roadmap of electronic services to be implemented by 2025. The aim of this research is to analyze the adoption of blockchain as data security behind the application of electronic land certificates. This research refers to the Blockchain Readiness Framework theory put forward by Mamaghani, Elahi, and Hasanzadeh (2022). The research uses a post positivist approach with data collection methods such as in-depth interviews as well as literature studies. The results of the research show that the ATR/BPN Ministry's blockchain readiness against the blockchain initiation falls into the category of unprepared. Only one dimension has been prepared by the ATR/BPN Ministry, which is the culture dimension. Overall, the indicators met only 15 of the 37 indicators. The findings are due to the current preparedness conditions that are still focusing on accelerating digital services, one of which is the application of electronic land certificates across Indonesian land offices. The ATR/BPN ministry has not yet undertaken a conceptual discussion on the blockchain initiation."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>