Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niknik Mediyawati
"Serial Lupus karya Hilman Hariwijaya sebagai hasil karya sastra popular dipilih untuk diteliti dengan tujuan menganalisis:
1) karakter tokoh remaja dalam serial Lupus,
2) cara Hilman Hariwijaya menyajikan serial Lupus sehingga secara tidak langsung dapat menjadi dokumen sosial remaja perkotaan, dan
3) fungsi sosial serial Lupus bagi pembacanya, khususnya remaja perkotaan.
Objek penelitian ini yaitu tiga serial Lupus yang tergabung dalam Trilogi Lupus, yaitu Boys Don't Cry, Bunga Untuk Poppi, dan Candle Light Dinner. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Serial Lupus dianalisis dengan pendekatan Sosiologi Sastra, sebuah pendekatan yang memusatkan hubungan antara karya, pengarang, dan masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa karakter tokoh remaja dalam serial Lupus mempunyai kemiripan dengan tokoh remaja perkotaan hasil survei Surindo, di antaranya terdapat tipe remaja "funky", "cool", "asal", dan "plin plan'. Tipe "funky" dan "cool" yang diwakili oleh tokoh Lupus dan Poppi adalah remaja yang selalu menghindari hal-hal negatif. Mereka sadar akan kelemahan dirinya, suka bergaul, dan memiliki kepedulian tinggi pada kondisi lingkungan sosial di sekitarnya. Kelompok ini memiliki rencana masa depan yang jelas dan realistis dalam menghadapi persoalan. Menurut penulis penggambaran kedua tokoh tersebut terlalu dibuat-buat sehingga terkesan kurang wajar, tidak sepeti karakter remaja pada umumnya. Lain halnya dengan tokoh seperti Rainbow, Fifi Alone, Adi Darwis, Boim, dan Gusur, mereka justru lebih digambarkan seperti karakter sebagian remaja perkotaan. Mereka mewakili segmentasi remaja "asal", yaitu remaja yang jauh dari orang tua, suka merokok, meminum minuman beralkohol, cenderung memilih sesuatu yang asing, dan kurang peduli terhadap lingkungan. Tokoh Boim dan Gusur juga mewakili segmentasi remaja "plin plan" yaitu remaja yang jauh dari bimbingan orang tua sehingga memiliki kebebasan, tetapi mereka mengandalkan segala sesuatunya dari orang tua. Mereka cenderung kurang peduli terhadap lingkungan sosial, dan mementingkan proses daripada hasil.
Selain mencerminkan karakter remaja di perkotaan, serial Lupus juga mencenninkan gaya hidup remaja perkotaan. Pengarang dengan jeli mengangkat trend yang sedang digemari remaja, khususnya tahun 1999 dan 2000, seperti trend remaja funky, trend waning tenda sebagai tempat bergaul remaja, trend musik mancanegara, trend internet, dan trend bacaan komik Jepang dan Eropa. Jika dihubungkan dengan hasil survei Surindo gaya hidup remaja dalam serial Lupus juga memiliki kemiripan yang membuktikan bahwa remaja di kota besar sangat peduli terhadap penampilan dan cenderung mengikuti trend. Selain itu ditemukan juga bahwa tentang penggunaan uang saku remaja yang banyak dipakai untuk bermain dan belanja di pusat perbelanjaan sekaligus memanfaatkan waktu luang mereka. Melalui gambaran tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa remaja tahun 1999 dan 2000 dapat diidentikkan dengan conspicuous consumption atau remaja yang konsumtif. Melalui penggambaran karakter remaja dan gaya hidupnya serial Lupus diharapkan dapat memiliki fungsi sosial sastra sebagai alat penghibur dan pendidik pembacanya, terutama remaja. Dengan humor dan parodi yang segar, serial Lupus mampu menghibur dan setidaknya bisa menyisakan memori di hati pembaca. Dengan pesan-pesan moral yang komunikatif dan dengan adanya penggambaran tokoh hitam dan putih, serial Lupus dapat juga mendidik pembacanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zumadi Haksyah
"Penggunaan napza akhir-akhir ini semakin meningkat yaitu mencapai 400% pada akhir tahun 2000. Remaja merupakan individu yang sedang mengalami konflik-konflik yang membuat ia berperilaku menyimpang dan dapat mempengaruhi dirinya untuk menggunakan napza. Wacana inilah yang menjadi fokus dalam penelitian ini yang berjudul "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Penggunaan Napza Pada Remaja".
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana, sedangkan responden yang dipilih 30 orang responden yang menjalani rawat inap manpun rawat jalan. Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan pada responden yang sesuai dengan kriteria.
Hasil pengumpulan data di analisa dan diperoleh hasil sebagai berikut, faktor utama remaja menggunakan napza adalah keinginan untuk mencoba atau ikut-ikutan (80%). Seharusnya penelitian ini tidak berhenti sampai tetapi perlu ditindaklanjuti dengan melaksanakan penelitian berikutnya maupun dengan memperhatikan hasil-hasilnya guna perbaikan pelayanan keperawatan di masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4986
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Logita Waldi
"Remaja merupakan individu yang idealis dan argumentatif sehingga memerlukan pola komunikasi yang tepat dalam berkomunikasi dengan mereka. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ibu tidak bekerja dapat menerapkan komunikasi fungsional. Pengakuan dari keluarga dapat mempengaruhi harga diri remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pola komunikasi ibu bekerja dengan harga diri remaja. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif korelasi dan menggunakan teknik total sampling sebanyak 116 responden yang merupakan siswa kelas dua SMA Negeri 1 Depok.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki. Harga diri rendah banyak dialami oleh remaja perempuan. Jenis pekerjaan yang mayoritas menggunakan pola komunikasi fungsional yaitu ibu responden yang bekerja sebagai pegawai swasta. Dari hasil uji statistik didapatkan p value = 0,133 yang artinya, tidak ada hubungan yang bermakna antara pola komunikasi ibu bekerja dengan harga diri remaja.

Teenager is an idealistic and argumentative individual who needs a particular pattern of communication to communicate with them. The previous research proved that nonworking mothers had applied the functional communication. Acknowledge from their family can effect teenagers’pride. This research’s aim is to identify the correlation between the communication pattern of working mothers and the teenager’s pride. The design of research is correlation descriptive and it used Total Sampling technique, using 116 respondents which consist of second year students of SMA Negeri 1 Depok.
The research result shows that the majority of respondents are male and the ones who suffer from low pride are the female teenagers. In addition, the occupation of mothers who mostly used the functional communication pattern is a private sector employee. According to the statistical test data, p value = 0,133 which means that there is no meaningful and potential correlation between the communication pattern of working mothers and the teenager's pride.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Canfield, Jack, 1944-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004;2004;2004;2004;2004
177.7 CAN c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Boesky, Lisa
New York: Amacom, 2007
616.890 08 BOE w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, hyeong Jeong
Seoul: Dasan Books, 2009
KOR 612.661 KIM s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti
"Skripsi ini membahas tentang Hubungan jenis Kelamin, Keterpaparan Media dan Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Seksual Remaja di SMPN 6 Palolo Sulawesi Tengah Tahun 2012. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel 116 (Total Sampling). Hasil penelitian memperlihatkan sebagian besar (79,3%) Responden mempunyai perilaku seksual berisiko dan hampir seluruhnya (98,3%) sudah terpapar oleh media porno, terpengaruh oleh teman sebaya sebanyak (91.4%). Dari ketiga variabel yang diteliti satu variabel (jenis Kelamin) yang ada hubungan dengan perilaku seksual berisiko. Variabel keterpaparan media dan pengaruh teman sebaya tidak ada hubungan dengan perilaku seksual berisiko, hal ini disebabkan karena untuk kedua variabel tersebut responden cenderung homogen.

This thesis discusses the types of Gender Relations, Media Exposure and Influence Friends peer with Sexual Behavior of Youth in Central Sulawesi palolo SMPN 6 2012. This type of quantitative research with cross sectional design. Number of samples 116 (Total Sampling). The results showed the majority (79.3%) respondents had a risky sexual behavior and nearly all (98.3%) had been exposed to pornographic media, influenced by peers as much (91.4%). Of the three variables studied one variable (type of sex) in connection with risky sexual behavior. Variable media exposure and peer influence has nothing to do with sexual risk behavior, this was due to both the respondents tend to be homogeneous variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Juni Astaty
"Masa remaja adalah masa perubahan fisik yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik tersebut akan berpengaruh kepada pertumbuhan, status kesehatan dan gizinya. Remaja mempunyai masalah dengan citra tubuh, pola makan tidak teratur, gaya hidup, dan aktifitas fisik. Di Indonesia menurut Riskesdas 2010, prevalensi kegemukan anak berumur 13-15 tahun sebesar 2,5% dan DKI Jakarta berada diatas prevalensi nasional (4,2%).
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan citra tubuh, aktifitas fisik, dan pola konsumsi dengan status gizi (IMT/U) pada remaja putri SMP Makarya Kebayoran Lama Jakarta Selatan tahun 2013. Disain penelitian adalah cross sectional. Sampel penelitian 114 orang siswi kelas VII dan VIII SMP Makarya Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun 2013 dengan mengambil data primer melalui pengisian kuesioner tentang citra tubuh, aktifitas fisik dan pola konsumsi serta pengukuran berat badan menggunakan microtoise dan pengukuran berat badan dengan timbangan seca. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan Annova.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara menonton televisi atau main komputer/video game (p=0,044), makan makanan siap saji (OR gizi lebih dan normal=0,000, OR gizi lebih dan kurang=0,001), kebiasaan jajan (OR gizi lebih dan normal=0,045, OR gizi lebih dan kurang=0,004) dengan status gizi. Tidak ada hubungan yang bermakna antara citra tubuh, waktu tidur, kebiasaan olahraga, dan makan pagi dengan status gizi.
Disarankan siswi mengurangi menonton televisi atau main komputer/video game, mengurangi konsumsi makanan fast food dan kebiasaan jajan. Sekolah diharapkan mengadakan pendidikan kesehatan dan melakukan pemantauan status gizi.

Adolescence is a period of physical change in a very unique and sustainable. The physical changes will affect the growth and the health and nutritional status. Adolescents have problems with body image, irregular pattern of consumption, life style and physical activity. In Indonesia (Riskesdas at 2010), prevalence of overweight children in aged 13-15 years of 2.5% and DKI Jakarta is above the national prevalence (4.2%).
The goal of study was to know the relationship among body Image, physical activity, and consumption pattern with nutritional status (IMT/U) young women at Junior High School of Makarya Kebayoran Lama, South Jakarta in 2013. Design of study was cross sectional. Samples were 114 girls of class VII and VIII at Junior High School of Makarya Kebayoran Lama, South Jakarta.
This study was done at April 2013 by using primary data through questionnaires about body image, physical activity and patterns of consumption and weight measurements used microtoise and seca weight measurement scales. Data analysis used Chi Square test and Annova test.
There was a significant relationship between watching television or playing computer/video games (p value = 0.044), habit of eating fast food (OR overweigt and normal weight=0,000, OR overweight and underweight=0,001), habit of eating snacks (OR overweight and normal weight=0,045, OR overweight and underweight=0,004) and nutritional status. There is no significant relationship between body image, sleep, exercise, and eat breakfast with nutritional status.
Advised for the young women with the pattern of nutritionally balanced meals, watching television or playing computer / video games in moderation. The Schools are expected to conduct health education, and collaboration with UKS officers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mauliani
"Remaja rentan mengalami masalah nutrisi akibat konsumsi makanan seperti junk food dan diet tidak sehat. Perubahan pola makan pada remaja dipengaruhi oleh peer group dan lingkungan. Tujuan penelitian ini mengetahui tingkat pengetahuan tentang pola makan sehat pada remaja di SMP Negeri 150 Jakarta.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sedehana dengan sampel remaja usia 12-15 tahun sebanyak 230 responden yang dipilih menggunakan teknik stratified random sampling.
Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan tingkat pengetahuan siswa SMP Negeri 150 Jakarta sudah baik. Pengetahuan yang sudah baik ini penting untuk ditingkatkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Adolescents susceptible to nutritional problems caused by food consumption such as junk food and unhealthy diet. Changes eating patterns in adolescents is influenced by peer group and environment. The purpose of this research was to know the level of knowledge about healthy eating patterns in adolescents at the Junior High School 150 Jakarta.
This research used descriptive design with sample of adolescents aged 12 until 15 years where 230 respondents were selected by stratified random sampling technique.
The results were analyzed using univariate analysis. The results showed overall knowledge level of students was good. This good knowledge is important to be improved and applied in daily life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilfa Juniar
"Epidemiologi Dismenorea pada Remaja Putri di Jakarta Pusat. Dismenorea merupakan kondisi yang wajar dialami setiap remaja putri yang mengalami menstruasi, namun banyak laporan yang mengklaim bahwa kondisi ini memberikan dampak negatif bagi remaja. Oleh karena itu, penting adanya bahwa berbagai informasi mengenai dismenorea diketahui agar kita dapat membantu meningkatkan kualitas hidup para remaja putri. Walau demikian, data mengenai dismenorea pada remaja yang tinggal di Jakarta Pusat masih jarang ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai prevalensi, faktor-faktor yang berhubungan dengan dismenorea, dampak, serta penanganan yang dilakukan untuk mengatasi dismenorea. Penelitian ini bersifat deskriptif dan datanya dikumpulkan melalui kuesioner. Sebanyak 240 remaja dipilih sebagai responden dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Data diolah menggunakan statistik deskriptif dan uji chi-square dilakukan untuk menentukan signifikansi. Sebanyak 87,5% responden mengalami dismenorea (nyeri ringan sebanyak 20,48%, nyeri sedang 64,76%, dan nyeri berat 14,76%), dan sebanyak 43,75% responden menyatakan bahwa dismenorea membatasi aktifitas sehari-hari mereka. Kebanyakan partisipan menangani dismenorea sendiri dan sebanyak 5,6% partisipan pernah berkonsultasi ke dokter terkait nyeri yang dialami. Ibu dan teman dipandang sebagai sumber informasi maupun bantuan yang dapat membantu mengatasi dismenorea. Faktor yang memiliki dampak signifikan terhadap dismenorea dalam penelitian ini adalah usia, jumlah darah menstruasi, dan munculnya gejala pra-menstruasi.;Dysmenorrhea is a naturally occurring condition experienced by female teenagers during menstruation, but numerous reports claimed its tendency to incur a negative impact on them. As a result, it is imperative that we are well informed of the condition in the effort to improve female teenagers? quality of life. However, data on dysmenorrhea for the area of Central Jakarta is difficult to find. The aim of this research is to illustrate the prevalence, associated factors, impact and treatment for dysmenorrhea. Data for this descriptive research was gathered through questionnaires from 240 teenagers selected by accidental sampling. Data was processed by descriptive statistics and chi-square test to examine its significance. 87.5% of the respondents reported an experience of dysmenorrhea (20.48% mild pain, 64.76% moderate pain, 14.76% severe pain). 43.75% of the respondents reported that the condition has constrained them from conducting their daily activities. Most of the participants reported self-medication for the dysmenorrhea, and 5.6% of them have consulted with a physician for pain. Mothers and friends are considered as sources of information and assistance to treat dysmenorrhea. Significant factors behind this research that are associated with dysmenorrhea are age, volume of menstrual blood and occurrence of premenstrual syndrome.

Dysmenorrhea is a naturally occurring condition experienced by female teenagers during menstruation, but numerous reports claimed its tendency to incur a negative impact on them. As a result, it is imperative that we are well informed of the condition in the effort to improve female teenagers? quality of life. However, data on dysmenorrhea for the area of Central Jakarta is difficult to find. The aim of this research is to illustrate the prevalence, associated factors, impact and treatment for dysmenorrhea. Data for this descriptive research was gathered through questionnaires from 240 teenagers selected by accidental sampling. Data was processed by descriptive statistics and chi-square test to examine its significance. 87.5% of the respondents reported an experience of dysmenorrhea (20.48% mild pain, 64.76% moderate pain, 14.76% severe pain). 43.75% of the respondents reported that the condition has constrained them from conducting their daily activities. Most of the participants reported self-medication for the dysmenorrhea, and 5.6% of them have consulted with a physician for pain. Mothers and friends are considered as sources of information and assistance to treat dysmenorrhea. Significant factors behind this research that are associated with dysmenorrhea are age, volume of menstrual blood and occurrence of premenstrual syndrome."
Faculty of Psychology Universitas YARSI;Universitas YARSI. Faculty of Psychology, 2015
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>