Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurahmi Tri Wulan Dari
"

Penelitian ini membahas mengenai kesepadanan terjemahan adjektiva pada tiga versi terjemahan novel Alice’s Adventures in Wonderland (1898) karya Lewis Carroll. Berbagai versi terjemahan novel itu mendorong pertanyaan masyarakat mengenai versi terjemahan yang berhasil mengalihkan pesan teks sumber. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui versi terjemahan yang paling sepadan dengan teks sumber. Penelitian ini kemudian mengungkap hubungan antara teknik penerjemahan dengan kesepadanan terjemahan pada novel itu. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TSa 2 merupakan versi terjemahan yang paling sepadan dengan TSu dibanding dua versi terjemahan lain. Penerjemahan harfiah yang diterapkan secara dominan dalam TSa 2 menghasilkan terjemahan adjektiva yang sepadan dengan TSu. Penerjemahan harfiah merupakan teknik penerjemahan yang menekankan pada makna semantis, sehingga teknik itu tepat digunakan untuk menerjemahkan adjektiva yang merupakan kelas kata yang dekat dengan aspek semantis.


This study discusses about the equivalence of adjectives translation of three translation versions of Alice’s Adventures in Wonderland (1898) written by Lewis Carroll. Various translation versions of the novel raise a question about the translation version that successfully transfer message from the original text. The aim of this research is to reveal the relation between translation technique and the equivalence of adjective translation of the novel. The methodology used in this research is library research method using a qualitative approach. This study shows that target text 2 is the translation that is most equivalent to source text than the two other versions. Literal translation applied dominantly in target text 2 results adjective translation that is equivalent to the source text. Literal translation is a technique that emphasizes semantic meaning, so it is suitable to be applied to translate adjective as a word class that closely relates to semantic aspect.

 

"
2019
T55119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zusmeidar
"Terjemahan beranotasi adalah terjemahan yang dilengkapi dengan catatan yang menyampaikan pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Karena tujuan utama penerjemahan mengalihkan pesan dari BSu ke BSa, penerjemah buku Nasty Bosses menerapkan prosedur, metode, dan teknik penerjemahan sebelum mulai menerjemahkan. Ketiga prosedurÂ?analisis, pengalihanan termasuk de-verbalisasi, dan restrukturisasi teks dilakukan untuk mengatasi dua masalahÂ?ketidakmampuan memahami arti kata, frasa, kalimat, dan paragraf dalam TSu dan kesulitan dalam penerjemahan; menandai, memberikan nomor, dan mengelompokkan ungkapan-ungkapan yang akan dianotasi.
Masalah yang dihadapi penerjemah buku Nasty Bosses antara lain dalam menganalisis masalah, misalnya mengidentifikasi idiom dan/atau membedakan idiom dari ungkapan biasa, dan penerapan teknik dan metode yang sesuai untuk mendapatkan padanan yang tepat. Ini disebabkan ungkapan-ungkapan dalam buku Nasty Bosses berbentuk metaforis dan idiom yang mengakibatkan penerjemah terlebih dahulu harus menganalisa makna TSu berdasarkan konteksnya. Setelah selesai menerjemahkan, penerjemah memahami bahwa dalam menerjemahkan tidak cukup hanya berdasarkan metode, prosedur dan teknik melainkan juga memiliki wawasan yang luas.

An annotated translation is a translation completed with a note or annotation showing the translatorÂ?s responsibility in choosing the equivalent words. Since the core of translation is to transfer or reproduce the source language message into the target language, the translator of Nasty Bosses, before translating, applied the procedures, methods, and techniques of translation. The three procedures analyzing, transferring including de-verbalizing, and restructuring the text are done in order to solve the two practical problems the incapability of comprehending meaning of words, phrases, sentences, and paragraph of the source text and the difficulty in translating such as marking, numbering, and grouping the expressions going to be annotated.
The problems faced by the translator of Nasty Bosses among others are analyzing the problems, such as identifying idioms and/or distinguishing them from common expression, and applying the techniques and methods suitable and applicable to get accurate equivalence. This because the annotated expressions of Nasty Bosses are expressions such as idiom and metaphor which make the translator analyze its contextual meaning first. Having finished translating, the translator got the impression that doing the translation is not enough only by basing on the method, procedure, and technique but also by having wide horizon.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Nabila Kiasati
"Skripsi ini membahas teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan novel 'Emil und die Detektive' ke dalam novel terjemahan Emil dan Polisi-Polisi Rahasia r. Dalam skripsi ini dianalisis ketepatan hasil terjemahan dalam novel terjemahan tersebut yang menggunakan tiga teknik penerjemahan, yaitu teknik penambahan, pengurangan, dan alterasi dan kemudian dianalisis berdasarkan makna leksikal, makna kontekstual dan makna sosiokultural. Penelitian ini menggunakan metode kualititatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa dari 97 data yang menggunakan tiga teknik penerjemahan, terdapat 61 data yang menggunakan teknik penerjemahan secara tidak tepat dan 36 data yang menggunakan teknik penerjemahan secara tepat.

The focus of this research is the translation techniques used in translating the novel 'Emil und die Detektive' into the translation novel 'Emil dan Polisi Polisi Rahasia' . In this research is analyzed the accuracy of translation result in that translation novel which uses three translation techniques, that is addition technique, subtraction and alteration then analyzed based on lexical meanings, contextual meanings and sociocultural meanings. This research uses qualitative method. The results of the study revealed that of 97 data using three translation techniques, there are 61 data using inaccurate translation techniques and 36 data using appropriate translation techniques.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maura Rivalda
"Penelitian ini membahas teknik dan metode penerjemahan yang terdapat pada teks terjemahan cerita pendek anak berbahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris sebagai bahasa sasaran. Lalu teknik dan metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dianalisis dan dideskripsikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan studi pustaka dalam menganalisis korpus data cerita pendek anak yang berjudul Der Froschkoenig oder der eiserne Heinrich yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi The Frog King or Iron Henry di situs web grimmstories.com. Fokus penelitian ini adalah pembuktian teknik dan metode penerjemahan yang digunakan penerjemah berdasarkan teori teknik penerjemahan Molina & Albir (2002) serta teori metode penerjemahan dari Newmark (1988). Hasil penelitian menunjukkan dari 249 data terdapat 11 teknik yang digunakan yaitu amplifikasi, kalke, kesepadanan lazim, generalisasi, amplifikasi linguistik, kompresi linguistik, penerjemahan literal, modulasi, partikularisasi, reduksi, dan transposisi. Teknik penerjemahan didominasi oleh teknik amplifikasi linguistik yang ditemukan pada 82 data. Adapun metode penerjemahan yang ditemukan sebanyak 3 jenis yaitu penerjemahan kata per kata, penerjemahan bebas, dan penerjemahan komunikatif. Metode penerjemahan yang paling sering digunakan adalah metode komunikatif.

This study discusses the translation techniques and methods contained in the translation of German children's short stories into English as the target language. Thereupon the translation techniques and methods used by translators are analyzed and described. This study uses a qualitative research method by conducting a literature study in analyzing the data corpus of a children's short story entitled Der Froschkoenig oder der eiserne Heinrich which is translated into English as The Frog King or Iron Henry on the grimmstories.com website. The focus of this research is to prove the translation techniques and methods used by translators based on the theory of translation techniques by Molina & Albir (2002) and the theory of translation methods by Newmark (1988). The results showed that from 249 data there were 11 techniques used, namely amplification, calque, established equivalent, generalization, linguistic amplification, linguistic compression, literal translation, modulation, particularization, reduction, and transposition. Translation techniques are dominated by linguistic amplification techniques found in 82 data. There are 3 types of translation methods found, namely word-for-word translation, free translation, and communicative translation. The most frequently used translation method is the communicative method."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwina Yuliatama
"Penelitian ini membahas teknik-teknik penerjemahan menurut Yoko Hasegawa dalam komik Yotsubato!. Studi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bahasa Jepang kasual ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia melalui analisis teknik-teknik penerjemahan, serta menemukan teknik penerjemahan yang dominan dari keseluruhan data yang telah dianalisis dalam komik Yotsubato!. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah volume 5 komik Yotsubato! versi bahasa Jepang dan terjemahan bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian ini, terdapat 9 teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah adalah 1) Borrowing, 2) Calque, 3) Literal, 4) Adaptasi, 5)Transposisi, 6) Modulasi, 7) Ekuivalen, 8) Penghilangan, dan 9) Penambahan. Ditemukan sebanyak 978 data beserta analisis teknik penerjemahan yang terdiri atas 50 data menggunakan teknik borrowing, 7 data teknik calque, 433 data teknik literal, 21 data teknik adaptasi, 7 data teknik transposisi, 9 data teknik modulasi, 171 data teknik ekuivalen, 81 data teknik penghilangan, dan 199 data teknik penambahan.

This study discusses translation techniques according to Yoko Hasegawa in the comic Yotsubato!. This study aims to provide an understanding of casual Japanese when translated into Indonesian, through the analysis of translation techniques, and to find the dominant translation technique from all the data that has been analyzed in the Yotsubato! comic. The research method used is qualitative. The data source used is volume 5 of the Yotsubato! Japanese version and Indonesian translation. In the results of this study, there are 9 translation techniques used by translators, namely 1) Borrowing, 2) Calque, 3) Literal, 4) Adaptation, 5) Transposition, 6) Modulation, 7) Equivalent, 8) Omission, and 9) Addition. There were 978 data and analysis of translation techniques consisting of 50 data using borrowing techniques, 7 data using calque technique, 433 data using literal technical, 21 data using adaptation technique, 7 using transposition technique, 9 data using modulation technique, 171 data using equivalent techniques, 81 data using omissions techniques, and 199 data using addition techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salwa Indirawati
"Pada era teknologi informasi saat ini, penerjemahan menjadi bidang yang sangat dibutuhkan khususnya penerjemahan dalam bentuk takarir. Penerjemahan takarir terutama dalam media sosial YouTube mempunyai tantangan tersendiri bagi para penerjemah. Penelitian ini membahas strategi dan pedoman teknis penerjemahan takarir yang terdapat dalam kanal YouTube Histori Bersama dengan data berupa video dalam Bahasa Belanda dan takarir dalam Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini digunakan teori strategi penerjemahan takarir milik Gottlieb (1992) dan pedoman teknis penerjemahan takarir milik D'az Cintas dan Remael (2020). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedoman teknis penerjemahan takarir memiliki pengaruh terhadap penerapan strategi penerjemahan takarir. Dari penelitian ini ditemukan bahwa strategi yang paling banyak diterapkan adalah strategi transfer. Sementara itu, terkait pedoman teknis ditemukan banyak takarir yang tingkat keterbacaannya kurang karena harus menyelaraskan dengan kecepatan tempo berbicara penutur.

In the current era of information technology, translation has become a much-needed field, especially translation in the form of subtitles. Translating subtitles, especially on YouTube, has its challenges for translators. This study discusses the strategies and technical guidelines for translating subtitles in the Histori Bersama YouTube channel with data in the form of videos in Dutch and subtitles in Indonesian. This study uses Gottlieb's (1992) theory of subtitle translation strategies and Díaz Cintas and Remael's (2020) subtitle translation technical guidelines. The study results indicate that the technical guidelines for subtitle translation influence the implementation of the subtitle translation strategy. This study also results that the transfer strategy was the most widely applied one. Meanwhile, related to technical guidelines, many subtitles had a low level of legibility because they had to match the speed of the speaker's speaking tempo."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Dewi Ambarwati
"Penelitian ini membahas teknik dan kesepadanan penerjemahan kosakata bermuatan unsur budaya dalam novel “Cantik Itu Luka” karya Eka Kurniawan dan terjemahannya dalam bahasa Jerman “Schönheit ist eine Wunde” (Sabine Müller). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptifkualitatif dengan menggunakan metode komparatif dan studi dokumen. Teori yang digunakan dalam menganalisis data adalah teori kesepadanan dinamis (Nida dan Taber), teori teknik penerjemahan budaya (Veronica Smith), dan teori pergeseran makna (Simatupang) yang digunakan sebagai teori pendukung. Kosakata bermuatan budaya yang dianalisis adalah enam kosakata senjata, “arit”, “golok”, “belati”, “kelewang”, “pentungan”, dan “pentungan besi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat kata dinilai sepadan dan tiga kata dinilai kurang sepadan.

This research discusses the techniques and translating vocabulary equivalence containing cultural elements from the novel “Cantik Itu Luka” by Eka Kurniawan and its translation in German “Schönheit ist eine Wunde” (Sabine Müller). This research was a descriptive-qualitative study using the comparative method and literature review. This research utilized various theories for the analysis, namely the dynamic equivalence (Nida and Taber), translation techniques (Veronica Smith) and the theory of meaning in translation (Simatupang). The culture-contained vocabulary analyzed was the vocabulary in the six weapon categories, namely “arit”, “golok”, “belati”, “pentungan”, and “pentungan besi”. The results showed that of the seven of the translated words, four were classified as equivalent, and three were considered not equivalent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Amalia Putri
"Tesis ini berisi terjemahan novel The Seed and the Sower ke dalam Bahasa Indonesia serta anotasinya untuk memberi penjelasan padanan yang digunakan dalam menghadapi masalah-masalah penerjemahan terutama dalam unsur kebudayaan Afrika Selatan dan Jepang, serta kesalahan tata bahasa. Novel ini dipilih karena pekat dengan unsur budaya akibat banyak kebudayaan yang terlibat, serta terdapat banyak situasi komunikasi orang
asing yang berbahasa Inggris salah akibat latar belakang novelnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan terjemahan yang sesuai dengan skoposnya dan bertanggung jawab terhadap terjemahan itu dengan anotasi yang sesuai. Ada tiga masalah yang dijabarkan dalam penelitian ini: 1 masalah penerjemahan yang dihadapi saat menerjemahkan, 2 teknik penerjemahan yang digunakan, dan 3 ideologi penerjemahan yang dipilih dan pengaruhnya terhadap penerjemahan kata bermuatan budaya dalam TSu. Unit datanya adalah kata dan frasa yang bermuatan budaya. Data
diambil dari bab dua bagian keenam novel The Seed and the Sower. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa teknik penerjemahan yang paling banyak muncul adalah teknik amplifikasi. Kesalahan tata bahasa dalam TSu lebih baik diterjemahkan menjadi tata bahasa yang salah juga dalam Bahasa Indonesia. Dari temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik penerjemahan dalam menerjemahkan satu teks dapat berbeda-beda tergantung skoposnya. Ideologi pengasingan juga lebih unggul dalam terjemahan, tetapi pada dasarnya kedua ideologi dapat digunakan bersamaan apabila sesuai dengan tujuan penerjemahan.

This thesis is about the translation of The Seed and the Sower novel from English to Indonesia along with its annotation to give an explanation about the equivalent words used to face translation problems especially in the culture of South Africa and Japanese, and also the grammar mistake made deliberately in the source text. The novel is chosen because it has a lot of cultural elements because a variety of cultures are involved. It also has a lot of communication situations in which foreigners speak broken English grammar due to the storys background situation. The purpose of this research is to make a translation which is true to its skopos and to be responsible to the translation with the proper annotation. The researcher is dealing with three problems in this research: 1 translation problems faced while translating the source text, 2 translation techniques used for the translation, and 3 translation ideology chosen and its effect on translating cultural terms. The unit data are words and phrases which have cultural
meaning. The data are taken from the second chapter and sixth section of the novel. The finding shows that translation technique with most appearance is amplification technique. The broken grammar that appears in the source text is also better to be translated in broken Indonesian grammar. From the finding, it can be concluded that different translation technique can be used to translate a text, depending on the skopos. In addition, foreignisation is the superior ideology for translation, but the two translation
ideologies can basically used alternately if it suits the translations goal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T54455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini membahas teknik dan kesepadanan penerjemahan kosakata bermuatan unsur budaya dalam novel “Cantik Itu Luka” karya Eka Kurniawan dan terjemahannya dalam bahasa Jerman “Schönheit ist eine Wunde” (Sabine Müller). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif dengan menggunakan metode komparatif dan studi dokumen. Teori yang digunakan dalam menganalisis data adalah teori kesepadanan dinamis (Nida dan Taber), teori teknik penerjemahan budaya (Veronica Smith), dan teori pergeseran makna (Simatupang) yang digunakan sebagai teori pendukung. Kosakata bermuatan budaya yang dianalisis adalah enam kosakata senjata, “arit”, “golok”, “belati”, “kelewang”, “pentungan”, dan “pentungan besi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat kata dinilai sepadan dan tiga kata dinilai kurang sepadan.

This research discusses the techniques and translating vocabulary equivalence containing cultural elements from the novel “Cantik Itu Luka” by Eka Kurniawan and its translation in German “Schönheit ist eine Wunde” (Sabine Müller). This research was a descriptive-qualitative study using the comparative method and literature review. This research utilized various theories for the analysis, namely the dynamic equivalence (Nida and Taber), translation techniques (Veronica Smith) and the theory of meaning in translation (Simatupang). The culture-contained vocabulary analyzed was the vocabulary in the six weapon categories, namely “arit”, “golok”, “belati”, “pentungan”, and “pentungan besi”. The results showed that of the seven of the translated words, four were classified as equivalent, and three were considered not equivalent."
[Depok, Depok]: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia], 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zalfadhia Nadirra Roshati
"Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa, disebut sebagai Bahasa Sumber (BSu), ke dalam teks bahasa lain, disebut sebagai Bahasa Sasaran (BSa). Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (TSu), sedangkan teks hasil terjemahan disebut Teks Sasaran (TSa). Menurut teori studi penerjemahan, pergeseran makna dapat terjadi akibat perbedaan karakteristik dan budaya dari kedua bahasa. Pada penelitian ini, penulis menganalisis pergeseran makna yang terjadi dalam penerjemahan Webtoon Indonesia berjudul “Terlalu Tampan” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin dengan judul “美男家族” (Měinán Jiāzú). Analisis dilakukan dengan bertolak dari teknik penerjemahan dan teori pergeseran makna. Pergeseran makna pada penelitian ini meliputi pergeseran makna wajib (pergeseran makna generik ke makna spesifik dan sebaliknya) dan pergeseran makna bebas (pergeseran sudut pandang budaya).

Translation is the activity of transferring written messages from the text of one language, referred to as the Source Language (SL), into the text of another language, referred to as the Target Language (TL). The original text is called the Source Text (ST), while the translated text is called the Target Text (TT). According to translation studies, meaning shifts can occur due to different characteristics and cultures of the two languages. In this project, the author analyses meaning shifts that occur in the translation of Indonesian Webtoon "Terlalu Tampan" which was translated into "美男家族" (Měinán Jiāzú) in Mandarin Chinese. The project analysis is based on translation procedures and meaning shift theory. Meaning shifts in this project include obligatory meaning shift (generic meaning to specific meaning shift and vice versa) and optional meaning shift (meaning shift in cultural viewpoints)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>