Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahrizal
"Balita usia 6-23 bulan berada pada fase kritis dimana Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara pesat. Balita rentan mengalami masalah kesehatan diantaranya stunting jika orang tua tidak menerapkan pola asuh yang baik dan benar. Pemberian nutrisi yang baik dan cukup pada balita 6-23 bulan dapat dilakukan dengan cara pemberian makan secara responsif dan meningkatkan nafsu makan balita menggunakan terapi aroma. Karya Ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan intervensi MASIF TARO sebagai sebuah inovasi keperawatan komunitas untuk pencegahan stunting pada balita berusia 6-23 bulan di Kelurahan Jatijajar Kota Depok. Pelaksanan intervensi MASIF TARO dilaksanakan melalui metode studi kasus asuhan keperawatan keluarga terhadap 10 keluarga dengan balita stunting usia 6-23 bulan dan asuhan keperawatan komunitas terhadap 29 ibu dengan balita yang ada dikelompok masyarakat. Hasil pelaksanaan intervensi selama 4 bulan dikeluarga binaan, terjadi peningkatan kemandirian keluarga, perilaku orang tua, praktik pemberian makan responsif dan terjadi kenaikan status gizi balita sebanyak 30% pada status normal (TB/U), 20% status normal (BB/U) dan 10% Gizi baik (BB/TB). Sedangkan setelah intervensi selama 8 bulan di masyarakat, terjadi kenaikan rerata perilaku orang tua (pengetahuan, sikap dan keterampilan), praktik pemberian makan secara responsif dan status gizi balita. Berdasarkan hasil kegiatan ini, direkomendasikan untuk melakukan edukasi orang tua menggunakan inovasi MASIF TARO sebagai intervensi pencegahan stunting yang dapat dilakukan pada balita di tatanan keluarga dan di masyarakat.

Toddlers aged 6-23 months are in a critical phase where growth and development occur rapidly. Toddlers are vulnerable to health problems including stunting if parents do not apply good and correct parenting. Providing good and adequate nutrition in toddlers 6- 23 months can be done by responsive feeding and increasing toddler appetite using aroma therapy. This final scientific work aims to provide an overview of the implementation of the MASIF TARO intervention as a community nursing innovation for the prevention of stunting in toddlers aged 6-23 months in Jatijajar Village, Depok City. The MASIF TARO intervention was implemented through a case study method of family nursing care for 10 families with stunted toddlers aged 6-23 months and community nursing care for 29 mothers with toddlers in the community. The results of the intervention implementation for 4 months in the assisted families, there was an increase in family independence, parental behaviour, responsive feeding practices and an increase in the nutritional status of toddlers by 30% in normal status (TB/U), 20% normal status (BB/U) and 10% good nutrition (BB/TB). Whereas after the intervention for 8 months in the community, there was an increase in the average parental behaviour (knowledge, attitudes and skills), responsive feeding practices and nutritional status of children under five. Based on the results of this activity, it is recommended to educate parents using the MASIF TARO innovation as a stunting prevention intervention that can be carried out on toddlers in family and community settings."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Indrati Dyah Sulistyowati
"Latarbelakang : Kebanyakan ibu primipara mempunyai masalah nyeri dan cemas pada waktu melahirkan, sehingga petugas kesehatan mencari terapi alternatif untuk mengatasi nyeri dan cemas persalinan. Aromaterapi telah dilakukan untuk pasien dirawat di rumah sakit khususnya nyeri persalinan. Aromaterapi juga dipakai untuk relaksasi pada pasien cemas. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan factor‐faktor demografi dengan nyeri and cemas persalinan, membandingkan pre‐test nyeri and cemas persalinan antara kelompok control dan eksperimen, membandingkan pre dan post test dalam kelompok control dan eksperimen, dan membandingkan selisih pre‐post test antara kelompok control dan eksperimen. Metode : Design quasi‐eksperimen dua group dilakukan di penelitian ini. Jumlah sampel 54 ibu primipara direkruit dirumah sakit Margono Soekarjo dan klinik bersalin di Purwokerto. Analisis penelitian ini menggunakan korelasi, pair t‐test, dan independent t‐test. Hasil : Umur, jenis kelamin, pendidikan dan lama di ruang bersalin berhungan secara signifikan dengan nyeri diukur dengan VAS dan FPRS dan cemas persalinan kala I. Hasil pre‐test nyeri dan cemas persalinan antara kelompok control dan eksperimen tidak berbeda signifikan (p>0.05). Hasil pre dan posttest nyeri dan cemas persainan dalam kelompok control berbeda signifikan (p<0.05). Hasil pre dan posttest nyeri dan cemas persainan dalam kelompok eksperimen berbeda signifikan (p<0.05). Hasil selisih pre post test nyeri dan cemas persalinan antara kelompok control dan eksperimen berbeda signifikan. Kesimpulan : Aromaterapi efektif dapat digunakan mengatasi nyeri dan cemas persalinan kala I. Faktor‐faktor demografi: umur, jenis kelamin, pendidikan, lama di ruang bersalin dapat mempengaruhi nyeri dan cemas persalinan.

Background : Most of the first delivery mothers face labor pain and anxiety, so health providers explore adjunctive therapies in order to alleviate labor pain and anxiety. Aromatherapy has been applied in hospitalized patients with psychological problems in particular labor pain. Aromatherapy also was used for relaxation in patients with anxiety. Objective : This study aimed to evaluate relationship related factors with labor pain and anxiety, compare pre‐test of labor pain and anxiety between control and experimental group, compare pre‐test and post‐test of labor pain and anxiety within control and experimental group, and compare deviation of pre‐post test between control and experimental group. Method : Two‐group quasiexperimental design was employed in this study. 54 subjects were recruited in Margono Soekarjo hospital and labor clinics in Purwokerto. Correlation, pair t‐test and independent t‐test were used for analysis the results. Result : Age, gender, education, and length of stay in health services were significant correlation with labor pain measured with VAS and FPRS and anxiety. Pre‐test of labor pain and anxiety between control and experimental group were not significantly different (p>0.05). Pre and posttest of labor pain and anxiety in control group were significantly different (p<0.05). Pre and posttest of labor pain and anxiety in experimental group were significantly different (p<0.05). Deviation of pre‐post test of labor pain and anxiety between control and experimental group was significantly different (p<0.05). Conclusion : Aromatherapy was effective to overcome labor pain and anxiety in the first labor phase. Related factors such as age, gender, education, and length of stay in hospital could affect on labor pain and anxiety."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library