Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puspita Puspasari
"Praktik kerja profesi apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati bertujuan agar Apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat. Fokus pembelajaran tugas dan fungsi apoteker ini terdapat pada bagian pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis dan pelayanan farmasi klinik. Salah satu tugas dan fungsinya adalah melakukan Pemantauan Terapi Obat PTO . PTO merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Kegiatan tersebut meliputi pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respon terapi, Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki ROTD , dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi. Apoteker klinis berperan penting dalam kegiatan PTO karena dapat merekomendasikan hal terkait obat kepada tenaga kesehatan lain, khususnya dokter, mengenai perhitungan dosis dan interpretasi hasil yang diinginkan. Oleh karena itu pemantauan terapi obat harus dilakukan secara terus-menerus agar terapi yang diterima pasien menerima terapi yang optimal.

Work practices pharmacist at Fatmawati General Hospital aims to make Pharmacists are able to understand the role, duties and responsibilities of a pharmacist in the practice of pharmacy services at the hospital in accordance with legislative provisions and applicable ethical pharmaceuticals, and in the field of public health. The focus of learning tasks and functions of pharmacists is contained in the management of pharmaceutical, medical devices, and medical materials consumables and clinical pharmacy services. One of the duties and functions are doing Therapeutic Drug Monitoring PTO . PTO is an activity that aims to ensure that drug therapy is safe, effective and rational for the patient. These activities include the assessment of drug selection, dosage, mode of administration of the drug, therapeutic response, which No Preferred Drug Reactions ROTD , and recommendations for change or alternative therapies. Clinical pharmacists play an important role in PTO activities because of drug related can recommend it to other health professionals, particularly doctors, the dose calculations and interpretation of results desired. Therefore, monitoring of drug therapy should be done on an ongoing basis in order to receive the treatment patients receive optimal therapy."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Verona Shaqila Efmaralda
"Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Fatmawati Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan. Kegiatan PKPA bertujuan agar mahasiswa dapat melihat langsung kegiatan kefarmasian yang dilakukan, memahami tugas dan fungsi Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati, memahami peran dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang manajerial perencanaan, pengadaan,penerimaan, penyimpanan, distribusi, pemusnahan, pengendalian dan administrasi dan farmasi klinis pengkajian dan pelayanan resep, Pemantauan Terapi Obat PTO , Pemberian Informasi Obat PIO , konseling, visite, dispensing sediaan steril . Tugas khusus yang diberikan berjudul 'Pemantauan Terapi Obat pada Pasien Komplikasi Gagal Ginjal Kronik Stadium V di High Care Unit Lantai 6 Utara Gedung Teratai'. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui masalah terkait obat yang terjadi pada pasien di ruang perawatan High Care Unit HCU melalui pemantauan terapi obat dengan Pharmaceutical Care Network Europe PCNE system.

Pharmacists Internship Working Program at RSUP Fatmawati on RS Fatmawati street, Cilandak, South Jakarta. Pharmacists Internship Working Program aims to understand the duties and functions of Pharmacy at RSUP Fatmawati, understand the roles and responsibilities of pharmacists in hospitals and to improve their knowledge and skills in managerial planning, procurement, storage, distribution, extermination, control and administration and clinical pharmacy assessment and prescription services, Therapeutic Drug Monitoring, Provision of Drug Information, counseling, visite, dispensing sterile preparations. Special assignment given entitled 'Monitoring of Drug Therapy in Pateints with Chronic Kidney Disease Stage V at High Care Unit 6th floor Teratai'. The purpose of this special task is to investigate drug-related problems occur in patients in the treatment room High Care Unit HCU through the monitoring of drug therapy to the Pharmaceutical Care Network Europe PCNE system.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rizky Isnaini
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di RSUP Fatmawati periode bulan Maret ndash; April tahun 2018 bertujuan untuk memahami peran, tugas, dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit sesuai dengan ketentuan dan etika pelayanan farmasi khususnya dan pelayanan kesehatan umumnya; memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian di rumah sakit; serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan yang dapat dilakukan dalam pengembangan praktik kefarmasian di rumah sakit. Tugas khusus yang diberikan adalah pemantauan terapi obat pada pasien strok yang dirawat di ruang perawatan ICU periode 3 ndash; 6 April 2018. Tujuan dilakukannya pemantauan terapi obat adalah untuk mengetahui profil penggunaan obat dan melakukan analisis PCNE pada pasien strok yang dirawat di ICU.
Internship at RSUP Fatmawati period of March to April 2018 aims to understand role, duties, and responsibilities of pharmacist in hospital accordance to laws and ethics in pharmaceutical practice and health care; to have knowledge, skills, and experience as a pharmacist in hospital; to learn about challenges in pharmaceutical practice and strategy to develop pharmaceutical practice in hospital. The specific assignment was about therapeutic drug monitoring to patient with stroke in ICU. The purpose of therapeutic drug monitoring is to determine the profile of drug use and PCNE analysis in stroke patient who were admitted to the ICU."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nicky Wahyuni Hapsari
"Pemantauan Terapi Obat merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah untuk meningkatkan efektifitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Diketahui (ROTD). Kegiatan Pemantauan Terapi Obat (PTO) di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dilaksanakan selama tujuh hari. Pelaksanaan PTO dimulai dengan melakukan seleksi pasien, pengumpulan data, rekam medik dan wawancara langsung kepada pasien. Analisis masalah terkait obat dilakukan dengan menggunakan PCNE dimana DRP diklasifikasikan menjadi klasifikasi dasar yang memiliki 3 domain utama untuk masalah (problems), 9 domain utama untuk penyebab (causes) dan 5 domain utama untuk intervensi yang direncanakan (planned interventions), 3 domain utama untuk tingkat penerimaan (intervention acceptance) dan 4 domain utama status masalah (status of DRP). Perlunya komunikasi antar tenaga kesehatan yaitu dokter, perawat, dan apoteker dalam proses pemantauan terapi obat untuk meminimalisir adanya interaksi obat yang mungkin terjadi dan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien.
.....
Therapeutic Drug Monitoring is a process that includes activities to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients. The purpose of TDM is to improve the effectiveness of therapy and minimize the risk of Unknown Drug Reactions. Drug Therapy Monitoring activities at Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) were carried out for seven days. TDM implementation starts with patient selection, data collection, medical records and direct interviews with patients. Analysis of drug-related problems is carried out using PCNE where DRP is classified into a basic classification that has 3 main domains for problems, 9 main domains for causes and 5 main domains for planned interventions, 3 main domains for the level of acceptance (intervention acceptance) and 4 main domains for the status of the problem (status of DRP). The need for communication between health workers, namely doctors, nurses, and pharmacists in the process of monitoring drug therapy to minimize drug interactions that may occur and to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Rahastin Sinansari Dewi
"Terapi antiretroviral (ARV) berbasis dolutegravir (DTG) merupakan regimen lini pertama yang direkomendasikan WHO sejak tahun 2019 untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Munculnya HIV yang resistan terhadap DTG dapat secara signifikan mengurangi efektivitas regimen ARV yang mengandung DTG. Angka resistansi tersebut mungkin terus meningkat seiring dengan potensi meluasnya penularan HIV yang resistan terhadap DTG. Pemantauan kadar obat pada pasien yang menerima regimen ARV yang mengandung DTG memerlukan pengembangan dan validasi metode bioanalitik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi preparasi sampel dan analisis DTG yang optimum pada sampel dried blood spot (DBS) menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi – photodiode array (KCKT-PDA) yang tervalidasi berdasarkan standar FDA (2018) dan EMA (2022). Preparasi sampel DBS dilakukan dengan metode presipitasi protein menggunakan larutan pengekstraksi metanol. Karbamazepin digunakan sebagai baku dalam. Analisis dilakukan menggunakan KCKT-PDA dengan kolom C18 (Waters, Sunfire™ 5µm; 250 x 4.6mm) pada suhu 25°C. Sejumlah 20 µL sampel disuntikkan menggunakan autosampler, dielusi secara isokratik menggunakan fase gerak asetonitril – dapar fosfat  pH 5 (45:55) dengan laju alir 0,8 mL/menit, dan dideteksi pada  panjang gelombang 257 nm. Metode ini telah memenuhi standar validasi bioanalisis FDA (2018) dan EMA (2022) dengan LLOQ 0,25 µg/mL dan rentang kurva kalibrasi 0,25-10 µg/mL. Pengambilan sampel mikro menggunakan DBS dapat digunakan untuk mengukur kadar dolutegravir dengan karbamazepin sebagai baku dalam, dimana penerapan metode yang sederhana dan sensitif ini dapat menyederhanakan kegiatan pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD) sekaligus mencegah penyebaran HIV yang resistan terhadap DTG.

Dolutegravir (DTG) based antiretroviral therapy (ART) is a first-line regimen that has been recommended by WHO since 2019 for people living with HIV. The emergence of DTG-resistant HIV can significantly reduce the effectiveness of current DTG-containing antiretroviral regimens. The number of resistance may continue to increase along with the potential spread transmission of DTG-resistant HIV. Prior to monitoring the drug level, development and validation of the bioanalytical method was needed. The aim of this study was to obtain an optimum sample preparation and analysis condition of DTG in dried blood spot (DBS) using high performance liquid chromatography – photodiode array (HPLC-PDA) that validated based on the FDA guidelines (2018) and EMA guidelines (2022). DBS sample preparation was performed using protein precipitation method with methanol extraction solution. Carbamazepine is used as an internal standard (IS). The quantification analysis was carried out using HPLC-PDA with C18 column (Waters, Sunfire™ 5µm; 250 x 4.6mm) at 25°C. A volume of 20 µL of sample was injected using autosampler, eluted using an isocratic mobile phase of acetonitrile - phosphate buffer pH 5 (45:55) at a flow rate of 0.8 mL/min, and detected at a wavelength of 257 nm. This method has met FDA (2018) and EMA (2022) bioanalytical validation standards with an LLOQ of 0.25 µg/mL and a calibration curve range of 0.25-10 µg/mL. The microsampling using dried blood spot could quantify dolutegravir with carbamazepine as IS, where the application of this simple and sensitive method will then simplify the therapeutic drug monitoring activities while preventing the spread of DTG-resistant HIV."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dysaprita Nabila Putri
"

Efavirenz perlu mencapai konsentrasi serum memadai (1-4 µg/mL) karena ketidaksesuaian kadar obat dapat menyebabkan kegagalan terapi atau toksisitas sistem saraf pusat. Terdapat variabilitas yang signifikan dalam respon pasien terhadap pengobatan efavirenz sehingga perlu dilakukan pemantauan terapi obat (PTO) pada pasien yang menerima efavirenz. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan metode bioanalisis efavirenz. Sebelumnya telah dikembangkan metode analisis efavirenz dalam dried blood spot (DBS) menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi-Photodiode Array (KCKT-PDA) tanpa menggunakan baku dalam dengan hasil analisis yang kurang baik pada parameter sensitivitas, akurasi dan presisi, serta tidak sesuai dengan panduan bioanalisis terkini. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis efavirenz dalam DBS yang optimal dan tervalidasi menggunakan baku dalam. Preparasi sampel DBS dilakukan menggunakan metode presipitasi protein dengan volume penotolan darah 30 µL, pengeringan selama 2 jam, ekstraksi menggunakan 300 µL metanol, pengocokan dengan vorteks selama 10 detik, sonikasi selama 1 menit, dan sentrifugasi dengan kecepatan 5.000 rpm selama 5 menit. 200 µL supernatan dipipet dan diuapkan dengan aliran gas nitrogen, kemudian direkonstitusi dengan 100 μL fase gerak. Hasil preparasi sampel dianalisis dengan elusi isokratik menggunakan kolom C18 (SunfireTM 5 µm; 250 x 4.6 mm) pada suhu 40oC; fase gerak asetonitril (ACN):dapar fosfat 10 mMol pH 3 (70:30); laju alir 0,8 mL/min; deteksi UV pada 245 nm; dan baku dalam warfarin natrium. Metode ini memperoleh LLOQ 0,1 μg/mL dan menunjukkan linearitas dalam rentang konsentrasi 0,1-30 μg/mL. Metode ini telah terbukti valid sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh US Food and Drug Administration (2018) dan European Medicines Agency (2022). Metode ini lebih sensitif serta lebih akurat dan presisi dengan penambahan baku dalam. Metode juga lebih sederhana sehingga membuat aplikasinya pada PTO menjadi lebih mudah dengan memberikan hasil yang tepat untuk mengurangi risiko efek samping dan meningkatkan efektivitas pengobatan.


Efavirenz needs to reach adequate serum concentrations (1-4 µg/mL) as inconsistencies in drug levels may result in treatment failure or central nervous system toxicity. Significant variability in patient response to efavirenz treatment requires monitoring of drug levels in blood. Therefore, the development of bioanalytical methods for efavirenz is necessary. The previously published method for determining efavirenz in dried blood spot (DBS) using High-Performance Liquid Chromatography-Photodiode Array (HPLC-PDA) did not use any internal standard and showed poor results in terms of sensitivity, accuracy, and precision. It also did not comply with the current bioanalytical guidelines. This study aims to develop an optimum and validated analysis of efavirenz in DBS, utilizing an internal standard. DBS sample preparation used the protein precipitation method with 30 µL blood spotting volume, dried for 2 hours, extracted using 300 µL of methanol, vortexed for 10 seconds, sonicated for 1 minute, and centrifuged at 5000 rpm for 5 minutes. The 200 µL supernatant was pipetted and evaporated using nitrogen gas flow, then reconstituted with 100 µL of mobile phase.  Samples were analyzed with isocratic elution using C18 column (Sunfire TM 5 µm; 250 x 4.6 mm) at 40oC; mobile phase acetonitrile (ACN):phosphate buffer 10 mM pH 3 (70:30); flow rate of 0.8 mL/min; UV detection at 245 nm; and warfarin as internal standard. This method obtained LLOQ of 0.1 μg/mL and shows linearity within the concentration range of 0.1-30 μg/mL. The method has been validated according to the requirements set by the US Food and Drug Administration (2018) and the European Medicines Agency (2022). This method is more sensitive, accurate, and precise with the addition of an internal standard. This simpler method makes its application for therapeutic drug monitoring (TDM) easier and ensures appropriate results, thereby reducing the risk of side effects and increasing the effectiveness of the treatment.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Rahmi Zaen
"Praktek kerja profesi di RSPAD Gatot Soebroto bertujuan untuk memahami peran dan tanggung jawab Apoteker di Rumah Sakit. Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP serta pelayanan farmasi klinik di RSPAD Gatot Soebroto telah sesuai dengan Permenkes No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Sedangkan tugas khusus yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui peranan apoteker pada kegiatan pemantauan terapi obat serta dalam mengatasi masalah terkait penggunaan obat pada pasien skizofrenia.

Pharmacist Internship at Gatot Soebroto Indonesia Central Army Hospital aims to understand the role and responsibilities of Pharmacist in Hospital. Managerial activities of pharmaceutical products, medical devices, and single use medical tools, and also clinical pharmaceutical cares at Gatot Soebroto Indonesia Central Army Hospital are appropiate to Regulation of Ministry of Health No.58 2014. Meanwhile, the purpose of spesific asignment is knowing therapeutic drug monitoring and also pharmacist role in solving skizophrenia patient rsquo s drug related problems.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurazizah Putri
"Pemantauan terapi obat (PTO) merupakan salah satu tugas apoteker dalam bidang farmasi klinik yang dilaksanakan di rumah sakit. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal termasuk pasien yang diprioritaskan untuk dipantau. Pasien dengan penyakit ginjal lebih cenderung mengalami masalah terkait obat, antara lain duplikasi, dosis terlalu tinggi, regimen dosis terlalu sering, pengaturan jadwal pemberian obat kurang sesuai, dan gagal/tidak diberikannya obat. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan PTO terhadap pasien chronic kidney disease (CKD) sebagai pembelajaran mengenai tugas apoteker dalam bidang farmasi klinik. PTO dilakukan secara prospektif selama 7 hari terhadap kasus pasien atas nama Tn. S yang telah ditugaskan oleh apoteker lahan unit rawat inap di RSPAD Gatot Soebroto. Tahapan PTO terdiri atas pengumpulan data pasien, identifikasi masalah terkait obat, rekomendasi penyelesaian masalah, dan tindak lanjut. Masalah terkait obat yang ditemukan dalam kasus Tn. S, yaitu dosis tidak disesuaikan untuk kondisi CKD pasien dan adanya pengaturan interval pemberian obat yang tidak sesuai instruksi pengobatan. Rekomendasi intervensi yang diberikan adalah menyesuaikan dosis sesuai fungsi ginjal pasien dan mengingatkan tenaga kesehatan yang memberikan obat terkait instruksi pengobatan yang tepat. Intervensi kedua telah diimplementasikan.
Therapeutic drug monitoring (TDM) is a clinical practice performed by a pharmacist in a hospital. Patients with kidney disorders are prioritized to be monitored. These patients tend to experience drug-related problems, such as duplication, drug dose too high, dosage regiment too frequent, incorrect timing, and drug not taken at all. Therefore, TDM was practiced on chronic kidney disease (CKD) patients as a learning process in clinical pharmacy. TDM was done prospectively for 7 days on a Mr. S which had been assigned by the pharmacist-in-charge of the related inpatient ward in RSPAD Gatot Soebroto. The steps in TDM are data collection, problem identification, problem-solving recommendation, and feedback. The identified drug-related problem in Mr. S’s case was that the dosage hadn’t been adjusted according to his CKD condition and the interval between drug administration times did not match the previously given instructions. The recommended intervention was to adjust the dosage according to patient’s kidney function and to remind the health professional who was in-charge of drug administration regarding the correct instructions. The second intervention was implemented."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafira Chairunnisa
"Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan oleh apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalisir risiko terjadinya efek samping obat. Salah satu pelayanan farmasi klinik ialah pemantaun terapi obat (PTO). Pemantauan terapi obat merupakan rangkaian proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat aman, efektif, dan rasional bagi pasien dengan tujuan meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalisir risiko reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD). Tujuan dilaksanakannya PKPA ini adalah mengetahui peran apoteker dalam melakukan pemantauan terapi obat dan mengidentifikasi masalah terkait obat yang terjadi pada pasien dengan diagnosa superimposed preeclampsia with severe features pada G1 hamil 22 minggu dan obesitas grade II di VK Kebidanan Gedung Bougenville RSUP Fatmawati menggunakan klasifikasi PCNE V9.0. Peran apoteker dalam pemantauan terapi obat adalah melakukan identifikasi dan analisis mengenai masalah terkait obat yang timbul serta memberikan rekomendasi penyelesain terhadap masalah tersebut dalam rangka meminimalisasi risiko masalah terkait obat dan memaksimalkan keselamatan dan kualitas hidup pasien. Hasil pemantauan terapi obat terhadap pasien Ny. IK menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengobatan yang diterima Ny. IK sudah sesuai dengan tatalaksana terapi dan terdapat beberapa permasalahan terkait obat (DRP) yang terjadi, namun tidak terdapat adanya interaksi obat yang timbul pada pasien. Ny. IK.

Clinical pharmacy services are direct services provided by pharmacists to patients in order to improve therapeutic outcomes and minimize the risk of drug side effects. One of the clinical pharmacy services is Therapeutic Drug Monitoring (TDM). Therapeutic Drug Monitoring is a series of processes that include activities to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients with the aim of increasing the effectiveness of therapy and minimizing the risk of Adverse Drug Reactions (ADR). The purpose of implementing this report is to determine the role of pharmacists in monitoring drug therapy and identifying drug-related problems that occur in patients with a diagnosis of superimposed preeclampsia with severe features at G1 22 weeks pregnant and grade II obesity at the Midwifery VK Bougenville Building Fatmawati Hospital using the PCNE V9.0 classification. The pharmacist's role in monitoring drug therapy is to identify and analyze drug-related problems that arise and provide recommendations for solutions to these problems in order to minimize the risk of drug-related problems and maximize patient safety and quality of life. The results of drug therapy monitoring of Mrs. IK shows that the overall treatment received by Mrs. IK was in accordance with the management of therapy and there were several drug-related problems (DRP) that occurred, but there were no drug interactions that occurred in patient Mrs. IK."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library