Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vania Vashti Lasrindy
"Latar belakang: Penyakit kusta adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang dapat melibatkan organ mata. Kelainan mata pada kusta perlu dideteksi lebih dini untuk mencegah kebutaan. Alat deteksi dini kelainan mata yang tersedia bervariasi, sehingga perlu dikembangkan suatu instrumen daftar tilik yang valid dan sensitif untuk mempermudah deteksi kelainan mata pada kusta, yang disesuaikan dengan kompetensi dokter bukan spesialis mata yang menangani kusta.
Tujuan: Uji validitas suatu instrumen daftar tilik untuk mempermudah deteksi dini kelainan mata pada kusta.
Metode: Sebuah daftar tilik disusun berdasarkan tanda dan gejala kelainan mata pada kusta, sesuai dengan masukan ahli di bidang dermatovenereologi dan oftalmologi. Pasien kusta yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, diperiksa mata dengan menggunakan instrumen daftar tilik tersebut oleh dokter bukan spesialis mata, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan mata yang lebih lengkap oleh dokter spesialis mata, untuk konfirmasi hasil pemeriksaan sebagai baku emas. Data yang dihasilkan dianalisis untuk mendapatkan nilai validitas dan sensitivitas instrumen daftar tilik.
Hasil: Daftar tilik pada penelitian ini memiliki validitas dan reliabilitas baik, dengan koefisien korelasi 0,664 p.

Introduction: Leprosy is a disease caused by Mycobacterium leprae that affects peripheral nerve, skin, and other organs including eye. Ocular leprosy needs early detection to prevent blindness. Early detection tools for ocular leprosy varies, thus it is important to develop a valid and sensitive screening tool that can easily be used by general practitioner and doctor other that ophtalmologist who treat leprosy.
Purpose: This study aimed to test the validity of a checklist for early detection of eye involvement in leprosy.
Methods: A checklist was designed according to signs and symptoms of ocular leprosy, based on suggestion from dermatovenereologist and ophtalmologist. Leprosy patients in Dermatovenereology clinic of Cipto Mangunkusumo National General Hospital was examined by a general practitioner non ophtalmologist using the checklist as a screening tool, then those patients were re examined by an ophtalmologist as gold standard. Data were later analized to get the validity and sensitivity of the screening tool.
Results: This checklist had good validity and realibility with correlation value was 0,664 p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Dian Pradana
"Film yang berjudul Tilik merupakan film karya Ravacana Films bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan DIY yang disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo. Film ini ditulis oleh Bagus Sumartono yang terinspirasi oleh keadaan sosial yang terjadi dalam masyarakat pedesaan kota Bantul provinsi Yogyakarta. Film Tilik menceritakan seorang kembang desa yaitu tokoh Dian yang disukai banyak lelaki, namun terdapat ibu-ibu menggunjing membicarakan Dian dalam perjalanan menjenguk “tilik” menuju rumah sakit kota. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan jenis solidaritas sosial yang digambarkan dalam film Tilik. Tujuan mengidentifikasi jenis solidaritas sosial dalam masyarakat dianggap penting untuk mengetahui karakter kelompok masyarakat jawa dalam film Tilik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis semiotika oleh Roland Barthes dan teori solidaritas Emile Durkheim. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah adanya karakteristik solidaritas sosial yang dominan terhadap karakter yang diperankan oleh ibu-ibu Jawa dalam film Tilik. Dialog dan adegan dalam film Tilik merepresentasikan karakteristik jenis solidaritas sosial mekanik yang memiliki indikator seperti; masyarakat yang bersatu, belum adanya pembagian kerja yang ketat, memiliki kesadaran kolektif terhadap nilai dan norma, kepercayaan serta perasaan kelompok bersifat memaksa, dan kehidupan sederhana. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan film Tilik menggambarkan karakteristik masyarakat jawa pedesaan yang memiliki keunikan tersendiri berbeda halnya dengan masyarkat perkotaan.

The film entitled Tilik is a film by Ravacana Films in collaboration with the DIY Cultural Service, directed by Wahyu Agung Prasetyo. This film was written by Bagus Sumartono who was inspired by the social conditions that occurred in rural communities in the city of Bantul, Yogyakarta province. The film Tilik tells the story of a beautiful girl he is Dian who is liked by many men, but there are women who gossip about Dian on their way to visit “Tilik” to the city hospital. The purpose of this study is to explain the type of social solidarity depicted in the film Tilik. The purpose of identifying the type of social solidarity in society is considered important to know the character of Javanese community groups in the film of Tilik. This research used a descriptive qualitative method with semiotic analysis by Roland Barthes and Emile Durkheim's solidarity theory. The results obtained from this study are the dominant characteristics of social solidarity to the characters played by Javanese mothers in the film Tilik. Dialogue and scenes infilm Tilik's represent the characteristics of the type of mechanical social solidarity which has indicators such as; a united society, the absence of a strict division of labor, a collective awareness of values and norms, coercive group beliefs and feelings, and a simple life. Based on the results of this study, the researchers concluded that the film Tilik depicts the characteristics of the rural Javanese community which have their own uniqueness, which is different from the urban community."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pricilia Gunawan Halim
"Latar belakang. Prematuritas adalah salah satu kondisi yang menyebabkan gagalnya pemberian air susu ibu (ASI). Program peningkatan kualitas (quality improvement) seperti bundles care intervensi berbasis bukti telah terbukti dapat memberikan luaran yang lebih baik dan meningkatkan kesempatan pemberian ASI pada bayi prematur.
Metode. Penelitian quasy experimental yang dilakukan di Unit Neonatal RSCM pada 51 subyek maternal dan bayi dengan usia gestasi <32 minggu selama periode Maret-Juni 2024. Intervensi bundles care dilakukan dengan menggunakan daftar tilik pemberian ASI prematur yang dikembangkan. Intervensi dilakukan sejak 24 jam pertama pasca-persalinan. Luaran intervensi dinilai dari rerata angka cakupan ASI prematur di Unit Neonatal RSCM sesudah intervensi dibandingkan dengan sebelum intervensi.
Hasil penelitian. Cakupan pemberian ASI selama periode intervensi pada bayi <32 minggu yang lahir di RSCM di bulan April meningkat menjadi 74,69% dan 74,94% di bulan Mei dibandingkan dengan bulan Februari (40,55%) dan Maret (37,42%), p = 0,009. Rerata volume ASI dalam satu minggu pertama adalah 213,34 ± 61,13 ml, dengan waktu mencapai full feeding adalah 8 (5-32) hari pada bayi very preterm dan 11,5 (8-21) hari pada bayi extreme preterm. Faktor yang memengaruhi keberhasilan ASI adalah inisiasi perah dini dalam 24 jam pertama pasca-persalinan.
Kesimpulan. Penerapan bundles care ASI melalui penggunaan daftar tilik pemberian ASI prematur dapat meningkatkan cakupan pemberian ASI bayi prematur di Unit Neonatal RSUPN Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang mengajukan penggunaan daftar tilik terstandard dalam bundles care pemberian ASI pada bayi prematur.

Background. Prematurity is one of adverse conditions that causes failure to provide breast milk (BM). Quality improvement (QI) programs such as evidence-based intervention care bundles have been proven to provide better outcomes and increase opportunities for having mother’s breastmilk in premature babies.
Method. Quasy-experimental study that was conducted at the Cipto Mangunkusumo Hospital Neonatology Unit to 51 maternal and babies with gestational age below 32 weeks. We developed a breastmilk checklist for premature baby and care bundles intervention was implemented using that checklist since the first 24 hours after delivery. The rate of breast milk in Neonatology Unit after intervention was compared with the rate before intervention.
Result. Breastmilk rate during the intervention period for babies <32 weeks born at hospital increased to 74.69% and 74.94% respectively in April and May, compared with February (40.55%) and March (37.42%), p = 0.009. The average volume of breast milk in the first week was 213.34 ± 61.13 ml, with the time to reach full feeding being 8 (5-32) days in very preterm babies and 11.5 (8-21) days in extreme preterm babies.
Conclusion. The implementation of breast milk care bundles by using a breastmilk checklist for premature baby can increase the rate of breastmilk for premature babies in the Neonatal Unit of Cipto Mangunkusumo Hospital. This is the first study to propose the use of a standardized checklist in breastfeeding care bundle for premature babies.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Riri Shafira
"Rumah sakit mempunyai peran dalam sistem pelayanan kesehatan dengan menyediakan perawatan medis untuk masyarakat yang terdampak sehingga kesiapan rumah sakit sangat penting dalam merespon pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan rumah sakit dalam penanganan COVID-19 di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan dan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan. Penelitian ini menggunakan desain metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada bulan Juni – November 2022. Metode pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam terhadap 20 informan dari Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan dan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan dan juga dengan cara telaah dokumen. Hasil penelitian didapatkan 4 dari 12 komponen belum mendapatkan capaian 100% di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Sedangkan di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan terdapat 1 dari 12 komponen yang belum tercapai 100% berdasarkan Rapid Hospital Readiness Checklist WHO. Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk membuat pedoman atau protokol dokumen terkait pengendalian COVID-19 di rumah sakit dan pelaksanaan pelatihan pertolongan psikologi pada staf rumah sakit.

Hospital has a role in the health service system by providing medical care for affected communities so hospital readiness is very important to respond COVID-19 pandemic. This study aims to find out hospital readiness in dealing COVID-19 pandemic at Dr. Suharto Heerdjan Mental Hospital and Persahabatan Central General Hospital. This study used a qualitative method design with a case study approach in June - November 2022. Data was collected by using in- depth interview with 20 informants from Dr. Suharto Heerdjan Mental Hospital and Persahabatan Central General Hospital and documents review. The results showed that 4 of the 12 components had not achieved 100% at the Dr. Suharto Heerjan Mental Hospital. While at Persahabatan Central General Hospital, there is 1 out of 12 components that have not reached 100% based on the WHO Rapid Hospital Readiness Checklist. Based on this study’s results, it is suggested to make guidelines or protocols related to controlling COVID-19 in hospitals and implementing psychological assistance training for hospital staff."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joan Farrel Liem
"Latar Belakang Kematian ibu dan anak merupakan permasalahan global yang masih dihadapi hingga sangat ini mengingat angka kematian ibu dan anak yang cukup tinggi di Indonesia. Pelatihan merupakan salah satu implementasi metode untuk menekan angka kematian ibu dan anak, keefektifan pelatihan dapat dinilai menggunakan ujian simulasi saat masa pendidikan seorang dokter menggunakan instrument yang sesuai. Metode Penerjemahan Ottawa Crisis Resouce Management Global Rating Scale versi Indonesia dilakukan pada 15 peserta ujian simulasi berdasarkan pengalaman pelatihan. Validasi didapatkan dengan melakukan uji validitas isi dan validitas konstruksi dengan menghitung nilai pearson correlation dan nilai signifikansi. Reliabilitas didapatkan dengan menghitung nilai konsistensi internal dalam bentuk nilai Cronbach Alpha. Hasil Instrumen Ottawa Crisis Resouce Management Global Rating Scale versi Indonesia memiliki rentang nilai korelasi sebesar 0,685 – 0,995 dengan uji KMO Barlett test of sphericity sebesar 0,827 dan nilai reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0,969. Instrumen Daftar Tilik Kasus Maternal Collapse memiliki rentang nilai korelasi sebesar 0,287 – 0,995 dengan hasil dari uji KMO Barlett test of sphericity sebesar 0,668 dan nilai reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0,882, terdapat 2 butir instrument yang tidak valid yaitu Initial Assessment dan Transfer Intensive Theraphy Unit. Kesimpulan Ottawa Crisis Resouce Management Global Rating Scale dan Daftar Tilik Kasus Maternal Collapse valid dan reliable pada kasus Maternal Collapse, namun diperlukan beberapa modifikasi.

Introduction Maternal and child mortality is a global problem that is still being faced to this day considering that the maternal and child mortality rates are quite high in Indonesia. Training is one of the implementation methods for reducing maternal and child mortality. The effectiveness of training can be assessed using simulation exams during a doctor's training period using appropriate instruments. Method The translation of the Indonesian version of the Ottawa Crisis Resource Management Global Rating Scale was carried out on 15 simulation exam participants based on training experience. Validation is obtained by testing content validity and construct validity by calculating the Pearson correlation value and significance value. Reliability is obtained by calculating the internal consistency value in the form of Cronbach Alpha value. Results The Indonesian version of the Ottawa Crisis Resource Management Global Rating Scale instrument has a correlation value range of 0.685 – 0.995 with the KMO Barlett test of sphericity of 0.827 and a Cronbach Alpha reliability value of 0.969. The Maternal Collapse Case Checklist instrument has a correlation value range of 0.287 – 0.995 with the results of the KMO Barlett test of sphericity of 0.668 and a Cronbach Alpha reliability value of 0.882. There are 2 invalid instrument items, namely Initial Assessment and Transfer Intensive Therapy Unit. Conclusion The Ottawa Crisis Resource Management Global Rating Scale and Maternal Collapse Case Checklist are valid and reliable in Maternal Collapse cases, but some modifications are needed."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Anindya Purnawan
"Latar belakang: Manifestasi okular pada psoriasis sering tidak disadari baik oleh dokter maupun pasien. Kelainan mata disebabkan oleh predisposisi genetik, invasi lesi kulit, reaksi autoimun, peradangan sistemik, atau efek samping pengobatan pada psoriasis. Secara global, manifestasi okular berkisar antara 10–80%, dengan kasus berat dapat menyebabkan kerusakan penglihatan permanen. Meskipun demikian, skrining mata belum secara resmi direkomendasikan dalam alur tata laksana psoriasis di Indonesia. Instrumen sederhana, misalnya daftar tilik, penting dalam mendeteksi dini dan merujuk ke dokter spesialis mata (Sp.M) guna mencegah kerusakan okular yang permanen. Penelitian ini bertujuan membuat instrumen daftar tilik yang valid, reliabel, dan sensitif untuk mempermudah skrining kelainan mata pada psoriasis.
Metode: Penelitian ini terdiri atas 2 tahap. Tahap pertama penyusunan instrumen daftar tilik berdasarkan gejala subjektif dan objektif kelainan mata pada psoriasis vulgaris, yang diberikan masukan melalui focus group discussion oleh ahli di bidang dermatologi venereologi dan estetika serta mata. Pasien psoriasis vulgaris yang berobat di Poliklinik Dermatologi dan V enereologi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, diperiksa menggunakan instrumen daftar tilik oleh dokter spesialis Dermatologi Venereologi dan Estetika (Sp.D.V.E). Kemudian seluruh subjek penelitian (SP) dilakukan pemeriksaan mata lengkap oleh dokter Sp.M, untuk mengonfirmasi hasil pemeriksaan sebagai baku emas. Hasil data dianalisis untuk mendapatkan nilai validitas, reliabilitas, dan sensitivitas instrumen daftar tilik.
Hasil: Sebanyak 60 SP mengikuti penelitian ini. Instrumen daftar tilik yang dihasilkan memiliki validitas, reliabilitas, dan sensitivitas baik, dengan koefisien korelasi Pearson 0,771 (>0,7) nilai p <0,05, Cronbach α 0,712 untuk pemeriksaan Sp.D.V.E dan 0,721 pada pemeriksaan oleh Sp.M, serta interclass correlation coefficient (ICC) 0,801, serta sensitivitas 94%. Prevalensi kelainan mata yang ditemukan sebesar 84,17% dengan urutan terbanyak yaitu meibomian gland dysfunction (MGD), dry eye, dan katarak. Kelainan mata lainnya berupa glaukoma dan blefaritis juga ditemukan, namun tidak terdapat SP dengan konjungtivitis.
Kesimpulan: Instrumen daftar tilik valid, reliabel, dan sensitif dalam mendeteksi dini kelainan mata pada psoriasis.

Background: Ocular manifestations in psoriasis often go unnoticed by both doctors and patients. These manifestations may arise from genetic predisposition, skin lesion invasion, autoimmune responses, systemic inflammation, or adverse effects of psoriasis treatment. Globally, ocular manifestations in psoriasis range from 10% to 80%, with severe cases causing permanent vision impairment. Despite these implications, ocular screening is not officially recommended in Indonesian psoriasis treatment guidelines. Simple instruments, such as a checklist, are crucial in early detection and referral to ophthalmologist. This study aims to develop a valid, reliable, and sensitive checklist instrument to facilitate screening for ocular abnormalities in psoriasis.
Methods: This study consists of two phases. The first phase involves the development of a checklist instrument based on subjective and objective ocular symptoms in psoriasis vulgaris, with input from focus group discussions with experts in dermatovenereology and ophthalmology. Psoriasis vulgaris patients treated at the Dermatology and Venereology Clinic of the National General Hospital dr. Cipto Mangunkusumo underwent eye examinations using the checklist instrument conducted by dermatovenereologist. Subsequently, ophthalmologists performed comprehensive eye examinations on all participants to confirm results as the gold standard. Data were analyzed for validity, reliability, and sensitivity of the checklist instrument.
Results: Sixty subjects participated, with checklist instrument demonstrates good validity, reliability, and sensitivity, with a Pearson correlation coefficient of 0.771 (>0.7), p-value <0.05, Cronbach’s α of 0.712 for examinations by dermatovenereologist and 0.721 for ophthalmologists, as well as an interclass correlation coefficient (ICC) of 0.801, and a sensitivity of 94%. The prevalence of eye disorders found in this study is 84,17%, with the most common eye disorders being meibomian gland dysfunction (MGD), dry eye, and cataracts. Glaucoma and blepharitis were also identified, but no subjects had conjunctivitis.
Conclusion: The checklist instrument is valid, reliable, and sensitive in the early detection of ocular manifestation in psoriasis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library