Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nusye E. Zamsiar
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian : Pemaparan panas di lingkungan kerja dapatmenimbulkan berbagai keluhan dan gangguan kesehatan. Salah satu keluhan yang ditemukan adalah kram otot, yang diduga erat hubungannya dengan penurunan kadar natrium serum. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat data tersebut agar dapat dimanfaatkan sebagai salah satu upaya pencegahan sebelum terjadinya keluhan atau gangguan kesehatan. Penelitian dilakukan secara kuasi eksperimental dengan menggunakan " non randomized controlled group pre-test post-test design" . Untuk melihat tingginya tingkat pemaparan panas di lingkungan kerja digunakan nilai "heat stress index" ; sedangkan untuk melihat pengaruhnya terhadap tenaga kerja yang terpapar dilakukan dengan menggunakan kuesioner, pengamatan, pengukuran dan pemeriksaan kadar natrium dalam serum secara laboratoris (sebelum dan sesudah bekerja) serta kadar natrium dalam keringat.
Hasil dan kesimpulan : Tingkat pemaparan panas di lingkungan kerja PT BDJ telah melampaui batas yang diperkenankan. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 98 subyek yang terpapar panas dan 44 subyek yang tidak terpapar menemukan adanya kecenderungan untuk menurunnya kadar natrium serum serta timbulnya keluhan kram otot pada subyek yang terpapar panas dengan uji statistik yang bermakna. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penurunan kadar natrium serum adalah jenis sarapan pagi yang di konsumsi, luas permukaan tubuh serta besarnya kehilangan natrium melalui keringat.;Serum Sodium Level Of Workers Exposed To Heat At A Steel Melting Plant PT. BDJScope and method: Heat exposure has led to many symptoms and health problems. Muscle cramps as one of these symptoms is reportedly strongly Associated with reduced sodium levels in serum.

ABSTRACT
Scope and method: Heat exposure has led to many symptoms and health problems. Muscle cramps as one of these symptoms is reportedly strongly Associated with reduced sodium levels in serum.
The purpose of this quasi experimental study, using a randomized controlled group pre-test post-test design, is to asses the nature of serum sodium level of workers exposed to a hot climate in the working environment. It is hoped that results-of this study will be helpful in the strategic planning of early preventive measures.
Heat exposure level in the working environment was measured by using the "heat stress index?. Questioners, physical examinations and quantitative measurements of sodium levels in serum and in sweat; have been used to evaluate health status. Measurement of serum sodium levels was performed before and after work.
Result and conclusions: Heat exposure level in the working environment exceeded the threshold limit value. Data from 98 workers of the exposed group compared to data from 44 workers of control group, revealed a definitive trend of reduced serum sodium levels of workers from the exposed group. Muscle cramps was significantly associated with reduced sodium levels in serum. Factors associated with reduced serum sodium levels are type of food consumed for breakfast, body measurements and sodium loss through sweat.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taryana Artasuwangsa
"PT TIMAH selaku produsen timah Indonesia mengahadapi beberapa masalah yang menyebabkan perusanaan ini mengalami masa krisis:
Pertama harga timah yang jatuh dari $12300 per ton menjadi menjadi $5300 per ton sedangkan biaya produksi PT TIMAH berada pada tingkat $10000 per ton.
Kedua jumlah produksi timah dunia telah melebihi kebutuhan, terutama setelah muncul-nya Brazilia dengan potensi produksi yang besar dan harga jual yang murah.
Ketiga, terdapatnya stock timah di beberapa negara antara lain Amerika yang se-waktu-waktu mengeluarkan cadangannya dan mengakibatkan turunnya harga timah di pasar.
Keempat pemakaian timah dalam industri cenderung terus menurun dengan makin banyak ditemukannya material substitusi.
Selanjutnya masalah intern PT TIMAH merupakan masalah yang paling mendesak yaitu: produktivitas dan efisiensi yang rendah, dikarenakan peralatan dan sarana yang sudah tua, menyusutnya sumber daya alam dan organisasi yang komplek dengan jumlah pegawai yang berlebihan.
Dihadapkan pada masalah2 tersebut diatas, PT Timah berusaha keras untuk mengatasi masa krisisnya, dengan menyusun strategi baru. meningkatkan efisiensi dengan menekan biaya produksi seningga daya saing perusanaan dapat ditingkatkan pada harga pokok $4500 per ton pada tahun 1995.
Maka restrukturisasi dilaksanakan melalui reorganisasi, rekonstruksi, relokasi dan penglepasan asset2 yang membebam perusanaan termasuk juga harus mendutkan jumlah karyawan dari 24000 orang menjadi 12000 secara bertahap.
Sejumlah tambang yang rugi harus segera distop dan yang masih baik, pengelolaannya diserahkan kepada koperasi atau tambang karya, sehingga PT Timah tidak dibebani biaya operasi dalam sektor penambangan daratyang selama ini berbiaya tinggi dan merugi.
Dengan demildan terjadi pengurangan jumlah karyawan dan sekaligus perampingan organisasi dimana PT Timah hanya menangani langsung sektor penambangan lout. Maka dengan jumlah karyawan yang lebih sedikit diharapkan selain dapat menurunkan biaya operasi dan meningkatkan efisiensi juga memumgkinkan pembinaan sumberdaya manusia yang lebih baik dalam hal kualitas dan sekaligus penghasilannya .
Berlainan dengan penambangan darat yang sederhana dan dan teknolog'mya telah dikuasai fihak luar I swasta , penambanganlaut menggunakan teknologi madya yang perlu didukung dengan profesionalisme teknik penambangan dan sistem logistiknya .
Sementara itu kekayaan sumberdaya atom di Belitung dan Singkep dengan harga timah yang rendah menjadi tidak feasibel sehingga operasi penambangan laut perlu di konsentrasi-kan di lokasi-lokasi yang lebih kaya yaitu di Bangka dan Karimun Kundur. Tulisan ini mencoba meninjau dan menganalisa strategi perusanaan untuk menilai kemungkinan keber-hasilan PT Timah dalam melaksanakan strategi serta Iangkah2 kebijakannya."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bird, David
Jakarta: Tambang Timah, 1995
622 BIR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imsa Hakam Sumadyo
"Senyawaan organotimah adalah senyawaan organQlogam yang banyak
diproduksi karena kegunaannya yang cukup banyak antara lain senyawa
penstabil pada PVC, pestisida, insektisida dan katalis. Diorganotimah merupakan
katalis homogen yang balk untuk pembuatan polisilikon, poliuretan dan polyester.
Kebutuhan timah dunia hingga tahun 2000 mencapai 150.000-;; 60.000 ton
pertahun dimana 20.000 ton pertahun untuk industri kimia.
Salah satu tahap membentuk dibutiltimah dikarboksilat iaiah melalui dibutil
timah dihalida kemudian diubah menjadi dibutiltimah oksida setelah direaksikan
dengan asam karboksilat akan berubah menjadi dibutiltimah dikarboksilat. Salah
satu bahan yang sering dipakai iaIah dibutiltimah diklorida. Telah diketahui pula
bahwa pembuatan dibutiltimah diklorida bila dengan metode langsung sulit untuk
dilakukan dengan cara biasa, untuk itu dicari jalan lain yaitu dengan mengubah
alkilnya menjadi yang lebih reaktif yaitu iodida Sintesa senyawa dibutiltimah diasetat dimulai dengan membuat
dibutlltimah diiodida dengan cara merefluk butil iodida (46 g) dengan serbuk
logam Sn (7,4 g) serta dengan katalis N,N-dibenzil N-butil amina (±3,38 g)
dengan pengadukan sedang dan pemanasan dengan suhu 110°C selama 6 jam.
Didapat hasil berupa padatan putih kekuningan. Kedalam padatan tersebut
dimasukkan NaOH 0,1M 100 ml kemudlan dengan pengadukan cepat selama 1
jam dalam larutan metanol 100 ml. Didapat hasil dibutiltimah oksida berupa
padatan putih. Ke dalam padatan tersebut dimasukkan dalam pelarut benzena
dan ditambahkan asam asetat (0,32 ml dengen berat jenis 1,05 ®/mi) dengan
perbandingan 1:2 direfluks dengan suhu 80°C selama 2 jam. ^
\
Hasil reaksi yang terjadi didapat 0,64 g (34,5%% dari Sn) dibutiltimah
diiodida, 0,52 g (81%% dari dibutiltimah diiodida) dibutiltimah oksida dan 3 ml
(17% % dari dibutiltimah oksida). Produk diuji dengan IR dan titik leleh untuk
tiaptahap."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novianti Wulandari
"Tetrabutiltimah merupakan saiah satu senyawa tetraalkiltimah.
Senyawa ini^^isintesis untuk^ifuji^ebagai adittflsensifi menaikkan bilangan
oktan pengganti TEL(T€t^;aet^^^ead) yang toksisitasnya tinggi.
TetrabutiJtimah pjsMesis <3engan fnereaksikan Pibutittmab Piklorida
dengan logam Zn menggunakan katalis basa dan peJarut trietilamin. Reaksi
4ni fnenggunakan autedavedan dedangsung ^da subu 160°C daJam waktu
JK PERPUSTAKAAN S
pm\p A_~JJ 1 11
Identifikasi produk dengan FT-IR diperdeb puncak bHangan
^ombang 295S cm,2927cm'^ dan 2863cmyang merupakan puncak
bilangan gelombang alkana, diperkuat dengan muculnya puncak bilangan
gelombang unkik gugus -CR3 dan -CR2- pada 1379cm"^ dan 146Qcm ^
Muncul pula puncak bilangan gelombang 566cm'^ yang merupakan puncak
serapan nntuk 4katan SivC dan didukang dengan tldak munculnya puncak
bilangan gelombang untuk Sn-Cl pada serapan 300-380 cmSpektrum FTIR
yang didapatmendekati spektrum standar FT-IR yang berasal dari
senyawa Tetrabutiltimah komersial produksi aldrich"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Yusnani
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1981
S16588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan. Kementerian Perdagangan RI, 2016
669.4 IND b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra W.D Halim
1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelwandi
"ABSTRAK
Dalam skripsi saya yang berjudul Kebijaksanaan Pemerintah di Sektor Pertambangan Kasus Tambang Timah Bangka 1953-1976 berisi tentang sejarah pertambangan timah di Indonesia, khususnya pertambangan timah di Pulau Bangka. Pertambangan timah ini sudah lama dikenal sejak masa kesultanan Palembang hingga zaman Hindia Belanda. Pada zaman Hindia Belanda pertambangan timah ini diusahakan oleh BTW (Bangka Tin Wining), yaitu sebuah perusahaan swasta asing milik orang Belanda. Setelah terjadi pengambilalihan pada tahun 1953, Tambang Timah di Pulau Bangka ini sepenuhnya menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia dan namanya berubah menjadi Perusahaan Tambang Timah Bangka. Setelah dikelola oleh Pemerintah RI inilah perusahaan ini mengalami banyak perkembangan sesuai dengan keadaan politik bangsa Indonesia pada saat itu. Pada zaman Orde Lama perkembangan perusahaan ini mengalami banyak kemunduran disebabkan oleh kebijaksanaan pemerintah pada saat itu yang menjadikan politik di atas segalanya. Barulah setelah lahirnya orde Baru Perusahaan Tambang Timah Bangka ini sedikit derni sedikit menunjukkan adanya perkembangan yang cukup menggembirakan. Hal ini sesuai dengan keinginan pemerintah orde Baru untuk melaksanakan pembangunan di berbagai sektor ekonomi. Dengan demikian sejak saat itu Perusahaan Tambang Timah Bangka menjadi salah satu perusahaan pertambangan milik pemerintah yang dikelola sepenuhnya oleh bangsa Indonesia.

"
1996
S12733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Dipantria Putra
"Timah merupakan logam yang memiliki aplikasi pengunaan yang sangat luas dan bervariasi. Hal ini mengakibatkan permintaan akan timah cenderung untuk meningkat tiap tahunnya. Oleh karena itu, perlu ditemukan cara untuk mengolah timah semaksimal mungkin.
Penelitian ini dilakukan untuk recovery atau pemulihan timah dari teraknya dengan menggunakan metode roasting dan pencampuran karbon dengan variasi jumlah karbon reduksi 1:0, 1:1, 1:2, dan 1:3 pada suhu 9000C, pelindian selektif dengan menggunakan H2SO4, dan Electrowinning. Untuk karakterisasi sampel menggunakan X-RD yang dilengkapi dengan software X-RD Match!, STA, AAS, dan EDS.

Tin is a metal which has a various and wide uses. This?ll make the demand of tin is tend to increase every year. So, the new way is needed to process tin as maximum as possible.
This study was conducted to recover tin from tin slags with roasting and mixing with carbon methods with various quantity of carbon reductor which is 1:0, 1:1, 1:2, and 1:3 at 9000C, selective leaching with sulfate acid, and electrowinning. For characterization of sample using X-RD equipped with X-RD Match! Software, AAS, and EDS."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S62717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>