Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Nila Wulandari
Abstrak :
ABSTRAK
Adsorpsi merupakan salah satu cara yang telah dikenal untuk menurunkan kadar ion-ion dalam larutan . Berbagai adsorben anorganik telah digunakan, dan salah satunya adalah zeolit. Zeolit adalah senyawaan alumina silikat yang dapat digunakan sebagai penukar kation dan juga sebagai pengadsorpsi molekul. Oksida terhidrat dari logam-logam tetravalen seperti titanium oksida terhidrat dapat digunakan sebagai penukar anion. Dalam penelitian ini kedua fakta tersebut digabungkan dengan membuat suatu
komposit adsorben dari zeo1it yang diimpregnasi dengan titanium oksoklorida terhidrat. Senyawaan titanium diimpregnasikan sebagai titanium oksoklorida yang kemudian diubah menjadi titanium oksida terhidrat di rongga-rongga zeolit.
Untuk menguji kemampuan penyerapan komposit adsorben terhadap kation dan anion dipakai ion amonium dan ion fosfat yang berasal dari larutan NH4 H2 PO4. Dalam
panelitian ini diketahui bahwa pH larutan mempengaruhi kemampuan penyerapan komposit adsorben. Kemampuan penyerapan komposit adsorben terhadap ion amoniun optinun pada.pH 7-9, lebih tinggi dari kemampuan penyerapan zeolit, tetapi pada pH rendah kemampuan penyerapannya lebih rendah daripada zeolit. Kemampuan penyerapan komposit adsorben terhadap ion fosfat meningkat dari pH 5 menuju pH yang lebih rendah, dan kemampuannya meningkat daripada zeolite.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dennes Purnomo Putra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari pembentukan PANI baik pada lingkungan asam kuat dan juga air, selain itu penelitian ini juga melihat potensi konduktivitas dari penambahan TiO2 baik pada PANI dengan campuran H2SO4 maupun pada PANI dengan campuran H2O. Proses sintesis pembentukan polimer dilakukan dengan metode Oxidative Polimerization dengan teknik batch dimana komponen komposisi yang dicampurkan yaitu anilin sebagai monomer, APS sebagai inisiator, H2SO4 sebagai pelarut pada lingkungan asam kuat, dan H2O sebagai pelarut dalam lingkungan air. Penelitian dilakukan selama 240 menit untuk setiap variasinya. Karakterisasi pada saat proses polimerisasi diukur dengan menggunakan pH meter, thermometer, conductivity meter. Penambahan TiO2 dilakukan setelah PANI kering dan berbentuk serbuk, kemudian dilakukan karakterisasi XRD, SEM, dan mengukur nilai konduktivitas dengan menggunakan metode Four Point Probe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit PANI menghasilkan nilai konduktivitas sebesar 1850 μS/m untuk polianilin dengan pelarut H2SO4 dan 1090 μS/m dengan pelarut H2O. Tingkat keasaman dari Polianilin hasil polimerisasi menggunakan H2SO4 sebagai pelarut memiliki nilai tingkat keasaman yang lebih tinggi dibandingkan air sebagai pelarut. Semakin tinggi persentase TiO2 yang digunakan dalam pembentukan komposit PANI/TiO2 maka semakin rendah nilai konduktivitas listrik yang dihasilkan.
This research aims to see the effect of PANI formation in both strong acid and water environments. Apart from that, this research also looks at the potential conductivity of adding TiO2 to both PANI with a mixture of H2SO4 and PANI with a mixture of H2O. The synthesis process for polymer formation is carried out using the Oxidative Polymerization method using a batch technique where the composition components mixed are aniline as a monomer, APS as an initiator, H2SO4 as a solvent in a strong acid environment, and H2O as a solvent in an aqueous environment. The research was carried out for 240 minutes for each variation. Characterization during the polymerization process is measured using a pH meter, thermometer, conductivity meter. The addition of TiO2 was carried out after the PANI was dry and in powder form, then XRD, SEM characterization was carried out and the conductivity value was measured using the Four Point Probe method. The results showed that the PANI composite produced a conductivity value of 1850 μS/m for polyaniline with H2SO4 solvent and 1090 μS/m with H2O solvent. The acidity level of polyaniline resulting from polymerization using H2SO4 as a solvent has a higher acidity level than water as a solvent. The higher the percentage of TiO2 used in forming the PANI/TiO2 composite, the ower the resulting electrical conductivity value.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Triadi Sugiarto
Abstrak :
Indonesia mempunyai jebakan endapan bgiih besi berbenfuk pasir sekilar 1.020 milyar ton, terletak di paniai seiaran P. Jawa, rnulai dari Pasuruan di Jawa Timur sampai dengan Jampang Kulon di Jawa Barat. BWI: besi tersebui jika a'ikonsentrasikan dapaf mencapai kadar°50-60 % Fe, berjumlah selahzr 127 juta ton dengan kandungan 4-22% Ti0;. Oleh karena itu, Imnsenrrar ini merupakan sumber iim euit yand dapar diproses untuk pembuaran pigmen Ti0;.
Pembuatan pigmerk Ti02 dengan pemrosesan pasir besi titanium' (PBT) merupakan upaya pemanfaaran PBT yang endapannya banyak terdapat di panti selaran P. Jawa. Penelitian tahap awal ekstraksi ini melputi pemeriksaan sampel di Iaborarorium, baik sifat jisilm maupun Icimia dan juga mineraioginya. Selanjumya difakukan proses pelindian untuk mencari kondisi qpitimal untulr dilakukan proses selanjutnya sebagni tahapan untuk mendapatkan pigmen .'I`i02.
Setelah dilakukan pengujian dilzasiikan kondisi optimal unruk proses pelindian pasir besi Cilacap ini yaifu pada kondisi konsenrrasi HCI 30 % berat, temperatur I 05° C dan walctu pelbldian 75 menit. Pada kondisi ini dihasilkan persen ekstraksi T i0; sebesar 7725 7 % dan ekstraksi Fe total sebesar 82,82%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41526
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aldi Alfarizi
Abstrak :
Titanium oksida (TiO2) merupakan senyawa semikonduktor yang paling banyak diteliti dalam proses pengolahan limbah melalui teknik fotokatalisis. Penelitian ini bertujuan untuk mencari keterkaitan ukuran partikel TiO2 terhadap performa fotokatalisis. Investigasi juga dilakukan untuk mengetahui hubungan antara parameter fisis bahan seperti ukuran kristalit dan luas permukaan terhadap parameter optis bahan seperti energi celah pita dan analisis gugus fungsional pada panjang gelombang infra-merah. Dalam studi ini digunakan bahan TiO2 dengan ukuran nano, mikro, serta hasil sintesis menggunakan perlakuan ballmill. Uji performa fotokatalisis dilakukan dengan lampu sinar UV berdaya 56 watt dimana hasil optimum degradasi limbah untuk bahan TiO2 ukuran nano dengan ukuran kristalit fasa anatase dan rutile sebesar 18.61 nm dan 40.74 nm, ukuran partikel sebesar 25 nm, serta luas permukaan sebesar 124.192 m2/g. Pengujian spektroskopi UV-Vis terhadap bahan TiO2 nano memberikan informasi energi celah pita sebesar 3.44 eV, sedangkan hasil uji FTIR mengkonfirmasi data kemurnian bahan yang sangat tinggi.
......Titanium oxide (TiO2) is the semiconductor compound that is most widely studied in the waste treatment process through photocatalytic techniques. This study aims to find the relationship between TiO2 particle size and photocatalytic performance. Investigations were also carried out to determine the relationship between physical parameters of the material such as crystallite size and surface area to optical parameters of the material such as bandgap energy and analysis of functional groups at infrared wavelengths. In this study, TiO2 was used with nano, micro sizes, and synthesized using a ballmill treatment. The photocatalytic performance test was carried out with 56 watts of UV light, where the optimum results of waste degradation for nano-size TiO2 with anatase and rutile phase crystallite sizes were 18.61 nm and 40.74 nm, particle size was 25 nm, and surface area was 124,192 m2/g. UV-Vis spectroscopy testing of TiO2 nano material provides information on the bandgap energy of 3.44 eV, while the FTIR test results confirm very high material purity data.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adrian Julio Adhy Putra
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada sintesis serta menganalisa sifat dan karakteristik dari sistem komposit yang tersusun oleh polipirol dan titanium oksida. Polipirol disintesis dengan menggunakan metode polimerisasi oksidasi kimia dari monomer pirol menggunakan oksidan ammonium persulfate (APS) dalam dua variasi media pelarut H2O serta H2SO4, reaksi berlangsung dengan menggunakan tehnik batch selama 4 jam serta menggunakan kecepatan magnetic stirrer sebesar 300 rpm yang dilakukan dalam temperature ruang yang berkisar antara 23-240C, Karakterisasi PPy selama proses reaksi polimerisasi berlangsung dilakukan terhadap parameter pH didapatkan bahwa PPy dengan pelarut H2SO4 memiliki nilai tingkat keasaman yang lebih tinggi yang berkisar 0.1-0.5 dibandingkan PPy dengan pelarut H2O yang berkisar 1-1.3, nilai konduktivitas (σ) yang dihasilkan oleh PPy dengan pelarut H2SO4 lebih tinggi (0.813 s/m) dibandingkan PPy dengan pelarut H2O. Berdasarkan dari pengujian konduktivitas yang dilakukan pada pembentukan sistem komposit PPy/TiO2 dapat diketahui bahwa semakin tinggi persentase TiO2 dalam pembentukan sistem komposit PPy/TiO2 maka semakin rendah nilai konduktivitas yang dihasilkan dalam sistem komposit PPy/TiO2 serta sistem komposit PPy/TiO2 yang menggunakan PPy dengan pelarut H2SO4 memiliki nilai konduktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem komposit PPy/TiO2 yang menggunakan PPy dengan pelarut H2O
......This research focuses on the synthesis and analyzes the properties and characteristics of the composite system composed of polypyrrole and titanium oxide. Polypyrrole was synthesized using the chemical oxidation polymerization method from pyrrole monomers using the oxidant ammonium persulfate (APS) in two variations of H2O and H2SO4 solvent media, the reaction took place using a batch technique for 4 hours and using a magnetic stirrer speed of 300 rpm which was carried out at room temperature which ranged from 23-240C, The characterization of PPy during the polymerization reaction process was carried out on the pH parameter, it was found that PPy with H2SO4 solvent had a higher acidity level value ranging from 0.1-0.5 compared to PPy with H2O solvent which ranged from 1-1.3, the conductivity value (σ) produced by PPy with H2SO4 solvent higher (0.813 s/m) than PPy with H2O solvent. Based on the conductivity tests carried out on the formation of the PPy/TiO2, composite system, it can be seen that the higher the percentage of TiO2 in the formation of the PPy/TiO2 composite system, the lower the conductivity value produced in the PPy/TiO2 composite system and the PPy/TiO2 composite system using PPy with solvent H2SO4 has a higher conductivity value compared to the PPy/TiO2 composite system that uses PPy with H2O solvent.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library