Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Situmorang, Sitor, 1923-2014
Jakarta: Pustaka Jaya, 1981
808.831 SIT d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sahala, Sumijati
"Hukum adat yang beraneka ragam banyaknya masih berlaku pada suku bangsa di Indonesia, dan masing-masing mengacu pada sistem kekerabatan yang dianut. Sistem kekerabatan patrilineal seperti pada suku Batak dan Bali, tidak memasukkan anak perempuan sebagai ahli waris dan tidak termasuk penerus keturunan. Pelaksanaan hukum waris yang termasuk bidang hukum keluarga menurut hukum adat Batak khususnya Batak Toba di Jakarta, masih menggunakan hukum adat Batak. Sejak tahun 1961. MA mengeluarkan putusan yaitu Yurisprudensi No.179/K/ST/1961 tentang warisan adat di tanah Batak Karo yang memperhitungkan anak perempuan sebagai ahli waris dan mendapatkan bagian yang sama dengan anak laki-laki terhadap harta kekayaan bapaknya (orang tuanya). Dari Yurisprudensi tersebut terlihat bahwa secara yuridis anak perempuan adalah ahli waris, hak waris anak laki-laki dan anak perempuan tidak dibedakan, namun kenyataannya dalam masyarakat Batak Toba anak perempuan bukan ahli waris apalagi mempunyai hak untuk mendapatkan harta warisan bapaknya (orang tuanya).
Permasalahan utama yang dihadapi adalah apakah warga masyarakat adat Batak masih berpegang pada hak waris dalam hukum adat Batak sehingga menjadi kendala bagi penerapan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita. Dalam mengamati kehidupan warga masyarakat Batak Toba di Jakarta, digunakan teori jender, antropologi hukum dikaitkan dengan hukum yang hidup dalam masyarakat (living law). Jender manurut Saparinah Sadli merupakan sejumlah karakteristik psikologis ditentukan secara sosial dengan adanya seks lain, dasar hubungan jender itulah diasumsikan dengan adanya perbedaan analisis. Dalam menganalisis peran laki-laki. dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari dalam kenyataannya bekerja, yang rumusan hukum tidak hanya hukum yang tertulis saja tetapi juga aturan yang tidak tertulis, Menurut rumusan von Benda Beckmann hukum merupakan konsepsi kognitif dan normatif termasuk didalamnya prinsip, adat dan norma-norms lainnya.
Bekerjanya hukum dalam kehidupan warga masyarakat Batak juga. dapat dilihat apakah hukum adat itu masih hidup dan diterapkan. Moore dalam penelitiannya terhadap orang Chagga di Tanzania, Afrika. rnengemukakan bahwa betapa pentingnya hukum untuk mengadakan perubahan sosial (Sally Folk Moore ; 1993: 1-18). Hukum yang dimaksud adalah hukum tanah yang merupakan undang-undang dan dapat diterapkan untuk menggantikan pedoman-pedoman yang berlaku tentang kepemilikan tanah, menjadi diawasi melalui sistem kepemilikan yang diambil alih seluruhnya oleh negara. Penelitian Moore ini mirip dengan penelitian tentang hukum waris pada suku bangsa Batak. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dan bersifat kualitatif Kami menggabungkan beberapa teknik penelitian, yaitu dalam mengumpulkan informasi diterapkan metode telaah kepustakaan dan beberapa dokumen yang berbentuk keputusan dan tulisan. Untuk melengkapi data tersebut kami juga mengikuti kegiatan adat dalam kehidupan sehari-hari antara warga masyarakat Batak di Jakarta dengan pengamatan terlibat (participation-observation), disamping data yang didapat dari lima orang ketua adat sebagai informan. Data juga didapat dari kuesioner yang disebarkan kepada 40 orang wanita dari marga Simandjuntak dan Pasaribu dan untuk lebih memahami serta menghayati pengalaman wanita dalam masalah warisan, diadakan wawancara secara mendalam (depth-interview) terhadap sepuluh orang ibu yang diambil secara snow-ball.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sbb ; walaupun secara normatif anak perempuan tidak termasuk dalam kelompok ahli waris, namun dalam perkembangannya, keluarga yang berasal dari warga masyarakat Batak Toba yang bertempat tinggal di Jakarta sudah memasukkan anak perempuan mereka sebagai ahli waris, sedangkan bagian yang diterima anak perempuan sangat bervariasi, yaitu bagian anak laki-laki lebih banyak dari anak perempuan, bagian anak perempuan tergantung dari saudara laki-lakinya atau bagian anak laki-laki sama dengan anak perempuan. Hal yang utama dapat dilihat pada bidang pendidikan, dimana anak laki-laki dan perempuan mendapat prioritas utama dengan tidak ada perbedaan. Satu hal yang ditemui dalam penelitian ini adalah bahwa pengertian perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan pada warga masyarakat Batak Toba di Jakarta tidak pada hal yang negatif saja, lebih jauh perbedaan peran tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan dan keamanan (emotional security) bagi anak perempuan mereka, baik yang masih lajang maupun yang sudah berkeluarga."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Risma
"ABSTRAK
bahwa kedudukan wanita Batak Toba dalam perkawinan belum sesuai dengan jiwa dan ketentuan dari Undang Undang Perkawinan nomor 1/74. dianggap perlu untuk mengetengahkan perbandingan mongenai kedudukan wanita ditinjau dari sudut hukum Adat Batak Toba dan Undang Undang Perkawinan nonor 1/74. Sehingga melalui perbandingon ini akan diperoleh input yang positip bagi torlaksananya kedudukan yang seimbang antara isteri dan suami didalam perkawinan dalam masyarakat Batak Toba, Sebagaimana yang dikehendaki Undang Undang Perkawinan No. 1/74."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warneck, Joh
Den Haag: Martinus Nijhoff, 1977
439.319 21 WAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta, Dept. P dan K Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
899.246 2 TUR (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Nalom
Jakarta: Fakultas sastra Universitas Indonesia, 1975
499.224 62 SIA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tuuk, H.N. van der
Amsterdam: Gedrukt Bij C.A. Spin & Zoon, 1867
BLD 499.25 TUU t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, A.N. Parda
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1979
899.224 6 SIB t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Jakasmin
"Sampai awal abad ke-19, tanah Batak yang terletak di_antara Aceh dan Minangkabau belum mendapat gangguan dari Rheinische Missions. Penduduknya masih hidup tenteram di_antara suku-suku di sekitarnya yaitu suku Melayu di Sumatra Timur dan suku Minangkabau di Sumatra Barat. Penduduk Batak secara mayoritas hidup dengan bercocok tanam di ladang dan di sawah. Kepercayaan asli yaitu Parbegu dan adatnya masilt mempengaruhi pola pemikiran masyarakat Batak. Terbukanya tanah Batak pada pertengahan abad ke-19 terhadap dunia luar tidaklah terlepas dari masuknya unsur-unsur agama Kristen yang dibawa oleh Zending Inggris, Amerika, Be_landa dan Jarman. Tanah Batak mendapat sentuhan pertama dari unsur asing adalah dengan datangnya tending Inggris Nathaniel Ward dan Richard Burton pada tahun 1824. Mereka di kirim oleh Baptist Mission Society of England (BMSE) ke tanah Batak dengan tujuan menyebarkan Injil Kristen. Kedua pendeta lnggris ini tidak berhasil mengKristenkan masyarakat Batak. Sebagai sentuhan kedua datang dengan system kekerasan (perang) dari pasukan Padri Minangkabau yang di pimpin oleh Tuanku Rao (1825-1829). Tuanku Rao dengan pasukannya menyerbu tanah Batak sampai ke pedalaman dengan tujuan untuk _"
1986
S12651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kozok, Uli, 1959-
"History of Christian missions in Sumatera Utara and role and position of Germany missionaries of Rhenish Mission Society in the Toba War, 1878"
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia , 2010
959.8 KOZ u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>