Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dema Amalia Putri
"Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2007-2027 menetapkan Kawasan Gunung Patuha sebagai salah satu kawasan yang memiliki peran khusus untuk sektor pariwisata. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya tarik dan motivasi wisatawan pada objek wisata serta hubungan antara keduanya di Kawasan Gunung Patuha. Penilaian daya tarik objek wisata didasarkan kepada kelengkapan fasilitas wisata dan aksesibilitas. Sedangkan penilaian motivasi wisatawan didasarkan pada preferensi wisatawan, kebutuhan wisatawan, dan status perjalanan wisatawan. Variabel penelitian dianalisis menggunakan analisis spasial dan uji statistik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik objek wisata di kawasan tersebut bervariasi. Objek wisata dengan nilai daya tariknya tinggi memiliki kecenderungan berada pada lokasi yang saling berdekatan, sedangkan daya tarik sedang dan daya tarik rendah berada pada lokasi yang berjauhan. Wisatawan yang berkunjung di Kawasan Gunung Patuha didominasikan oleh tipe motivasi wisatawan semi pelancong. Motivasi wisatawan yang berkunjung pada objek wisata tidak dipengaruhi oleh daya tarik objek wisata berdasarkan kelengkapan fasilitas wisata. Hal ini dikarenakan meskipun objek wisata memiliki ketersediaan fasilitas wisata yang lengkap, wisatawan yang berkunjung terkadang hanya berfokus kepada atraksi yang disediakan dibandingkan pada kelengkapan fasilitas wisata tersebut.

The Bandung Regency Spatial Plan for 2007-2027 regulates The Patuha Mountain Area as one of the regions that has a special role for the tourism sector. This research was conducted to find out the attractiveness and motivation of tourists on tourist attractions as well as the relationship between them in The Patuha Mountain Area. Assessment of tourist attraction in accordance with the completeness of tourist facilities and accessibility. Meanwhile, assessment of tourist motivation based on tourist preferences, tourist needs, and tourists travel status. The research variables were analyzed using spatial analysis and chi square test statistics.
Results demonstrated that attractiveness of tourist attractions in the region varies. Tourist attraction with high attractiveness value are located in close proximity to each other, while medium and low attractiveness value are in far apart locations. Tourist motivation visiting The Patuha Mountain Area are dominated by flashpacker types and not influenced by the attractiveness value of tourist attractions based on the completeness of tourist facilities. It was because although tourist attraction has the availability of complete tourist facilities, tourists who visit sometimes only focus at the attractions provided compared to the complete tourist facilities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawati Harsono
"Berbicara mengenai partisipasi masyarakat dalam pembangunan, maka pada. saat ini ada suatu bidang pembangunan yang sangat menarik untuk diamati, yaitu bidang pariwisata. Pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa pariwisata hendaknya mendapatkan prioritas tinggi dalam pembangunan. Pembangunan pariwisata harus memperoleh perhatian khusus, agar supaya pendapatan devisa negara dapat ditingkatkan.
Dalam kepariwisataan di Indonesia terlihat bahwa Bali sampai saat ini masih merupakan sentra utama pariwisata Indonesia atau masih merupakan daerah tujuan utama wisata domestik maupun mancanegara.
Dalam berbagai kesempatan sering terdengar diskusi pro dan kontra tentang perkembangan pariwisata di Bali itu. Terutama mengenai kemungkinan akan hancurnya kebudayaan Bali karena pengaruh berbagai kebudayaan asing yang diperkenalkan para wisatawan. Demikian pula karena terbentuknya budaya masyarakat baru yang timbul karena tumbuhnya industri pariwisata, diperkirakan dapat menggeser nilai budaya, norma sosial dan lain-lain yang merupakan dasar kebudayaan Bali selama ini.
Sesungguhnya kekhawatiran sementara pihak itu terlalu berlebihan kalau diingat bahwa masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan k.ontak-kontak budaya yang mendorong proses akulturasi. Hal ini terbukti dalam aneka ragam kebudayaan yang dikembangkan oleh bangsa Indonesia sekarang. Perkembangan masyarakat melalui proses akulturasi merupakan hal yang wajar, karena tidak ada masyarakat yang dapat mengandalkan perkembangan kebudayaannya bertumpu pada penemuan-penemuan dan perekayasaan setempat dan akan selalu mencoba untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungannya. Sentuhan-sentuhan budaya, asing akan mempercepat proses pengembangan kebudayaan, apabila masyarakat yang bersangkutan telah siap untuk menyerapnya.
Akan tetapi pada saat ini dunia sedang mengalami percepatan interaksi yang luar biasa. Kedatangan wisatawan di Bali dengan segala dampaknya juga mengalami percepatan seperti itu. Adanya pergesekan budaya dan datangnya pengaruh budaya asing yang beruntun, dikhawatirkan tidak memberikan cukup wak.tu untuk mengendapkan proses akulturasi.
Pada saat ini apabila ditinjau dari sudut ekonomi, terlihat besarnya manfaat pariwisata bagi daerah Bali. Akan tetapi oleh karena pembangunan di Indonesia sesuai dengan Garis Garis Besar Haluan Negara berlandaskan kepada Ketahanan Nasional dan Trilogi Pembangunan, maka berbagai keberhasilan di Bali juga harus ditinjau dari aspek pemerataan dan stabilitas."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Viandika Suryana
"Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Salah satu wisata yang terkenal di Indonesia adalah Kepulauan Seribu. Kabupaten Kepulauan Seribu memiliki letak yang strategis karena berada di Provinsi DKI Jakarta. Kepulauan Seribu juga sudah masuk sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan mendapat dukungan dari Pemprov DKI dan Kementrian PUPR dalam pengembangannya. Banyaknya variasi objek dan atraksi wisata di daerah ini memicu pergerakan wisatawan yang beragam. Penelitian ini meneliti mengenai pola pergerakan wisatawan dan hubungan faktor profil perjalanan, faktor motivasi pribadi, faktor konfigurasi fisik tujuan, faktor aksesibilitas, faktor pengalaman berkunjung dan faktor lama kunjungan dengan tipe pergerakan wisatawan. Metode yang digunakan adalah analisis spasial dan analisis statistik korelasi chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat pola pergerakan wisatawan di Kabupaten Kepulauan Seribu. Pola pergerakan Destination Region Loop banyak di temukan di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang memiliki jumlah atraksi lebih banyak dibanding selatan, sedangkan pola pergerakan Base Site, Stop Over, Single Point dan Chaining Loop banyak ditemukan di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Pola yang paling banyak ditemukan adalah Destination Region Loop dan yang paling sedikit adalah Chaining Loop. Hampir seluruh faktor memiliki hubungan yang signifikan dengan tipe pergerakan, hanya terdapat satu faktor yang tidak memiliki hubungan yaitu faktor pengalaman berkunjung karena wisatawan yang sudah pernah maupun belum pernah mengunjungi Kabupaten Kepulauan Seribu tidak memiliki pengaruh dengan tipe pergerakan yang terbentuk. Wawasan mengenai pergerakan wisatawan dianggap bermanfaat dalam pariwisata seperti merancang sebuah paket perjalanan wisata yang maksimal dan menjadi awal perencaan dalam pengembangan pariwisata agar dapat memaksimalkan kegiatan wisata serta memenuhi permintaan pengunjung.

Tourism is widely considered as an activity with multiple dimensions of a process of development. One of the most popular tourist destination in Indonesia is Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu is strategically located at the north of DKI Jakarta Province. Its also listed as National Tourism Strategic Area (Kawasan Strategis Pariwista Nasional KPSN) and has gained support both from the DKI Jakarta local government and the Ministry of Public Works and Housing (PUPR) in its development. Various objects and tourist attractions in it provoke various tourists activities. This research covers the patterns of tourists movements along with the relation between the factors of travel profile, personal motivation, physical purpose configuration, accessibility, visiting experience, and the period of visit based on the types of the movements of the tourists. The methods that are used are spacial analysis and chi-square correlated statistic analysis. The results of this research reveal that there are four patterns of tourists movements in the district of Kepulauan Seribu. The pattern Destination Region Loop is often found in the northern sub-districts of Kepulauan Seribu which have more tourist attractions than the ones in the southern sub-districts, in which the patterns Base Site, Stop Over, Single Point, and Chaining Loop are often found. The pattern that is most commonly found is Destination Region Loop and the least is Chaining Loop. Almost all of the factors have a significant relation with the types of the movements, only one of them does not, which is visiting experience because the tourists who have or have not visited the district of Kepulauan Seribu do not have any influence with any types of the movements that are built. Knowledge of tourism movement is considered essential in tourism such as for designing a trip package for maximum enjoyment and to be the pioneer of tourism development to maximize tour agendas and fulfill tourists expectations.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Klavert, Endang P. Utami
"Tujuan penelitian adalah untuk melihat sampai sejauhmana pengembangan strategi promosi oleh Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) dalam meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Metodologi penelitian yang digunakan ad.a.lah metode deskriptif. Alat analisa yang dipakai menitik beratkan pada penggunaan alat alat analisa lingkungan persaingan untuk melihat dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pariwisata Indonesia, serta peluang dan ancaman dan lingkungan global, yang dihubungkan dengan strategi promosi yang harus dikembangkan oleh BPPI. Analisis dilakukan atlas data primer yang berasal dari laporan interen BPPI, dan wawancara dengan berbagai pihak interen maupun pihak lainnya yang berkepentingan dengan industri kepariwisaataan. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari studi kepustakaan, maupun informasi lainnya yang terkait dengan penelitian ini.
Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi promosi yang diterapkan adalah untuk menciptakan positioning Indonesia di pasar sasaran, dan mencapai khalayak sasarannya untuk membentuk citra pariwisata Indonesia dengan brand name : Indonesia A World All Its Own, dengan daya tarik inti seni, budaya dan adat istiadat bangsa Indoensia. Strategi yang diterjemahkan dalam berbagai program promosi luar negeri, sudah sangat tepat dan mencapai basil yang baik, walaupun dalam keterbatasan dana promosi dibandingkan dengan pesaing yang ada dikawasan Asia tenggara. Dimasa depan ancaman yang paling serius adalah citra buruk tentang keamanan di Indonesia sebagai akibat krisis politik yang terjadi, dan ini dapat mengikis peluang ada kekuatan yang ada, dilain pihak pemerintah (Menparsenibud) menerapkan kebijakan Zero Budget bagi promosi pariwisata Indonesia.
Untuk menghadapi tantangan masa depan maka yang harus dilakukan adalah mennghilangkan tumpang tindihnya aktivitas promosi di luar negeri oleh berbagai pihak, dan kebijakan Zero Budget merupakan kebijakan yang harus ditinjau kembaii. Bagi BPPI sendiri, strategi promosinya hares lebih memperdalam kosentfasinya pada ketujuh pasar sasaran, dan untuk mengantisipasi keterbatasan dana promosi, harus dipertimbangkan untuk mengurangi pasar sasaran utama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T3846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Achmad
"Upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Taman margasatwa Ragunan harus didasari pada kebutuhan para wisatawan dalam memperoleh kepuasan pada obyek daerah tujuan wisata baik berupa fasilitas, kebutuhan informasi atau promosi, dan juga variasi atraksi satwa yang menjadi suguhan bagi para wisatawan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh fasilitas, aset satwa dan promosi Taman Margasatwa Ragunan terhadap tingkat kunjungan wisatawan dan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode statisik dengan analisis regresi berganda metode stepwise dan observasi. Analisis statistik digunakan untuk mengukur pengaruh fasilitas, aset satwa dan promosi Taman Margasatwa Ragunan terhadap tingkat kunjungan wisatawan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui : observasi yaitu penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi penelitian, studi kepustakaan dilakukan guna memahami sejumlah teori yang berhubungan dengan teknis penelitian dan kuesioner penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data primer dari para responden. Teknik analisis/pengolahan data menggunakan perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik, Uji t, Koefesien Determinasi dan Uji F, kemudian dilakukan analisis regresi linear. Semua uji telah dilakukan dan memenuhi semua persyaratan.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa fasilitas (utama, khusus, dan pendukung) dan aset satwa secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap tingkat kunjungan dan memberikan sumbangan sebesar 85,1%. Sedangkan untuk faktor promosi tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat kunjungan. Dengan demikian untuk lebih meningkatkan kunjungan wisatawan agar pengelola Taman Margasatwa Ragunan lebih meningkatkan fasilitas (khusus, utama, pendukung) dan aset satwa sehingga akan menambah tingkat kunjungan wisatawan.

Any efforts to increase tourist visit in the Ragunan Zoo should be based on need of tourists to obtain satisfaction in tourism objects either in terms of facility, information or promotion, and also variation of animal attraction which becomes an interesting entertainment served for tourists.
This study is aimed at identifying the influence of facility, assets of animals and promotion in the Ragunan Zoo in regard to the level of tourist visit and identifying the most influential factor thereof.
In this study, the writer adopts statistic and multifarious regression analysis, stepwise and observation method. Statistic analysis is used to measure influence of facility, assets of animal and promotion of Ragunan Zoo (Wildlife Park) in regard to the level of tourist visit.
Data collection is made through: observation, to wit, the writer performs direct observation to study location, literature study is performed to understand a number of theory in relation to study implementation and questionnaire aiming at obtaining primary data from respondents. Data analysis/processing adopts the Validity and Reliablity Test, Classic Assumption Test, t test, Determination Coefficient and F test, and then linear regression analysis will be made. The entire tests performed already fulfill requirements.
Analysis finding indicates that facilities (main, special, and suppoting facilities) and assets of animal will jointly have influence in regard to the level of visit and give contribution of 85.1%. However, the promotion factor does not give influence in regard to the level of visit. Therefore, in order to increse tourist visit, the management of Ragunan Zoo (Wildlife Park) should exert its best to improve facilities (main, special, and supporting facilities) and assets of animal so as to be able to increase the level of tourist visit."
2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Arief Prabowo
"Tahun 2005 industri pariwisata menjadi penyumbang devisa nomor 3 terbesar Indonesia dengan pendapatan sekitar $4.521,9 juta dan mempekerjakan sekitar 7 juta orang. Pendapatan tahunan industri pariwisata tumbuh sekitar 11% dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan kedatangan wisatawan yang berdampak terhadap peningkatan belanja wisatawan berimplikasi terhadap peningkatan produksi pada sektor-sektor lainnya. Pada penelitian ini penulis mennggunakan metode inputoutput terbuka untuk menganalisa dampak ekonomi dari peningkatan permintaan akhir wisatawan terhadap efek pengganda output, pengganda pendapatan, dan pengganda tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan permintaan akhir sektor pariwisata sebesar 10% berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian nasional sebesar 0,32%, pendapatan masyarakat meningkat 0,87%, dan lapangan kerja meningkat 0,47%. Analisa keterkaitan ke belakang dan ke depan menunjukkan sektor restoran dan jasa hiburan, rekreasi, & kebudayaan swasta yang merupakan bagian dari sektor pariwisata memiliki nilai indeks di atas rata-rata. 3 sektor terbesar yang mendapat pengaruh dari meningkatnya
permintaan akhir pada sektor pariwisata adalah sektor jasa perdagangan, pakan ternak, dan beras. Saran kebijakan bagi pemerintah untuk memajukan sektor pariwisata adalah dengan memperbanyak penyelenggaraan MICE dan event olahraga berskala internasional, serta memperbanyak pergelaran kebudayaan daerah.

In 2005, tourism industry on Indonesia contribute 3th largest foreign exchange, earning around $4,521,9 million and employing around 7 million people. The tourism industry over last decade has grown at annual income of around 11%. The expansion on tourist arrival which generates more tourist expenditure, is likely to have implication for rise of production other industries. In this study, to analyze economic impact from the rise of tourism final demand, the author uses
an open input-output methods. Among the key findings are that a 10% increase in final demand tourism sectors in Indonesia will increase GDP by 0,32%, wage and salary will increase 0,87%, and employment will increase 0,47%. Backward and forward llinkage analysis aims restourant sector and government entertainment, recreation, & culture which parts of tourism sector have aboveaverage index point. 3 largest sector to be affected from the raise of final demand on tourism sector are trade sector, cattle feed, and rice. This study suggest Indonesia?s government to promote the tourism sector is to enhance and organize MICE events, international sport event, and produce more culture presentation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6691
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Bina Pemasaran Wisata, 1993
341.754 IND i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Karyadi
"Place marketing merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai dari suatu lokasi atau tempat, baik itu gedung, pulau, kota atau bahkan negara. Kota depok yang terletak di perbatasan Jawa Barat dan DKI Jakarta merupakan tempat yang strategis untuk dapat menarik kunjungan orang-orang di sekitarnya. Penelitian tentang analisis pelaksanaan place marketing Kota Depok (studi kasus: upaya Kota Depok menarik kunjungan wisatawan) bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bauran-bauran place marketing oleh Kota Depok untuk bisa menarik kunjungan wisatawan ke Kota Depok. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi Kota Depok dalam menarik kunjungan wisatawan. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Depok belum sepenuhnya melaksanakan place marketing dalam rangka menarik kunjungan wisatawan.

Place marketing is one of the best concept to apply in order to increase the value of one location, whether it is a building, an island, a city, or even a nation. Depok city located within the border of West Java and DKI Jakarta. Thus made it strategic place to gather the interest of people surround it. Tourist or the people who purposively go to a place to get some pleasure has been known widely as a tool to increase city revenue. In addition of that, the purpose of this research is to address the application of place marketing mixes in order to attract tourist for coming to Depok city and the obstacles surround it. Constructivist paradigm was used in this research with qualitative approach. All data was collected by using deeply interview, participative observation, and literature study. The result of this research showed that Depok city government has not yet entirely apply place marketing concept on their planning to attract tourist visitation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karyadi
"Place marketing merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai dari suatu lokasi atau tempat, baik itu gedung, pulau, kota atau bahkan negara. Kota depok yang terletak di perbatasan Jawa Barat dan DKI Jakarta merupakan tempat yang strategis untuk dapat menarik kunjungan orang-orang di sekitarnya. Penelitian tentang analisis pelaksanaan place marketing Kota Depok (studi kasus: upaya Kota Depok menarik kunjungan wisatawan) bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bauran-bauran place marketing oleh Kota Depok untuk bisa menarik kunjungan wisatawan ke Kota Depok. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi Kota Depok dalam menarik kunjungan wisatawan. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Depok belum sepenuhnya melaksanakan place marketing dalam rangka menarik kunjungan wisatawan.
...Place marketing is one of the best concept to apply in order to increase the value of one location, whether it is a building, an island, a city, or even a nation. Depok city located within the border of West Java and DKI Jakarta. Thus made it strategic place to gather the interest of people surround it. Tourist or the people who purposively go to a place to get some pleasure has been known widely as a tool to increase city revenue. In addition of that, the purpose of this research is to address the application of place marketing mixes in order to attract tourist for coming to Depok city and the obstacles surround it. Constructivist paradigm was used in this research with qualitative approach. All data was collected by using deeply interview, participative observation, and literature study. The result of this research showed that Depok city government has not yet entirely apply place marketing concept on their planning to attract tourist visitation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Aditya Dharmaputra Persada, 2011
388 ADI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>