Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faizal Fajar Nurroji
"[ABSTRAK
Perkembangan ekonomi politik di kawasan Asia Pasifik yang semakin
dinamis berdampak pada lahirnya beberapa institusi ekonomi regional baru,
termasuk salah satu yang menarik perhatian adalah Trans Pacific Partnership.
Sebagai instutusi yang disponsori oleh AS, TPP diproyeksikan sebagai high level
FTA yang tidak sekedar mencakup kesepakatan terkait perdagangan dan investasi
namun juga isu-isu lain yang lebih kompleks seperti perlindungan hak cipta (IPR),
perlindungan hak buruh, kompetisi terkait Badan Usaha Milik Negara, dan
beberapa isu-isu lain dengan standard yang cukup tinggi. Dengan persyaratan
seperti ini, maka menjadi menarik ketika Vietnam memutuskan untuk bergabung
ke dalamnya. Setidaknya ada dua faktor yang membuat keanggotaan Vietnam
dalam TPP menjadi menarik untuk dianalisa lebih lanjut, yang pertama adalah
kedekatan antar Vietnam dengan Tiongkok yang selama ini terbangun, serta
kemampuan Vietnam sebagai negara berkembang dalam memenuhi syarat-suarat
tinggi yang sedang dirundingkan oleh TPP.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor utama penyebab
bergabungnya Vietnam ke dalam TPP. Adapun penelitian ini menggunakan
metode kalitatif dengan pengumpulan data melalui studi pustaka dan wawancara
baik langsung maupun tidak langsung kepada beberapa pihak yang terkait dengan
keanggotaan Vietnam dalam TPP.

ABSTRACT
The development of Asia Pacific's political economy which has impacted
on the birth of several new institutions, including Trans Pacific Partnership. As
institution which sponsored mainly by the United States, TPP is projected as high
level FTA since it covers not only common issues like trade and investment, but
also other issues such as Intellectual Property Right, labor right protection,
competition related to State Owned Enterprise, and other other high level issues.
Based on these facts, it is interesting when Vietnam finally decide to join TPP.
There are at least two factors which made Vietnam membership in TPP is
interesting to be analyzed, first is about its close relation with China, and second
is Vietnam's ability in achieving the high standard regulations set by TPP.
This research aims to find out main factors which cause Vietnam to join
TPP. This research uses qualitative method and literature study as well as direct or
indirect interview in collecting data process, The development of Asia Pacific’s political economy which has impacted
on the birth of several new institutions, including Trans Pacific Partnership. As
institution which sponsored mainly by the United States, TPP is projected as high
level FTA since it covers not only common issues like trade and investment, but
also other issues such as Intellectual Property Right, labor right protection,
competition related to State Owned Enterprise, and other other high level issues.
Based on these facts, it is interesting when Vietnam finally decide to join TPP.
There are at least two factors which made Vietnam membership in TPP is
interesting to be analyzed, first is about its close relation with China, and second
is Vietnam’s ability in achieving the high standard regulations set by TPP.
This research aims to find out main factors which cause Vietnam to join
TPP. This research uses qualitative method and literature study as well as direct or
indirect interview in collecting data process]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu R. N. Rahman
"Keputusan Jepang untuk ikut berpartisipasi dalam Trans-Pacific Partnership TPP pada tanggal 5 Oktober 2015 mengharuskan Jepang untuk meliberalisasi berbagai sektor perekonomiannya termasuk sektor pertanian. Selain penghapusan tarif, pemerintah Jepang juga mengubah pola kebijakan proteksi yang selama ini diimplementasikan menjadi suatu kebijakan yang dapat meningkatkan daya saing sektor pertanian Jepang dalam menghadapi tren pasar bebas kawasan seperti TPP. Kondisi ini menyiratkan adanya perubahan yang cukup signifikan atas implementasi Developmental State Jepang yang sarat akan ideologi merkantilisme yang selama ini menjadi ciri pembangunan ekonomi Jepang. Namun demikian, penelitian ini menemukan bahwa terjadi perubahan berupa pergeseran dalam implementasi Developmental State di Jepang ke arah Developmental State Dualism. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat pengaruh dari mekanisme pasar yang sarat akan prinsip-prinsip liberalisme dan memberikan pengaruh terhadap bagaimana pemerintah Jepang melakukan intervensi terhadap sistem pembangunan perekonomian.
......Japan rsquo s decision to participate in Trans Pacific Partnership TPP on October 5, 2015 has made Japan to liberate economic sectors including the agricultural sector. Beside tariff abolition, Japan government also changed the pattern of protection policy that used to be implemented to be a policy that can promote Japan rsquo s agriculture competitiveness encountering free trade trend like TPP. This condition implies a significant change of Japan rsquo s merchantilism based Developmental State that well known as the main characteristic of Japan rsquo s economic development. However, this research discovered the transformation of Japan rsquo s Developmental State implementation in to Developmental State Dualism. The transformation occured due to the influence of liberalism based market mechanism that leverage how the government intervenes the the system of economic development."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa
"[Keji Beling (Strobilanthes crispus) merupakan tanaman potensial dengan kandungan antioksidan tinggi yang dapat melindungi sel dari radikal bebas. Paparan radikal bebas secara terus menerus dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti serangan jantung, kanker, katarak, atau stroke. Keji Beling memiliki banyak zat aktif, namun ekstrak daun Keji Beling mengandung 54,5% quercetin. Quercetin di dalam ekstrak daun akan melalui proses enkapsulasi untuk melindunginya dari faktor eksternal dan memberikan profil pelepasan yang baik. Metode enkapsulasi yang digunakan adalah penguapan pelarut dengan 4 variabel bebas, yaitu variasi jenis enkapsulator (PDLLA atau Kitosan-TPP), jenis emulgator (Tween 80 atau PVA), jumlah penggunaan emulgator dan jumlah enkapsulator yang dilakukan berurutan. Partikel hasil enkapsulasi dengan menggunakan 1% PDLLA sebagai enkapsulator dan 0,1 % PVA sebagai emulgator memberikan persentase loading capacity (49,79%) dan persentase efisiensi enkapsulasi (99,08%) terbaik. Determinasi analitis dengan spektrofotometer FTIR menunjukan bahwa ekstrak telah terenkapsulasi yang dibuktikan dengan adanya gugus O-H, C-H alkana, C=O karbonil, C-C aromatik, dan C-O eter. Untuk analisis morfologi menggunakan FE-SEM diketahui bahwa ukuran partikel yang didapatkan berada pada rentang 16,24!m sampai 112,7 !m. Penelitian ini menunjukan untuk mendapatkan aktivitas antioksidan yang sama dengan vitamin C murni di dalam suplemen vitamin C komersial (Vit C IPI), jumlah partikel ekstrak daun Keji Beling di partikel hasil enkapsulasi yang dibutuhkan lebih banyak 3 kali dari jumlah vitamin C murni. ......, Exposure to free radicals continuously can cause various diseases such as heart attack, cancer, cataracts, or stroke. Antioxidant can protect cells from free radicals. Strobilanthes crispus is a potential plant which contains high antioxidants. Strobilanthes crispus extract containing 54.5% quercetin. Quercetin is the most active antioxidant substance in Strobilanthes crispus. Quercetin will go through encapsulation process to protect it from external factors and provide good release profile. The Encapsulation method used in this experiment is the solvent evaporation with four independent variables. The first variable is the type of encapsulator (PDLLA or chitosan-TPP), second is the type of emulgator (Tween 80 or PVA), third is the concentration of emulgator in continuous phase, and fourth is the concentration of encapsulator. These variations will performed sequentially. This study showed that the particles which made by 1% PDLLA as encapculator and 0,1% PVA as emulgator gave the best percentage of loading capacity (49.79%) and the percentage of encapsulation efficiency (99.08%). FTIR Analysis is used to prove that the quercetin in extract had been encapsulated. It can be proven by the existence of O-H groups, C- H alkane, C = O carbonyl, C-C aromatic, and C-O ether. FE-SEM Analysis is used for morphological analysis. FE-SEM Analysis showed that the size of particle is in the range of 16,24 μm to 112,7 μm, so this encapsulation called microencapsulation. This study also showed that to get the same antioxidant activities with ascorbic acid in vitamin C supplements, we needs 3 times more Strobilanthes crispus particle extract than the amount of Vitamin C commercial.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayun Nurdiniyah
"Pasca Perang Dunia II, Jepang maju pesat sebagai negara industri maju. Sektor manufaktur Jepang, termasuk industri otomotif berkembang pesat. Namun, laju industrialisasi menyebabkan perpindahan penduduk usia produktif dari desa ke kota dan dari sektor pertanian ke sektor industri. Akibatnya, sektor pertanian hanya ditangani oleh tenaga kerja usia lanjut. Di samping itu, nilai tambah yang rendah juga menyebabkan sektor pertanian kurang diminati oleh generasi muda angkatan kerja. Akibatnya, pertanian menjadi sektor yang tidak kompetitif di Jepang. Sejak era pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerintah Jepang menjalankan kebijakan proteksi dengan memberi subsidi kepada pelaku sektor pertanian. Memasuki abad ke-21, globalisasi dan liberalisasi perdagangan menjadi agenda utama dunia, termasuk Jepang. Untuk mengantisipasi impor produk pertanian yang lebih murah, pemerintah Jepang harus menjalankan kebijakan untuk tidak hanya melindungi, tetapi juga membantu meningkatkan daya saing sektor pertanian. Setelah menjabat sebagai perdana menteri pada Desember 2012, PM Shinzo Abe mengeluarkan paket kebijakan ekonomi salah satunya untuk sektor pertanian. Selain itu, pada Mei 2013 PM Shinzo Abe memutuskan bahwa Jepang akan berpartisipasi dalam perundingan Trans-Pacific Partnership (TPP). Di saat yang bersamaan, PM Abe mendorong implementasi beberapa kebijakan untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian Jepang.

In post World War II era, Japan has transformed itself into a leading industrial nation. Manufacturing industries, including automotive industry, has become a leading industry for Japan. However, rapid industrialization caused the urbanization and the migration of working forces from rural to urban area. Consequently, agricultural sector was left to the elderly worker. Meanwhile, the value added of the agricultural products are much lower, causing it less and less attractive to the younger generation. As a result, agricultural sector became less competitive. Since the era of high economic growth, the Japanese government has been taking a number of protective policies, including heavy subsidies, to protect the farmers. However, in the 21st century, globalization and trade liberalization has become the rule of the day, and Japan must also join itu. In order to anticipate the influx of low price agricultural product imports, the Japanese government had to implement policies not only to protect, but also to empower the farmers, and to make agricultural sector in Japan more competitive. In December 2012, prime minister Abe Shinzo came to power, and immediately after, he announced a number of economic policies, including policies to boost the growth of agricultural sector. In May 2013, PM Abe announced that Japan will join the negotiation of Trans-Pacific Partnership (TPP). At the same time, PM Abe had push the implementation of a number of policies to boost agricultural sector in Japan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T45513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juwita Puteri Nuraisyah
"Studi ini meneliti potensi perdagangan Indonesia dengan negara anggota TPP. Meliputi 23 tahun 1992 ndash;2014 unbalanced data panel, studi ini menggunakan model gravitasi dimana potensi perdagangan dihitung dari hasil estimasi dengan menggunakan rasio prediksi dan aktual perdagangan P/A dan metode speed of convergence SC atau kecepatan konvergensi. Potensi perdagangan Indonesia terbagi menjadi sektor pertanian dan industri, dan perbandingan dibuat antara perdagangan Indonesia dengan TPP, ASEAN, dan ASEAN 6. Menurut rasio P/A , mitra dagang potensial tertinggi adalah dengan Meksiko, sementara berdasarkan metode SC, Indonesia memiliki konvergensi dalam perdagangan dengan Peru di kedua kelompok produk tersebut. Meski demikian, dalam konteks kecepatan konvergensi, Indonesia memiliki waktu terpendek untuk mencapai potensi perdagangannya dengan Peru, sementara waktu terpanjang untuk mencapai konvergensi terbukti Vietnam di sektor pertanian.
......This study investigates Indonesia rsquo s trade potential with the TPP economies. Covering 23 years 1992 ndash 2014 unbalanced panel data, this paper utilizes a gravity model where the trade potential is calculated from the estimated equation using the ratio of predicted and actual trade P A and the speed of convergence SC method. Indonesia rsquo s trade potential is divided into agricultural and industrial goods, and comparison is made between Indonesia rsquo s trade with each of the TPP, ASEAN, and ASEAN 6 in turn. According to the ratio P A , the highest potential trading partner is with Mexico, while based on the SC method, Indonesia has convergence in trade with Peru in both product groups. Nevertheless, in the context of speed of convergence, Indonesia has the shortest time to reach its potential trade with Peru, while the longest time to reach convergence is shown to be Vietnam in the agricultural sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christella Fenisianti
"Skripsi ini menganalisis kepentingan ASEAN dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Analisis ini penting untuk dilakukan melihat masih terdapat pertanyaan besar akan keuntungan RCEP bagi negara anggota ASEAN. Selain itu, RCEP juga didirikan ketika integrasi ekonomi internal ASEAN dalam ASEAN Economic Community (AEC) masih belum selesai yang mempersulit ASEAN untuk mengkonsolidasikan suara dalam negosiasi RCEP. Studi ini menggunakan metodologi kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi dokumen, dan wawancara dengan konsep competitive regionalism oleh Solis dan Katada sebagai alat analisis. Konsep ini melihat bahwa difusi FTA terjadi karena faktor eksternal kompetisi ekonomi, politik-keamanan, dan legal. Dalam pembahasannya penelitian ini akan dibagi menjadi dua periode utama yaitu inisiasi RCEP 2011-2017 dan AS keluar dari TPP 2017-2019. Berdasarkan data yang telah didapatkan dalam penelitian ini, dapat dilihat bahwa terdapat dinamika kepentingan ASEAN dalam RCEP pada dua periode ini. Pada periode awal, kepentingan ASEAN paling dominan pada sektor politik keamanan dan juga legal. ASEAN berusaha mempertahankan perannya yang sentral di kawasan melawan tekanan dari AS di TPP melalui pendirian RCEP. Selain itu, RCEP merupakan wadah bagi ASEAN untuk mewujudkan standar perdagangan yang ramah bagi negara berkembang. Pada periode kedua, kepentingan ASEAN dalam menyelesaikan negosiasi RCEP menonjol pada semua dimensi kompetisi ekonomi, legal, dan politik keamanan. Terutama karena gelombang proteksionisme dagang AS dan juga perang dagang AS Cina mengancam akses pasar dan juga investasi asing bagi negara berkembang. Di sisi lain, ASEAN memiliki kesempatan yang lebih besar dalam menekankan sentralitasnya dan membentuk standar perdagangan baru di kawasan.

This thesis analyses the interests of ASEAN in Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). This analysis is very important to be conducted because there are many doubts about the advantages of RCEP for ASEAN member states. Moreover, RCEP was also founded when ASEAN economic integration through ASEAN Economic Community (AEC) is incomplete which makes it more difficult for ASEAN to consolidate their position in RCEP negotiations. This research is using qualitative methodology by gathering data, analysing documents, and conducting deep interview. This research is using competitive regionalism concept by Solis and Katada. This concept argues that FTA diffusion happens because of economic, political-security, and legal competition between countries or trade blocs. There will be two main periods in this research which are RCEP initiation period 2011-2017 and US withdrawal from TPP period 2017-2019. Based on the data gathered in this research, there is a shift in ASEANs interest in RCEP between the two period. In the initiation period, ASEANs interest is most dominant in political security and legal sector. ASEAN is holding on their centrality position by founding RCEP to counter the pressure from US participation in the TPP. RCEP is also a platform for ASEAN to realize a friendlier trade regime for developing nations. In the second period, ASEANs interest in finishing RCEP negotiations is present in all economic, legal, and political security dimension. Especially with the US protectionism wave and the US China trade war threatens market access and foreign investment for developing countries. On the other hand, ASEAN has a bigger chance in iterating their centrality and new trade standards in the region.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kurniawan Saputra
"Kanker menjadi salah satu penyakit mematikan di Indonesia. Senyawa xanthone yang didapat dari ekstrak dari kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) digunakan sebagai senyawa anti kanker karena memiliki kandungan flavonoid yang tinggi. Pemilihan etil asetat sebagai pelarut digunakan untuk mendapatkan kandungan yield flavonoid yang optimal pada ekstrak kulit buah manggis. Agar kandungan flavonoid pada xanthone tidak terdegradasi habis oleh lambung sebelum sampai ke usus dimana pada penelitian ini adalah penyakit kanker usus, dibutuhkan suatu metode untuk menghantarkan senyawa xanthone. Preparasi mikrosfer kitosan menggunakan tripolifosfat (TPP) sebagai senyawa penaut silang digunakan karena dapat meningkatkan kekuatan mekanik partikel kitosan dan aman dikonsumsi. Uji profil pelepasan mikrosfer dilakukan terhadap larutan fluida sintetik yang disesuaikan dengan kondisi sistem pencernaan yaitu pH 1,2; 6,8; 7,4 (Simulated Gastric Fluid, Simulated Colonic Fluid, Simulated Intestinal Fluid). Pada penelitian ini didapat hasil pelepasan flavonoid mikrosfer kitosan fraksi etil asetat xanthone lebih banyak terlepas pada pH yang tinggi dibanding pH yang rendah dengan efisiensi enkapsulasi 97%. Dengan demikian pelepasan terkendali mikrosfer fraksi etil asetat xanthone memiliki potensi dalam pengobatan kanker usus (colon cancer).
......Cancer being one of the deadly disease in Indonesia. Xanthone compounds derived from extracts of the skin of the mangosteen fruit (Garcinia mangostana l.) Is used as an anti-cancer compound because it has a high flavonoid content. Selection of ethyl acetate as a solvent is used to obtain the optimal content of flavonoid yield on mangosteen peel extract. Order of the flavonoid on xanthones are not degraded by stomach out before it gets to the intestines where in this study were colon cancer, we need a method for delivering compounds xanthone. Preparation of chitosan microspheres using tripolyphosphate (TPP) as a cross linker compound is used because it can increase the mechanical strength of chitosan particles and safe to eat. Microspheres release profile test conducted on synthetic fluid solutions that are tailored to the conditions of the digestive system of pH 1.2, 6.8; 7.4 (Simulated Gastric Fluid, Simulated colonic Fluid, Simulated Intestinal Fluid). In this study the results obtained chitosan microspheres release flavonoid fraction of ethyl acetate xanthones more detached at high pH than low pH with encapsulation efficiency of 97%. Thus controlled release microspheres of ethyl acetate fraction xanthones have potential in the treatment of colorectal cancer (colon cancer)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamba, Eko Sanjaya
"Tesis ini membahas peluang dan tantangan Indonesia dalam menyikapi perkembangan lingkungan strategis Asia Pasifik. Trans Pacific Partnership (TPP) sebuah kesepakatan perdagangan antar beberapa negara di kawasan Asia Pasifik yang bertujuan membentuk kawasan perdagangan bebas diantara mereka. Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Pasifik memutuskan tidak ikut bergabung dalam TPP karena beberapa alasan seperti, tingkat daya saing global Indonesia yang masih rendah, kemampuan diplomasi yang lemah, putaran perundingan yang terlalu mengikat dan beberapa alasan lain. Dengan memperhatikan kondisi ketahanan nasional, Indonesia cukup beralasan memutuskan untuk tidak bergabung. Daya saing Indonesia perlu ditingkatkan agar mampu bersaing dengan negara lain dalam perdagangan bebas.
......
This thesis discusses the opportunities and challenges of Indonesia in addressing the development of the Asia-Pacific strategic environment. Trans Pacific Partnership (TPP) trade agreement among a few countries in Asia Pacific which aims to establish a free trade area between them. Indonesia as one of Asia Pacific countries decided not to join the TPP because of several reasons such as, the level of global competitiveness Indonesia is still low, the ability of weak diplomacy, negotiation rounds that are too binding and some other reasons. By considering the condition of the national resistance, Indonesia stands to reason decided not to join. Indonesia's competitiveness needs to be improved in order to compete with other countries in the free trade."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library