Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Hadiyatun Nabawi
"Tulisan ini akan menjelaskan pemahaman akan ruang arsitektur yang didasarkan pada pengetahuan akan cara hewan berkomunikasi dengan memodifikasi lingkungan tempat mereka tinggal. Cara hewan berkomunikasi dengan memodifikasi lingkungan membentuk interaksi tersebut disebut sebagai stigmergy, yang merupakan bentuk interaksi hewan-hewan yang dimediasi. Pembahasan akan diawali dengan penjelasan akan fenomena stigmergy yang terkait dengan proses interaksi hewan dan lingkungan bertinggalnya yang meninggalkan berbagai bentuk jejak. Tulisan ini berargumen bahwa proses terjadinya stigmergy dapat menjadi basis pengembangan suatu program ruang arsitektur. Proses penulisan ini membahas scenario proses stigmergy pada beberapa koloni hewan serangga yang berbasis tiga komponen utama dari stigmergy, yaitu Agent, Medium dan Traces. Penulisan yang dilakukan berfokus pada bagaimana stigmergy yang merupakan proses alam memperlihatkan suatu interaksi antara agent pada suatu medium yang akhirnya akan meninggalkan traces. Temuan akan mekanisme interaksi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman akan programming arsitektur berbasis interaksi antara manusia, hewan dan lingkungan dalam suatu sistem ekologi. Pengembangan desain dengan menggunakan metode stigmergy ini ditujukan untuk hewan yakni insect dan memanfaatkan mekanisme sosial dari Insect dalam menyusun programming dan spasialnya. Dimana metode stigmergy ini menghasilkan mekanisme atau sistem-sitem yang dapat dikembangkan dalam perancangan arsitektur insect dalam menyuburkan tanah.

This paper explores the understanding of architectural spaces driven by the knowledge that animals communicate by modifying the environment in which they live. The way animals communicate by modifying the environment forms an interaction is referred to as stigmergy, a mediated form of animals interaction. The paper elaborates the process of stigmergy, in which animal colonies communicate with their living environment and leave different kinds of spatial traces. The paper argues that the stigmergy process can be potentially used as the basis of architectural programming. This writing explores multiple scenarios of the process of stigmergy in several insect colonies, highlighting the mechanism of stigmergy that is driven by three main components of stigmergy, namely Agent, Medium, and Traces. The writing focuses on how in stigmergy the agent interacts within a particular medium and creates traces in spaces. Findings on such mechanism of interaction are expected to inform architectural programming that is based on the interaction between humans, animals, and the environment as integrated ecological systems. The development of design using the stigmergy method is used for animals, namely insects, and utilizes the social mechanisms of insects in composing programming and spatial. This stigmergy method produces mechanisms or systems that can be developed in the design of insect architecture in fertilizing the soil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megan Richardson
"Using original and archival material, The Right to Privacy traces the origins and influence of the right to privacy as a social, cultural and legal idea. Richardson argues that this right had emerged as an important legal concept across a number of jurisdictions by the end of the nineteenth century, providing a basis for its recognition as a universal human right in later centuries. This book is a unique contribution to the history of the modern right to privacy. It covers the transition from Georgian to Victorian England, developments in Second Empire France, insights in the lead up to the Bürgerliches Gesetzbuch (BGB) of 1896, and the experience of a rapidly modernising America around the turn of the twentieth century. It will appeal to an audience of academic and postgraduate researchers, as well as to the judiciary and legal practice."
Delhi: Cambridge University Press, 2017
e20528370
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Agustine
"Skripsi ini membahas tentang clutter sebagai jejak kegiatan yang memperlihatkan identitas pengguna ruang. Objek di dalam ruang tidak hanya berfungsi secara utilitarian, tetapi juga mampu merefleksikan identitas pengguna ruang. Memahami akumulasi objek memperlihatkan dinamika identitas tersebut hadir dalam kegiatan sehari-hari pengguna ruang. Skripsi ini membahas bagaimana identitas pengguna ruang dapat ditelaah melalui clutter sebagai akumulasi benda berserakan yang mencerminkan jejak adanya pola aktivitas, kebiasaan, dan identitas pengguna. Dalam dunia arsitektur, ada tuntutan mendesain ruang dengan cepat, tetapi ada juga keterbatasan interaksi dengan calon pengguna ruang. Akumulasi benda atau clutter sering dianggap tidak rapi atau buruk sehingga disembunyikan, padahal keberadaannya menyimpan banyak informasi tentang kegiatan dan identitas penghuni ruang tersebut. Mengamati clutter sebagai jejak kegiatan, memungkinkan kita untuk memahami perilaku privat atau aktivitas yang sulit diamati, tanpa perlu hadir saat aktivitas itu berlangsung (Zeisel, 1981). Dengan demikian, pembahasan clutter pada skripsi ini menjadi relevan karena clutter merepresentasikan jejak material yang mencerminkan identitas kehidupan sehari-hari penghuni. Studi ini mengidentifikasi bagaimana clutter merefleksikan beragam layer (lapisan) identitas, seperti kebutuhan, kemampuan, ekspresi diri, hingga kebiasaan, tradisi, dan prioritas hidup. Clutter hadir seiring dengan transisi antar kegiatan, yang memperlihatkan bagaimana lapisan identitas merespon kegiatan-kegiatan tersebut.

This text discusses clutter as traces of activities that show the identity of space users. Objects exist in space beyond its function, but are also able to reflect the identity of the user of the space. Understanding the accumulation of objects shows that the dynamics of identity are present in the daily activities of space users. This thesis discusses how the identity of space users can be explored through clutter as an accumulation of scattered objects that reflect traces of activity patterns, habits and user identities. Architecture demands a quick design process with limited interactions with potential users of the space. The accumulation of objects defined as clutter is often considered untidy or ugly and is therefore hidden, even though its existence holds a lot of information about the activities and identity of the occupants of the space. Observing clutter as traces of activity allows us to understand private behavior or activities that are difficult to observe, without needing to be present when the activity takes place. Thus, the discussion of clutter becomes relevant because clutter represents material traces that reflect the identity of residents' daily lives. This study identifies how clutter reflects various layers of identity, such as needs, abilities, self-expression, to habits, traditions and life priorities. Clutter occurs along with transitions between activities, showing how the identity layer responds to these activities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah Hakim Hadini
"Berkembangnya industrialisasi dalam bidang produksi pangan meminimalisir pemahaman food value yang dimiliki bahan pangan sehari-hari dengan memutus koneksi antara manusia dengan produksi bahan pangannya. Hilangnya pemahaman terhadap nilai bahan pangan secara tidak langsung akan berdampak pada rusaknya ekosistem lingkungan kita, hal ini berpotensi untuk membawa kita pada ambang keruntuhan peradaban. Ketahanan pangan merupakan hal paling mendasar yang dapat mengembalikan peradaban dari ambang keruntuhan tersebut. Tugas akhir ini merupakan upaya untuk membuat manusia dapat kembali memiliki koneksi dengan tempat bertinggal
melalui proses penyediaan bahan pangan untuk menciptakan masyarakat yang memiliki ketahanan pangan. Metode arsitektural yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan traces yang dihasilkan dari pengolahan bahan pangan, singkong merupakan bahan pangan lokal yang tumbuh pada tapak eksisting, sebagai missing link yang menghubungkan antara konsumen dan produsen. Traces yang dihasilkan pada pengolahan singkong digunakan untuk merespon tapak secara metafora untuk mengembangkan ruang-ruang intervensi yang dibutuhkan untuk pengolahan singkong, mengembangkan food value sejati yang dimiliki singkong, dan juga sebagai bentuk eksplorasi form untuk finalisasi rancangan.

The industrial development of food production minimizes the understanding of our daily food value, this is done by cutting off our connection with the food production. Ignorance of how our food are processed has indirectly ruin our own ecosystem, thus we have led ourselves to the brink of civilization collapse. Food security is the most fundamental thing that can restore our civilization at that time. This final project is an effort to make humans able to connect with their living place through the process of food processing and create food security. The architectural method used in this final project is through means of traces exploration, which are produced from food processing phase. Cassava is a locally grown food in the existing site, the by-products are defined as traces that are used to respond to the site metaphorically to develop the intervention spaces needed for cassava processing, to develop the true food value of cassava, and also as a guide of forming in the finalization stage of the design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lexcellent, Christian
"This book investigates the fascinating concept of a continuum between human memory and memory of materials. The first part provides state-of-the-art information on shape memory alloys and outlines a brief history of memory from the ancient Greeks to the present day, describing phenomenological, philosophical, and technical approaches such as neuroscience. Then, using a wealth of anecdotes, data from academic literature, and original research, this short book discusses the concepts of post-memory, memristors and forgiveness, highlights the analogies between materials defects and memory traces in the human brain. Lastly, it tackles questions of how human memory and memory of materials work together and interact. With insights from materials mechanics, neuroscience and philosophy, it enables readers to understand and continue this open debate on human memory."
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20502516
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Syifa Tazkia
"Penulisan ini bertujuan untuk memahami proses adaptasi ruang yang dilakukan pada sebuah hunian dengan mengamati jejak fisik yang ditinggalkan. Skripsi ini diawali dengan kajian literatur mengenai adaptasi ruang dan juga jejak sebagai komunikasi non-verbal. Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yakni melalui penelusuran jejak fisik dan wawancara. Dalam upaya memahami proses adaptasi ruang pada hunian, dilakukan pendekatan terhadap konsep adaptive traces yang menjadi manifestasi kegiatan manusia di dalam ruang. Strategi adaptasi ruang yang dapat dilakukan oleh pengguna dibagi menjadi tiga jenis, yaitu adaptasi by reaction, by adjustment dan juga by withdrawal. Dalam proses ini, baik pengguna dan ruang memiliki perannya masing – masing. Pengguna dapat melakukan tiga tindakan yang disederhanakan kedalam tiga golongan: Penambahan; Eliminasi; dan Perpindahan. Di sisi lain, ruang dipisahkan menjadi 6 lapisan yang dapat berubah pada rentang waktu tertentu. Pada penulisan ini, lapisan yang dibahas adalah Stuff dimana perubahan dapat dilakukan sehari – hari. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, ditemukan bahwa dalam sebuah satu pengaturan fisik ruang, dapat terjadi beberapa jenis adaptasi. Faktor yang mendorong adanya proses adaptasi pun beragam, mulai dari kebiasaan penghuni, kebutuhan akan privasi, hingga faktor medis

This essay aims to comprehend the spatial adaptation process by observing physical traces left behind. This study begins with a literature review on spatial adaptation and physical traces as nonverbal communication. The data was collected using two methods: observing physical traces and interviews. An approach is taken to the notion of adaptive traces, which are the product of human adaptation in a physical setting, to understand the adaptation process. There are three types of spatial adaptation strategies: adaptation by reaction; adaptation by adjustment; and adaptation by withdrawal. In the process of spatial adaptation, both users and space have their own role. Inhabitants can do three basic acts when adapting: addition; elimination; and displacement. Space, on the other hand, is divided into six layers that may change throughout time. The layer discussed in this essay is ‘Stuff’ in which changes may be made on a daily basis. Based on the discussion, it has been discovered that various forms of adaptation can occur in a single physical setting. The variables that drive the adaptation process differ as well, ranging from inhabitants' routines to the desire for privacy to medical considerations.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vebriyanti Valentine
"Objek yang bergerak dalam ruang dan waktu meninggalkan jejak/bekas. Jejak ini dirasakan oleh kelima indera manusia sehingga dapat merasakan ruang dan waktu. Namun, pada umumnya, orang hanya mengandalkan indera penglihatannya saja untuk merasakan jejak tersebut, sehingga tidak merasakan ruang dan waktu secara menyeluruh. Saya berusaha untuk mentranslasi jejak visual tadi menjadi data audio untuk melihat hubungan antara data yang diterima oleh mata akan selaras dengan data yang diterima oleh telinga, atau tidak. Pada penulisan ini, proses translasi 2d-audio-3d dapat dijadikan sebagai metode untuk mendesain. Nada yang awalnya dibuat hanya untuk menyenangkan telinga, kini juga dapat dirasakan juga secara visual melalui arsitektur. Sebaliknya, elemen arsitektural yang umumnya dikonsumsi oleh mata, juga dapat dikonsumsi oleh telinga, yaitu dengan mengubah elemen arsitektur menjadi nada yang merupakan basis dalam menciptakan lagu. Akhirnya, hubungan antara musik dan arsitektur dapat menjadi lebih jelas dan lebih dapat dipahami.

Object which moves through space and time leaves traces. These traces are experienced by human rsquo s five senses to experience space and time. Nevertheless, people commonly only rely on their sense of vision to experience it, which results in the inability to experience space and time as a whole. I try to translate visual traces into audio data to see whether the correlation between the received data by eyes and the received data by ears can be aligned or not. In this study, 2d audio 3d translation process becomes a method to design. Tones which at first only pleased the ears, now can be experienced visually through architecture. On the contrary, architectural elements which are commonly consumed by eyes, can also be consumed by ears, by translating the architectural elements to tones for making music. Finally, relation between music and architecture can be clearer and more easily understood.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library