Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Fitriansyah
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui dampak keterbukaan perdagangan terhadap migrasi internal di Indonesia. Keterbukaan perdagangan dicerminkan oleh perubahan tarif impor. Penelitian dilakukan pada level provinsi selama periode 2005, 2010, dan 2015. Keterbukaan perdagangan dapat menyebabkan perubahan pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda antar daerah. Perbedaan keadaan perekonomian antar daerah mendorong orang untuk melakukan migrasi. Pada tahap pertama menggunakan regresi data panel fixed effect diperoleh nilai prediksi pertumbuhan PDRB per kapita akibat dari keterbukaan pedagangan. Pada tahap kedua menggunakan model gravitasi dengan metode spatial-error cross section regression, dilakukan estimasi dampak pertumbuhan PDRB per kapita akibat keterbukaan perdagangan terhadap migrasi internal. Ditemukan bahwa penurunan tarif berdampak positif terhadap pertumbuhan PDRB per kapita, kemudian migrasi internal yang masuk cenderung meningkat ke daerah dengan tingkat pertumbuhan PDRB per kapita yang lebih tinggi. Sehingga dapat dikatakan keterbukaan perdagangan dalam bentuk penurunan tarif memperkuat migrasi masuk ke daerah yang memiliki tingkat perekonomian yang lebih baik.

This study aims to determine the impact of trade openness on internal migration in Indonesia. Trade openness is reflected by changes in import tariffs. Research was carried out at the provincial level during the period 2005, 2010 and 2015. Openness of trade can cause changes in economic growth that vary between regions. Differences in economic conditions between regions encourage people to migrate. In the first stage, using the fixed effect panel data regression, the predicted value of per capita GRDP growth is obtained as a result of trade openness. In the second stage using the gravity model and spatial-error cross section regression method, an estimate of the impact of the growth of GRDP per capita is due to the openness of trade to internal migration. It was found that the reduction in tariffs had a positive impact on GRDP growth per capita, then internal migration entered tended to increase to regions with higher per capita GRDP growth rates. So that it can be said that trade openness in the form of reduced tariffs strengthens inward migration to regions that have a better level of the economy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54280
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Olga Ulima
"This study aims to analyse the effect of trade openness, wages, inflation, economic growth, and population toward unemployment in the D-8 Organization of Islamic Cooperation countries over the period, 1991 to 2020. The quantitative approach uses techniques analysis of panel data regression. The study result shows a significant simultaneous effect of trade openness, wages, inflation, economic growth, and population on unemployment of D-8 OIC member countries. While partially, trade openness has a significant positive effect on unemployment, wages, economic growth, and inflation have a significant negative relationship with unemployment. The population has a significant positive effect on unemployment. Overall, the result implies that each OIC member country should promote an effective and strategic plan to enhance the demand for labour and employment. Furthermore, professional courses and vocational training should be initiated to fulfil the growing demand for skilled labour."
Depok: UIII Press, 2022
297 MUS 1:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Advensius Cristian
"Integrasi ekonomi antar negara menjadi sangat penting dan hal ini sangat terkait dengan adanya aktivitas perdagangan internasional dan interaksi pasar keuangan global. Saat krisis keuangan global uncul, seperti yang baru terjadi di tahun 2007 ndash; 2008, efek krisis tersebut menyebar dengan cepat ke banyak negara berkembang, termasuk Indonesia salah satunya. Untuk memahami efek krisis tersebut, penelitian ini menggunakan teknik cointegrasi dengan melihat hubungan jangka panjang antara Real Effective Exchange Rate REER dan integrase perdagangan pada era sebelum dan setelah krisis. Hasil analisis penelitian dengan metode Autoregressive Distributed Lag ARDL menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan jangka panjang sebelum perode krisis, namun pada periode setelah krisis justru terdapat hubungan postif jangan panjang antar variable. Melalui hasil tersebut, diperoleh kesimpulan secara umum bahwa peningkatan integrase perdagangan akan diasosiasikan dengan apreasiasi REER setelah krisis keuangan global.

Economic integration among countries becomes substantial, and it can be represented by the activity of international trade and global financial market. Once a crisis emerges, like Global Financial Crisis in 2007 2008, its damage can widely spread into developing countries such as Indonesia. To understand the crisis effect, this research discusses the long run relationship between real effective exchange rate and trade integration during the pre and post crisis periods by applying cointegration technique. The autoregressive distributed lag ARDL analysis shows the evidence supporting no long run relationship during the pre crisis period, but the positive relationship during the post crisis period. This result suggests that intensified trade integration would be associated with real exchange rate appreciation after the Global Financial Crisis."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T49697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atthahira Sastia Kartika
"Tingkat konsentrasi pasar di berbagai industri diketahui mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa perusahan di Australia, penelitian ini menemukan bahwa terdapat sektor dengan konsentrasi pasar yang lebih tinggi dibanding sektor lain. Selain konsentrasi pasar, ketimpangan pendapatan di Australia juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dikumpulkan pada periode 1980-2021, penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan positive antara konsentrasi pasar, yang diukur menggunakan markup, dengan ketimpangan pendapatan di Australia. Selanjutnya, penelitian ini juga memberikan hasil terkait hubungan antara ketimpangan pendapatan, keterbukaan perdagangan, dan otomatisasi. Terakhir, penelitian ini menyoroti implikasi kebijakan yang penting untuk mengatasi dampak buruk konsentrasi pasar dan ketimpangan pendapatan.

The degree of market concentration across industries has been found to have increase recently. Analysing the data on Australia’s firm, this study finds that some sectors are more concentrated that others. Following market concentration, income inequality is found to be increasing in Australia. Using data for Australia in 1980-2021, this study finds the positive relationship between market concentration, measured in markups, and income inequality. In addition, this study also provides the result for the relationship between income inequality, trade openness, and automation. Lastly, this study highlights the policy implication that is important to overcome the adverse impact of market concentration and income inequality."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irza Syahiandra
"Apakah trade openness sebuah racun atau obat bagi industrialisasi? Di era kontemporer, industrialisasi masih menjadi kekuatan penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, trade openness menempati posisi kontroversial dan menerima dukungan dan kritik. Literatur yang ada menunjukkan sifat yang kontras mengenai dampak trade openness dan (de)industrialisasi. Makalah ini berkontribusi dengan mempelajari pengaruh trade openness terhadap (de)industrialisasi dengan berfokus pada negara berkembang dan maju serta menggunakan ukuran trade openness yang berbeda yang berfokus pada barang setengah jadi (intermediate goods). Kami melakukan analisis regresi panel selama periode 2000–2019, mengamati 39 negara maju dan 87 negara berkembang. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa di negara-negara berkembang, trade openness barang dan jasa secara keseluruhan serta barang setengah jadi berhubungan positif dan signifikan dengan industrialisasi. Hasil penelitian kami mendukung implikasi liberalisasi perdagangan terhadap pertumbuhan industri di negara berkembang.
Is trade openness a poison or medicine for industrialization? In the contemporary era, industrialization remains a pivotal force propelling economic growth. Conversely, trade openness occupies a contentious position, receiving both support and criticism. Existing literature exhibits a contrasting nature on the effect of trade openness and (de)industrialization. This paper contributes by studying the influence of trade openness on (de)industrialization by focusing on developing and developed economies and employing a distinct measure of trade openness that focuses on intermediate goods. We carried out a panel regression analysis over the period 2000– 2019, observing 39 developed and 87 developing economies. Our results show that for developing economies, trade openness of both overall goods and services and of intermediate goods are positively and significantly associated with industrialization. Our results support the implication of trade liberalization for industrial growth in developing economies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fajrul Rahman
"Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari keterbukaan perdagangan terhadap korupsi pada 18 ekonomi anggota APEC. Pengukuran keterbukaan perdagangan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua pengukuran yaitu trade intensity dan composite trade intensity. Penelitian ini menggunakan data 18 ekonomi selama tahun 2002-2011. Hasil penelitian menemukan bahwa keterbukaan perdagangan mampu mengurangi korupsi, oleh karena itu pengurangan hambatan perdagangan perlu dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi tingkat korupsi di ekonomi APEC.

The purpose of this study is to find out the effect of trade openness on corruption in 18 economies member of APEC. This study uses two measurements of trade openness, trade intensity and composite trade intensity. This study uses the data from 18 APEC economies during 2002-2011. The result of this research shows that trade openness both in trade intensity and composite trade intensity can reduce the corruption."
2015
S60587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Nabila Amani
"ABSTRAK
Romer (1993) bahwa terdapat hubungan yang negatif antara keterbukaan
perdagangan dengan inflasi. Untuk melihat konsistensi dari hubungan tersebut,
nilai exchange rate pass-through (ERPT) yang telah diestimasi diikutsertakan
sebagai salah satu determinan penting untuk menjelaskan inflasi. Penelitian ini
menggunakan data panel kuartalan yang bersifat unbalanced dari 6 (enam) negara
Asia terpilih pada kurun waktu 1994 sampai dengan 2013. Hasil regresi penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara keterbukaan
perdagangan dengan inflasi, tetapi hasil ini menjadi tidak signifikan ketika ERPT
dimasukkan ke dalam persamaan regresi yang sama dengan keterbukaan
perdagangan. Sementara itu, nilai ERPT selalu bersifat positif dan signifikan
dalam menjelaskan inflasi di setiap model regresi yang digunakan. Hasil empiris
ini membuktikan bahwa hipotesis Romer ditolak di negara-negara Asia dan
pergerakan nilai tukar terhadap harga impor bersifat penting untuk menjelaskan
kenaikan inflasi pada kawasan ini.

ABSTRACT
This research tests the hypothesis first cited by Romer (1993) that there exists a
negative relationship between trade openness and inflation. To verify the
consistency of the relationship sign, estimated values of exchange rate passthrough
(ERPT) to import prices are taken into account as an important
determinant of inflation. This research examines the answer by employing
unbalanced quarterly panel data in 6 (six) selected Asian countries under the
period of 1994 to 2013. The result indicates that there exists a negative
relationship between trade openness and inflation; however, it becomes not
significant when ERPT values are included in the same regression equation with
trade openness. On the other hand, ERPT is always positive and significant to
explain inflation in every regression model employed. The empirical result
confirms the rejection of Romer?s hypothesis in Asian countries and therefore
highlights the importance of exchange rate movements towards import prices as a
factor that brings inflationary effect within this region."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Indonesia, 2016
S63836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norty Prastity
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat RI, {s.a.}
324 KAJ 20:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Matthew Geoffrey
"ABSTRAK
Berdasarkan studi OECD tahun 2016 yang lalu, polusi udara disimpulkan menyebabkan penurunan GDP sebanyak 0.3 pada tahun 2015, dan diproyeksikan terus meningkat hingga menyentuh 1 pada tahun 2050. Oleh karena itu, cukup penting bagi kita untuk mulai meneliti tren polusi udara, khususnya di Indonesia. Untuk dapat menghasilkan informasi yang lebih bermanfaat, studi ini meneliti tren polusi udara di tingkat sektor untuk polutan CO, NOx, SO2, dam juga PM2.5. Instrumen utama yang digunakan untuk menentukan baik buruknya tren polusi udara adalah prinsip Environmental Kuznet Curve. Berdasarkan hal tersebut, metodologi yang digunakan adalah ARDL dengan variabel independen mencakup GDP per kapita, GDP per kapita kuadrat, dan variabel penjelas trade openness. Hasil kemudian menunjukkan keberadaan tren yang cukup mengkhawatirkan pada sektor transportasi dan juga energi. Adapun keberadaan EKC hanya ditemukan pada sektor manufakturdan agrikultur.Trade juga ditemukan signifikan dan bernilai negatif pada sektor agrikultur, manufaktur, dan juga transportasi.

ABSTRACT
Based on OECD research in 2016, damage caused by air pollution has become quite significant. Based on the study, the damage cause a decline in GDP up to 0.3 in the year of 2015 and predicted to continuously rise up to 1 in the year of 2050. Thus it has already become quite important, for us, to start studying about the trend of our own air pollution at national level. Responding to the statement, this research will study the trend of four common air pollution which includes CO, NOx, SO2, and PM2.5. The basic of Environmental Kuznet Curve is applied here as the main instrument to determine whether the trend of air pollution will tend to be controllable or not. As for the methodology, we apply ARDL with independent variables include GDP per capita, Quadratic GDP per capita, with Trade Openness as an additional explanatory variable. The result, then, indicates that there is a worrying upward trend on bothtransportation and energy sector. The study also found traces of EKC in agriculture and manufacture sector. Trade openness is also found to be significant with negative coefficients in agriculture, manufacture, and transportation sector."
2017
S68183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Agusalim
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pengaruh keterbukaan perdagangan internasional terhadap ketimpangan pendapatan di Indonesia menggunakan model Vector Error Correction Model (VECM). Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu nilai ekspor impor, Pendapatan Domestik Bruto (PDB), pendapatan per kapita, tingkat pengangguran terbuka, dan indeks gini hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek keterbukaan perdagangan berpengaruh negatif signifikan terhadap ketimpangan pendapatan. Tetapi, dalam jangka panjang keterbukaan perdagangan internasional tidak berpengaruh signifikan dalam menurunkan ketimpangan pendapatan. Analisis Impulse Response Function (IRF) memberikan simpulan bahwa ketimpangan ketimpangan pendapatan memberikan respons yang positif, kecuali pada tahun ketiga. Berdasarkan hasil analisis Forecast Error Variance Decomposition (FEDV), keterbukaan perdagangan tidak berkontribusi besar dalam memengaruhi ketimpangan pendapatan di Indonesia. Variabel yang kontribusi terbesar dalam memengaruhi ketimpangan pendapatan adalah pertumbuhan ekonomi, akan tetapi pertumbuhan ekonomi semakin memperburuk ketimpangan pendapatan dalam jangka panjang. "
Jakarta: Faculty of Economic and Business UIN Syarif Hidayatullah, 2018
330 SFK 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>