Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
F Sinta Mira W
Abstrak :
ABSTRAK
Analisa Transaksional (Transactional Analysis) sebagai konsep yang diutarakan oleh Eric Berne di awal tahun 1960-an merupakan konsep yang menitikberatkan pada pola-pola perilaku. Studi Berne mengintegrasikan motivasi yang tidak disadari, transaksi interpersonal, dan pola-pola perilaku yang berulang. Dalam setting terapi perkawinan, Analisa Transaksional menawarkan suatu pendekatan yang terintegrasi untuk memahami dan mengatasi konflik perkawinan (Magran, 1981 ). Permasalahan yang terjadi dalam perkawinan sebagian besar terkait dengan masalah komunikasi. Dalam hal ini, pola interaksi yang didominasi oleh sikap negatif dan berbagai penyelesaian masalah dengan cara-cara negatif disebut sebagai distres dalam perkawinan. Salah satu bentuk transaksi dalam perkawinan yang sering terlihat pada pasangan yang bermasalah adalah transaksi yang sifatnya tersirat (Ulterior). Transaksi Ulterior ini adalah jenis transaksi yang merupakan landasan terjadinya games. Dalam Berne (1964) games dikatakan sebagai transaksi yang sifatnya masuk aka! (komplementer), namun mengandung unsur tersirat, dan memiliki basil akhir yang diprediksi (pay off). Berne ( 1964) juga menjelaskan tentang berbagai jenis games yang biasa te!jadi dalam lingkup perkawinan. Dalam penelitian ini, analisa games berupa gambaran tentang jenis-jenis gamesĀ· yang biasa dimainkan oleh pasangan, proses terjadinya, tujuan, dan dampaknya. Selain itu, untuk melengkapi gambaran yang diperoleh, penelitian ini juga memberikan gambaran tentang pola interaksi pasangan selama ini, ego state yang dominan berperan dalam interaksi, dan isi pesan script yang dimiliki. Dari interview terhadap 3 orang subyek yang mengalami distres dalam pemikahannya dengan berbagai latar belakang permasalahan, diperoleh jenis-jenis games yang biasa dimainkan yaitu : 'See What You Made Me Do', 'Now I Got You, You S.O.B ', 'Harried', 'Comer', 'Look How Hard I've Tried', dan' Uproar'. Kesernua games ini memang merupakan games yang biasa terjadi dalam lingkup perkawinan. Tujuan dari games tersebut sebagian besar adalah untuk menyalahkan pasangan (membuat pasangan berada da!am posisi Not Ok), kecua!i pada Harried yang membuat posisi diri Not OK. Dari paradigma transaksi juga terlihat kecenderungan menyalahkan sebagai bentuk ego state Orang Tua, memiliki pesan tersirat yaitu berisi berbagai kebutuhan-kebutuhan yang tidak bisa disampaikan selama ini. Misalnya kebutuhan untuk dipuji, untuk didukung, untuk tidak ditinggalkan, untuk dimaafkan, dan sebagainya. Dampak dari games ini pun nampaknya semakin memperburuk permasalahan yang ada. Pada 2 orang subyek, suaminya pergi dari rumah karena permasalahan yang dihadapi ini. Bahkan saat penelitian ini dilakukan, ketiga subyek sudah memiliki rencana untuk mengajukan cerai ataupun berpisah dari suaminya. Keterhatasan pada penelitian ini adalah data yang diperoleh hanya dari sudut pandang istri. Sedangkan analisa games akan semakin baik jika diperoleh data dari kedua pasangan. Semakin baik lagi jika dilakukan dalam setting terapi perkawinan, sehingga hasil akhir yang diperoleh pun bisa berupa konseling untuk mengatasi games yang dimainkan ini.
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Morris, Anthoni
Abstrak :
ABSTRAK Setiap nasabah bank menginginkan kemudahan, kenyamanan, dan rasa aman dalam melakukan transaksi, mereka tidak mau direpotkan dengan pengisian bermacam-macam forrnulir, lalu harus antri di counter / teller yang hanya dapat dilakukan pada jam buka kas bank. Dari contoh kasus di atas, untuk melayani nasabahnya lebih baik lagi, desakan penggunaan teknologi informasi tidak dapat dielakkan oleh perbankan, Pengeluaran uang untuk implementasi sistem baru berbasis teknologi informasi tetap harus dilakukan, walaupun sebagian besar komponennya harganya relatif mahal dan tidak dihasilkan di dalam negeri. Kenyataannya perbankanpun menggunakan teknologi informasi sebagai alat untuk bersaing. Hal ini membuat kebutuhan system/teknologi informasi terus bertambah dan dengan sendirinya pengeluaran bank juga meningkat. Setelah mencermati kondisi tersebut, penulis terdorong untuk melakukan analisis terhadap sistem perbankan elektronik. Dalam menganalisis penulis menggunakan pendekatan perencanaan strategis system/teknologi informasi, work centered analysis, dan cost & benefit analysis untuk data pendukung yang berasal dari studi literatur, media massa, data di internet yang berhubungan dan dari perusahaan penyedia komunikasi data. Keluaran dan Proyek akhir ini berupa sebuah perencanaan strategis system/teknologi informasi dan rancangan layanan jaringan transaksional pada sistem perbankan elektronik yang menghemat devisa, lebih efisien, efektif, berorientasi kepada nasabah, dan mempunyai keunggulan bersaing. Daftar Pustaka : 17 ( 1992-1996)
ABSTRACT Generally customer wants to get easy, comfortable, and safe in banking transaction. They do not want to fill out various forms, wait in the line for the bank counter I teller while the bank's service hour is so short. In order to better serve customers, banking management can not avoid the use of information technology. Therefore, the management should expense funding to implement information technology based banking system eventhough the system is expensive and most of the information technology components are imported. It is a fact that banking management uses the information technology as a tool for competition. Therefore, the needs of information technology increases and so does the bank expenses. Having observed the object, I have been motivated to analyze electronic banking system in details. Some data on banking have been collected from literatures, mass media, internee, and from a particular communication provider company. The analysis on the data uses system / technology strategic planning work centered analysis, and cost & benefit analysis. The Thesis result a strategic planning and design concept for transaction network services in electronic banking system. The concept is aimed to reduce information technology investment and transaction cost, and to provide competitive advantages by effective, efficient, and customer oriented Bibliography : 17 (1992-1996)
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Helmi Assegaf
Abstrak :
ABSTRAK
Makalah penelitian ini akan meneliti dimensi transaksional dan transformasional kepemimpinan dalam organisasi internasional, dan dampaknya terhadap kinerja para pengikut. Itu gaya kepemimpinan yang dipilih akan menjadi dua teori kepemimpinan; mereka akan diselidiki untuk mengetahui mana yang lebih baik dalam memengaruhi kinerja para pengikut. Sebelumnya studi tampaknya selalu melihat hubungan antara gaya kepemimpinan dan pengikut kepuasan daripada penampilan mereka dalam organisasi. Peneliti digunakan data kualitatif untuk kuesioner pertama, dan mempekerjakan yang lain untuk data kuantitatif. Namun demikian, hasil menunjukkan bahwa peneliti tidak dapat membedakan sub-dimensi dari dua gaya kepemimpinan, karena beberapa dari mereka berkorelasi satu sama lain. Hasilnya memang, namun, menunjukkan pengaruh positif pada kinerja para pengikut.
ABSTRACT
This research paper will examine the dimension of transactional and transformational leadership in international organizations, and the impact on followers performances. The selected leadership styles will be two leadership theories; they will be investigated in order to discover which one is better in influencing the followers performances. Previous studies seem always look into the relationships between leadership styles and followers satisfaction instead of their performances in organizations. The researcher used qualitative data for the first questionnaires, and employs another for quantitative data. Nevertheless, the results show that the researcher cannot distinguish the sub-dimensions of the two leadership styles, as some of them correlate with each other. The results did, however, show positive influence on followers performances.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irina Auruma
Abstrak :
Diantara tahun 2002 - 2005, terjadi konflik/unjuk rasa staf di 7 Puskesmas di wilayah Kabupaten Bekasi. Berdasarkan survei awal yang dilakukan penulis untuk membuktikan dugaan penyebab terjadinya konflik, ternyata tingkat kepuasan kerja Staf Puskesmas masih rendah, yaitu hanya 56,17%, serta adanya hubungan yang positif antara kepemimpinan dengan kepuasan kerja Staf Puskesmas. Survei yang sejenis belum pernah dilakukan di Kabupaten Bekasi. Penelitian ini bertujuan membuktikan adanya hubungan kepemimpinan transfomasional, transaksional dan laissez faire terhadap tingkat kepuasan kerja Staf Puskesmas di 34 Puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Bekasi. Desain penelitian merupakan penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional, yang dilakukan di seluruh Puskesmas di Kabupaten Bekasi. Data dikumpulkan dari seluruh Staf Puskesmas yang berjumlah 681 orang dan 33 Kepala Puskesmas pada tahun 2006. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square dan uji korelasi sedehana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja Staf Puskesmas sebesar 2,9% (dengan cut-off point 80%) dan 49,6%(dengan cut-off point nilai tengah). Peralatan kerja Puskesmas merupakan faktor kepuasan kerja Staf yang mempunyai nilai terendah. Mayoritas Kepala Puskesmas menampilkan kepemimpinan transformasional yang dikombinasikan dengan kepemimpinan transaksional. Ada hubungan yang bermakna antara dimensi attributed charissmatik dari kepemimpinan transformsional dengan kepuasan kerja Staf Puskesmas. Staf Puskesmas yang mempersepsikan dimensi attributed charismatic Kepala Puskesmasnya "kuat" mempunyai peluang untuk merasa lebih puas dalam bekerja. Hubungan ini mungkin masih dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, latar belakang profesi Staf Puskesmas, serta besamya insentif dan tunjangan hari raya yang diterima. Dimensi attributed charismatik dari kepemimpinan transformasional mampu meningkatkan kepuasan kerja Staf Puskesmas. Perlunya pengenalan tipe kepemimpinan ini kepada para Kepala Puskesmas. Hal ini dapat digunakan dalam seleksi calon Kepala Puskesmas dan pelatihan-pelatihan kepemimpinan bagi orangĀ¬-orang yang akan dipromosikan menjadi pimpinan dalam organisasai kerjanya. Peralatan kerja Puskesmas yang mempunyai skor kepuasan terendah, perlu menjadi perhatian semua pihak yang terkait.
By the years of 2002 - 2005 there were conflicts/demonstrations in 7 Public Health Centers in Bekasi district. Based on preliminary survey conducted by the author to proved that the assumption of conflict caused, the level of job satisfaction among Public Health Center staffs was low, i.e. only 56,17%, and there was positive correlation between leadership and job satisfaction of Public Health Center staffs. A similar survey has not been conducted yet in Bekasi district. This survey attempts to prove the existence of the correlation between transformational, transactional and laissez faire leadership to the level of job satisfaction in 34 Public Health Centers in Bekasi district. The Research design was a descriptive-analytic research with cross-sectional approach, which carried out to all Public Health Centers in Bekasi district. Data were collected from all 681 staffs and 33 Public Health Center heads in 2006. These were analyzed by using univariat and bivariat analyses with Chi Square and simple corelation test. The study proved that respondents with job's satisfaction only 2,9% (with cut-off point 80%) and 49,6% (with mid-value cut-off point). The instrument of Public Health Center was a job-satisfaction factor with the lowest value. The majority of Public Health Center heads performed a transformational leadership combined with transactional one. There was an important correlation between attributted charismatic dimension of transformational leadership with employee job-satisfaction. Public Health Center staffs which have a perception about their Public Health Center head's attributed charismatic dimension as strong, have a chance to feel more satisfied in their job. This perhaps was influenced by the factors of age, sex, education and profession background of Public Health Center staff, and the amount of incentives and THR. Attributed charismatic dimension of transformational leadership tends to increase the employee's job-satisfaction. It is necessary to introduce this type of leadership to the head Public Health Centers. This can be applied in the selection of the Public Health Center head candidates, and leadership training for those that will be promoted to be a leader in their work organization. It is necessary for all related sides to pay attention to the instrument of Public Health Center that has the lowest value in job-satisfaction score.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Muhammad
Abstrak :
Kepemimpinan adalah salah satu faktor penting pembentuk budaya keselamatan untuk mencapai kinerja K3 yang baik. Pemimpin yang memiliki perhatian safety yang tinggi akan mampu mengarahkan bawahanya dengan mempengaruhi perilakunya untuk mencapai tujuan K3 perusahaan. Tesis ini membahas karakteristik safety leadership pada posisi Supervisor divisi produksi di PT. A. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang akan mendeskripsikan mengenai karakteristik safety leadership pada posisi Supervisor divisi produksi di PT. A tahun 2017 dengan melakukan wawancara mendalam dan pengamatan langsung terhadap karakteristik saftey leadership. Ada 6 karakteristik safety leadership yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu: komitmen terhadap K3, akuntabilitas K3, komunikasi K3, mampu menjadi contoh dalam K3, keterlibatan dalam K3, dan pengakuan dan umpan balik dalam K3. Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik yang sudah dimiliki supervisor di PT. A adalah komitmen terhadap K3, komunikasi K3, dan mampu menjadi contoh dalam K3. Karakteristik yang masih belum optimal adalah akuntabilitas K3, keterlibatan K3, dan pengakuan dan umpan balik K3. ......Leadership is one of the important factors in safety culture to achieve good safety performance. Leaders who have high concerns in safety will be able to direct their team members by influencing their behavior to achieve corporate safety goals. This thesis discusses the characteristics profile of safety leadership at the Supervisor of production division at PT. A. This research is a qualitative research that will describe the characteristics profile of safety leadership in the Supervisor of production division at PT. A in 2017 by conducting in-depth interviews and direct observation of the characteristics of safety leadership. There are 6 characteristics of safety leadership used in this research: commitment to safety, safety accountability, safety communication, safety role model, safety involvement, and recognition and feedback in K3. From the results of the research, the strength characteristics of supervisors in PT. A is a commitment to safety, safety communication, and able to be role model in safety. The weak characteristics are safety accountability, involvement in safety initiatives, and safety recognition and feedback.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Ibrohim
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan praktik politik transaksional pada pemilihan kepala desa Patengteng Kabupaten Bangkalan Madura tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan memadukan data primer dan data sekunder diperoleh melalui literatur, pemberitaan, dan dokumentasi yang menunjang penelitian ini. Pandangan Susan C. Stokes mengenai politik transaksional dipilih sebagai upaya penulis untuk melihat lebih lanjut bentuk dan operasi politik transaksional. Didukung oleh pandangan Frederick Charles Schaffer mengenai politik transaksional untuk melihat perspektif transaksi politik dari sudut pandang kandidat dan pemilih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemilihan kepala desa Patengteng Kabupaten Bangkalan Madura Tahun 2021 marak terjadi politik transaksional. Baik yang dilakukan oleh kandidat petahana maupun yang dilakukan oleh kandidat non Petahana. Baik yang bentuknya adalah bantuan maupun yang bentuknya jual beli suara. Politik yang dilakukan oleh petahana merupakan bentuk politik transaksional bias partisan. Artinya kandidat akan melakukan program pembangunan hanya pada daerah konstituennya dengan memanfaatkan anggaran yang ada. Sedangkan bentuk politik transaksional yang dilakukan oleh kandidat non petahana adalah klientelism. Artinya kandidat akan memberikan materi sesuai kebutuhan pemilih yang ditukarkan dengan suara. Hal ini dibuktikan dengan cara MH. Rohim melakukan transaksi politiknya di pos-pos penting di desa Patengteng seperi masjid, madrasah, makam ulama. Sang kandidat dapat mengambil hati para pemilih dengan memberi bantuan pada rumah ibadah, pendidikan dan ulama. Selain itu dalam melakukan transaksi politiknya MH. Rohim berperan sebagai problem solver atas persoalan yang ada di masyarakat Patengteng. Masyarakat melihat distribusi bantuan tersebut sebagai penghormatan dan hadiah. ......This study aims to explain the practice of transactional politics in the 2021 election for the village head of Patengteng, Bangkalan Madura Regency. This research is qualitative research by combining primary data and secondary data obtained through literature, news, and documentation that support this research. Susan C. Stokes' view of transactional politics was chosen as the author's attempt to look further at the forms and operations of transactional politics. Supported by Frederick Charles Schaffer's views on transactional politics to see the perspective of political transactions from the perspective of candidates and voters. The results of this study indicate that the election for the head of Patengteng Village, Bangkalan Madura Regency, in 2021 is rife with transactional politics. Both those carried out by incumbent candidates and those carried out by non-incumbent candidates. Both in the form of aid and in the form of buying and selling votes. Politics carried out by incumbents is a form of partisan bias transactional politics. This means that candidates will carry out development programs only in their constituent areas by utilizing the existing budget. Meanwhile, the form of transactional politics carried out by non-incumbent candidates is clientelism. This means that the candidate will provide material according to the needs of voters in exchange for votes. This is evidenced by the way MH. Rohim carried out his political transactions at important posts in Patengteng village such as mosques, madrasas, and the graves of scholars. The candidate can win the hearts of voters by assisting houses of worship, education, and clergy. Apart from that, in carrying out his political transactions, MH. Rohim acts as a problem solver for problems in the Patengteng community. The community saw the distribution of the aid as an honor and a gift.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudaryati
Abstrak :
Pencegahan burnout menggunakan gaya kepemimpinan transformasional kepala ruangan di unit intensif. Ruang intensif merupakan ruangan yang memerlukan keterampilan khusus dengan keputusan klinis yang cepat dalam tindakan keperawatan pada pasien kritis. Perawat di ruang perawatan intensif berpotensi mengalami burnout di lingkungan kerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala perawat terhadap persepsi perawat terhadap burnout yang dialami perawat di ruang intensif. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling, sampel sebanyak 201 perawat di ruang intensif Rumah Sakit X Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia (p-value 0,001), gaya kepemimpinan transaksional kepala ruangan menurut persepsi perawat berhubungan dengan burnout (p-value 0,035). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional kepala ruangan menurut persepsi perawat (p-value 0,211). Kesimpulan penelitian adalah ada hubungan antara gaya kepemimpinan transaksional kepala ruangan yang dirasakan perawat pelaksana dengan burnout pada perawat di ruang rawat intensif. Rekomendasi: kepala unit perawatan intensif harus menyesuaikan gaya kepemimpinannya menjadi lebih transformasional untuk mengurangi burnout perawat. ......Prevention of burnout using transformational leadership style of head nurse in the intensive unit. The intensive room is a room that requires special skills with rapid clinical decisions in nursing actions for critically ill patients. Nurses in intensive care have the potential to experience burnout at work enviroment. The purpose of the study was to determine the effect of the leadership style of the head nurse according to the nurse's perception of burnout experienced by nurses in the intensive room. The research method used a cross-sectional design. Sampling with total sampling technique, a sample of 201 nurses in the intensive room X Hospital in Jakarta. The results showed that there was a significant relationship between age (p-value 0.001), the transactional leadership style of the head of the room according to the nurse's perception was related to burnout (p-value 0.035). There was no significant relationship between the transformational leadership style of the head of the room according to the nurse's perception (p-value 0.211). The conclusion of the study was that there was a relationship between the transactional leadership style of the head of the room perceived by the implementing nurse and burnout in the nurse in the intensive care room. Recommendation: the head of the intensive care unit should adjust his leadership style to be more transformational to reduce nurse burnout.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Lestari
Abstrak :
Penelitian ini berangkat dari adanya fenomena perubahan status Pertamina dari BUMN menjadi PT. Persero. Perubahan status ini berdampak pada berubahnya tujuan perusahaan yaitu untuk mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perseroan secara efisien dan efektif (Media Pertamina, April, 2004). Motivasi merupakan salah satu hal yang menentukan unjuk kerja karyawan (Munandar, 2001), yang akan berhubungan dengan keberhasilan perusahaan. Motivasi kerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain adalah karakteristik lingkungan kerja. Salah satu dimensi interpersonal dari karakteristik lingkungan kerja yang ingin diteliti adalah kepemimpinan atasan. Pola-pola perilaku yang diperlukan oleh pemimpin di PT. Pertamina (Persero) sesuai dengan pola-pola perilaku dalam kepemimpinan transaksional dan transformasional. Pola perilaku ini dapat dinilai secara obyektif oleh karyawan (Bass, 1985) melalui persepsi mengenai atasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami interaksi antara faktor-faktor motivasi kerja karyawan dengan faktor-faktor kepemimpinan atasan yang dipersepsikan oleh karyawan di Pertamina. Hal ini dianggap penting karena pencapaian tujuan perusahaan akan terlaksana dengan optimal bila sumber daya manusianya menunjukkan unjuk kerja yang baik (Adianto, Agustin, dan Trindira, 2005). Penelitian kuantitatif ini melibatkan 108 karyawan PT. Pertamina (persero) yang berlokasi di Jl. Medan Merdeka Timur No 1 Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei melalui satu set kuesioner yang terdiri atas kuesioner motivasi kerja karyawan dan kuesioner kepemimpinan atasan yang dipersepsikan oleh karyawan. Melalui analisis structural equation modeling, ditemukan bahwa faktor-faktor motivasi kerja karyawan memiliki interaksi dengan faktor-faktor kepemimpinan atasan yang dipersepsikan oleh karyawan di PT. Pertamina (Persero).
This research was started from phenomenon about the changing status of Pertamina from BUMN to PT Persero. This changing stutus effects to the changing company's goals which is try to get profit based on persero managing principles efficiently and effectively (Media Pertamina, April, 2007). Motivation is one of aspects which effects employees' performance (Munandar, 2001), which relates to company's success. Employees' work motivation is affected by some aspects; one of those is the characteristic of work situation. An interpersonal dimension of the characteristic of work situation can be seen as superior's leadership. Transactional-transformational leadership has the behavior patterns that suit for those superiors in PT. Pertamina (Persero). These behavior patterns can be evaluated objectively by employees (Bass, 1985) through perception toward superiors. This is very important because of company's goals can be achieved optimally if human resources have good performance (Adianto, Agustin, dan Trindira, 2005). This quantitative research involeved 108 Pertamina's employees which is located in Jl. Merdeka Timur No 1 Jakarta. Data collecting used survey metodh by a set of questionaire which consists of work motivation questionnaire and questionnaire of superior's leadership perceived by employees. Through analysis of structural equation modeling, it had been found that employees' work motivation factors have interactions with factors of superior's leadership perceived by employees in PT. Pertamina (Persero).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
658.314 2 PUJ a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ghozali
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada komitmen organisasi dan kepemimpian transaksional dan transformasional.. Komitmen organisasi terdiri dari tiga dimensi, yaitu : affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment. Sedangkan kepemimpinan transaksional terdiri dari 4 dimensi, yaitu : contingent reward, management by exception (active), management by exception (passive), dan laissez faire. Sementara kepemimpinan Transformasional terdiri dari 5 dimensi, yaitu : attributed charisma, idealized influence, inspirational leadership, intellectual stimulation, dan individual consideration Model penelitian yang digunakan adalah model kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, sedangkan analisis dilakukan dengan metode statistik Responden dalam penelitian ini adalah 70 orang karyawan dari perusahaan ritel yang telah bekerja selama minimal 1 tahun di perusahaan tempat ia bekerja sekarang. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa; 1) Tidak terdapat perbedaan komitmen organisasi, continuance commitment, dan normative commitment yang signifikan antara karyawan yang dipimpin oleh pemimpin transaksional dengan karyawan yang dipimpin oleh pemimpin transformasional; 2) Terdapat perbedaan affective commitment yang signifikan antara karyawan yang dipimpin oleh pemimpin transaksional dengan karyawan yang dipimpin oleh pemimpin transformasional; Hasil analisis tambahan menyatakan bahwa idealized influence merupakan dimensi yang paling berpengaruh terhadap affective commitment dengan pengaruh sebesar 9,1 %. Organizational commitment consists of three dimensions that are: affective commitment, continuance commitment, and normative commitment. While transactional leadership has four dimensions, which are: contingent reward, management by exception (active), management by exception (passive), and laissez faire. And then transformational leadership has five dimensions that are: attributed charisma, idealized influence, inspirational leadership, intellectual stimulation, and individual consideration. The research method of this study is quantitative model. The data was collected by questioner. While the analysis method used statistic. The respondent of this study are 70 employees of Retail Company whose have working at least for a year at the current place. The following are the research results: 1) there is no significant difference in organizational commitment, continuance commitment, and normative commitment between the employee whose leader is transactional and the employee whose leader is transformational, 2) there is significant difference in affective commitment between the employee whose leader is transactional and the employee whose leader is transformational. The Additional result suggests that idealized influence is the most influential dimension toward affective commitment, with contribution equal to 9.1%.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Daniel
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan Tipe Kepemimpinan dengan Kepuasan Kerja: Studi Kasus pada pegawai di Direktorat Jenderal Perencanaan Pertahanan di Kementrian Pertahanan. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menyebarkan kuesioner ke setiap Departemen yang ada pada Direktorat Jenderal Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan secara acak. Dari hasil data dan pengajuan hipotesis yang menggunakan uji korelasi Rank Spearman diperoleh hasil bahwa Tipe Kepemimpinan yang terdiri dari Transformational Leadership dan Transactional Leadership dengan secara sangat signifikan memiliki hubungan cukup kuat dan searah terhadap Kepuasan Kerja. Peneliti menyarankan agar Ditjen Renhan Kemhan mendorong gaya kepemimpinan Transformational dan Transaksional yang sesuai dan dibutuhkan oleh Para Pegawai dalam meningkatkan kepuasan kerja. ......This study aims to investigate the relationship with Job Satisfaction Leadership Type: A Case Study on the employees in the Directorate General for Defense Planning at the Ministry of Defense. The collection of data used in this study by distributing questionnaires to every department that existed at the Directorate General for Defense Planning of the Ministry of Defense at random from the resulting data and submission of hypotheses using Rank Spearman correlation test obtained results that the type of leadership that consists of Transformational Leadership and Transactional Leadership to be very significant to have quite a strong and direct relationship to job satisfaction Researchers suggest that DG Renhan Kemhan encourage. Transformational and Transactional leadership style appropriate and required by the Employee in improving job satisfaction.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>