Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wijaya Santosa
Abstrak :
Perkembangan perekonomian dibidang industri menuntut prasarana dan saranan yang baik agar mampu untuk menyediakan tingkat permintaan transportasi angkutan barang di masa mendatang dan meminimalkan dampak yang ditimbulkan aktivitas angkutan barang. Dengan mengembangkan suatu model analisis yang memperhitungkan variabel dan faktor yang berpengaruh serta merumuskannya ke dalam model matematis dapat mempresentasikan tingkat permintaan dan kebutuhan moda transportasi angkutan barang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemilihan moda angkutan barang di Kotamadya Surakarta dengan menitik beratkan pada karakteristik tujuan pengiriman barang yakni ekspor dan domestik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah slated Preference dengan metode estimasi parameter utilitas adalah maksimum likelihood Model yang digunakan untuk menganalisis pemilihan modes digunakan model probit dan logit dengan kondisi pilihan binomial dan multinomial, khusus untuk multinoniial probit dicoba dikembangkan model probabilitas dengan bangkitan bilangan acak normal multivariate hasil model selanjutnya diuji dengan alat uji statistik untuk mendapatkan parameter model yang terbaik. Hasil pengujian nilai utilitas menghasilkan model yang memenuhi syarat secara uji statistik dan memperlihatkan model multinomial probit menghasilkan model yang lebih baik dan pada model multinomial logit yang dapat dilihat dari pengukuran tingkat kesesuaian data (goodness of fit) p2 dan signifikasi dengan uji t lebih tinggi. Sedangkan ditinjau dari segi kemudahan pengerjaan model multinomial logit lebih baik dan pada multinomial probit Untuk model binomial probit dan binomial logit menghasilkan model yang relatif sama baik dalam pengukuran tingkat kesesuaian data (goodness of fit) dan signifikasi dengan uji t, maupun tingkat kemudahan dalam pengerjaannya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Nur Arifin
Abstrak :
Komplek perumahan merupakan salah satu sumber pembangkit perjalanan yang dominan di Kotamadya Depok, Dengan mengkaji karakteristik bangkitan perjalanan pada komplek perumahan di 'Depok diharapkan dapat membantu memberi asukan untuk mengatasi permasalahan transportasi yang ada saat ini di wilayah tersebut dan mengantisipasi permasalahan transportasi yang akan timbul dimasa mendatang. Isi pokok tesis ini adalah menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan bangkitan perjalanan individu yang ditimbulkannya dan hubungan antara waktu keberangkatan bekerja/sekolah dengan waktu masuk kantor, maksud/ tujuan perjalanan, lokasi tempat bekerja/sekolah, jarak tempat bekerja/sekolah dari rumah dan model yang digunakan. Pembuatan model menggunakan metode regresi dengan variabel semu (dummy variabel). Sedangkan untuk pemilihan model terbaik digunakan metode "seleksi maju". Proses analisis dan uji statistik dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows ver. 10.0. Model bangkitan perjalanan individu dibedakan berdasarkan maksud/tujuan perjalanan, yaitu: perjalanan bekerja, pekerjaan pendidikan, perjalanan belanja,perjalanan hiburan/rekreasilsosial dan perjalanan total. Masing-masing model yang 'dihasilkan merupakan persamaan .matematis yang menggambarkan hubungan dengan tingkat kepercayaan 95 persen antara bangkitan perjalanan individu dengan karakteristik social ekonomi. Model Bangkitan Perjalanan Bekerja Individu: Pkrj = 1.287 + 0.108 . KRJ2 + 1.048 . KRJ3 + 0.138 . KRJ4 - 1.295 . KRI5 - 1.308 . KRJ6 - 1.369. KRJ7 - 1.287. KRIS + 0.330. MTR (SEE =0.4173; F=46.599; R2=0.792) Pkrj = 1.269+ 0.191. KRJ2 + 1.197. KRJ3 + 0.156. KRJ4 -1.269. KRJ5 - 1.269. KRJ6 - 1.303. KRJ7 - 1.269. KRJ8+ 0.0457 . MBL (SEE = 0.4279 ; F = 43.726 ; 1? = 0.781) Pkrj = - 0.0133 + 1.497. HSLI + 1.173. HSL2 + 1.183. HSL3 + 1.355. HSL4 + 2.198. HSL5 + 0.400 . MTR (SEE = 0.4883 ; F = 40.533 ; R2 =11.711) Pkrj = - 3.03.10-11+ 1.593 . HSL1 + 1.295 . HSL2 + 1.404 . HSL3 + 1.801 . HSL4 + 2.762 . HSL5 - 0.477 . MBL (SEE =0.4867; F=40.910; R2=0.713) Madel Bangkitan Perjalanan Pendidikan Individu: Pddk = 0.634- 0.292. KRJ2 + 0.219. KRJ3 - 0.354 . KRJ4 + 1.039 . KRJ5 - 0.291 .KRJ6 - 0.291 . KRJ7-0.285 . KRJ8- 0.0747 . USIA2 - 0.207. USIA3-0.356. USIA4 - 0.499 . USIA5 - 0.345. USIA6-0.343. USIA7 - 0.346. USIA8 (SEE =02825; F=55.0119; R2=0.893) Model Bangkitan Perjalanan Belanja Individu: Pblj = - 0.101 + 0.360 . KLG2 + 0.103. KLG3 + 0.06386. KLG4 + 0.04377. USIA2 + 0.112. USIA3 - 0.219 . USIA4 + 0.015 . USIA5 - 0.09545. USIA6 + 0.101 . USIA7 - 0.111 . USIA8 (SEE =0.2801; F=4.091; R2-0.299) Model Bangkitan Perjalanan Hiburan/Rekreasi/Sosial Individu: Phib = 0.140 + 0.593. MBL + 0.06801 . HSL1- 0.09289. HSL2 + 0.321 . HSL3 - 0.303 . HSL4 - 0.288. HSL5 - 0.205. SIM (SEE =0.3536; F=5.526; R2=0.283) Model Bangkitan Perjalanan Total Individu: Ptot = 1.984 - 0.587 . KRJ2 + 0.845. KRJ3 - 0.09656 . KRJ4 - 0.262 . KRJ5 - 1.657 . KRJ6 - 2.043. KRJ7 - 1.872. KRJ8 + 0.01888. USIA2 + 0.03835 . USIA3 - 0.06661 . USIA4 - 1.108 . USIA5 - 0.309. USIA6-0.570. USIA7 - 0.607. USIAS + 0.670 . MBL + 0.395. MTR + 0.387. KWN - (SEE = 0.7710; F = 6.255 ; R2 = 0.544) Model Waktu Keberangkatan Individu: BRKT = 0.209 + 0.881 . MSK - 0.577. LOK -- 0.383 . TJH + 0.0055. JRK - 0.0581 . MD (SEE = 0.4802 ; F =112.222 ; R2 = 0.899)
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dedi Priadi
Abstrak :
THE SEARCH FOR EQUILIBRIUM IN PEOPLE MOVEMENTS Suyono Dikun, PhD Transportaion Bureau, Bappenas The Wisdom : Our unity as nation is sustained by free communication of thought and by easy transportation of people and goods .... Together, the uniting forces of our .communication and transportation systems are dynamic elements in the very name we bear- United States, Without them, we would be a mere alliance of many separate parts (President Dwight D Eisenhower message to Congress, February 22, 1955) While our world is now in the process of shrinking and reshaping due to the transport technology, our big cities, paradoxically, are enlarging, and overcrowding in such a way that even the same technology is not able to overcome time and distance. It is the movement of people that matters, not the movement of such mechanical deices as motorized private vehicles. Urban transportations (and its related issues) is perceived to be a domain where complexity and mega-conflicts prevail : population concentration vs employment deconcentration. Urbanization vs rural empowerment Old fashioned, "power approach" law vs development, "welfare approach" law."academic thought" spatial planning vs economic driven urban activities. Economic growth vs regional disparity. High intensity of development vs land carrying capacity land use vs transport services (endless cycles) vehicle movement vs people movements mass rapid transit vs urban expressway comfort movements of the affluent vs forgotten transport disadvantages no government intervention vs redistribution of income environmental depletion vs taking nature into account Problem Statements ( in Search of the Equilibrium) 1. The problem of urban congestion has become so great that we are coming to the conclusion that there could be sufficient highway space and parking capacity to permit the movement of all people in private cars. 2. Expressways and parking facilities not only will solve the problem of congestion but will actually make it worse. Elaborate urban expressways are futile because of the tremendous reservoir of traffic waiting to absorb any new street capacity. 3. Those who try to accommodate private cars "is doomed to inevitable failure; the better they do their job the greater will be their failure". 4. The cities just cannot resign themselves to private cars and let mass transportation slide to ruin and extinction, They must preserve mass transportation or stagnate. Downtown is doomed to die unless cities streets movement of people rather than movement of vehicles. 5. Neither private cars nor mass transportation nor any other mechanical contrivance can solve the problems of urban congestion. As a solution of the traffic problem these devices are pure deception. Putting the emphasis on supplying transportation facilities rather than controlling the demand: serves only to aggravate congestion is long , as nothing is done fundamentally to rehabilitate the cities themselves, the quicker will people forsake them and the greater the problems for those left behind to cope with. 6. Private cars and mass transportation are both guilty of promoting congestion; and that have resulted in the .successful attempt to crowd too many people and too much economic activity into too little space. 7. Metropolitan areas face difficult task of arriving at decisions than will determine the physical and financial future of tomorrow's city. 8. Emphasizing expressways and parking facilities to accommodate private car use, or modernizing mass transportation facilities to reduce the number of vehicles entering the city? Or will solutions depend instead on the extensive replanning and rebuilding of the city? THE EQUILIBRIUM The solution of urban transport massive congestion does not he in ;her two extremes MRT or Urban Expressways. The solution lies in between, not only between those two system but in the equilibrium among transport supply systems, between supply and demand slides, between capital and non-capital management strategies, between public and private initiatives, and between growth and environmental quality. The equilibrium is represented by an integrated, intermodal transport system which is safe, efficient, reliable and professional, where urban trip makers can have modal choice given by economically competitive services and their perceived travel time values. For our big cities, the equilibrium can only be achieved by undertaking reforms and restructuring of our institutional settings dealing with urban transport, legal and regulator frameworks supporting the system, capacity building of the human resources, pricing and cost policy of urban travels, management skills and software's, and private sector participation. The center point is of course of having a strong political will, emerging to the surface because of professional support systems, provided by professional transport groups/ organization.
Universitas Indonesia, 1997
Prosiding - Seminar  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Venita
Abstrak :
Dalam kehidupan masyarakat, transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dan berfungsi sebagai pendorong bagi proses pembangunan di barbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Tersedianya pelayanan jasa transportasi juga merupakan salah satu syarat bagi perkembangan daerah perkotaan dan berfungsi sebagai urat nadi tata kehidupan nasional nasional, seperti yang tertera di dalam Undang-Undang Perkeretaapian No. 13 tahun 1992, pasal 3 yaitu : "Perkeretaapian diselenggarakan dengan tujuan untuk memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara masal, menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas serta sebagai pendorong dan penggerak pembangunan nasional ". Selain itu sebagai moda transportasi yang hemat energi, hemat lahan, sangat bersahabat dengan lingkungan, tingkat keselamatan tinggi dan mampu mengangkut dalam jumlah besar dan massal, kereta api juga merupakan angkutan umum massal perkotaan, yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai alternatif moda transportasi darat Iainnya selain bus dan kendaraan pribadi, yang sangat diharapkan dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di kota-kota besar seperti halnya Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek); dimana mobilitas penduduknya sangat tinggi dan pada akhirnya kereta api justru sangat diharapkan dapat menjadi tulang punggung sistem angkutan penumpang di wilayah tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai kereta api terutama dalam hal tarif, yang sangat berkaitan erat dengan masyarakat dan kebutuhannya untuk menggunakan moda ini, mengingat sejak tahun 80-an, menetapkan tarif angkutan yang pas untuk semua pihak sangatlah sulit dilakukan apalagi ditambah keragu-raguan pemerintah sebagai regulator untuk mengambil keputusan terakhir. Pemerintah hingga saat ini masih menetapkan tarif angkutan kereta api kelas ekonomi lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan, dan secara prinsip bila ditinjau dari prinsip cost accounting, hal itu tentunya sangat merugikan perusahaan, terutama dalam hal pendapatan dan kesinambungan moda transportasi kereta api ini di masa-masa yang akan datang, namun sekali lagi menyeimbangkan antara kepentingan pengelola (operator), masyarakat dan juga pemerintah bukanlah hal yang mudah mengingat kebijakan yang diterapkan justru paling tidak harus dapat menjembatani kepentingan semua fihak agar tidak ada yang merasa terlalu diuntungkan ataupun merasa dirugikan. Karena itu menghitung tarif yang tepat berdasarkan biaya pasokan rata-rata di masa depan, biaya kapasitas dan tingkat subsidi yang dibutuhkan untuk angkutan umum perkeretaapian - terutama untuk kereta api ekonomi Jabotabek, diherapkan dapat menjadi salah satu masukan untuk pengambilan keputusan dan kebijakan yang tepat mengenai perkeretaapian khususnya kereta api Jabotabek di masa-masa yang akan datang.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library