Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elgodwistra K
"Perubahan tutupan lahan merupakan fenomena yang umum terjadi, namun
memberi dampak yang beragam, seperti erosi, banjir, dan tanah longsor. Dampak
perubahan tutupan lahan pun terjadi di Daerah Tangkapan Waduk Mrica.
Perubahan tutupan lahan di sekitar keberadaan waduk tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya sedimentasi yang berpengaruh pada pendangkalan
waduk. Penelitian ini mengkaji pendangkalan waduk yang terjadi akibat
perubahan tutupan lahan. Data perubahan tutupan lahan diperoleh dari Citra
Landsat tahun 1996, 2000, dan 2009, sedangkan data pendangkalan waduk
(sedimentasi) diperoleh dari batimetri waduk pada tahun yang sama. Analisis data
dilakukan dengan cara deskriptif dan tumpang-susun peta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendangkalan Waduk Mrica berhubungan erat dengan
bertambahnya muatan sedimen yang masuk. Kenaikan muatan sedimen ini
diakibatkan oleh perubahan tutupan lahan, terutama berkurangnya tutupan
vegetasi dan bertambahnya tutupan lahan kering."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34222
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bachruddin
"ABSTRAK
Merupakan suatu kenyataan bahwa KUHP yang berlaku di Indonesia sekarang adalah warisan kolonial Belanda, yang walaupun berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1946 telah diadakan perubahan dan penambahan disesuaikan dengan hakekat kemaerdekaan, namun masih belum memenuhi kebutuhan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran hukum masyarakat yang berlandaskan Pancasila, sehingga secara berturut-turut diadakan perubahan dan penambahan lainnya hingga saat ini. Salah satu penambahan penting yang menyangkut masalah pemidanaan dalam KUHP adalah dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 20 Tahun 1946 tentang penambahan jenis pidana pokok baru yaitu pidana tutupan. Diadakannya jenis pidana ini tentu bukan tanpa sebab. la lahir karena situasi yang terjadi pada masa perjuangan menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan menghendakinya. Oleh karena itu, penerapannya pun berkaitan dengan terjadinya peristiwa politik yang melibatkan Para tokoh pejuang dan pemimpin kita, dalam hal menentukan strategi menghadapi agresi Belanda, yang kemudian dikenal dengan "Peristiwa 3 Juli 1946". Melalui Mahkamah Militer Agung yang bersidang di Jogyakarta pada tahun 1948, terhadap mereka yang terlibat peristiwa tersebut dijatuhi pidana tutupan. Penjatuhan pidana tutupan menurut ketentuan Undang-Undang No.20 Tahun 1946 hanyalah ditujukan terhadap pelaku tindak pidana yang terdorong oleh maksud yang patut dihormati. Dalam perkembangannya pidana tutupan tidak pernah lagi diterapkan dalam praktek peradilan kita. Itulah sebabnya, ada pendapat para ahli yang meragukan manfaat pidana tersebut. Kendati demikian, dalam konteks pembaharuan hukum pidana nasional, khususnya dalam penyusunan KUHP Baru, ternyata pidana tutupan yang merupakan pengganti pidana penjara itu masih tetap ingin dipertahankan keberadaannya. Sementara itu, dalam perkembangan pidana penjara dewasa ini tampak kecenderungan ditempuhnya kebijakan penggunaan yang selektif dan limitatif sebagai upaya untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkannya. Dikaitkan dengan pidana tutupan, ternyata kebijakan penggunaan pidana penjara itu tidak relevan diterapkan terhadap pidana tutupan, karena bertentangan dengan tujuan pidana tutupan yang menghendaki penerapan pidana yang bersifat custodial."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Sulistyo
"Penelitian ini membahas tentang kelestarian lingkungan pada Kampung Adat Sunda Kawasan Gunung Halimun Selatan. Kampung Adat Cengkuk adalah salah satu kampung pengikut yang mengikuti tradisi atau Kasepuhan Ciptagelar dalam pengelolaan lingkungan. Faktor dari dalam dan luar kampung menyebabkan deforestasi hutan alam rata-rata sekitar 6-8% per tahun. Pertambahan penduduk kampung mencapai rata-rata 5,35% per tahun dikategorikan sangat padat. Tradisi atau adat Kasepuhan masih dianut warga kampung dengan menjaga hutan tutupan (leuweung tutupan) di sebelah selatan Kampung hanya untuk kegiatan subsistensi. Perubahan sosio-kultur terjadi pada masyarakat dengan tidak melakukan kegiatan berladang di hutan (outer island agriculture)tetapi lebih kepada kegiatan bertani di sawah (wet rice cultivation). Pengurangan pada proses dan kegiatan upacara, yang semula delapan upacara daur ladang menjadi lima upacara daur sawah. Kegiatan yang profan lebih banyak pada pengembangan komoditas tanaman ekonomi di kebun-talun. Pola keruangan dalam aspek kelestarian lingkungan juga masih menempatkan posisi; gunung-pemukiman-sungai; kampung inti-kampung pengikut. Kampung yang secara geografis lebih tinggi memiliki tradisi yang lebih ketat dibandingkan dengan kampung yang lebih rendah.

This research focused on the etemality of environment of indigenous Sunda Village of Kasepuhan Ciptagelar at Southem Halimun Mountain. The indigenous of Cengkuk Village was one compose of several cluster villages who still follow the tradition or Kasepuhan Ciptagelar in environmental management. There were internal factors and external factors led to deforestation of natural forests on average around 6-8% per year. The growth of population which was rise up until 5,35% per year was categorized as extremely dense. Kasepuhan indigenous tradition in people at the south of the village is still practicing by protecting forestland (leuweung tutupan) only for their subsistence. Social-culture changes were occurring in the community with no agricultural activities in the forest (outer island agriculture), but agricultural activities in the field (wet rice cultivation). Reduction ln process and ceremonial activities also happened, which was originally held eight ceremonial outer island agriculture rituals into five ceremonial of wet rice cultivation. More profane activities were developing economic crops in kebun-talun. The spatial pattern in environmental aspect was still having position; mountain-settlement-river; the main indigenous village of Kasepuhan-and the compose of several cluster villages. Indigenous villages that were geographically higher usually have more stricted tradition than the lower one."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T33237
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Skripsi ini membahas pola sebaran sedimen tersuspensi pada periode tahun 2000-
2009. Sedimen tersuspensi di peroleh dari pengolahan data citra Landsat 7 ETM
dengan menerapkan formula algoritma sedimen tersuspensi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai konsentrasi sedimen tersuspensi
pada periode tahun yang berbeda. Faktor yang berpengaruh terhadap sebaran
sedimen dilihat berdasarkan curah hujan dan tutupan lahan di DTA Maninjau.
Hasil penelitian diperkuat dengan uji statistik Regresi Linear yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara jarak tepi danau dengan nilai konsentrasi sedimen
tersuspensi. Semakin jauh dari tepi danau ke arah perairan tengah danau, maka
akan semakin berkurang nilai konsentrasi sedimennya."
Universitas Indonesia, 2010
S34182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Rai Suma Intari
"The information about bird community and response guild of each species are required for calculating the ecosystem health in Nusa Penida Island. At present time, the facts about bird species in the island has been known but not the response guild. Respose guild considered necessary to construct a Bird Community Index, thus we can make judgement on the ecosystem health in that region.
Base of this research is animal ecology and ecological indicators. The aims are to develop a regional index of biotic integrity based on bird community composition, apply the index to a probability-based sample of field sites to verify the proportion of the study area exhibiting various categories of biotic integrity, determine the combination of landscape configuration and local vegetation variables that are associated with different levels of biotic integrity, and to verify the bird community index with independent data collected from the same sample locations. The research was held on two parts, from March -May and July - September 2010 on Nusa Penida Island.
This study is classified as a non-experimental study. Point count along the transect was used to collect the information of bird community. The Landsat satellite imagery was personalized by supervised method and overlay with sampling points coordinat. The image was enhanched by buffered the sampling points coordinat 500 m that intersect with landscape configurations to reveal the proportion of land cover type each sampling points. The enhanched imagery was done using ArcGIS 9.3. Linear regression by stepwise method was used to identify the association along with land cover category and bird community. Statistic calculations were counted using SPSS 17.0. The instruments are binocular [Bushnell] 10 x 50, GPS [Garmin 76 CSX], rollmeter, digital camera [Sony DSC P-150], watch, field guide book, note book, pencil, and an image from Landsat satellite path 116 row 66.
The result for bird community on first part of the research are eleven sites classified as high integrity, thirty five sites as moderate integrity, and five sites as low integrity. On the second part of the study showed that four sites as highest integrity, twenty three sites as high integrity, and twenty four sites as moderate integrity. Nevertheless, not all land cover and vegetation variables were significant different on each integrity category.
The conclusions are bird community index in Nusa Penida Island devided into three category, high, moderate, and low; there is a connection between bird community index and disturbance levels; the BCI that used to rank the environmental condition appropriate to land cover in that area; and landscape configuration combination has relationship with every level of biotic integrity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29774
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Sebagai elemen penting dalam suatu landscape (bentang alam)
perkotaan, maka pohon peneduh jalan tidak dapat dihiraukan keberadaanya.
Keberadaan tutupan tajuk pohon peneduh jalan dengan tutupan tajuk
merupakan salah satu indikator dari sustainability hutan kota. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat karakteristik pohon peneduh jalan yang ada di
Setiabudi dan mengetahui jumlah proporsi tutupan tajuk terhadap jalan dan
non jalan pada tiap region penggunaan tanahnya. Untuk mengetahui
karakteristik pohon peneduh jalan dilakukan dengan cara survey lapang
dengan peta dan GPS, dan untuk mengetahui proporsi tutupan tajuk pohon
peneduh jalan dengan cara buffer diameter rata-rata tajuk (average crown
spread). Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik pohon peneduh
jalan pada region CBD dengan region permukiman sama, yaitu ; pohon yang
mendominasi adalah pohon dengan diameter kecil, tinggi pohon termasuk
kelas pendek, kondisi pohon baik, dan dengan tutupan akar tanah dan
rumput. Proporsi tutupan tajuk pohon pada jalan yang terbesar terdapat
pada region Permukiman Teratur Setiabudi. Proporsi tutupan tajuk pohon
peneduh jalan terhadap luas region terbesar terdapat pada region CBD Satrio
dan region Waduk."
Universitas Indonesia, 2006
S34091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habsari Ingesti Widati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai validasi lapangan persebaran spasial lamun menggunakan teknologi penginderaan jauh di perairan pantai barat Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur perlu dilakukan untuk memberikan informasi dan data ilmiah mengenai padang lamun di Perairan Pantai Barat Pulau Rote. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis lamun, persentase tutupan padang lamun, dan persebaran spasial lamun. Penelitian ini telah dilakukan pada 31 Oktober--5 November 2016. Metode penelitian yang digunakan antara lain purposive sampling, metode transek garis kuadrat, dan pengolahan citra landsat 8 OLI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis lamun terdiri atas tujuh jenis dari enam marga. Persentase tutupan lamun tertinggi 76,22 di stasiun kedua dan terendah 66,67 di stasiun ketiga. Hasil klasifikasi citra terhadap validasi lapangan memiliki nilai uji akurasi 73 .

ABSTRACT
Research on field validation of seagrass spatial distribution using remote sensing technology in west coast of Rote Island, Rote Ndao Regency, East Nusa Tenggara, to provide information and scientific data regarding the seagrass pastures in the waters of the West coast of Rote Island. Such research aims to find out the composition of the type of seagrass, coverage percentage seagrass, and seagrass spatial distribution. This research has been conducted on October 31st November 5th 2016. Research methods used purposive sampling, the method is quadrat line transect, and processing landsat 8 OLI. The results showed that the composition of the type of seagrass consisting of seven species in six genus. The highest coverage percentage of seagrass 76,22 in the second stations and the lowest coverage percentage of seagrass 66,67 in the third stations. Image classification results toward validation field has a value of test accuracy 73."
2017
S66445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Salsabila Hartin
"ABSTRAK
Disahkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 1946 menambah daftar hukuman pokok dalam Pasal 10 huruf a Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP dengan pidana tutupan. Pasal ini menghadirkan pilihan sanksi baru bagi Hakim untuk mengadili orang yang melakukan kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara, karena terdorong oleh maksud yang patut dihormati. Sejarah mencatatkan pidana tutupan pernah dijatuhkan satu kali oleh Mahkamah Tentara Agung di Yogyakarta pada 1948. Setelah itu, pidana tutupan tidak pernah lagi sekalipun diterapkan di Indonesia, baik oleh badan peradilan umum maupun badan peradilan militer. Ketiadaan kriteria maksud yang patut dihormati menyebabkan ketidakjelasan ukuran objektif dalam penjatuhan pidana tutupan ini. Meskipun demikian, perumus Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana berpendapat bahwa pidana tutupan dibutuhkan keberadaannya dalam hukum pidana Indonesia. Skripsi ini berusaha menemukan pemaknaan maksud yang patut dihormati sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 1946 tentang Hukuman Tutupan dan RKUHP melalui analisis dari putusan pengadilan, dokumen-dokumen historis, serta dilengkapi dengan wawancara ke pihak-pihak terkait, di samping membandingkan keberadaan ketentuan tersebut dengan ketentuan serupa di Jerman dan Jepang.

ABSTRACT
The enactment of Law Number 20 of 1946 has added pidana tutupan in the list of criminal sanction in Article 10 a of Penal Code. This article provides new sanction to sentence the criminal who has done the actions driven by honorable purpose with pidana tutupan. It is historically written that pidana tutupan has been sentenced once by Military Supreme Court in Yogyakarta on 1948. However, pidana tutupan has never been applied anymore in Indonesia, neither by general courts or the military courts. The absence of criteria to identify the honorable purpose has obscured its objectivity as a crime punishment. Nevertheless, the drafter of the New Penal Code argues that the existence of pidana tutupan is needed in Indonesian criminal law. This thesis aims to figure out the definition of honorable purpose in the Law Number 20 of 1946 about Tutupan Punishment and in the new draft of Indonesian Penal Code through analyzing court decision, historical records, and interview to related parties as to complement other data. In addition, this thesis also compared the concept of pidana tutupan with similar punishments in Germany and Japan."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fadhillah
"Mangrove memiliki peran penting untuk melindungi pesisir dari gelombang besar dan mencegah erosi di pesisir dengan sistem perakarannya serta menjadi lahan pemijahan ikan dan udang bagi nelayan budidaya sehingga dapat meningkatkan perekonomian. Kabupaten Tangerang memiliki distribusi mangrove di sepanjang pesisir utara dalam bidang-bidang kecil. Ekosistem ini menghadapi tekanan yang tinggi akibat pertumbuhan penduduk dan pembangunan di sekitar pesisir dan pengaruh aktivitas alam. Penelitian ini bertujuan mengamati perubahan distribusi dan luas area serta kerapatan tajuk mangrove secara spasial dan temporal di muara-muara sungai di Kabupaten Tangerang tahun 1997 hingga 2017 dengan metode penginderaan jauh dan mengidentifikasi faktor-faktor fisik dan non-fisik yang berpengaruh terhadap perubahannya. Hasil penelitian menunjukkan perubahan distribusi dan luas mangrove paling besar terjadi di muara Cipasilian pada periode 1997-2007 dan pada muara Cisadane pada periode 2007-2017 dan perubahan banyak terjadi pada mangrove yang berbatasan dengan lahan terbangun dan tambak. Kerapatan tajuk mangrove rata-rata di Kabupaten Tangerang 0,18 dan termasuk dalam klasifikasi sangat jarang. Aktivitas manusia yang dinamis pada wilayah pesisir seperti kegiatan perikanan budidaya tambak memberikan dampak secara langsung pada sebaran dan luasan ekosistem mangrove.
......
Mangroves have an important role to protect the coast from large waves and prevent coastal erosion by its root system and become a spawning ground for fish and shrimp for cultivated fishermen, so that economy will be increased. Tangerang Regency have mangrove distribution along the northern coast in small areas. This ecosystem faces high pressure due to population growth and development around the coast and the influence of natural activities. The objective of this research is to spatially and temporally observe the distribution change, extent area and canopy density of mangrove at river estuaries in Tangerang Regency 1997 to 2017 with remote sensing method and identify physical and non physical factors that influence that change. The results showed that the biggest change of mangrove distribution and extent area occurred in Cipasilian estuary in 1997 2007 period and at Cisadane estuary in 2007 2017 period and many changes occurred in mangrove that borders with built area and fishponds. The average mangrove density in Tangerang is 0.18 and its classified as very low density. Dynamic human activity in coastal areas such as aquaculture activities of fishponds directly impact on the distribution and extent of mangrove ecosystems."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhandy Septian Wiratama
"Estuari adalah wilayah yang berproduktivitas tinggi pada wilayah perairan karena merupakan wilayah pertemuan perairan laut dan sungai yang dapat membawa banyak material dari daerah aliran sungai disekitarnya. Produktivitas tinggi di wilayah estuaria disebabkan adanya organisme produsen seperti fitoplankton yang dapat mempengaruhi produktivitas primer dalam wilayah perairan. Estuari Cimandiri merupakan wilayah estuari terbesar dan memiliki produktifitas pada perairannya yang tinggi di Kabupaten Sukabumi. Maka dari itu perlu diperhatikannya faktor yang berpengaruh terhadap ekosistem estuari disekitarnya. Faktor oseanografis perlu juga diperhatikan seperti salinitas, padatan tersuspensi dan arus pasang surut permukaan serta nilai konsentrasi klorofil-a untuk indikasi keberadaan fitoplankton. Kondisi daeah aliran juga perlu diperhatikan seperti tutupan lahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh faktor oseanografis perairan estuari cimandiri dan perubahan tutupan lahan di daerah aliran sungai cimandiri terhadap kondisi produktivitas perairannya seperti persebaran fitoplankton di estuari cimandiri. Metode yang digunakan menggunakan metode analisis spasial melalui pengolahan data pengindraan jauh dengan citra Sentinel2 pada tahun 2016 - 2020 yang didukung dengan data hasil validasi lapangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebaran fitoplankton lebih dipengaruhi oleh faktor oseanografis seperti salinitas, muatan padatan tersuspensi dan arus pasang surut permukaan laut sedangkan untuk perubahan tutupan lahan yang terjadi tidak terlalu signifikan di D.A Cimandiri membuat faktor dari perubahan lahan tidak terlalu signifikan berpengaruh terhadap sebaran fitoplankton yang terdapat pada estuari cimandiri.
......
An estuary is a region with high waters productivity because it is a confluence between sea and river waters that can carry a lot of material from the surrounding watersheds. High productivity in the estuary region is due to the presence of organisms producer such as phytoplankton that can affect primary productivity in water areas. Cimandiri Estuary is the largest and more productive estuary region in Sukabumi Regency. According to it, the factor can influence the ecosystem of Cimandiri estuary it is necessary to pay attention to the surrounding ecosystems. The oceanographic factors need to be considered, such as salinity, suspended solids, tidal currents, and the value of chlorophyll-a concentration to indicate the presence of phytoplankton and also physical factors such as land cover around the watershed.
This study aims to detect the effect of land cover changes in cimandiri watershed toward oceanographic conditions that affected the distribution of phytoplankton. The method used spatial analysis method through processing remote sensing data with Sentinel-2 imagery in 2016 - 2020 which is supported by data field validation. The results showed that the distribution of phytoplankton was more influenced by oceanographic factors such as salinity, suspended solids, and tidal currents. Land cover changes are not too significant to occur in Cimandiri watershed this makes the factor of land changes not too significantly affected the distribution of phytoplankton contained in the cimandiri estuary."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>