Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soehianto
"Seorang investor pasti menginginkan return yang setinggi-tingginya atas investasi yang dilakukan. Seorang penjual pasti menginginkan keuntungan yang setinggi-tingginya. Seorang pembeli juga menginginkan cara membeli yang paling menguntungkan. Keinginan-keinginan dari investor, penjual mau pun pembeli tersebut akan mengantarkan kepada pilihan.
Investor mungkin akan memilih salah satu dari belJerapa instrumen investasi yang ada. Instrumen investasi misalnya adalah deposito berjangka, reksa dana, saham dan properti. Sementara itu P.enjual pasti menginginkan pembayaran secara kas dibandingkan kredit (berpiutang), karena dengan begitu dia akan bisa menggunakan ka~ yang diperolehnya untuk mengambil kesempatan lain yang akan menambah keuntungannya. Sebaliknya pembeli mungkin aktan memilih cara pembayaran kredit (berhutang),-karena dia akan bisa menggunakan ~erse iaan kasnya untuk hal-hal yang akan menghasilkan tambahan penda atan.
Dalam perkeml5angannya kemudian, ternyata pilihan-pilihan menjadi tidak sesederhana ilustrasi di atas, apalagi kalau transaksi yang dilakukan telah melewati batas-batas negara (internasional), di mana alat tukar berupa mata uang masing-masing negara akan mulai terlibat. Akibatnya, pilihan-pilihan menjadi semakin kompleks. Investor tidak lagi memiliki pilihan instrumeri investasi Rupiah, tetapi bertambah dengan instrumen investasi berdenominasi valas (foreign currency). Dernikian pula halnya dengan pembeli dan penjual, di mana mereka memiliki pilihan atas denominasi mata uang bagi hutang dan piutangnya. Namun begitu alat transaksi utama tetaplah Rupiah (home currency).
Adanya home currency dan foreign currency akan menimbulkan transaksi antar keduanya yang dinyatakan dalam exchange rate (nilai tukar atau kurs). Kurs Rupiah terhadap beberapa mata uang asing (valas) ditentukan oleh banyak faktor yang berhubungan dengan kondisi makro masing-masing negara. Akibatnya kurs bisa naik atau melemah dan bisa juga turun atau menguat.
Melihat kepada kenyataan itu, maka pada saat investor, penjual dan pembeli melakukan transaksi internasional, berarti posisi mereka terbuka terhadap resiko perubahan kurs tersebut apalagi kaiau perubahan kursnya mendadak (devaluasi), yang akan berakibat kepada kerugian yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, investor, penjual dan pembeli dituntut untuk tidak hanya bertindak secara konvensional seperti yang diuraikan di atas, namun dituntut pula untuk mengikuti perubahan kurs valuta asing dan berusaha untuk selalu meminimasi resiko yang mungkin timbul.
Rupiah terus mengalami depresiasi terhadap USD dengan depreciation rate yang berubah-ubah setiap tahun. Karena depresiasi yang berubah-ubah tersebut, seorang investor, penjual mau pun pembeli hams mampu memprediksi kemungkinan-kemungkinan lonjakan kurs pada saat-saat tertentu. Seorang investor mungkin tidak lagi menempatkan seluruh dananya dalam Rupiah, tetapi mulai melakukan portofolio dengan mengalokasikan sebagai dalam investasi USD. Seorang penjual mungkin hams memakai USD untuk menentukan harga produknya. Sedangkan seorang pembeli mungkin akan melakukan kontrak forward agar terhindar dari kewajiban USD yang melonjak di masa yang akan datang.
Serangkaian tindakan tersebut di atas tentunya tidak dapat dilakukan tanpa informasi yang tepat dan lengkap, baik melalui informasi yang dicari sendiri atau informasi yang diperoleh dari lembaga-lembaga yang kompeten di bidang i, misalnya bank. Dengan informasi yang diperoleh tersebut, investor, penjual dan pembeli tersebut akan dapat melakukan analisa dan bahkan melakukan prediksi atas kemungkinan-kemungkinan yang akan teijadi di masa datang.
Metode analisa yang dilakukan bisa bermacam-macam, namun salah satu yang paling tepat adalah dengan metode empiris, artinya melihat kepada pengalaman yang telah terjadi selama kurun waktu tertentu, sehingga ditemukan pola-pola perkembangan hubungan di antara variabel-variabel yang ada. Dari yang telah disinggung di atas, maka variabel-variabel tersebut adalah kurs dan tingkat bunga. Dalam pengamatan atas data dan informasi yang ada mungkin akan dapat ditemukan variabel yang lain: Kaitan-kaitan yang timbul di antara variabel-variabel tersebut diharapkan akan memberikan penjelasan mengenai pola-pola yang terjadi, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang berguna bagi keputusan suatu pilihan.
Investor, penjual dan pembeli adalah sebagian kecil dari aktor-aktor yang bermain dalam kekompleksan transaksi-transaksi yang melibatkan tingkat bunga dan - kurs mi. Dalam perkembangannya muncul banyak produk derivatif dari tingkat bunga dan kurs mi, yang tujuannya sebenarnya adalah untuk menghindari kerugian sebagai akibat pergerakan kurs. Kekompleksan tersebut mungkin belum ditangkap oleh investor, penjual dan pembeli di Indonesia. Oleh karena itu, transaksi yang masih dilakukan oleh sebagian besar dari mereka adalah transaksi yang mungkin telah digolongkan konvensional dalam perkembangan dunia keuangan yang semakin kompleks mi. Transaksi tersebut adalah investasi dalam deposito berjangka dan transaksi forward."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Swasti Pangestuning Ruum
"ABSTRAK
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PP PSTE) menyebutkan penyelenggara sistem elektronik untuk pelayanan dan non-pelayanan publik harus memiliki sertifikat elektronik. Sertifikat elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat tanda tangan elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh penyelenggara sertifikasi elektronik. Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) merupakan unit kerja di Badan Siber dan Sandi Negara yang memiliki tugas melaksanakan pemberian pelayanan penerbitan dan pengelolaan sertifikat elektronik.
Salah satu Indikator Sasaran Kegiatan BSrE adalah Persentase pemenuhan permintaan sertifikat elektronik. Berdasarkan data Laporan Kinerja BSrE tahun 2017 dan 2018, diketahui bahwa BSrE belum dapat memenuhi target dari indikator pemenuhan layanan sertifikasi elektronik dengan capaian nilai 87,50% pada tahun 2017 dan 93,90% pada tahun 2018 dengan target 100%. Hal ini berpengaruh pada IKU organisasi sebagai penentu ukuran keberhasilan sasaran strategis organisasi sehingga perlu adanya evaluasi kinerja organisasi. Dari hasil analisis menggunakan model 4P (People, Processes, Products/ Technology, dan Partners/ Suppliers) yang didefinisikan pada ITIL, salah satu instrumen kebijakan yang belum tersedia adalah dokumen Service Level Agreeement (SLA). Penelitian ini merupakan mixed method research dengan desain concurrent embedded atau campuran tidak berimbang dan kategori studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, studi dokumen, wawancara terhadap pejabat, pengelola layanan TI, serta perwakilan pengguna layanan. Hasil kesepakatan berupa dokumen SLA layanan BSrE. Dari penelitian ini diperoleh dokumen SLA layanan TI sesuai kondisi BSrE yang dapat membantu pencapaian Indikator Sasaran Kegiatan dan mendukung pencapaian Rencana Strategis BSSN.

ABSTRACT
Government Regulation Number 82 of 2012 concerning the Implementation of Electronic Systems and Electronic Transactions which states that the electronic system operators for ministries and non-ministries must have digital certificates. Digital certificates are certificates that show digital signatures and identities that indicate the status of legal subjects in Electronic Transactions issued by certificate authority. The Digital Certificate Office is a work unit in the National Cyber and Crypto Agency.
Government Regulation Number 82 of 2012 concerning the Implementation of Electronic Systems and Electronic Transactions which states that the electronic system operators for ministries and non-ministries must have digital certificates. Digital certificates are certificates that show digital signatures and identities that indicate the status of legal subjects in Electronic Transactions issued by certificate authority. The Digital Certificate Office is a work unit in the National Cyber and Crypto Agency."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fetnayeti
"ABSTRAK
Memperahankan nilai tukar ini BI sering melakukan operasi pasar sehingga
dikhawatirkan cadangan devisa akan terkuras untuk operasi pasar tsb. Akhirnya BI
menetapkan sistem nilal tukar mengambang terkendali dengan memberikan toleransi
devaluasi rupiah terhadap US$ sebesar 3-5%.
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui kinerja nilai tukar rupiah
terbadap mata uang negara mitra dagang utama. Negara mitra dagang utama yang
diambil adalah lima negara yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Singapura dan
China yang diambil dari laporan Litbang Depperindag.
Secara umum kinerja nilai tukar rupiah terhadap lima negara mitra dagang
utama cenderung melemah, kecuali untuk nilai tukar rupiah terbadap Rmb China
dimana nilai tukar rupiah cenderung menguat Kondisi ini terliliat dari perbandingan
hasil ramalan nilai tukar yang diperoleh dari perhitungan melalui Purchasing power
Parity (PPP) dan Interest Rate Parity (IRP) dengan nilai tukar rupiah yang
sesungguhnya terjadi di pasar. Keadaan membalik terjadi sejak tahun 1995 dimana
nilai tukar rupiah terlihat cenderung menguat terhadap US$, Yen, DM maupun dolar
Singapura.
Namun apa yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 adalah rupiah
mengalami goncangan di pasar sehingga menyebabkan kepanikan pelaku ekonomi
dan otoritas moneter di Indonesia. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi ini
telah menimbulkan rentetan penistiwa yang menimbulkan kerugian ekonomi baik
mikro maupun makro. Kondisi ini yang pada akhirnya otoritas moneter menetapkan
sistem nillai tukar mengambang dimana nilai tukar sepenuhnya diserahkan pada
kekuatan pasar.
lmplikasi dengan melemahnya rupiah terhadap mata uang asing terutama
US$ seharusnya memberikan momen yang tepat untuk meningkatkan ekspor
Indonesia. Karena salah satu permasalahan yang memperparah krisis mata uang
sekarang adalah buruknya kinerja neraca perdagangan, sedangkan cadangan devisa
merupakan kunci utama untuk mencegah kemelut mata uang.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handy Chandra
"ABSTRAK
Perdagangan dan hubungan antar negara menyebabkan pertukaran mata uang antar negara atau lebih dikenal dengan forex atau foreign exchange. Pasar mata uang memiliki kapitalisasi yang sangat besar,sehingga perdagangan mata uang ini telah menjadi salah satu pilihan investasi. Meskipun investasi dalam pasar mata uang adalah investasi yang beresiko tinggi atau high risk, akan tetapi investasi ini juga menjanjikan hasil yang tinggi atau high return. Banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan mata uang, salah satu faktor utamanya adalah berita fundamental. Berita fundamental adalah berita tentang kondisi perekonomian suatu negara.
Kesuksesan dalam perdagangan mata uang, para pelaku perdagangan mata uang harus memiliki kemampuan dalam melakukan analisis pergerakan mata uang. Pedagang mata uang harus menguasai analisis teknis dan analisis fundamental dalam melakukan analisis pergerakan mata uang. Namun pada kenyataannya banyak pelaku perdagangan mata uang mengalami kerugian besar yang disebabkan perbedaan persepsi antara pasar mata uang dengan analisis teknis maupun analisis fundamental yang telah dilakukan. Hal ini disebabkan karena analisis teknis dan analisis fundamental yang dilakukan bersifat konvensional dengan beberapa periode waktu saja. Dan disamping itu pedagang mata uang belum menguasai emosi dalam melakukan transaksi perdagangan mata uang.
Penelitian ini bertujuan membuat model pengambilan keputusan jual atau beli dengan menggunakan model data mining yang melibatkan data historis perdagangan masa lampu dan waktu dimana berita fundamental dikeluarkan oleh lembaga berwenang suatu negara. Dengan menggunakan data historis ini akan dibuatkan model data mining dalam pengambilan keputusan perdagangan tanpa melibatkan manusia. Metode data mining yang dipergunakan adalah Support Vector Machine (SVM) dalam melakukan klasifikasi dan pengenalan pola. SVM ini akan dipergunakan untuk mengambil keputusan jual atau beli berdasarkan indikator teknis dan waktu pengumuman berita fundamental dikeluarkan.

ABSTRACT
Trade relations between the state and led to cross-border currency exchange or better known as foreign exchange. The currency market has a very large capitalization, so that currency trading has become one of the investment options. Although the investment in the currency market is a high risk investment, but these investments also promises high yield or high return. Many factors affect currency movements, one of the main factors is the fundamental news. Fundamental news is news about the condition of the economy of a country. Currency traders use fundamental news as an indicator to predict the economic conditions of a country and its effect on the country's currency.
Success in currency trading, currency traders should have the ability to perform analysis of currency movements. Currency traders must master the technical analysis and fundamental analysis in the analysis of currency movements. But in fact many currency traders suffered huge losses due to the difference in perception between the currency markets with technical analysis and fundamental analysis has been done. This is due to the technical analysis and fundamental analysis is conventional with some periods of time. And besides that currency traders have not mastered the emotion in the transaction currency trading.
This research aims to create a model of selling or buying decisions using data mining models that involve historical data and trading period of time where the fundamental news issued by the authority of a country. By using this historical data will be creating data mining models in decision making without human involvement. The data mining method used is the Support Vector Machine (SVM) to do classification and pattern recognition. SVM will be used to make a decision to sell or buy based on technical indicators and fundamental news announcements released time.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grubel, Herbert G.
London: Lexington Books, 1973
332.57 GRU e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Felicia Indriani
"Laporan magang ini mengevaluasi penyusunan laporan keuangan interim PT Green dan proses translasi laporan keuangan dalam mata uang asing untuk konsolidasi dengan induk perusahaan sesuai dengan standar akuntansi keuangan. PT Green merupakan perusahaan pengelolaan gedung di Jakarta, yang memiliki induk perusahaan di Singapura. Berdasarkan hasil evaluasi, penyusunan laporan keuangan interim PT Green masih tidak sesuai dengan PSAK 03 Laporan Keuangan Interim, karena tidak dibuat laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Translasi laporan keuangan PT Green ke dalam mata uang USD untuk tujuan konsolidasi juga belum dilakukan sesuai dengan PSAK 10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, karena perusahaan tidak mencatat transaksinya dengan menggunakan mata uang fungsional sehingga terdapat potensi perhitungan selisih kurs dari transaksi atau penjabaran laporan keuangan tidak akurat.

This internship report evaluates the preparation of PT Green`s interim financial statements and the translation process of the financial statement in foreign currency for consolidation with the parent company in accordance with financial accounting standards. PT Green is a building management company in Jakarta, which has a parent company in Singapore. Based on the evaluation results, the compilation of PT Green interim financial statements are still not in accordance with PSAK 03 of the Interim Financial Statements, because there are no statement of changes in equity, cash flow statement, and notes to the financial statements. The translation of PT Green`s financial statements into USD for consolidation purposes has also not been carried out in accordance with PSAK 10 on the Effects of Changes in Foreign Exchange Rates, because company does not record transactions using functional currencies so there is a potential for inaccuracies in calculating foreign exchange differences from transactions or translating the financial statements."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library