Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
"Wilayah Ubud berlokasi di daerah Bali bagian tengah memiliki kelebihan tersendiri dari wilayah-wi|ayah yang lainnya yang ada di daerah Bali. Wilayah ubud ini terdapat beberapa desa kerajinan dan kesenian dengan seniman-seniman tabuh dan tarinya begitu juga dengan kesenian lukisnya yang bermotif tradisional dan modem. Dengan demikian wilayah Ubud sendiri sangat terkenal sebagai pusat perkembangan seni lukis dan kesenian lainnya di Bali. Berkembangnya kepariwisataan di daerah Ubud sudah tentu akan mempengamhi keberadaan kesenian tradisional di daerah tersebut. Modernisasi telah mengakibatkan terjadinya perubahan yang membawa dampak dalam kehidupan masyarakat Ubud khususnya dalam bidang kesenian diantaranya seni lukis, seni tari, seni labuh, seni patung dan berbagai jenis kesenian lainnya . Aktivitas seni yang dilakukan oleh masyarakat daerah Ubud merupakan kesenian tradisional yang mencerminkan kepribadian masyarakat yang bernafaskan “ Agama Hindu “."
JPSNT 20:1 (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Vickers, Adrian, 1958-
"In Bali, heritage is more-or-less synonymous with tradition. The popular view of what constitutes Balis heritage tends to focus on the village and wider district of Ubud. Through examining at the strategies employed by the lords of Ubud during the middle part of the twentieth century, we can better understand how the image of heritage sites is created. In the case of Ubud, the construction of centre of tradition was carried out through alliances with local artists and with expatriates, notably Rudolf Bonnet. The latter were able to mobilize publicity and networks to attract resources and elevate the districts reputation."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2019
909 UI-WACANA 20:2 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sarojini Imran
Bekasi: Gramata Publishing, 2016
727.6 SAR w
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ni Made Ruastiti
"
ABSTRAKTujuan penelitian ini dilakukan untuk memahami makna Tari Sang Hyang Dedari yang kini sering disajikan dalam konteks pariwisata di Puri Saren Agung Ubud, Bali. Padahal Tari Sang Hyang Dedari merupakan sebuah tari upacara untuk memohon keselamatan bagi masyarakat setempat. Sebagai sebuah tari upacara, Tari Sang Hyang Dedari semestinya hanya disajikan di pura dalam konteks upacara saja. Namun kenyataannya di Puri Saren Agung Ubud berbeda. Untuk itu, penelitian yang berlokasi di Puri Saren Agung Ubud ini akan mengkaji permasalahan tentang: (1) mengapa Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata?; (2) bagaimana mereka menyajikan?; dan (3) bagaimana Puri Saren Agung Ubud memaknai Tari Sang Hyang Dedari tersebut?
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dalam perspektif cultural studies yang dianalisis dengan teori dekonstruksi, teori estetika postmodern, teori praktik, dan teori relasi kuasa pengetahuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata karena dilatari adanya peluang pasar yakni berkembangnya industri pariwisata di Ubud serta adanya potensi kesenian masyarakat yang memadai untuk menampilkan seni pertunjukan pariwisata (2) Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari untuk pariwisata dalam bentuk tari kreasi baru pelegongan yang konsep penciptaannya merupakan pengembangan bentuk estetika pertunjukan Tari Sang Hyang Dedari untuk upacara; (3) Puri Saren Agung Ubud memaknai pertunjukan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata terebut sebagai sebuah kreativitas seni, produk pariwisata bernilai ekonomi, sebagai pengikat relasi sosial masyarakat yang berimplikasi pada pelestarian seni pertunjukan tradisional di daerah tersebut pada era global."
Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:2 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library