Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azyumardi Azra
Jakarta: Prenada Media, 2004
297.9 AZY j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Rizal
"Penelitian mengenai Persatuan Ulama Seluruh Aceh pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia 1945 ? 1949 ini ditujukan untuk melengkapi penulisan tentang Ulama Aceh yang telah ada sebelumnya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penelitian ini hanya menggunakan sumbersumber tertulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ulama Aceh telah dapat berorganisasi dengan baik yang dibuktikan dengan berdirinya Persatuan Ulama Seluruh Aceh pada 5 Mei 1939 di Matang Glumpangdua. Pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia 1945 ? 1949, PUSA bersama rakyat Aceh dan pemerintah secara aktif ikut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada awal kemerdekaan mereka/Ulama PUSA memberantas para penentang prolamasi yaitu Teuku Daud Cumbok dan pengikut-pengikutnya yang mengharapkan Belanda kembali datang dan mengatur Aceh. Selain itu PUSA yang memegang pemerintahan di Aceh selama masa revolusi juga mengatasi gerakan perlawanan terhadap pemerintah di Aceh yang terkenal dengan Gerakan Sayid Ali. Dalam bidang agama, PUSA meluruskan kegiatan beribadah penganut Islam dengan memberantas praktik salik buta yang mereka nilai menyesatkan masyarakat serta melarang adanya kegiatan-kegiatan beribadah yang dianggap tidak sesuai dengan Al Quran dan Hadits, seperti pelaksanaan perayaan Maulid Nabi dan peringatan kematian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12432
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Margynata Kurnia Putra
"Tesis ini merupakan rekonstruksi terhadap peran kiai dalam menghadapi suatu ujian yang sulit, yaitu mengenai kemampuan otoritas kiai saat berhadapan dengan kekuatan perubahan yang besar, mulai dari sistem pemerintahan hingga sektor ekonomi masyarakat. Tesis ini bermaksud untuk menganalisa ulang titik tekan konsep peran kiai sebagai ?makelar budaya? dalam periode kekinian. Berdasarkan analisa terhadap beberapa sumber informasi, ditemukan pola-pola adaptasi peran kiai yang menggambarkan perannya sebagai seorang pemilik otoritas di bidang agama sekaligus politik. Dari rangkaian analisa tersebut, akhirnya ditemukan satu kesimpulanmengenai penyempitan otoritas kiai dalam bidang politik terkait dengan perannya sebagai?makelar budaya?

The focus of this thesis is the reconstruction of kiai?s role to face a big challenge, that is about the ability of his authority to face up to a huge power of change, starting from the change of governmental system to economic society sector. The aim of this thesis is to reanalyze the emphasize of the kiai?s role as a ?cultural broker? in nowadays. Based on the analysis from several source of information, was found the adaptation forms of kiai?s role that describing his role as the owner of religion and political authority. From the analysis combination, finally found a conclusion about the tight squeeze of kiai?s authority in politic, related to his role as a ?cultural broker?."
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29281
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2009
922.97 BIO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lamongan: Unisda, 2012
324.2 IKA h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Muflihah
"Menurut beberapa Hadis Nabi Muhammad s.a.w. yang diriwayatkan oleh para perawi yang dapat dipercaya, bahwa Islam yang diakui oleh Nabi Muhammad s.a.w. adalah golongan yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad s.a.w. dan para sahabatnya. Golongan ini lebih dikenal dengan sebutan kelompok ahli_ sunnah wal jamaah. Maka, dalam penyebarannya, agama Islam muncul dalam berbagai bentuk dan mengaku kelompok Ahli sun_nah wal jamaah yang datang dari berbagai penjuru dunia. Hal inipun dialami oleh penduduk Indonesia, khususnya pemeluk agama Islam. Selain itu, Islam juga bertemu dengan berbagai macam kebudayaan, yang sudah terlebih dahulu dikenal oleh masya_rakat setempat. Pertemuan Islam dengan kebudayaan atau ke_percayaan masyarakat setempat tersebut tidak dapat dihinda_ri. Karena suatu masyarakat betapapun rendah dan terasing_nya, biasanya sudah berkebudayaan tertentu dan menganut ke percayaan tertentu. Akibat pertemuan dua unsur tersebut, ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi. Pertama, nilai baru men_jadi dominan dan nilai lama menjadi hilang. Kedua, nilai lama tetap dominan dan nilai baru tidak bisa diterima. Ketiga, kedua nilai saling mengisi atau berasimilasi de-ngan salah satu nilai sedikit lebih dominan. Ketika Islam masuk ke Indonesia, ia bertemu dengan agama Hindu/Budha dan kepercayaan lama lainnya. Hal ini dapat diketahui dengan adanya dua pendapat dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia, yaitu pendapat Sunan Giri dan Sunan Kalijaga. Penyebaran agama Islam yang diinginkan oleh Sunan Giri, yaitu dengan cara memberantas kepercayaan lama adat-istiadatnya dan menggantikannya dengan agama/ke-percayaan baru (Islam). Sedangkan cara yang diinginkan oleh Sunan Kalijaga, dengan memasukkan ajaran Islam ke dalam adat-istiadat/kepercayaan lama tanpa memberantasnya sekaligus. Dengan demikian, tersebarlah dua macam ajaran Islam di Indonesia, yang satu berkembang di daerah perkotaan dan satu lagi berkembang di daerah pedesaan. Nahdlatul Ulama adalah perkumpulan/organisasi kegamaan Islam yang mempunyai basis massa di daerah pedesaan. Melalui lembaga pendidikan Islam, Pesantren. Dan ter_nyata sebagian besar pendukung utama Nahdlatul Ulama adalah masyarakat santri, yang sedang menuntut dan mendalami ilmu agama di pondok pesantren. Mereka dengan tekun dan penuh disiplin menuntut ilmu agama di bawah bimbingan Pa_ra ulama. Para santri inilah yang nantinya akan menjadi penerus gerakan dan perjuangan Nahdlatul Ulama di masa mendatang. Karena Pesantren banyak terdapat di daerah pedesaan, maka ciri-ciri masyarakat desa sekitar pondok pesantren banyak menyerap pengaruh dari pondok pesantren tersebut. Hal ini disebabkan oleh kurangnya daya kreatifitas dan pengetahuan tentang agama dalam masyarakat pedesaan tersebut. Kebiasaan santri yang selalu taat dan patuh di bawah kewibawaan ulama mempengaruhi masyarakat desa di lingku_ngan pesantren. Sifat demikian menjadi sikap masyarakat desa yang selalu menunggu petunjuk dan bimbingan dari ula_ma sebagai pemimpin agama. Ciri masyarakat desa seperti ini merupakan tempat subur bagi peranan ulama. Maka, pera_nan ulama sebagai pemimpin informal (bukan pemerintahan) di desa sampai saat ini lebih menonjol dibanding unsur pimpinan lain.Uraian tersebut menunjukkan, bahwa pondok pesantren dan masyarakat desa mempunyai hubungan erat. Ciri dan hu_bungan ini, selanjutnya membentuk watak/ciri khas organisasi ini. Perwatakan tersebut terlihat, misalnya saja pa_da kekuatan Nahdlatul Ulama bukan terletak pada organisa sinya, melainkan pada solidaritas yang secara tradisional tertanam pada pendukungnya yang sebagian besar terdiri dari masyarakat santri pedesaan dan kiainya. Dengan demi_kian, utama dianggap sebagai pemeran utama baik dalam bidang keagamaan maupun bidang sosial. Karena Nahdlatul Ulama adalah perkumpulan dalam bi_dang keagamaan, maka salah satu motivasi lahirnya pun di_landasi oleh semangat keagamaan, yaitu mempertahankan pa-ham Ahli sunnah wal jamaah. Karena begitu kuatnya Nahdlatul Ulama memegang paham tersebut, maka setiap pembicaraan tentang jamiah ini, tidak dapat lepas dari mas'aiah Allisunnah wal jamaah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abu Hamid
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1994
922.97 ABU s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tudjimah
Jakarta: UI-Press, 1997
922.97 TUD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>