Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi secara spasial mengenai
persebaran dan luas tingkat kekritisan unsur hara tanah (Nitrogen, Phosfor, Kalium dan
pH) di Sub DAS Serayu Hulu Kabupaten Wonosobo. Hasil diperoleh bedasarkan uji
laboratorium sampel tanah yang diambil berdasarkan wilayah laju erosi potensial.
Dimana laju erosi potensial merupakan perhitungan dari beberapa variabel yang
mempengaruhinya yaitu erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang lereng, indeks
lereng, dan pengolahan serta manajemen lahan. Hasil analisis menunjukan bahwa
tingkat kekritisan unsur hara tanah memiliki pola yang mengikuti ketinggian nilai laju
erosi, dimana makin tinggi nilai laju potensial erosi tanah makin tinggi pula tingkat
kekritisan unsur hara tanahnya. Tingkat kekritisan unsur hara tanah dipengaruhi oleh
kondisi fisik wilayah seperti ketinggian, lereng, dan jenis tanah. Lahan kritis unsur
hara berasosiasi dengan nilai produktivitas lahan, terlihat pada nilai produktivitas lahan
yang semakin menurun bersamaan dengan tingginya tingkat kekritisan unsur hara
tanah yang ada."
Universitas Indonesia, 2010
S34135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilisha Putri Pertiwi
"Penelitian komunitas ikan yang tertangkap dengan jaring push net dan kaitannya dengan produksi serasah hutan mangrove di Pulau Panjang, Teluk Banten telah dilakukan pada bulan Oktober?Desember 2014 saat pasang purnama. Tujuan penelitian untuk melihat keanekaragaman dan komunitas ikan serta mengetahui besarnya serasah yang dilepas ke perairan laut dan hubungan antara C, N, P serasah dengan C, N, P Chandidae (famili ikan dominan dalam penelitian). Metode penangkapan ikan dengan push net secara manual dan pemasangan perangkap serasah berupa paralon yang mengarah ke perairan laut di Stasiun 1 dan 2. Hasil tangkapan ikan yaitu 1.770 individu (14 famili, 16 marga, dan 22 spesies). Jumlah terbanyak di Stasiun 1 (1.213) dan bulan November (749). Nilai H? di Stasiun 1 (0,71) dan 2 (0,81) adalah rendah dan sedang, didukung rendahnya nilai E dan tingginya D. Sebanyak 51% ikan yang tertangkap adalah Ambassis gymnocephalus dari famili Chandidae. Ikan komersial yang tertangkap yaitu dari famili Mugilidae dan Serranidae. Mayoritas ikan yang tertangkap juga merupakan ikan penetap sejati (true resident) yaitu berjumlah 1.248 ekor. Biomassa serasah dan Chandidae terbesar yaitu di bulan Desember (219,49 g dan 75,85 g). Sementara Stasiun 1 memberikan biomassa terbesar untuk serasah (162,99 g) dan Stasiun 2 untuk Chandidae (19,14 g). Nilai serasah terbanyak yang dilepas ke laut yaitu pada bulan Desember di Stasiun 1 (47,47 g/m³/s). Nilai koefisien relasi C, N, P serasah dengan C, N, P Chandidae memberikan hasil yang sama yaitu 0,999. Model regresi yang terbentuk berturutturut yaitu Chandidae = 0,889 C Serasah, Chandidae = 11,367 N Serasah, dan Chandidae = 5,407 P Serasah.

The research of fish community and its correlation with the production of mangrove forest litter in Panjang Island, Banten Bay had been conducted from October to December 2014 while spring tide. The research?s aim was to know the fish diversity and fish community, to identify mangrove litter?s value to the sea and correlation between C, N, P of mangrove litter and C, N, P of Chandidae (the biggest fish family captured). The method was used push net manually active and also water pipes were put to captured mangrove?s litter to the sea at Station 1 and 2. In total, 1770 species were captured (14 families, 16 genera, and 22 species), the most large number were at Station 1 and in November (1.213 and 749 individus). H? value at Station 1 was low (0,71), meanwhile at Station 2 was moderate (0,81). It supported by low E value. 51% fish captured was Ambassis gymnocephalus from Chandidae family. Economic value fish captured were Mugilidae and Serranidae. Mostly fish captured also were true resident fish (1.248). The biggest biomass of mangrove litter was been at Station 1 (162,99 g), while Chandidae was been at Station 2 (19,14 g). The biggest removed mangrove litter to the sea water was in December and Station 1 (47,47 g/m³/s). The Pearson correlation from C, N, P of mangrove litter and C, N, P of Chandidae gave the same value (0,999). The model of Linear Regression were Chandidae = 0,889 C Mangrove litter, Chandidae = 11,367 N Mangrove litter, dan Chandidae = 5,407 P Mangrove litter.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T44340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Suratin
"

Konversi hutan alam menjadi perkebunan kelapa sawit monokultur menyebabkan menurunnya kadar unsur hara. Terbatasnya pengetahuan, akses unsur hara, dan dukungan kelembagaan bagi pekebun kelapa sawit swadaya menimbulkan kompleksitas pada upaya mempertahankan keberlanjutan unsur hara pada perkebunan kelapa sawit di tanah mineral. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jaringan sosioekologis, akses informasi unsur hara, akses unsur hara, praktik pengelolaan unsur hara dan neraca unsur hara di perkebunan kelapa sawit swadaya. Peneliti menggunakan 5 metode yaitu Social Network Analysis untuk menganalisis struktur jaringan sosioekologis PKSS, Triad Census untuk mengukur stabilitas jaringan dan partisipasi PKSS pada jaringan, perhitungan neraca unsur hara dan Nutrient Use Efficiency untuk menganalisis keseimbangan unsur hara dan keberlanjutan ekologis, dan analisis Benefit Cost Ratio untuk menentukan kelayakan ekonomi. Hasil analisis menunjukkan bahwa praktik pengelolaan unsur hara di lokasi penelitian sangat rendah (IPH =0,63) akibat akses informasi unsur hara yang tergolong sedang (IAI=0,65) dan akses unsur hara yang rendah (IAH=0,37). Structural hole pada jaringan sosioekologis menyebabkan partisipasi PKSS pada proses interaksi pada jaringan sangat rendah (Indeks Partisipasi PKSS 0,13; Standar=0,59) dan stabilitas struktur jaringan sedang (Indeks Stabilitas Struktur Jaringan 0,39; Standar=0,76). Kendala tersebut menyebabkan tingkat pengetahuan PKSS pada sumber unsur hara anorganik lebih tinggi daripada sumber unsur hara organik, 52,29% PKSS tidak melakukan pemupukan; hanya 31,37% PKSS yang memperoleh akses pupuk bersubsidi, dan terjadi ekstrasi berlebihan pada unsur hara tanah. Unsur hara di perkebunan kelapa sawit swadaya tidak berkelanjutan karena tidak seimbangnya neraca unsur hara, tidak stabilnya jaringan sistem sosioekologis, dan sangat rendahnya partisipasi PKSS pada jaringan walaupun secara ekonomi perkebunan kelapa sawit tersebut layak (BCR=1,26).  Membentuk kelompok tani, mengembangkan kemitraan antara kelompok tani dengan jaringan ahli, membentuk kemitraan antara kelompok tani dengan perusahaan kelapa sawit, membentuk kemitraan dengan lembaga keuangan, dan meningkatkan aplikasi biomassa dan sumber unsur hara organik lain adalah intervensi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keberlanjutan unsur hara.


Conversion of natural habitat to oil palm plantation reduced soil nutrient contents. Limited smallholders’ knowledge, access to nutrients, and institution supports created complexity in efforts to maintain sustainability of socioecological system in the oil palm plantation in mineral soil. This research aimed to analyse the socioecological networks of the smallholders, access to information, access to nutrients, nutrients management practices and nutrients budget. I applied 5 methods: Social Network Analysis to analyse network structure, Triad Census to analyse network stability and smallholder’s participation, Soil Nutrient Budget Measurement and Nutrient Use Efficiency to measure nutrient balance and ecological sustainability, and Benefit Cost Ratio to estimate economic feasibility. Results of the research were: nutrient management practice was very low (IPH=0,63) as the impact of medium access to information (IAI =0,65) and low access to nutrients (IAH=0,37). Structural hole in the network contributed to the very low level of smallholders’ participation in the network (Smallholders Participation Index 0.13 of the standard 0.59) and medium level of network stability (Structure Stability Index 0.39 of the standard 0.79). As a results, the level of smallholders’ knowledge about inorganic fartilizer is higher (100%) than the organic (<100%), 52.29% (N=153) of the smallholders were not fertilized their plots, 31.37% (N=153) of the smallholders that have access to subsidized fertilizers, and soil nutrient mining occurred in the field. The socioecological system at the independent oil palm plantation was unsustainable due to soil nutrient imbalances, instability of the network structure, and limited the smallholders’ participation in the network although they are economically feasible (BCR=1.26). Imbalances of nutrients in the smallholder managed oil palm plantation can be addressed by forming smallholders’ group, developing partnership between the group and expert network, building the group partnership with oil palm plantation, creating partnership between the groups and the financial institutions; and increasing input of biomasses and other organic nutrient sources.

 

"
2019
T52662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library