Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Abel Yudo Prakoso
"
ABSTRAKArtikel ini mengkaji tentang bagaimana karyawan melakukan mobilitas sosial ke atas di perusahaan perbankan X. Studi-studi sebelumnya memperlihatkan bahwa seseorang melakukan mobilitas sosial ke atas melalui cara pendidikan formal, jaringan sosial, latar belakang keluarga, lamanya berorganisasi, dan status sosial orang tua. Argumentasi dalam tulisan ini bahwa selain cara-cara tersebut terdapat cara lain yaitu mutasi dan pelatihan sebagai alat mobilitas sosial ke atas. Artikel ini dilakukan pada karyawan di perusahaan perbankan X karena tingkat kompetisi yang cukup ketat untuk menjadi manager dan eksekutif. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kriteria informan pernah mengikuti pelatihan, serta dimutasi oleh perusahaan dan mengalami peningkatan tingkat jabatan. Studi ini akan mencari informasi tambahan mengenai aktor yang memutasi guna triangulasi data.
ABSTRACTThis article discuss about how employees perform upward social mobility in X banking companies . The Previous studies discuss formal education, social networking, family background, ever organise, and social status of parents as a tools of social mobility. Argument in this article beside those factors there are another tools that mutation and training as a tools of social mobility. This article was conducted on employees at X banking companies because the level of competition that is tight enough to become manager and executive. This article uses a qualitative method with the criteria of informants who have atended in training, as well as mutated by the company and already has a social mobility increase the job level . This study will seek for additional information about the actors who did mutation in X banking companies to triangulation data."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Weni Lidya Sukma
"Saat ini pasar kerja didominasi oleh pekerjaan informal sedangkan kondisi pekerjaan mereka cenderung tidak layak, sehingga diperlukan upaya untuk menyediakan pekerjaan layak. ILO melalui Recommendation 204 menyampaikan tentang pentingnya formalisasi pekerjaan informal sebagai salah satu upaya menciptakan pekerjaan yang layak untuk semua. Namun memasuki pekerjaan formal dari pekerjaan informal tidak dapat terjadi dengan mudah. Mereka harus menghadapi beberapa halangan berupa regulasi yang kaku, pajak, dan pelayanan sektor publik yang tidak baik. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan kesempatan bagi pekerja informal untuk mengakses keuangan, barang modal, maupun akses infrastruktur yang menunjang. Melalui kerangka pilihan pekerjaan, penelitian ini akan menganalisis pengaruh dari pekerjaan orang tua terhadap pekerjaan anak. Dalam hal ini, yang akan dianalisis adalah pengaruh mobilitas status pekerjaan dari pekerjaan informal ke pekerjaan formal dan sebaliknya. Dengan menggunakan data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS), gambaran tenaga kerja Indonesia menunjukkan sebagian besar pekerja adalah orang yang tidak mengalami mobilitas pekerjaan. Hasil marginal effects dari regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa hanya pengalaman mobilitas status pekerjaan ayah yang dapat memengaruhi mobilitas status pekerjaan anak. Ayah yang menjadi stayer dan mengalami upward mobility akan memberikan peluang lebih besar bagi anak untuk menjadi stayer dan peluang lebih kecil untuk melakukan downward mobility. Selain itu juga ditemukan bahwa karakteristik perkawinan dan keberadaan anak dalam rumah tangga akan memengaruhi mobilitas status pekerjaan anak yang tinggal bersama ibunya dan tidak memberikan pengaruh pada mobilitas status pekerjaan anak yang tinggal bersama ayahnya. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa tantangan struktural masih tetap terjadi untuk melakukan transisi ke pekerjaan formal. Dari generasi orang tua sampai dengan generasi anaknya, masalah akses ke pekerjaan formal masih tetap bertahan.
This time, the labor market is dominated by informal jobs while their jobs are decent. Required feasible to provide decent work, ILO through Recommendation 204 conveys the importance of formalizing informal work as one of the efforts to develop decent work for all. But moving formal jobs from informal jobs cannot be done easily. They have to deal with several obstacles consisting of rigid regulations, taxes, and bad public service. This can lead to an imbalance of opportunities for informal workers to access finance, capital goods, and also access supporting infrastructure. Through job choice, this study will analyze the work of parents on children's work. In this case, what will be used is work mobility status from informal jobs to formal employment and vice versa. Using data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS), the description of Indonesian workforce shows more than half of workers were stayers. The results of the marginal effects on multinomial logistic regression only indicate the father's mobility status which can affect the child's mobility status. Fathers who is stayer and experience in upward mobility will provide greater opportunities for children being stayer and less opportunities to downward mobility. In addition, it is also found that the marital status and children existence in the household will affect the mobility status of children living together with mother and not affect the mobility status of children living together with father. This study conclude about the structural challenges that are still being made to make the transition to formal work. From the generation of parents to generations of their children, the problem of access to formal employment still persists."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54712
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library