Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrianus John Richard
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi anak putus sekolah usia 16-18 tahun tingkat pendidikan SMA/SMK sederajat, terdiri dari faktor demografi, sosial dan ekonomi rumah tangga menggunakan data Susenas 2013 di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik biner diketahui bahwa jenis kelamin dan urutan kelahiran turut memengaruhi anak putus sekolah usia 16-18 tahun. Faktor terkuat dalam memengaruhi anak putus sekolah usia 16-18 tahun dalam penelitian ini adalah pendidikan ibu, daerah tempat tinggal desa-kota, dan status ekonomi rumah tangga. Temuan lain yang menarik adalah anak laki-laki memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk peluang putus sekolah dibandingkan anak perempuan.

The aim of this research is to study the factors that influence school dropouts aged 16 18 years the level of high school education SMA vocational equivalent SMK , consisting of demographic factors, social and economic households use on Susenas 2013 in Indonesia. Based on the results of binary logistic regression analysis known that the sex and birth order also affect school dropouts aged 16 18 years. The strongest factor in influencing school dropouts aged 16 18 in this study is the mother 39 s education, area of residence rural urban, and economic status of the household. Other interesting result is that boys have a higher tendency to drop out of school opportunities than girls.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yunita P. Sakul
"
ABSTRAK
Kedudukan individu di dalam di dalam keluarganya dapat mempengaruhi perkembangan
karakteristik kepribadiannya. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor tertentu
dalam keluarga yang berbeda pada tiap anak sesuai dengan posisinya, yang
mempengaruhi sikap dan perlakuan orangtua dan kakak/adik Perbedaan perlakuan ini
kemudian mempengaruhi persepsi anak mengenai posisinya dalam keluarga, serta
membentuk ciri khas tersendiri sesuai dengan posisi yang dipersepsinya.
Anak bungsu merupakan anak yang dilahirkan paling akhir di dalam keluarganya.
Orangtua dan kakak-kakak sering kali memperlakukan anak bungsu sebgai seserang
yang masih kecil dan perilu dilindungi. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan
kepribadian anak, sehingga ia dapat menampilkan karakteristik tertentu, seperti kurang
bertanggung jawab, ergantung pada orang lain, bersikap spontan, optimis, dan mudah
brtgaul. Hal ini dapat mempengaruhi cara individu berinteraksi selanjutnya dalam
kehidupan, seperti dalam perkawinan.
Umumnya individu yang telah dewasa dan menikah diharapkan untuk
menampilkan peran-peran tertentu, seperti peran sebgai suami/istri. Dalam perkawinan
tradisional, suami diharapkan untuk mencari nafkah dan bertindak sebagai kepala
keluarga, sedangkan istri tinggal di rumah danbertanggung hawab terhadap pengasuhan
anak. Sebagai anak paling kecil dan terbiasa dibantu oleh orang lain, laki-laki
bungsu tampaknya akan memiliki kesulitan yang lebih besar dalam menyesuaikan diri
terhadap perannya sebagai suami. Hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui
mengenai gambaran karakteristik anak bungsu dan bagaimana perannya sebagai suami
dalam perkawinan.
Teori dan hasil penelitian dari sejumlah peneliti digunakan dalam penelitian ini
sebgau sumber rujukan; umumnya meliputi hal-hal yang berkaitan dengan urutan
kelahiran, anak bungsu, dan perkawinan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
dengan wawancara mendalam sebagai alat pengumpul data utama. Metode ini digunaka
karena dinamika perkembangan dalam keluarga sebgai anak bungsu merupakan sesuatu
yang dihayati secara pribadi oleh individu dan dapat menimbulkan karakteristik tertentu
yang berbeda satu sama lain. Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah tiga
orang. Informasi yang didapat melalui wawancara kemudian digolongkan dalam
katergori-kategori, dan analisis mula-mula dilakukan terhadap tiap kasus. Analisis
selanjutnya diperoleh dari kesimpulan secara keseluruhan sebgai jawabab dari
permasalahan penelitian.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa setiap subyek merasakan
mendapat perlakuan khusu dari orangtua dan kakak-kakak, sehubungan dengan posisi
mereka sebgai anak paling kecil di dalam keluarganya. Namun demikian , perlakuan
yang khusus ini dapat menyebabkan anak berkembang ke arah positif, seperti berusaha
mandiri, spontan, mudah bergaul; serta ke arah negatif, seperti kurang mandiri dan
merasa tidak bebas. Selain itu, keseluruhan subyek dalam penelitian ini memiliki
hubungan yang dekat dengan tokoh ibu.
Kedudukan sebagai anak bungsu ini mempengaruhi penyesuaian individu
terhadap perannnya sebagai suami. Dalam perkawinan, terlihat anak bungsu memiliki
kesulitan pada masa-masa awal perkawinanm terutama menyangkut penyesuaian terhadap
pasangan serta penyesuaian diri terhadap perannya sebagai kepala keluarga.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan
dalam konseling perkawinan, terutama pada kasus-kasus yang melibatkan anak bungsu.
"
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Krisnata
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh urutan kelahiran serta faktor-faktor sosial, ekonomi dan demografi lainnya terhadap pencapaian pendidikan SMA anak umur 16-18 tahun di Indonesia. Hasil analisis regresi logistik biner dengan data Susenas 2012 menunjukkan bahwa anak dengan urutan kelahiran pertama dan urutan kelahiran ketiga dan seterusnya tidak memiliki perbedaan kecenderungan untuk mencapai SMA, sedangkan anak urutan kelahiran kedua memiliki kecenderungan lebih rendah dalam mencapai SMA. Faktor yang paling besar memengaruhi pencapaian pendidikan SMA adalah pendidikan ibu. Berdasarkan hasil deskriptif dan inferensial diketahui bahwa anak perempuan memiliki kecenderungan lebih besar untuk mencapai SMA daripada anak laki-laki.

This research aims to study the effect of birth order and social, economic and demographic factors on the high school attainment of children aged 16-18 years in Indonesia. The results of binary logistic regression using the 2012 Indonesian National Socio-economic Survey data show that first child and third and higher order children are not significantly different in the tendency to reach high school while second child have lower tendency to attain high school. The most dominant factor influencing educational attainment is mother?s education. The results of descriptive and inferential analyses also show that girls have a greater tendency to reach high school than boys."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf-
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Leofitri
"Laki-laki pada keluarga Batak Toba memiliki peran yang penting karena membawa marga keluarganya dan dituntut untuk memiliki prestasi yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan motivasi berprestasi dan urutan kelahiran psikologis pada remaja laki-laki Batak Toba. Motivasi berprestasi diukur menggunakan Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) yang disusun oleh Lang & Fries (2006) menghasilkan skor motivasi berprestasi hope of success dan fear of failure. Urutan kelahiran psikologis akan menggunakan alat ukur White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) yang disusun oleh Campbell, White & Stewart (1991) menghasilkan kategorisasi skor urutan kelahiran yang dipersepsikan oleh individu di dalam keluarganya. Responden penelitian sebanyak 124 laki-laki bersuku Batak Toba dan berusia 18-24 tahun. Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan motivasi berprestasi hope of success pada urutan kelahiran psikologis remaja laki-laki di keluarga Batak Toba. Kemudian, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi berprestasi fear of failure pada urutan kelahiran psikologis remaja laki-laki di keluarga Batak Toba.

Male in Batak Toba’s family have an important role because they inherit the family name and demanded to have high achievements. This research is aimed to find comparisons of achievement motivation and psychological birth order in male adolescence of Batak Toba tribe. In this research, achievement motivation measured with Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) developed by Lang & Fries (2006), which will result achievement motivation score in hope of success and fear of failure. Next, the researcher measured the psychological birth order with White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) developed by Campbell, White & Stewart (1991) which will give the categorization of respondent’s birth order that perceived by the individual in his family. Respondents in this research are 124 male adolescence, aged 18-24 and have Batak Toba’s tribe. The research found that there are differences of achievement motivation hope of success in psychological birth order male adolescence Batak Toba’s tribe and there is no difference of achievement motivation fear of failure in psychological birth order male adolescence Batak Toba’s tribe."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prianka Diany Kinanti
"ABSTRAK

Motivasi berprestasi merupakan faktor penting yang menentukan kemampuan akademik. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan motivasi berprestasi dalam hope of success dan fear of failure pada anak sulung laki-laki dan perempuan. Sebanyak 140 responden merupakan mahasiswa Universitas Indonesia usia 18-24 tahun, terdiri dari 65 anak sulung laki-laki dan 75 anak sulung perempuan. Motivasi berprestasi diukur dengan menggunakan Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) oleh Lang dan Fries (2006) untuk melihat hope of success dan fear of failure. Urutan kelahiran terdiri dari urutan kelahiran ordinal dan psikologis. Urutan kelahiran psikologis diukur dengan menggunakan White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) oleh White, Campbell, Stewart dan Davies (1997). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara ordinal, anak sulung perempuan memiliki motivasi berprestasi dalam fear of failure yang lebih tinggi dibandingkan anak sulung laki-laki (signifikan pada p < 0.05). Tetapi secara psikologis, anak sulung laki-laki memiliki motivasi berprestasi dalam hope of success yang lebih tinggi dibandingkan anak sulung perempuan (signifikan pada p < 0.05).


ABSTRACT

Achievement motivation is an important that determine academic proficiency. The research was done to see the difference of achievement motivation in hope of success and fear of failure among firstborn male and firstborn female. Respondents are 140 college students from Universitas Indonesia aged 18-24, 65 respondents are firstborn male and 75 respondents are firstborn female. Achievement motivation was measured by Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) by Lang and Fries (2006) to see hope of success and fear of failure. There are two kind of birth order: ordinal and psychological. Psychological birth order was measured by White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) by White, Campbell, Stewart and Davies (1997). The result of this research shows that ordinal firstborn female have higher achievement motivation in fear of failure than ordinal firstborn male (significant at p < 0.05). But, psychological firstborn male have higher achievement motivation in hope of success than psychological firstborn female (significant at p < 0.05).

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Bagus Saputra
"Alokasi makanan adalah alokasi dasar di dalam rumah tangga yang seolah-olah mampu diberikan sama rata untuk setiap anggota rumah tangga terutama antar anak atau antar saudara kandung. Namun ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan adanya perbedaan alokasi makanan antar saudara kandung.  Dengan menggunakan data IFLS 4 dan 5 serta variasi makanan sebagai proksi alokasi makanan, studi ini membahas dua faktor yang berpengaruh terhadap alokasi makanan yaitu urutan kelahiran dan status pengaturan fertilitas yang tidak sempurna. Selain itu studi ini mencoba menjelaskan mekanisme efek urutan kelahiran menggunakan status pengaturan fertilitas yang tidak sempurna tersebut. Hasil pada studi ini menemukan bahwa adanya efek negatif urutan kelahiran di dalam alokasi makanan rumah tangga. Selain anak dengan status tidak diinginkan dan atau berada di keluarga tidak diinginkan akibat adanya status pengaturan kelahiran yang tidak sempurna cenderung variasi makanan yang lebih rendah. Namun studi ini tidak bisa menjelaskan secara kausalitas mekanisme dibalik efek negatif urutan kelahiran melalui status pengaturan kelahiran yang tidak sempurna.

Food allocation is a basic allocation within a household that as if the household is able to provide an equal allocation for each household member, especially between child or sibling. But there are several factors which can cause differences in the allocation of food between siblings. Using IFLS 4 and 5 data and food variation as proxy of allocation, this study discusses two factors that affect food allocation, birth order and imperfect fertility control status. Beside that, this study tries to explain the mechanism of birth order effects using the imperfect fertility control status. The results of this study found that there was a negative effect on birth order in household allocation of food. In addition children with unwanted status and/or live in unwanted families due to imperfect birth control status, tend to have lower food variations. However, this study cannot explain the causality of the mechanism behind the negative effects of birth order through imperfect birth control status."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebrina Citra Afifa
"Mobilitas Ekonomi Antargenerasi mencoba menjelaskan bahwa kondisi sosial dan ekonomi orang tua akan sangat berpengaruh pada kondisi sosial dan ekonomi anak di masa depan. Namun, faktor lain berupa susunan saudara kandung yang juga dapat memengaruhi mobilitas ekonomi antargenerasi. Susunan saudara kandung (sibling structure) berupa jumlah saudara, urutan kelahiran dan jarak kelahiran dapat memengaruhi berapa jumlah sumber daya yang akan didapatkan oleh tiap anak yang nantinya digunakan sebagai modal untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Dengan data IFLS dan metode Unconditional Quintile Regression (UQR) penelitian ini berusaha melihat bagaimana pengaruh susunan saudara terhadap mobilitas ekonomi antargenerasi. Pada seluruh observasi hasil signifikan hanya ditemukan pada variabel urutan kelahiran. Hasilnya urutan kelahiran lebih awal justru mengurangi angka mobilitas ekonomi antargenerasi. Namun hasil yang berbeda ditemui pada sub sample Jawa, non Jawa, perkotaan, pedesaan.

Intergenerational Economic Mobility tries to explain that the social and economic conditions of parents will greatly affect the social and economic conditions of children in the future. However, other factors such as sibling arrangement can also affect intergenerational economic mobility. Sibling structure in the form of the number of siblings, birth order and birth distance can affect how much resources each child will get which will be used as capital to get a better life in the future. Using IFLS data and the Unconditional Quintile Regression (UQR) method, this study attempts to see how sibling structure affects intergenerational economic mobility. In all observations, significant results are only found in the birth order variable. Where the results of earlier birth order actually reduce the rate of intergenerational economic mobility. However, different results were found in the Java, non-Java, urban, rural sub-samples."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Indri Br
"Preferensi risiko adalah konsep yang menjelaskan bagaimana individu mengambil keputusan ketika dihadapkan dengan ketidakpastian. Preferensi risiko menjadi penting terutama dalam konteks ekonomi karena dalam banyak keputusan sering melibatkan ketidakpastian dan risiko. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi risiko antara Generasi Milenial dan Generasi Z sebagai kelompok yang mendominasi usia produktif di Indonesia saat ini dengan mempertimbangkan urutan kelahiran sebagai faktor yang turut membentuk perilaku dan pengambilan keputusan mereka. Dalam penelitian ini, generasi dianggap sebagai faktor yang dapat memengaruhi cara pandang individu terhadap risiko, mengingat pengalaman kolektif sosial dan budaya akan membentuk keyakinan serta perilaku individu. Selain itu, urutan kelahiran, yang mencerminkan posisi individu dalam keluarga, juga diyakini memainkan peran penting dalam membentuk sikap terhadap risiko. Dengan menggunakan data sekunder IFLS-5, hasil regresi logistik menunjukkan bahwa generasi Milenial cenderung lebih menghindari risiko dibandingkan dengan generasi Z. Meskipun urutan kelahiran tidak menciptakan perbedaan perilaku terhadap pengambilan keputusan terkait ketidakpastian, lebih jauh ditemukan bahwa kondisi psikologis, gender, usia, pendidikan, latar belakang orangtua, pendapatan dan wilayah tempat tinggal individu memengaruhi perilaku pengambilan keputusan terkait ketidakpastian dan risiko.

Risk preference is a concept that explains how people make decisions when faced with uncertainty. It is especially important in the economic context because many decisions often involve risks and uncertainty. This study aims to analyze the risk preferences of Millennials and Generation Z, two groups that make up most of the working-age population in Indonesia, while considering birth order as a factor that shapes their behavior and decision-making. In this study, generation is seen as a factor that can affect how individuals view risk, as shared social and cultural experiences influence beliefs and behaviors. Birth order, which shows a person’s position in the family, is also believed to play an important role in shaping attitudes toward risk. Using secondary data from the IFLS-5, the results from logistic regression show that Millennials tend to avoid risk more than Generation Z. Although birth order does not create differences in decision-making related to uncertainty, it was found that psychological conditions, gender, age, education, parental background, income, and place of residence all affect decision-making behavior when dealing with risk and uncertainty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiza Annisa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pola asuh orang tua (ayah dan ibu) yang dipersepsi oleh anak dan urutan kelahiran anak dengan kemandirian emosional pada remaja akhir. Partisipan dalam penelitian ini adalah 280 orang mahasiswa angkatan pertama Universitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh ayah dengan kemandirian emosional, tapi interaksi antara pola asuh ayah dan urutan kelahiran anak tidak berhubungan dengan kemandirian emosional. Pola asuh ibu berhubungan dengan kemandirian emosional dan terdapat interaksi antara pola asuh ibu dan urutan kelahiran anak dengan kemandirian emosional. Urutan kelahiran anak tidak berhubungan dengan kemandirian emosional.

The purpose of this research is to identified the relationship between perceived parenting style (father and mother) by children and child birth order with emotional autonomy in late adolescent. Participants of this research are 280 freshman students in University of Indonesia. The main results shows that there is relationship between perceived parenting style of father and emotional autonomy, but interaction between perceived parenting style of father and child birth order is not related. Perceived parenting style of mother is related with emotional autonomy and so is the interaction between parenting style of mother and child birth order. There is no relationship between child birth order itself with emotional autonomy."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>