Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Laila Fitriati Ahwanah
"Latar belakang: Perdarahan intraventrikular (PIV) menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas bayi prematur. Sekitar 27% bayi dengan BB <1.500 gram mengalami PIV pada berbagai derajat (1–4). Faktor risiko PIV dapat berasal dari maternal, seperti preeklamsia, tanpa steroid antenatal, dan persalinan per vaginam serta berasal dari neonatal, seperti usia gestasi lebih muda, berat badan lahir lebih rendah, jenis kelamin lelaki, nilai Apgar rendah, asfiksia, pemberian inotropik, trombositopenia, ventilasi mekanik invasif, sepsis, sindrom distres pernapasan, dan duktus arteriosus persisten. Identifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan PIV penting agar penatalaksanaan yang tepat dapat dilakukan dan sebagai evaluasi pencegahan dan tata laksana PIV yang saat ini sudah diterapkan.
Metode: Penelitian kasus kontrol ini melibatkan subjek bayi usia gestasi <35 minggu di RSCM yang diambil retrospektif secara consecutive sampling mulai perawatan Agustus 2022 hingga jumlah sampel terpenuhi. Subjek dibagi menjadi kelompok kasus (dengan PIV) dan kontrol (tanpa PIV) berdasarkan hasil USG kepala selama perawatan. Masing-masing kelompok diidentifikasi faktor risiko yang ada dari rekam medis, baik faktor maternal maupun neonatal. Data kemudian dianalisis menggunakan program SPSS.
Hasil: Total 220 subjek diteliti terdiri atas kelompok kasus 110 subjek dan kontrol 110 subjek. Dari 110 kasus didapatkan PIV derajat 1 (69,1%), derajat 2 (12,7%), derajat 3 (10%), dan derajat 4 (8,2%). Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara PIV dengan usia gestasi <28 minggu (OR 5,44; IK 95% 2,23-13,27; p<0,001), berat badan lahir <1.000 gram (OR 6,23; IK 95% 2,87-13,52; p<0,001), berat badan lahir 1.000-1.499 gram (OR 3,04; IK 95% 1,62-5,71; p=0,001), nilai Apgar menit ke-1 (p=0,004), nilai Apgar menit ke-5 (p=0,03), pemberian inotropik (OR 2,47; IK 95% 1,35-4,53; p=0,005), jumlah trombosit <50.000/μL (OR 2,52; IK 95% 1,17-5,42; p=0,018), jumlah trombosit 50.000-99.000/μL (OR 3,42; IK 95% 1,51-7,74; p=0,003), ventilasi mekanik invasif (OR 3,71; IK 95% 2,11-6,53; p<0,001), sepsis (OR 2,84; IK 95% 1,64-4,90; p<0,001), dan DAP (OR 2,01; IK 95% 1,07-3,79; p=0,042). Analisis multivariat menunjukkan hanya berat badan lahir <1.000 gram (OR 3,93; IK 95% 1,71-9,06; p=0,001), berat badan lahir 1.000-1.499 gram (OR 2,57; IK 95% 1,34-4,92; p=0,004), dan penggunaan ventilasi mekanik invasif (OR 2,49; IK 95% 1,34-4,63; p=0,004) yang mempunyai hubungan bermakna dengan PIV.
Kesimpulan: Faktor risiko yang mempunyai hubungan bermakna dengan PIV pada bayi usia gestasi <35 minggu adalah berat badan lahir <1.500 gram dan penggunaan ventilasi mekanik invasif.

Background: Intraventricular hemorrhage (IVH) is a cause of morbidity and mortality in preterm infants. Approximately 27% of infants weighing <1,500 gram have PIV in various degrees (1-4). Risk factors for IVH can be maternal origin, such as preeclamsia, absence of steroid antenatal, and vaginal delivery; and also from neonatal origin, such as younger gestational age, lower birth weight, male gender, lower Apgar score, asphyxia, inotropic administration, thrombocytopenia, invasive mechanical ventilation, sepsis, respiratory distress syndrome and patent ductus arteriosus (PDA). Identification of risk factors associated with IVH is important so that appropriate management can be carried out and as an evaluation of IVH’s prevention and treatment that are currently being implemented.
Method: This case-control study involved subjects with gestational age <35 weeks at Cipto Mangunkusumo Hospital who were taken retrospectively by consecutive sampling starting from admission in August 2022 until the number of samples were fulfilled. Subjects were divided into case (with IVH) and control (without IVH) groups based on the results of head ultrasound during hospitalization. Each group was identified existing risk factors from medical record, both maternal and neonatal factor. The data were then analyzed using the SPSS program.
Result: A total 220 subjects were studied, consisting 110 subjects in case group and 110 subjects in control group. Of the 110 cases, IVH grade 1 (69.1%), grade 2 (12.7%), grade 3 (10%), and grade 4 (8.2%). Bivariate analysis showed that PIV was significantly associated with gestational age <28 weeks (OR 5.44; 95% CI 2.23-13.27; p<0.001), birth weight <1,000 grams (OR 6.23; 95% CI 2.87-13.52; p<0.001), birth weight 1,000-1,499 grams (OR 3.04; 95% CI 1.62-5.71; p=0.001), 1st minute Apgar score (p=0.004), 5th minute Apgar score (p=0.03), inotropic administration (OR 2.47; 95% CI 1.35-4.53; p=0.005), platelet count <50,000/μL (OR 2.52; 95% CI 1.17-5.42; p=0.018), platelet count 50,000-99,000/μL (OR 3.42; 95% CI 1.51-7.74; p=0.003), invasive mechanical ventilation (OR 3.71; 95% CI 2.11-6.53; p<0.001), sepsis (OR 2.84; 95% CI 1.64-4.90; p<0.001), and PDA (OR 2.01; 95% CI 1.07-3.78; p=0.042). Multivariate analysis showed only birth weight <1,000 grams (OR 3.93; 95% CI 1.71-9.06; p=0.001), birth weight 1,000-1,499 grams (OR 2.57; 95% CI 1.34-4.92; p=0.004), and the use of invasive mechanical ventilation (OR 2.49; 95% CI 1.34-4.63; p=0.004) were significantly associated with IVH.
Conclusion: Risk factors that significantly associated with IVH in baby with gestational age <35 weeks are birth weight <1,500 grams and the use of invasive mechanical ventilation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nanien Indriani
"Preeklampsia/Eklampsia merupakan penyebab kematian ibu nomer dua di Indonesia dengan prosentase 24% dari seluruh kematian ibu yang terjadi di Indonesia. Sedangkan di Kota Tegal sendiri, preeklampsia/eklampsia selalu menjadi salah satu penyebab kematian ibu pada empat tahun terakhir mulai dari tahun 2008. Karena RSUD Kardinah merupakan rumah sakit rujukan yang ada di Kota Tegal yang ikut menangani kasus preeklampsia/eklampsia yang terjadi, maka dilakukanlah penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan preeklampsia/eklampsia di RSUD Kardinah tahun 2011.
Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol dengan jumlah sampel 80 orang untuk kasus dan 80 pasien sebagai kontrolnya dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien. Sampel yang diambil adalah pasien yang bersalin di RSUD Kardinah pada tahun 2011 yang memenuhi data rekam medis untuk variabel yang akan diteliti yang lengkap. Dan faktor-faktor yang diteliti adalah umur, graviditas, paritas, riwayat abortus, usia gestasi dan status pekerjaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara preeklampsia dengan umur (OR=3,4), usia gestasi (OR=3,182) dan status pekerjaan (OR=4,58). Sedangkan faktor graviditas, paritas dan riwayat abortus tidak mempunyai hubungan yang signifikan dalam penelitian ini.

Preeklampsia/Eklampsia was a second cause of maternal mortality in Indonesia that was 24% from all maternal mortality that was happened. In Tegal, preeclampsia always bacome one of causes of maternal mortality in 4 years later since 2008. RSUD Kardinah is a refferal hospital in Tegal that were treated preeclampsia/eclampsia.
This research is a case control study with 80 sample as case and 80 sample as control using secunder data that were got from pasien medical records. The sample that were taken were the pasien who were delivered their baby in RSUD Kardinah in 2011 who had complete medical record. And the risk factors that were studied were age, gravidity, parity, abortus, gestasional age and work status.
The result of this research shown that there is a significancy relation between preeclampsia with age (OR=3,4), gestasional age (OR=3,182) and work status (OR=4,58). Therefore the gravidity, parity and abortus experience don‟t have a significant relation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eugene Nathania
"Pola isapan nutritif pada neonatus cukup bulan sehat penting untuk diketahui, namun selama ini belum ada bukti ilmiah yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pola isapan nutritif pada neonatus cukup bulan sehat berdasarkan berat badan lahir dan usia gestasi. Desain studi yang digunakan adalah pendekatan potong lintang pada neonatus cukup bulan sehat di beberapa Puskesmas tingkat Kecamatan di Jakarta. Sebanyak 88 neonatus cukup bulan sehat dinilai karakteristik pola isapan nutritif dengan Sucking Mechanism System Equipment. Dari hasil penilaian tersebut, tidak ditemukan adanya perbedaan bermakna pada pola isapan nutritif neonatus cukup bulan sehat berdasarkan usia gestasi dan berat badan lahir. Rerata amplitudo tekanan isapan adalah -86,69 (76.0 – 102,68) mmHg, rerata frekuensi isapan 0,847 (0,717 – 0,97) isapan/detik, rerata durasi satu isapan nutritif 0,858 0,124 detik, rerata durasi satu burst 13,4 (8,49 – 22,48) detik, rerata jumlah burst dalam satu menit 3,74 1,53 burst/menit, rerata jumlah isapan per burst 15,36 (9,19 – 24,45) isapan/burst. Hasil studi ini menunjukkan bahwa pola isapan nutritif terus berkembang seiring dengan peningkatan usia gesatasi dan berat badan lahir.

Nutritive sucking pattern in healthy term neonates is important to know, but so far there is no scientific evidence available The aim of this study was to determine the characteristics of the nutritive suction pattern in healthy term neonates based on birth weight and gestational age. A cross-sectional approach was applied among healthy term neonates in several sub-district health centres in Jakarta. A total of 88 healthy term newborns were assessed for nutritional sucking pattern characteristics using the Sucking Mechanism System Equipment. The result showed no significant difference in terms of nutritive suction pattern based on gestational age and birth weight. The mean amplitude of suction pressure was -86.69 (76.0 - 102.68) mmHg, mean suction frequency was 0.847 (0.717 - 0.97) sucks/second, mean duration of a nutritional suction was 0.858 ± 0.124 seconds, mean duration of a burst was 13.4 (8.49 - 22.48) seconds, mean number of bursts per minute was 3.74 ± 1.53 bursts/minute, mean number of sucks per burst was 15.36 (9.19 - 24.45) sucks/burst. This study suggests that the nutritional sucking pattern continues to evolve with increasing age and birth weight"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Savitri
"Berat badan (BB) lebih pada anak adalah penyakit metabolik yang memengaruhi morbiditas saat dewasa. Maka, diperlukan tindakan preventif. Penelitian bertujuan mengurangi proporsi BB lebih anak usia sekolah. Desain penelitian adalah studi potong-lintang. Data didapatkan dengan mengukur tinggi dan berat badan 288 siswa sesuai kriteria dan membagikan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak bergizi tidak berlebih (74,3%), berberat lahir normal (89,9%), terlahir prematur (70,1%), dan tidak memiliki riwayat asma (92,4%) maupun alergi (93,1%). Uji Chi-Square tidak berbeda bermakna antara riwayat kelahiran dan penyakit dengan BB lebih(p>0,001). Disimpulkan bahwa BB lebih anak usia sekolah tidak berhubungan riwayat kelahiran maupun penyakit.

Children overweight is metabolic disease which affects the development of adulthood morbidity. Thus, preventive measure is needed. The study objective is to decrease prevalence of overweight in school-age children. The study design is cross-sectional. Data was obtained by measuring 288 students’ height and weight meeting the criteria and by spreading questionnaire. The results show most respondence are not overnutritioned(74,3%), have normal birth weight(89,9%), were born preterm(70,1%), and have no asthma(92,4%) nor allergy(93,1%). Chi-Square test shows no significant difference between birth and disease history and children overweight(p>0,001). In conclusion, overweight in school-age children has no association with birth nor disease history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Fitri Arianty
"Latar Belakang : Kelahiran prematur saat ini menjadi penyebab utama kematian pada bayi. Bayi yang dapat bertahan hidup memiliki kemungkinan cacat dan keterlambatan perkembangan. Di Indonesia, data dari Maternal Perinatal Death Notification Kementerian Kesehatan tahun 2023 tercatat 29.945 kematian bayi disebabkan bayi berat lahir rendah (BBLR), prematuritas dan asfiksia. Pada bayi prematur sering terjadi gangguan hemodinamik yang memengaruhi aliran darah ke otak. Keadaan ini disertai belum maturnya autoregulasi pada bayi prematur menyebabkan mudah terjadi GM-IVH. Sebagian besar GM-IVH tidak muncul segera setelah lahir. Beberapa penelitian menyebutkan 50% GM-IVH muncul 48 jam pertama setelah lahir dan 90% pada 72 jam pertama setelah lahir. Kesulitan di lapangan adalah 25 - 50 % bayi tidak menunjukkan gejala dan tanda manifestasi GM-IVH pada fase awal. USG kepala Doppler warna diketahui dapat melihat perubahan aliran darah dengan menilai perubahan parameter Doppler warna.
Tujuan : Mendapatkan nilai parameter USG kepala Doppler warna sebagai prediktor GM-IVH pada bayi prematur usia gestasi kurang dari sama dengan 34 minggu dalam 24 jam pertama kehidupan.
Metode : Penelitian ini merupakan suatu penelitian kohort prospektif untuk mendapatkan prediktor GM-IVH pada 75 bayi prematur usia 24 jam pertama setelah lahir dengan usia gestasi kurang dari sama dengan 34 minggu yang dirawat di RSCM. Satu orang bayi meninggal, sehingga 74 bayi sebagai subjek yang diikutsertakan hingga penelitian selesai. Studi menggunakan Analitik Multivariat Prediktif Kategorik.
Hasil : Distribusi karakteristik dalam penelitian ini sebanyak 74 subjek yang diikutsertakan dalam penelitian, diantaranya 60 (81,1%) didiagnosis GM-IVH pada usia antara 2-7 hari. Didapatkan bayi lahir dengan usia gestasi kurang dari sama dengan 34 minggu dalam usia 24 jam pertama menunjukkan parameter RI yang berperan dalam memprediksi GM-IVH dengan titik potong nilai parameter RI >0,69 pada USG kepala Doppler warna. Berdasarkan nilai titik potong RI > 0,69, pada AUC didapatkan sensitivitas 85,0 % dan spesifisitas 71,43%, nilai duga positif sebesar 92% dan nilai duga negatif 52%, kemaknaan p <0.0001.
Simpulan: USG kepala Doppler warna dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi GM- IVH pada bayi prematur yang lahir dengan usia gestasi kurang dari sama dengan 34 minggu dalam usia 24 jam pertama kehidupan dengan nilai parameter RI > 0,69 sebagai parameter yang berperan memprediksi GM-IVH.

Background: Premature delivery nowadays has become the primary cause of death in infants. The survivor infants can have some disabilities and developmental delays. In Indonesia, Maternal Perinatal Death Notification data from Health Ministry in 2023 report 29.945 number of death in infants caused by underweight, prematurities and asphixia. Premature infants often have haemodinamic abnormalities that can influence blood flow to the brain. This condition followed by the immature of the autoregulation in premature infants that can caused GM-IVH easyly. Most of GM-IVH did not appear directly after birth. A number of studies showed that GM-IVH 50% occured at 48 hours and 90% at 72 hours after birth. Difficulties in the field is 25 - 50 % infants do not show symptoms and signs of GM-IVH manifestation at early phase. Color Doppler head ultrasound could detect the early changes in the brain blood flow.
Aim : To have parameters values in color Doppler head ultrasound as predictor GM-IVH in premature infants at gestational ages less than equal 34 weeks and earlier than the first 24 hours of life.
Methods : A cohort prospective study to obtained GM-IVH predictors at 75 premature infants in gestation ages less than equal 34 weeks and age earlier than 24 hours of life, being treated at Cipto Mangunkusumo General Hospital. One baby died. Study was done using Multivarians Predictives Analitics Categories.
Result: There were 74 subject participated. Among the 60 (81,1%) were diagnosed GM-IVH at the age between 2-7 days. We found that premature infants in gestation ages less than equal 34 weeks and earlier than 24 hours of life, showed that the RI parameter played a significant role to predict GM-IVH. The cutoff point for color Doppler head ultrasound value was RI > 0,69, AUC revealed a sensitivity of 85,0 % and a specificity of 71,43 %, positive predictive value of 92% and negative predictive value of 52%, p <0.0001.
Conclusion: Color Doppler head ultrasound could be used as a tool to predict GM-IVH for prematures infants at gestation age less than equal 34 weeks and earlier than 24 hours of life.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library