Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Billy Boen
Yogyakarta: B. first, 2012
158 BIL y
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Aros Purnama
"Depresi adalah komplikasi umum dan utama pada pasien pascastroke usia muda. Hanya sedikit studi yang meneliti terkait masalah gejala depresi pada pasien usia muda walaupun gangguan ini dapat menimbulkan masalah yang besar kedepannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap depresi pasien stroke usia muda. Studi kuantitatif dengan desain cross-sectional dilakukan terhadap 80 pasien berusia muda (19-44 tahun) dengan menggunakan kuesioner yang telah valid dan reliabel. Hasilnya menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan (p=0,265), status pernikahan (p=0,376), dan status pekerjaan responden terhadap depresi pada pasien stroke usia muda (p=0,097). Hasilnya juga menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara tingkat ketergantungan (p=0,000), keluaran fungsional (p=0,000), status komorbid (p=0,006), fungsi keluarga (p=0,001) dan kecemasan (p=0,002) pada pasien stroke usia muda. Faktor yang paling berpengaruh terhadap depresi pasien stroke usia muda adalah fungsi keluarga (OR: 6,493) dan tingkat ketergantungan (OR: 0,033). Oleh karena itu, penting bagi rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap gejala depresi guna mengantisipasi konsekuensi jangka panjang yang dapat muncul di masa mendatang.

Depression is a common and major complication in young post-stroke patients. Only a few studies have examined the problem of depressive symptoms in young patients, even though this disorder can cause big problems in the future. This study aims to determine the factors that influence depression in young stroke patients. A quantitative study with a cross-sectional design was conducted on 80 young patients (19-44 years) using a valid and reliable questionnaires. The results showed that there was no significant influence between education level (p=0.265), marital status (p=0.346), and employment status of respondents on depression in young stroke patients (p=0.097). The results also showed that there was a significant influence between the level of dependency (p=0.000), functional outcome (p=0.000), comorbid status (p=0.006), family function (p=0.001) and anxiety (p=0.002) in young stroke patients. The factors that most influence depression in young stroke patients are family function (OR: 6.493) and level of dependency (OR: 0.033). Therefore, it is important for hospitals to carry out initial checks for symptoms of depression to anticipate long-term consequences that may arise in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delistia Afifi
"Latar belakang: Wanita Pekerja Seks (WPS) adalah populasi berisiko tinggi terhadap kejadian infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Persentase HIV pada WPS di Kota Jayapura kian mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor perilaku berisiko yang dapat mempengaruhi kejadian HIV pada WPS di Kota Jayapura.
Metode: Sebanyak 361 WPS terpilih sebagai sampel melalui Time Location Sampling (TLS) dan Simple Random Sampling (SRS). Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah chi square dan regresi logistik. Variabel yang diikutsertakan dalam analisis ini meliputi variabel karakteristik demografi dan faktor perilaku berisiko yang dilakukan oleh WPS.
Hasil: Persentase HIV pada penelitian ini diestimasikan mencapai 6.6%. Hasil analisis multivariabel menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian HIV diantaranya: (a) usia muda [p=0.03; 18-24 tahun: AOR=2.92; 95% CI=0.89-9.57 | 25-34 tahun: AOR= 3.93; 95% CI=1.33-11.63]; (b) usia seks pertama kali yang sangat muda [p=0.03; AOR=3.31; 95% CI=1.09-10.05]; (c) penggunaan kondom [p=0.03; AOR-0.10; 95% CI=0.01-0.81].
Kesimpulan: WPS yang berusia muda lebih berpotensi untuk terinfeksi HIV. Sementara WPS muda yang terinfeksi HIV, juga berisiko untuk terjangkit penyakit lain Human Papillomavirus (HPV) yang persisten dan dapat berujung pada kanker serviks. Oleh karena itu, pemeriksaan HIV dan penyakit menular seksual lain perlu dilakukan secara rutin untuk kalangan WPS agar dapat ditangani lebih dini.

Background: Female Sex Workers (FSW) are high-risk population for Human Immunodeficiency Virus (HIV) infection. Prevalence of HIV among FSW in Jayapura has increased. This study aims to identify behavioral factor of HIV among FSW in Jayapura.
Method: Data were collected on 361 FSW that selected by Time Location Sampling (TLS) and Simple Random Sampling (SRS). Chi-square and logistic regression were used to determine variables that associated with HIV infection. Demographic characteristics and behavioral factors are included in this study.
Results: HIV prevalence was estimated at 6.6% among FSW. In multivariable analysis variables associated with HIV infection included: (a) young age [p=0.03; 18-24 years: AOR=2.92; 95% CI=0.89-9.57 | 25-34 years: AOR= 3.93; 95% CI=1.33-11.63]; (b) early age at first sexual intercouse [p=0.03; AOR=3.31; 95% CI=1.09-10.05]; (c) condom use [p=0.03; AOR-0.10; 95% CI=0.01-0.81].
Conclusion: Young FSW are at higher risk to be infected with HIV. Meanwhile, young FSW with HIV are also at high-risk of having other diseases, such as Human Papillomavirus (HPV) and cervical cancer. Therefore, for FSW, it is necessary to routinely do medical check up for HIV and other sexually transmitted infection so that they can be treated early.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
616.81 UNI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adityawati Ganggaiswari
"Latar belakang : Beberapa data dari luar negri menunjukkan kanker kolorektal predominan terjadi pada populasi usia yang lebih tua (lebih dari 60 tahun). Kanker kolorektal yang terjadi pada usia lebih muda (kurang dari 40 tahun) hanya berkisar antara 3-6%. Dari penelitian terdahulu dilaporkan bahwa kanker kolorektal pada pasien usia muda cenderung memiliki gambaran perilaku tumor yang agresif dengan prognosis buruk. Pada beberapa penelitian, progresivitas dan prognosis yang buruk pada kanker kolorektal, dikaitkan dengan peristiwa angiogenesis. VEGF merupakan salah satu sitokin poten yang terlibat dalam proses angiogenesis seh.ingga tingginya kadar ekspresi VEGF berhubungan dengan progresivitas penyakit yang 1ebih tinggi dan prognosis yang burnk. Cancer-associated stroma mengalami perubahan-perubahan dinamis yang menyerupai reaksi penyembuhan luka, disebut sebagai reaksi desmoplastik. Reaksi ini didukung terutama oleh aktivasi "myofibroblas;'. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa myofibroblas mempuuyai peran untuk roemfasilitasi tumorigenesis dan progresi beberapa karsinoma, dan dikenal sebagai suatu petanda penting yang potensial untuk diagnosis, pengobatan dan prognosis kanker.
Hasil : Pada penelitian ini terlihat ekspreSi VEGFA tidak berbeda, namun terdapat perbedaan yang bennakna pada reaksi desmoplastik usia muda dibanndingkan pada usia tua. Nampak pula hubungan yang sejaJan antara ekspresi VEGF-A positif kuat dengan reaksi desmoplastik yang keras pada kanker kolorektal usia muda. Hal ini menyokong hepotesa kedua dan ketiga dari penelitian ini.
Kesimpulan : Progresivitas penyakit yang lebih tinggi dan prognosis yang buruk pada pasien kanker kolorektal usia muda kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor lain selain VEGF, yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32365
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Kusworo
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T41417
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Salim
"ABSTRAK
Latar Belakang: Berbagai registrasi kanker menunjukkan proporsi pasien kanker payudara usia muda yang lebih tinggi di negara Asia. Tingginya proporsi kanker payudara usia muda perlu mendapat perhatian khusus karena populasi pasien ini membutuhkan pendekatan klinis yang berbeda terkait perangai biologis yang lebih ganas, prognosis yang lebih buruk, serta terkait dampak psikososial yang lebih besar untuk wanita usia muda. Penelitian ini bertujuan mencari karakteristik payudara usia muda di Indonesia serta hubungannya dengan kesintasan.Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan studi analisis kesintasan dengan sampel penelitian pasien usia muda dengan diagnosis kanker payudara yang telah dibuktikan secara histopatologis sejak Januari 2008-Agustus 2015 dan menjalani terapi operasi dan/atau kemoterapi dan/atau radiasi di RSCM. Data didapatkan dari penelusuran rekam medis serta wawancara pasien.Hasil Penelitian: Didapatkan bahwa 35 pasien kanker payudara di RSCM berusia
ABSTRACT
Background: Various cancer registrations and reports had confirmed the higher proportion of young women with breast cancer in Asian countries. This mandates special attention for clinician since this group of patients need different management approach, especially regarding the more aggressive biological behaviour, worse prognosis and the escalating psychosocial burden that young women endures. We conducted a study to describe the clinicopathological characteristics of young age breast cancer in Indonesia and its relation with overall survival. Methods: This is a survival analysis study using samples all young age women with histologically-proven cancer diagnosis that underwent treatment surgery and/or chemotherapy and/or radiation therapy since January 2008-August 2015. Data were collected from both medical records and interview. Results: Young age women comprises 35 of total breast cancer patients, with the majority of cases were in the locally advanced stage, histologic type NST, grade 2, no lymphovascular invasion, positive hormone receptors, negative HER2 status, high Ki-67 and Luminal B subtype. The 5-year overall survival rates were 64 ; variables that showed statistically significant corelation was tumor size, nodal status, metastatic status and clinical stage. Histologic type NST, grade 2, positive lymphovascular invasion, high Ki-67 and positive HER2 were related to survival, but this corelation was not statistically significant. Conclusion: The 5-year overall survival rates of young age breast cancer at RSCM was 64 , much lower that reported figures from literatures and other countries rsquo; reports. Clinical stage was the only variable with statistically significant corelation. Luminal B subtype was observed the most, but the worst survival was found in the HER2 subtype group. "
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Seprializa
"Latar belakang: Kanker ovarium yang paling sering terjadi adalah jenis epitel, mayoritas terjadi pada perempuan usia lanjut namun ditemukan 3-17 wanita usia muda yaitu kurang dari 40 tahun. Meningkatnya angka survival dari keganasan ovarium maka mempertahankan fertilitas adalah hal yang sangat penting pada pasien usia muda. Prosedur diagnostik yang tepat diperlukan untuk oportunitas fungsi reproduksi pasien kedepannya, yaitu potong beku. Prosedur potong beku dapat mempertajam diagnosis dan penatalaksanaan yang terarah pada neoplasma ovarium suspek ganas dan mencegah terjadinya overprocedure maupun underprocedure.
Tujuan: Mengetahui peran prosedur potong beku pada neoplasma ovarium suspek ganas pada usia dibawah 40 tahun di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan studi potong lintang yang dilaksanakan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan menggunakan data rekam medik pada pasien neoplasma ovarium suspek ganas usia dibawah 40 tahun yang menjalani pembedahan dengan atau tanpa prosedur potong beku dari tahun 2013 hingga 2018.
Hasil: Dari 109 subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi didapatkan 62 kasus menjalani prosedur potong beku dengan hasil ganas (34,9%), borderline (14,7%) dan jinak (7,3%) sedangkan tanpa prosedur potong beku terdapat 47 kasus. Subjek yang menjalani potong beku didapatkan seluruh prosedur sesuai (100%) dengan kelengkapan prosedur pembedahan konservatif surgical staging, sedangkan tanpa potong beku didapatkan 4,8% outcome dengan hasil overprocedure.
Kesimpulan: Tatalaksana konservatif menjadi prioritas utama dalam manajemen neoplasma ovarium suspek ganas usia muda, dengan adanya prosedur potong beku dapat menentukan tatalaksana lebih terarah secara intraoperatif.

Background: The most common ovarian cancer is the type of epithelium, the majority occur in elderly women but found 3-17 young women that is less than 40 years. The increased survival rate of ovarian neoplasm is to maintain fertility is very important in young patients. Appropriate diagnostic procedures are needed for the future reproductive function of the patient, which is frozen section. Frozen section procedures can diagnose clearly and directed treatment of suspected malignant ovarian neoplasms and prevent overprocedure or underprocedure.
Aim: Knowing the role of frozen section procedures in suspected malignant of ovarian neoplasms under the age of 40 years at RSCM.
Methods: This research is descriptive with a cross sectional study conducted at RSCM using medical record data on patients with suspected of malignant ovarian neoplasms age under 40 years who underwent surgery with or without frozen cut procedures from 2013 to 2018.
Results: 109 study subjects which were taken from the inclusion criteria, 62 cases underwent frozen section procedures with malignant results (34.9%), borderline (14.7%) and benign (7.3%) whereas without procedures frozen section there are 47 cases. Subjects who underwent frozen section obtained all procedures according to (100%) with complete conservative surgical staging procedures, whereas without frozen section obtained 4.8% outcome with overprocedure results.
Conclusions: Conservative management is the main priority in the management of young woman with ovarian neoplasms, with the presence of frozen section procedures can determine management more directed intraoperatively.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>