Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Ade Rahmat Kurnia
Abstrak :
Pendahuluan: Selama masa pandemi, tenaga kesehatan mengalami peningkatan stresor di tempat kerja yang membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental. Universitas Guyana mengembangkan kuesioner SSTRESS 1 untuk mengidentifikasi stresor yang dirasakan oleh petugas kesehatan selama pandemi. Kuesioner SSTRESS 1 perlu divalidasi sebelum dapat digunakan di Indonesia. Metode: Studi validasi dengan validasi dan adaptasi trans-kultural, proses penerjemahan ke bahasa Indonesia dilakukan dengan metode ISPOR. Uji reliabilitas dilakukan dengan konsistensi Internal Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Analisis faktor dilakukan untuk menyelidiki faktor yang terbentuk dari kuesioner ini berdasarkan budaya lokal dengan >0,3 sebagai muatan minimum untuk masing-masing pertanyaan. Hasil: Uji menghasilkan kuesioner SSTRESS 1 versi Bahasa Indonesia dengan 18 pertanyaan valid dengan Cronbach’s alpha 0,919. Enam pertanyaan dikeluarkan karena korelasi antar item < 0,03. Frustrasi, tekanan dan beban kerja adalah faktor-faktor yang menyusun kuesioner ini. Kesimpulan: Kuesioner SSTRESS 1 Bahasa Indonesia terdiri dari 18 pertanyaan dengan 3 faktor yaitu frustrasi, tekanan dan beban kerja. Eksternal validasi menggunakan SRQ-20 menunjukkan korelasi yang positif ......Background: During pandemic healthcare workers suffered from an increased stressor in their workplace which make them more vulnerable to mental health problems. University of Guyana developed SSTRESS 1 questionnaire to identify stressor perceived by healthcare workers during pandemic. SSTRESS 1 questionnaire need to be validated before it can be used in Indonesia. Method: Validation study with trans-cultural validation, translation process to Bahasa Indonesia done with ISPOR method. Reliability test carried out with Internal consistency of Cronbach’s alpha greater than 0.6. Analysis factor conducted to investigate factor made from this questionnaire based on local culture with > 0.3 as minimum loading for each question. Result: Test generate 18 valid questions form SSTRESS 1 questionnaire version of Bahasa Indonesia with Cronbach’s alpha 0.919. Six questions are excluded as the inter-item correlation < 0.03. Frustration, pressure and workload are factors composed this questionnaire. Conclusion: SSTRESS 1 questionnaire in Bahasa Indonesia consist of 18 questions with 3 factors i.e. frustration, pressure and workload. External validation with SRQ-20 shown positive correlation
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Ade Rahmat Kurnia
Abstrak :
Pendahuluan: Selama masa pandemi, tenaga kesehatan mengalami peningkatan stresor di tempat kerja yang membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental. Universitas Guyana mengembangkan kuesioner SSTRESS 1 untuk mengidentifikasi stresor yang dirasakan oleh petugas kesehatan selama pandemi. Kuesioner SSTRESS 1 perlu divalidasi sebelum dapat digunakan di Indonesia. Metode: Studi validasi dengan validasi dan adaptasi trans-kultural, proses penerjemahan ke bahasa Indonesia dilakukan dengan metode ISPOR. Uji reliabilitas dilakukan dengan konsistensi Internal Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Analisis faktor dilakukan untuk menyelidiki faktor yang terbentuk dari kuesioner ini berdasarkan budaya lokal dengan >0,3 sebagai muatan minimum untuk masing-masing pertanyaan. Hasil: Uji menghasilkan kuesioner SSTRESS 1 versi Bahasa Indonesia dengan 18 pertanyaan valid dengan Cronbach’s alpha 0,919. Enam pertanyaan dikeluarkan karena korelasi antar item < 0,03. Frustrasi, tekanan dan beban kerja adalah faktor-faktor yang menyusun kuesioner ini. Kesimpulan: Kuesioner SSTRESS 1 Bahasa Indonesia terdiri dari 18 pertanyaan dengan 3 faktor yaitu frustrasi, tekanan dan beban kerja. Eksternal validasi menggunakan SRQ-20 menunjukkan korelasi yang positif ......Background: During pandemic healthcare workers suffered from an increased stressor in their workplace which make them more vulnerable to mental health problems. University of Guyana developed SSTRESS 1  questionnaire to identify stressor perceived by healthcare workers during pandemic. SSTRESS 1 questionnaire need to be validated before it can be used in Indonesia. Method: Validation study with trans-cultural validation, translation process to Bahasa Indonesia done with ISPOR method. Reliability test carried out with Internal consistency of Cronbach’s alpha greater than 0.6. Analysis factor conducted to investigate factor made from this questionnaire based on local culture with > 0.3 as minimum loading for each question. Result: Test generate 18 valid questions form SSTRESS 1 questionnaire version of Bahasa Indonesia with Cronbach’s alpha 0.919. Six questions are excluded as the inter-item correlation < 0.03.  Frustration, pressure and workload are factors composed this questionnaire.    Conclusion: SSTRESS 1 questionnaire in Bahasa Indonesia consist of 18 questions with 3 factors i.e. frustration, pressure and workload. External validation with SRQ-20 shown positive correlation.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indragini
Abstrak :
ABSTRACT
Efektivitas suatu program pelatihan dapat diukur dari pencapaian evaluasi hasil belajar. Agar pengukuran terhadap efektifitas program pelatihan tersebut benar, maka dibutuhkan alat ukur yang reliabel dan valid. Untuk mengetahui reliabilitas dan validitas instrumen evaluasi hasil belajar, maka dilakukan analisis butir soal. Telah dilakukan analisis butir soal ujian tulis Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi Industri Tingkat 3 yang diselenggarakan selama tahun 2017 menggunakan aplikasi ANATES. Dari hasil analisis diperoleh rentang tingkat reliabilitas rendah - sangat tinggi dengan nilai korelasi (rtt) 0,40 - 0,89. Sedangkan untuk validitas butir soal, dengan korelasi signifikan dan sangat signifikan (r > 0,251), memiliki rentang 44% - 70%.
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2017
605 WJ 8:1-2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Evelina Debora
Abstrak :
Anastasi dan Urbina (1997) menyatakan bahwa alat ukur psikologi merupakan pengukuran yang obyektif dan tcrstandarisasi dari suatu sampel perilaku. Alat ukur ini digolongkan menjadi tiga kategori yaitu tes inteligensi yang mengukur tingkat intelektual umum, tes yang mengukur kemampuan khusus (misalnya: tes bakat) dan tes kepribadian (misalnya: tes yang mengukur emosi dan motivasi). Saat ini, begitu banyak alat ukur psikologi yang dikembangkan di dunia, khususnya berkaitan dengan tes kepribadian. Salah satu alat ukur tersebut adalah Depression Anxiety Stress Scale (DASS), yang dikembangkan oleh Lovibond dan Lovibond pada tahun 1995. Tes DASS ini terdiri dari 42 item yang mengukur general psychological distress seperti depresi, kecemasan dan stress. Tes ini terdiri dari tiga skala yang masing-masing terdiri dari 14 item, yang selanjutnya terbagi menjadi beberapa sub-skala yang terdiri dari 2 sampai 5 item yang diperkirakan mengukur hal yang sama. Jawaban tes DASS ini terdiri dari 4 pilihan yang disusun dalam bentuk skala Likert dan subyek diminta untuk menilai pada tingkat manakah mereka mengalami setiap kondisi yang disebutkan tersebut dalam satu minggu terakhir. Selanjutnya, skor dari setiap sub-skala tersebut dijumlahkan dan dibandingkan dengan norma yang ada untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat depresi, kecemasan dan stress individu tersebut. Sejauh ini, di Australia dan United Kingdom telah dilakukan beberapa penelitian untuk melakukan pengujian validitas dan reliabilitas tes ini. Karena validitas dan reliabilitasnya yang tinggi, baik pada sampel nonklinis maupun sampel klinis, maka saat ini tes DASS sering digunakan baik dalam setting klinis maupun non-klinis dan diadministrasikan baik secara individual maupun kelompok. Selain itu, juga telah disusun norma tes ini berdasarkan penelitian pada 1771 prang dewasa di Australia. Meski sudah sekitar 11 tahun sejak pertama kali dirampungkan, tes DASS ini belum dapat digunakan di Indonesia karena belum ada norma untuk populasi masyarakat Indonesia. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan adaptasi terhadap tes ini. Dalam pengadaptasian peneliti memilih dua kelompok sampel sebagai subyek penelitian yaitu kelompok sampel Yogyakarta dan Bantu' yang mengalami peristiwa traumatik bencana `gempa bumi' dan kelompok sampel Jakarta dan sekitarnya yang tidak mengalami gempa bumi. Sebelum dilakukan penyusunan norma, tentunya perlu dilakukan uji validitas, reliabilitas dan analisis item terhadap alat ukur ini. Berdasarkan basil pengujian ref iabilitas dengan menggunakan formula cronbach's alpha ditemukan bahwa tes ini reliabel (a = .9483). Selanjutnya berdasarkan pengujian valid itas dengan menggunakan teknik validitas internal ditemukan 41 item valid dan 1 item tidak valid. Hal ini berarti terdapat 41 item yang mengukur konstruk general psychological distress dan dapat membedakan antara subyek yang memiliki tingkat general psychological distress tinggi dan rendah. Sedangkan norma dibuat berdasarkan T score yang dibagi menjadi lima kategori yaitu Normal. Mild, Moderate, Severe dan Extremely Severe. Selain ditakukan pengkategorian subyek berdasarkan total skor ketiga skala tersebut (general psychological distress), juga dilakukan pengkategorian berdasarkan skor total masingmasing skala (depression, anxiety dan stress). Selanjutnya, untuk melihat profit DASS pada kedua kelompok sampet yang diteliti, dilakukan juga pembandingan terhadap data demogratis subyek yang berupa tempat tinggal, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir dan pekerjaan. Selain kesimpulan dari penelitian ini, di bagian akhir penulisan hasil penelitian ini juga dilakukan diskusi serta dipaparkan beberapa saran yang berkaitan dengan saran pengembangan penelitian dan saran praktis.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Gracia Gani
Abstrak :
[ABSTRAK
Bonding antara ibu dengan anak merupakan proses yang bersifat dinamik dan dua arah. Bonding berperan sangat penting pada masa awal kehidupan seorang anak. Bonding yang terbentuk akan mempengaruhi sikap pengasuhan ibu terhadap anak yang masih bergantung penuh pada dirinya. Bonding juga mempengaruhi perkembangan sensorik dan motorik anak. Dalam jangka panjang, gangguan bonding dapat menyebabkan berbagai gangguan emosi dan perilaku pada anak. Diperlukan alat ukur untuk menilai bonding antara ibu dengan anak, sehingga jika terdapat masalah maka dapat dilakukan intervensi segera. Penelitian ini dilakukan untuk mengelaborasi kesahihan dan keandalan instrumen Mother-Infant Bonding Scale dalam Bahasa Indonesia. Kesahihan instrumen ini dalam Bahasa Indonesia baik, dibuktikan oleh uji validitas isi. Keandalan instrumen Mother-Infant Bonding Scale versi Bahasa Indonesia menurut nilai Cronbach?s alpha untuk keseluruhan butir instrumen adalah 0,4; untuk faktor lack of affection adalah 0,4; sedangkan untuk faktor anger and rejection adalah 0,5.
ABSTRACT
Bonding between a mother to her infant is a dynamic and bidirectional process, it play a very important role in the first days of life. Bonding create nurturing behavior of a mother to her infant that fully dependent to others to fulfill its need. Bonding also has important role in sensory motor development of the baby. In a long term, disorder of mother-infant bonding affect child?s emotional regulation and behavior. Assessment tools is needed to assess the quality of mother-infant bonding, so if there was problem, intervention should be done soon. We did this research to evaluate validity and reliability of Mother-Infant Bonding Scale in Indonesian version. The validity of these instruments in Indonesian version tested with content validity by experts worth 1.00. Reliability of Mother-Infant Bonding Scale in Indonesian version according to Cronbach's alpha values for whole item is 0.4; for lack of affection factor is 0.4; whereas for anger and rejection factor is 0.2. ;Bonding between a mother to her infant is a dynamic and bidirectional process, it play a very important role in the first days of life. Bonding create nurturing behavior of a mother to her infant that fully dependent to others to fulfill its need. Bonding also has important role in sensory motor development of the baby. In a long term, disorder of mother-infant bonding affect child’s emotional regulation and behavior. Assessment tools is needed to assess the quality of mother-infant bonding, so if there was problem, intervention should be done soon. We did this research to evaluate validity and reliability of Mother-Infant Bonding Scale in Indonesian version. The validity of these instruments in Indonesian version tested with content validity by experts worth 1.00. Reliability of Mother-Infant Bonding Scale in Indonesian version according to Cronbach's alpha values for whole item is 0.4; for lack of affection factor is 0.4; whereas for anger and rejection factor is 0.2. ;Bonding between a mother to her infant is a dynamic and bidirectional process, it play a very important role in the first days of life. Bonding create nurturing behavior of a mother to her infant that fully dependent to others to fulfill its need. Bonding also has important role in sensory motor development of the baby. In a long term, disorder of mother-infant bonding affect child’s emotional regulation and behavior. Assessment tools is needed to assess the quality of mother-infant bonding, so if there was problem, intervention should be done soon. We did this research to evaluate validity and reliability of Mother-Infant Bonding Scale in Indonesian version. The validity of these instruments in Indonesian version tested with content validity by experts worth 1.00. Reliability of Mother-Infant Bonding Scale in Indonesian version according to Cronbach's alpha values for whole item is 0.4; for lack of affection factor is 0.4; whereas for anger and rejection factor is 0.2. , Bonding between a mother to her infant is a dynamic and bidirectional process, it play a very important role in the first days of life. Bonding create nurturing behavior of a mother to her infant that fully dependent to others to fulfill its need. Bonding also has important role in sensory motor development of the baby. In a long term, disorder of mother-infant bonding affect child’s emotional regulation and behavior. Assessment tools is needed to assess the quality of mother-infant bonding, so if there was problem, intervention should be done soon. We did this research to evaluate validity and reliability of Mother-Infant Bonding Scale in Indonesian version. The validity of these instruments in Indonesian version tested with content validity by experts worth 1.00. Reliability of Mother-Infant Bonding Scale in Indonesian version according to Cronbach's alpha values for whole item is 0.4; for lack of affection factor is 0.4; whereas for anger and rejection factor is 0.2. ]
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Kusumasita Burkon
Abstrak :
Pendahuluan : Gangguan otot ndash;tulang ndash;rangka muskuloskeletal berpengaruh pada produktivitas kerja pekerja industri manufaktur khususnya garment. Nordic Musculoskeletal Questionnaire NMQ dapat berfungsi sebagai instrumen identifikasi maupun penilaian risiko yang harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas handal . Validitas dan relialibitas Nordic Musculoskeletal Questionnaire NMQ versi bahasa Indonesia pada pekerja "Blue Collar Worker"; merupakan kelanjutan validitas sebelumnya di Indonesia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai validitas dan nilai reliabilitas dari Nordic Musculosceletal Questionnaire NMQ yang reliabel dan relevan digunakan pada pekerja "Blue Collar Worker";. Metode : Kuesioner terjemahan disederhanakan kata ndash;kata dalam kalimat dan bahasanya melalui proses diskusi panel bersama ahli. Kemudian kuesioner diujicobakan untuk mengetahui kekuatan korelasi antarbutir pertanyaan dan diperoleh nilai validitasnya, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan teknik ukur ulang yang berjarak waktu 7 hari untuk mendapatkan nilai Chronbach rsquo;s Alpha. Analisa hasil penelitian dengan menggunakan SPSS 20. Hasil : Penelitian menunjukkan responden yang latar belakang pendidikan maksimal SMA atau sederajat menghasilkan nilai validitas kuesioner adalah mayoritas nilai kuat 0.600 ndash; 0.777 dan hasil uji reliabilitas kuesioner pada penelitian pertama dengan kedua memiliki nilai Cronbach rsquo;s Alpha yang hampir sama ndash;sama tinggi 0.965 ndash; 0.966 dan berarti sangat reliabel. Kesimpulan : Kuesioner Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ) dalam Bahasa Indonesia dinyatakan valid dan reliabel untuk dapat digunakan pada pekerja "blue collar worker".
Introduction Musculoskeletal disorder affects work productivity of manufacturing industry workers, especially garment. Nordic Musculoskeletal Questionnaire NMQ can serve as an identification instrument or risk assessment that must be full of validity and reliability requirements. Validity and reliability of the Nordic Musculoskeletal Questionnaire NMQ Indonesian version of the blue collar worker is a continuation of previous validity in Indonesia.Objectives The research is aimed to get the validity and reliability of Nordic Musculosceletal Questionnaire NMQ in Indonesian Language that can be used for blue collar worker. Methods The translation questionnaire simplified the words in the sentence and language through a panel of expert processes discussion. The questionnaire has been tested to determine the inter items correlation and validity test, then tested the reliability with the measuring technique that is within 7 days to get the value of Chronbach 39 s Alpha. The research was analized by using SPSS 20 for final result. Results The research showed that respondents who have maximum education background of high school give the validity value of the questionnaire is the majority of the strong score 0.600 0.777 and the results of the reliability test questionnaire in the first and the second research has Cronbach 39 s Alpha value of almost the same equally high 0.965 0.966 and means it is very reliable. Conclusion The Nordic Musculoskeletal Questionnaire NMQ in Bahasa Indonesia is valid and reliable to be used among blue collar worker.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Rakhmi Mantu
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Penting bagi orangtua untuk mengetahui apakah anaknya telah memiliki kesiapan dan kematangan masuk sekolah. Di Indonesia belum ada alat skrining yang mudah dan efisien untuk menilai kesiapan bersekolah seorang anak bagi dokter anak. Brigance Early Screen III merupakan alat skrining untuk mendeteksi gangguan perkembangan sekaligus menilai kesiapan memasuki dunia pendidikan  anak usia 3-5 tahun  yang terstandarisasi dan mudah digunakan ,tetapi belum diuji kesahihan interna dan keandalanya dalam bahasa Indonesia. Tujuan: Menguji kesahihan interna dan keandalan kuesioner BRIGANCE Early Screen III bahasa Indonesia sebagai alat penapisan keterlambatan perkembangan dan kesiapan awal bersekolah anak usia 3-5 tahun Metode: Penelitian potong lintang  pada 3 kelompok umur (3,4 dan 5 tahun) di Kelurahan Tanah Tinggi, Johar baru, Jakarta Pusat. Penelitian dibagi 2 tahap,  pertama (Januari-Februari 2019) merupakan adaptasi transkultural  dari bahasa Inggris ke Indonesia. Tahap kedua (Mei-Juni 2019) merupakan uji kesahihan dan keandalan kuesioner BRIGANCE  bahasa Indonesia dengan minimal 30 anak setiap kelompok umur, menggunakan metode consecutive non-random sampling. Uji kesahihan konstruksi dianalisis menggunakan Pearson correlation dan sahih jika nilai rho (r) > 0,3. Uji keandalan dinilai uji konsistensi internal yang dianalisis dengan menggunakan Alpha Cronbach's coefficient dengan nilai Cronbach's Alpha minimum 0,6. Hasil: Uji kesahihan  interna menunjukkan beberapa butir pertanyaan yang tidak sahih pada kuesioner di semua kelompok usia disebabkan karena homogenitas jawaban, proses transkulturasi budaya dan bahasa serta jumlah subyek yang kurang banyak.  Hasil test dan re-test didapatkan korelasi tiap butir pertanyaan per-domain menunjukkan kesahihan baik dengan nilai r > 0,80. Kuesioner  usia 3 dan 5 tahun  menunjukkan keandalan baik (Cronbachs alpha 0,662 dan 0,712). Sedangkan kuesioner untuk kelompok usia 4 tahun tidak andal  Cronbachs alpha 0,452). Kesimpulan: Kuesioner Brigance Early Screen III  usia 3 dan 5 tahun  telah teruji sahih dan andal dipergunakan sebagai alat deteksi gangguan  perkembangan dan penilaian awal  kesiapan anak bersekolah. Kuesioner  usia 4 tahun  yang tidak sahih dan tidak  andal  diperlu dilakukan peninjauan ulang periode adaptasi transkultural.
ABSTRACT
Background: It is important for parents to find out whether their child has school readiness In Indonesia there is no easy and efficient screening tool to assess  school readiness used by  pediatrician. Brigance Early Screen III is a screening tool to detect developmental disorders while assessing school  readiness which already standardized and easy-to-use  for children, but has not yet been tested for internal validity and reliability. Aim: To find out the internal validity and reliability of the Indonesian language BRIGANCE Early Screen III questionnaire as a screening tool for developmental delays and  early assesment school readiness  for children aged 3-5 years. Methods: A cross-sectional study in 3 age groups (3.4 and 5 years) in Tanah Tinggi, Johar Baru, Central Jakarta. The study was divided into two phases, first phase (January-February 2019) was a transcultural adaptation of English into Indonesian. The second phase  (May-June 2019) was the validity and reliability test of the Indonesian BRIGANCE questionnaire with a minimum of 30 children per age group, using the consecutive non random sampling method. The analyzed test  using Pearson correlation and valid if the value of rho (r) > 0.3. Reliability tests were assessed for internal consistency tests analyzed using Alpha Cronbach's coefficient with  minimum 0.6. Results: The internal validity test  showed some  non valid questions in all off those groups. This can be due to the homogeneity of the answers, process of transculturation of culture and language, and insufficiency  number of subjects. Reliability of the Indonesian language Brigance Early Screen III questionnaire at ages 3 and 5 showed good reliability (Cronbachs alpha 0.662 and 0.712). Whereas for the age group of 4 years showed poor reliability (Cronbachs alpha 0.452). Correlation of each item per-domain questions generally showed good validity with a value of r> 0.80. Conclusion: Brigance Early Screen III age 3 and 5 Indonesian language questionnaires proved to be valid and  reliable as a developmental screening  tool and early assessment for   school readiness. The  4-year questionnaire showed poor validity and reliability and need further re-assesment.
2019
T55565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Nurdin
Abstrak :
Latar belakang. OCS merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk penapisan ganguan fungsi kognitif. Instrumen ringkas, domain spesifik, dan mampu untuk penapisan afasia dan pengabaian. Penelitian ini bertujuan melakukan uji validitas dan reliabilitas OCS-INA. Metode. Proses adaptasi dan translasi OCS sesuai kaidah WHO, kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas OCS-INA. Populasi penelitian subjek berumur > 18 tahun dengan fungsi kognitif normal menggunakan Moca-INA. Penelitian dilakukan di panti sosial dan fasilitas kesehatan yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil. 104 subjek memenuhi kriteria inklusi. Sebagian besar laki-laki (51,92%). Usia berkisar antara 20 sampai 87 tahun dengan prevalensi usia tertinggi > 60 tahun (60%), tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (35,58%) dan kebanyakan tidak bekerja (62,5%). Uji validitas menggunakan rumus koefisien korelasi spearman, nilai valid pada hampir semua domain yaitu nilai r hitung > r tabel (0,1927). Uji reliabilitas Kappa p didapatkan interpretasi kesepakatan dominan sangat baik pada 6 tugas pemeriksaan, yaitu tugas semantik (0,874), orientasi (0,842) memori verbal (0,822), memori episodik (0,870) dan tes lapang pandang (1,000). Nilai baik didapatkan pada tes penamaan gambar (0,774), membaca (0,726) dan kalkulasi (0,774). Kesimpulan. OCS-INA valid dan reliabel sebagai instrumen untuk penapisan gangguan kognitif dan bisa melengkapi instrumen yang sudah digunakan sebelumnya. ......Background. OCS is an instrument that can be used to screen impaired cognitive function. This is a compact, domain specific and capable instrument for aphasia and neglect screening. This study aims to test the validity and reliability of OCS-INA. Method. The process of adaptation and translation of OCS according to WHO rules, then tested the validity and reliability of OCS-INA. The study population was subjects > 18 years old with normal cognitive function using Moca-INA. The study was conducted in social institutions and health facilities that met the inclusion criteria. Results. 104 subjects met the inclusion criteria. Most of the subjects were men (51.92%). Age of subjects ranged from 20 to 87 years with the highest age prevalence > 60 years (60%), high school education level (35.58%) and most of them were not working (62.5%). The validity test uses the Spearman correlation coefficient formula, the valid value in almost all domains is the calculated r value > r table (0.1927). Kappa p reliability test showed that the dominant agreement interpretation was very good on 6 examination tasks: semantic (0.874), orientation (0.842) verbal memory (0.822), episodic memory (0.870) and visual field test (1,000). Good scores were obtained in the picture naming test (0.774), sentence reading (0.726) and calculation (0.774). Conclusion. OCS-INA is valid and reliable instrument for cognitive impairment screening and can complement the instruments that have been used previously.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Binsar
Abstrak :
Latar Belakang: Kelelahan (Fatigue) memiliki peran yang cukup penting dalam semua industri, terutama bila berhubungan dengan kinerja, keamanan, dan produktivitas. Operasi Minyak dan Gas, terutama pengeboran bersifat eksplorasi yang dilakukan di area lepas pantai merupakan bentuk pekerjaan yang dianggap memiliki risiko yang tinggi. Kelelahan dalam operasi minyak dan gas tercatat memberikan andil pada beberapa insiden yang sifatnya fatal dan katastropik. Sampai dengan saat ini masih sulit untuk memperkirakan sejauh mana kelelahan berkontribusi pada insiden di operasi minyak dan gas (migas). Hal ini dikarenakan kurangnya pelaporan insiden yang konsisten, cukup, dan efektif. Survai subjektif dan kuesioner seringkali dipilih sebagai instrumen dalam menilai kelelahan. Namun, instrumen tersebut masih dinilai belum sesuai untuk digunakan pada lingkungan pekerjaan Migas. Kebutuhan akan penilaian kelelahan secara subyektif yang komprehensif, reliabel, dan relevan bagi pekerja Migas inin menjadi dasar Shortz dkk mengembangkan suatu survei yang dikhususkan untuk para pekerja bidang migas. Survei ini disebut Fatigue Risk Assessment and Management in high-risk Environments (FRAME) Survey yang dalam bentuk aslinya masih berbahasa Inggris. Belum terdapat FRAME Survey dalam versi bahasa Indonesia yang baku dan telah melalui proses uji validasi dan reliabilitas. Survei ini juga belum pernah diuji kesesuaiannya dengan instrumen lain yang telah digunakan sebagai alat penilaian kelelahan. Sehingga diperlu untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas dari FRAME dalam penelitian ini. Metode: Penelitian dimulai dengan melaksanakan penerjemahan dan adaptasi transkultural dari bahasa Inggris menjadi kuesioner berbahasa Indonesia, dan kemudian di ikuti dengan pengujian dengan uji korelasi Pearson terhadap data yang dikumpulkan dari populasi pekerja Indonesia yang bekerja di lokasi penelitian. Selanjutnya dikumpulkan data dari hasil pengisian kuesioner dan pemeriksaan waktu reaksi menggunakan instrumen Lakassidaya L-77 di ikuti dengan uji kesesuaian menggunakan uji korelasi bivariat. Hasil: Berdasarkan hasil adaptasi transkultural, expert panel, cognitive debriefing dan pengujian reliabilitas dan validitas dengan korelasi bivariat Pearson dengan sampel yang didapat dari 105 responden (n=105), nilai koefisien korelasi (r ) antara .206 hingga .697. Dengan keseluruhan butir pertanyaan memiliki nilai koefisien korelasi diatas nilai critical value (.1918). Nilai ± Cronbach didapatkan 911. Pada uji kesesuaian, hasil dari korelasi bivariat (n=150) didapat signifikansi yang rendah (p>0.05) dengan kekuatan korelasi yang moderat (r = 0.04). Kesimpulan: Penelitian ini telah menghasilkan kuesioner Fatigue Risk Assessment and Management in High-Risk Environments (FRAME) Survey versi Bahasa Indonesia dengan validitas dan reliabilitas yang dapat diterima. FRAME Survey versi Bahasa Indonesia memiliki keeratan hubungan yang moderat dengan signifikansi yang rendah bila dibandingkan dengan hasil pengukuran kelelahan berdasarkan waktu reaksi yang diukur dengan instrumen Lakassidaya L-77. ......Background: Fatigue has a significant impact in all industries, especially when it comes to performance, safety, and productivity. Oil and Gas operations, especially exploratory drilling conducted in offshore areas are forms of work considered high risk. Fatigue in oil and gas operations contribute to several fatal and catastrophic incidents. Until now it is still difficult to estimate the extent fatigue contributed to incidents in oil and gas operations,  due to the lack of consistent, sufficient, and effective incident reporting. Subjective surveys and questionnaires are often chosen as instruments in assessing fatigue. However, these instruments are still considered not suitable for use in the oil and gas work environment.  The need of a comprehensive, reliable, and relevant subjective assessment of fatigue for oil and gas workers is the basis for  Shortz et al to develop a survey devoted to oil and gas workers. This survey is called Fatigue Risk Assessment and Management in high-risk Environments (FRAME) Survey which originally in English. There is still no a valid and reliable FRAME Survey in Indonesian language. The original survey has never been tested for compatibility with other instruments which used as fatigue assessment tools. Method: The research began by carrying out transcultural translation and adaptation from English into an Indonesian questionnaire, and then followed by testing using pearson correlation test against data collected from the Indonesian Oil and Gas workers population at the research site. Furthermore, data was collected from the results of filling out questionnaires and checking reaction time using the Lakassidaya L-77 instrument followed by conformity study using bivariate correlation tests. Results: Based on transcultural adaptation, expert panel, cognitive debriefing and reliability testing and validity with Pearson bivariate correlation with samples obtained from 105 respondents (n = 105), the correlation coefficient value (r) between .206 to .697 with α cronbach of 0.911. In conformity tests, the result of bivariate correlation (n=150) obtained a low significance (p>0.05) with moderate correlation strength (r = 0.04). Conclusion: This study has produced a Indonesian version of the Fatigue Risk Assessment and Management in High-Risk Environments (FRAME) Survey questionnaire with acceptable validity and reliability. Indonesian version of FRAME Survey has a moderate relationship with low significance when compared to the results of fatigue measurements based on reaction time measured with the L-77 Lakassidaya instrument.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erva Yunilda
Abstrak :

Latar belakang: Identifikasi dan deteksi dini keterlambatan perkembangan anak sampai usia 3 tahun membutuhkan alat uji penapisan yang sahih dan andal serta mudah diaplikasikan orangtua. Kesahihan eksterna Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) belum teruji di Indonesia sehingga ASQ-3 belum dapat digunakan secara luas sebagai alat uji penapisan perkembangan anak.

Tujuan: Mengetahui kesahihan eksterna ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok usia 24, 30, dan 36 bulan sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak.

Metode: Uji diagnostik ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok usia 24, 30, dan 36 bulan dibandingkan dengan Bayley Scales of Infant Development-III (BSID-III) pada populasi anak sehat maupun yang berisiko keterlambatan perkembangan. Untuk menentukan nilai kesahihan eksterna, dihitung: sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif.

Hasil: ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok umur 24 bulan: sensitivitas dan NDN baik (83,3% dan 91,3%), tetapi spesifisitas dan  NDP kurang baik (65,6% dan 47,6%). ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok umur 30 bulan: sensitivitas dan NDN baik (84,6% dan 90,9%), tetapi spesifisitas dan  NDP kurang baik (69% dan 55%). ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok umur 36 bulan: spesifisitas cukup baik (78,8%) dan NDN baik (86,7%), tetapi sensitivitas dan  NDP kurang baik (66,6% dan 53,3%).

Kesimpulan: Kesahihan eksterna ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok usia usia 24, 30, dan 36 bulan pada penelitian ini cukup sahih sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak.

 


Background: Identification of children with developmental disabilities is critical step in providing early intervention services. Ages and Stages Questionnaires third edition (ASQ-3), a parent-report questionnaires has been proven to be a valid and reliable screening test and good psychometric properties. This test has not been external validated before in Indonesia.

Aim: Providing the external validated form of the Indonesian version of the Ages and Stages Questionnaires third edition as an appropriate developmental screening tool for evaluation of 24, 30, and 36 months Indonesian children’s development.

Method: The Indonesian ASQ-3 diagnostic test for the age groups of 24, 30, and 36 months compared with Bayley Scales of Infant Development-III (BSID-III) in the population of healthy children and at risk of developmental delays. To determine the value of external validity, calculated: sensitivity, specificity, positive predictive value and negative predictive value.

Results: ASQ-3 Indonesian 24 month: sensitivity and NDN are good (83.3% and 91.3%), but specificity and NDP are poor (65.6% and 47.6%). ASQ-3 Indonesian 30 months: sensitivity and NDN are good (84.6% and 90.9%), but specificity and NDP are poor (69% and 55%). ASQ-3 Indonesian 36 months: specificity is quite good (78.8%) and NDN is good (86.7%), but sensitivity and NDP are poor (66.6% and 53.3%).

Conclusion: The external validity of ASQ-3 Indonesian 24, 30, and 36 months in this study is quite valid as a screening test for children's development delays.

 

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>