Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ingetiarani Yukiko Hermawan
Abstrak :
ABSTRAK
Early Childhood Caries ECC merupakan penyakit infeksi kronis pada gigi anak-anak usia 3 ndash; 5 tahun, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah saliva. Saliva memiliki viskositas dan komponen salah satunya adalah protein yang berperan penting dalam mempertahankan rongga mulut dari patogen penyebab ECC. Tujuan: Menganalisis profil protein dan viskositas saliva pada pasien ECC dan bebas karies. Metode: Viskositas saliva dinilai secara visual dan profil protein saliva dianalisis menggunakan metode SDS PAGE. Hasil: Ditemukan 5 profil protein dengan gambaran yang paling jelas dengan berat molekul 15 kDa, 25 kDa, 60 kDa, 65 kDa dan 95 kDa pada pasien ECC dengan frekuensi kemunculan secara berurutan sebesar 8, 3, 16, 6, 2 dan pada bebas karies sebesar 14, 5, 16, 16, 9. Viskositas saliva pada pasien ECC tinggi dan pada bebas karies rendah. Kesimpulan: Pada pasien ECC ditemukan frekuensi kemunculan profil protein 15 kDa, 25 kDa, 65 kDa dan 95 kDa yang lebih sedikit dibandingkan dengan bebas karies. Sedangkan profil protein 60 kDa ditemukan frekuensi kemunculan yang sama pada pasien ECC dan bebas karies. Viskositas pada pasien ECC lebih tinggi dibandingkan dengan bebas karies. Latar Belakang: Early Childhood Caries ECC merupakan penyakit infeksi kronis pada gigi anak-anak usia 3 ndash; 5 tahun, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah saliva. Saliva memiliki viskositas dan komponen salah satunya adalah protein yang berperan penting dalam mempertahankan rongga mulut dari patogen penyebab ECC. Tujuan: Menganalisis profil protein dan viskositas saliva pada pasien ECC dan bebas karies. Metode: Viskositas saliva dinilai secara visual dan profil protein saliva dianalisis menggunakan metode SDS PAGE. Hasil: Ditemukan 5 profil protein dengan gambaran yang paling jelas dengan berat molekul 15 kDa, 25 kDa, 60 kDa, 65 kDa dan 95 kDa pada pasien ECC dengan frekuensi kemunculan secara berurutan sebesar 8, 3, 16, 6, 2 dan pada bebas karies sebesar 14, 5, 16, 16, 9. Viskositas saliva pada pasien ECC tinggi dan pada bebas karies rendah. Kesimpulan: Pada pasien ECC ditemukan frekuensi kemunculan profil protein 15 kDa, 25 kDa, 65 kDa dan 95 kDa yang lebih sedikit dibandingkan dengan bebas karies. Sedangkan profil protein 60 kDa ditemukan frekuensi kemunculan yang sama pada pasien ECC dan bebas karies. Viskositas pada pasien ECC lebih tinggi dibandingkan dengan bebas karies.
ABSTRACT
Early Childhood Caries ECC is a chronic infection disease of dental on children with 3 ndash 5 years old, that are caused by many factors, one of which is saliva. Saliva has viscosity, and component specifically protein, that play an important role in maintaining oral cavity from pathogen causing ECC. Objective To analyze protein profile and salivary viscosity from ECC and caries free subjects. Method Salivary viscosity was assessed visually and salivary protein profile were analyzed using SDS PAGE. Result 5 most prominent protein profiles with molecular mass 15 kDa, 25 kDa, 60 kDa, 65 kDa and 95 kDa were found in ECC patient with frequency of occurrences in order 8, 3, 16, 6, 2 and in caries free subject 14, 5, 16, 16, 9. Salivary viscosity on ECC patient was high and on caries free patient was low. Conclussion On ECC patient, frequency of occurrences of salivary protein profile 15 kDa, 25 kDa, 65 kDa and 95 kDa were found less than on caries free subject. Meanwhile, protein profile 60 kDa has the same frequency of occurrence on ECC and caries free subject. Viscosity on ECC patient was higher than caries free subject.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggrina Wulan Sari
Abstrak :
Latar balakang: Early Childhood Caries seringkali dijumpai pada anak-anak dalam rentang usia kurang dari 71 bulan. Diduga kuat bakteri Streptococcus Mutans serotipe e menjadi bakteri penyebab terjadinya ECC. Imunoglobulin A (IgA) berperan didalam mulut sebagai penghambat kolonisasi dari bakteri penyebab karies gigi. Tujuan: Menganalisis keterkaitan titer IgA anti S .mutans serotipe e terhadap viskositas saliva dan skor dmft pasien Early Childhood Caries. Metode: 15 subjek ECC dari saliva pasien yang terdiri dari 8 saliva terstimulasi dan 7 saliva tidak terstimulasi yang dihitung titer IgA anti S. mutans serotipe e menggunakan teknik ELISA. Keterkaitan antara level IgA dengan viskositas saliva dan skor dmft pasien ECC dianalisis menggunakan uji korelasi. Hasil: Level IgA pada saliva yang terstimulasi lebih rendah daripada level saliva tidak terstimulasi. Adanya hubungan bermakna antara level IgA dengan viskositas saliva (r = 0.766). Tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna (r >0.005) antara level IgA dengan skor dmft (r= -0.413). Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat korelasi yang positif dan bermakna antara level IgA anti S. mutans serotipe e dengan viskositas saliva. Terdapat hubungan negatif dan tidak bermakna antara level IgA anti S. mutans serotipe e dengan skor dmft pasien ECC. Selain itu, titer IgA anti S. mutans serotipe e pada saliva tidak terstimulasi ditemukan lebih tinggi daripada saliva yang terstimulasi tetapi tidak bermakna. ......Background: Early Childhood caries is often found in children in the age range of less than 71 months. Allegedly bacteria Streptococcus mutans serotype e took a stake in the process of formation or the occurrence of ECC. One of the body's natural defense line is immunoglobulin A (IgA). Objective: To analyze the relationship level of IgA anti-bacterial S .mutans serotype e on the viscosity of saliva and saliva dmft score of patients Early Childhood caries. Methods: 15 patients saliva samples ECC consists of 8 saliva stimulated and unstimulated saliva 7 calculated level of IgA anti bacteria S. mutans serotype e. Observations were made using ELISA technique. IgA levels were then analyzed its association with the viscosity of saliva and saliva of patients ECC dmft score. Results: Stimulated saliva ECC patients had IgA levels were lower than unstimulated saliva levels and found no significant correlation (r> 0.005) between salivary IgA level ECC patients with a viscosity of saliva and dmft score. Conclusion: There were no significant correlation and positive correlation between levels of IgA anti S. mutans serotype e dmft score saliva of patients with ECC. Obtained a positive correlation and significant correlation between the viscosity of saliva to the value level of IgA anti S. mutans serotype e. Unstimulated saliva had IgA level anti S. mutans serotype e higher than the stimulated saliva but there was no significantly difference.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Amelia Ruliani
Abstrak :
Latar Belakang: Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang banyak terjadi di dunia. Saliva memiliki berbagai peran di dalam rongga mulut yang berhubungan dengan karies. Total Antioxidant Capacity berperan dalam melindungi tubuh dari berbagai kondisi patologis. Tujuan: Menganalisis konsentrasi Total Antioxidant Capacity pada saliva bebas karies dan early childhood caries dihubungkan dengan OHI-S, dmf-t, serta viskositas dan laju alir saliva. Metode: Sampel saliva tersimpan sebanyak 33 sampel yang diperoleh dari anak usia di bawah 71 bulan dengan kondisi bebas karies dan early childhood caries diuji dengan menggunakan total antioxidant capacity assay kit. Hasil: Terdapat perbedaan konsentrasi Total Antioxidant Capacity dalam saliva anak bebas karies dan early childhood caries, terdapat korelasi linier positif sedang antara konsentrasi Total Antioxidant Capacity dalam saliva anak dengan skor dmf-t, tidak terdapat perbedaan konsentrasi Total Antioxidant Capacity dalam saliva anak dengan kategori OHI-S baik dan sedang, laju alir saliva tinggi dan sedang, serta viskositas saliva encer dan kental. Kesimpulan: Konsentrasi Total Antioxidant Capacity pada saliva early childhood caries lebih tinggi dibandingkan bebas karies. ......Background: Dental caries is a common disease worldwide. Saliva has a big role in oral cavity associated with dental caries. Total Antioxidant Capacity has a role to protect the body from any pathological condition. Objective: Analysing Total Antioxidant Capacity concentration of Early Childhood Caries and Caries Free saliva and its relation to OHI-S, dmf-t, and salivary flow rate and viscosity. Method: 33 stored saliva samples of children under 71 month old with early childhood caries and caries free tested using total antioxidant capacity assay kit. Result: There is a significant difference between Total Antioxidant Capacity concentration in saliva of caries free and early childhood caries children, there is a moderate linear positive correlation between Total Antioxidant Capacity concentration and dmf-t. There is no difference between Total Antioxidant Capacity concentration in saliva of children with good and moderate OHI-S, high and moderate salivary flow rate, and watery and thick saliva. Conclusion: Total Antioxidant Capacity concentration in saliva of early childhood caries children is higher than caries free.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fheiske R. Joroh
Abstrak :
Latar belakang: Early childhood caries adalah penyakit gigi dan mulut yang paling umum dan paling sering terjadi pada anak-anak diseluruh dunia. Saliva berfungsi dalam menjaga kesehatan mulut dan homeostasis, serta berperan dalam sistem pertahanan terhadap karies gigi yaitu melalui efek pembersihan, kapasitas buffer, agen antimikroba, serta sebagai penampung ion kalsium dan fosfat untuk remineralisasi lesi karies awal. Nitric oxide yang terdapat dalam saliva memiliki efek antimikroba yang dapat menyebabkan autoinhibisi bakteri-bakteri kariogenik penyebab karies. Tujuan: Mengkaji konsentrasi nitric oxide pada saliva anak dengan early childhood caries dan bebas karies ditinjau dari skor dmf-t serta korelasi antara laju alir saliva, viskositas saliva dengan aktivitas karies anak melalui tinjauan pustaka. Metode: Penelitian ini dilakukan sepanjang bulan Desember 2020-Januari 2021. Pencarian literatur terkait dilakukan melalui 2 database elektronik, yaitu PubMed dan ProQuest dengan menggunakan kata kunci yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Penentuan literatur inklusi dilakukan dengan mengikuti alur PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses), sehingga didapatkan literatur yang menggunakan bahasa inggris, dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir, tersedia dalam full-text, serta sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil: Terdapat 4 literatur yang terpilih. 3 buah literatur memaparkan bahwa konsentrasi nitric oxide secara signifikan lebih tinggi pada anak yang bebas karies, dibandingkan anak dengan early childhood caries. 1 buah literatur memaparkan bahwa terdapat penurunan laju alir dan peningkatan viskositas saliva (viskositas kental) pada anak dengan early childhood caries. Kesimpulan: Konsentrasi nitric oxide lebih tinggi pada anak yang bebas karies dibandingkan anak dengan early childhood caries. Penurunan konsentrasi NO di saliva dapat menyebabkan peningkatan pada keparahan karies ......Background: Early childhood caries is a disease of the teeth and mouth that is most common and most often occurs in children around the world. Saliva functions to maintain oral health and homeostasis, and plays a role in the defense system against dental caries, namely through its cleaning effect, buffer capacity, antimicrobial agents, as well as a reservoir for calcium and phosphate ions for remineralization of early carious lesions. The content of nitric oxide in saliva has an antimicrobial effect which can cause autoinhibition of cariogenic bacteria that cause caries. Objective: Study nitric oxide concentration in saliva of children with early childhood caries and caries-free in terms of the dmf-t score and the correlation between salivary flow rate, salivary viscosity and caries activity of children through literature review. Methods: This research was carried out during December 2020-January 2021. The search for related literature was carried out through 2 electronic databases, namely PubMed and ProQuest using keywords that match the research question. The determination of inclusion literature was carried out by following the PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyzes), so that literature in English was obtained, published in the last 10 years, available in full text, and in accordance with the inclusion and exclusion criteria. Result: There are 4 selected literatures. 3 pieces of literature describe that concentrations nitric oxide were significantly higher in caries-free children, compared to children with early childhood caries. 1 piece of literature describes that there is a decrease in flow rate and an increase in salivary viscosity (thick viscosity) in children with early childhood caries. Conclusion: Nitric oxide concentration was higher in caries-free children compared to children with early childhood caries. Decreasing the NO concentration in saliva can lead to an increase in caries severity.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Marwah Septami Sikumbang
Abstrak :
Latar Belakang: Pada tahun 2018 ditemukan angka prevalensi karies anak di Indonesia mencapai 90,2%. Sebelumnya saliva diketahui dapat digunakan sebagai biomarker karies dengan menguji kuantitatif bakteri, identitas konsentrasi protein, karakteristik psikokimia serta karakteristik biokimia. Tujuan: Menganalisis konsentrasi malondialdehyde pada saliva anak ECC (early childhood caries) dan bebas karies serta kaitannya dengan skor dmf-t, OHI-S, viskositas saliva dan laju alir saliva. Metode: Mengukur konsentrasi malondialdehyde pada 33 sampel saliva anak tersimpan (22 sampel saliva anak ECC dan 11 sampel saliva anak bebas karies) dengan ELISA. Hasil: Analisis Mann Whitney antara konsentrasi malondialdehyde pada saliva ECC dan anak bebas karies didapatkan nilai p=0 serta didapatkan nilai p=0 dan r= -0,641 saat dilakukan analisis Spearman. Analisis Kruskal Wallis pada konsentrasi malondialdehyde anak dengan skor dmf-t berbeda didapatkan nilai p=0,014 serta didapat nilai p=0,004 dan r=0,488 saat dilakukan analisis Spearman. Tidak terdapat perbedaan bermakna serta korelasi antara konsentrasi malondialdehyde terhadap skor OHI-S, viskositas dan laju alir saliva berbeda. Kesimpulan: Konsentrasi malondialdehyde pada saliva anak ECC berbeda dengan konsentrasi malondialdehyde anak bebas karies, semakin tinggi konsentrasi malondialdehyde maka semakin parah karies yang dialami anak. Anak dengan skor dmf- t yang berbeda memiliki konsentrasi malondialdehyde yang berbeda pula. Semakin tinggi skor dmf-t semakin tinggi pula konsentrasi malondialdehyde. Tidak ditemukan hubungan antara konsentrasi malondialdehyde pada anak bebas karies dan ECC terhadap skor OHI- S, viskositas saliva dan laju alir saliva. ......Background: In 2018, prevalence rate of children’s caries in Indonesia reached 90,2%. Previously, saliva was known as a caries biomarker by testing quantitative bacteria, protein concentration identity, psychochemical and biochemical characteristics. Objective: Analyze malondialdehyde concentration in children’s saliva with ECC (early childhood caries) and caries-free and its relation to dmf-t score, OHI-S, salivary viscosity and salivary flow rate. Methods: Measuring malondialdehyde concentration from 33 stored children’s saliva samples (22 samples ECC and 11 samples caries-free) using ELISA. Results: Mann Whitney analysis between malondialdehyde concentration from ECC children’s saliva and caries free children obtained p=0 and then p=0, r= -0,641 for Spearman analysis. Kruskal Wallis analysis of malondialdehyde concentrations in children with different dmf-t scores obtained p=0,014 and p=0,004, r=0,488 for Spearman analysis. There was no significant difference and there was no significant correlation between malondialdehyde concentration and OHI-S score, viscosity and different salivary flow rates. Conclusion: Malondialdehyde concentration in ECC children’s saliva was different from malondialdehyde concentration in caries free children, higher malondialdehyde concentration show worse caries experienced in children. Children with different dmf-t scores had different malondialdehyde concentrations. Higher dmf-t score show higher malondialdehyde concentration. There was no relation between malondialdehyde concentration in caries-free children and ECC to OHI-S score, salivary viscosity and salivary flow rate.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library