Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Kumala
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018
899.221 RAT w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Wirjono Prodjodikoro, 1903-
Bandung: Sumur , 1972
346.096 WIR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Wirjono Prodjodikoro, 1903-
Bandung: Sumur , 1966
346.096 WIR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Wirjono Prodjodikoro, 1903-
Bandung: Vorkink-Van Hoeve, 1958
346.096 WIR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Toto Triantoro
Abstrak :
ABSTRAK
Anjuran untuk pembayaran secara giral telah dilakukan dan dimulai oleh menteri urusan penertiban dan modal swasta, Maksud surat edaranyang dikeluarkan oleh menteri tersebut adalah merupakan usaha untuk mempengaruhi penggunaan uang kartal pada masyarakat dengan mangalihkan kepada sistim pembayaran giral, Sekitar tahun 1970-an hasil dari usaha tersebut mulai tampak, pembandingan persentasi diantara uang giral dan uang kartal adalah 405 (uang giral) : 60%( uang kartal) hal ini cukup menggembirakan, namun usaha tersebut. terus dilakukan dengan harapan pada suatu saat penbandingan persentasi uang giral lebih besar dari pada uang kartal. perkembangan pemakaian uang giral oleh masyarakat menunjukan peningkatan yang pesat sekali. Hal ini kita lihat dalam grafik (jumlah uang yang beredar sejak tahun 1982 sampai tahun 1985) dari grafik tersebut dapat kita lihat peningkatan pemakaian uang giral dalam masyarakat. Pada tahun 1985 terlihat jumlah uang yang beredar kira-kira sebesar 975 milyar rupiah dan uang kartal sebanyak 526 milyar rupiah, dan uang kartal sebanyak 449 milyar rupiah. dari data tersebut dapat diperkirakan presentasinya sekitar 53,95% (uang giral) : 46,05% (uang kartal) perbandingan persentasi ini merupakan kebalikan dari perbandingan persentasi sekitar tahun 70 - an, dengan demikian dapat dikatakan bahwa masyarakat sudah terbiasa untuk menggunakan uang giral dalam kegiatan ekonominya. Ini berarti pula perbangkan telah dapat menghipun dana yang ada dalam masyarakat untuk dapat dipergunakan sebagai biaya/dana pembangunan.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salfa Nur Rachma Azizah
Abstrak :
Laporan magang ini disusun untuk mengevaluasi prosedur audit, khususnya prosedur substantif, yang dilakukan KAP TOP atas akun utang wesel PT F untuk periode satu tahun yang berakhir pada 31 Desember 2021. PT F merupakan perusahaan ritel yang menjual produk perlengkapan dan peralatan olahraga. Prosedur audit substantif dilakukan dengan menyusun lead schedule, menguji pergerakan utang wesel, melakukan vouching penambahan utang wesel, melakukan perhitungan ulang bunga, menguji pembayaran bunga, menguji pengukuran nilai wajar utang wesel, melakukan konfirmasi eksternal, dan menguji debt covenants. Berdasarkan hasil evaluasi, prosedur audit substantif atas akun utang wesel PT F yang dilaksanakan oleh KAP TOP telah sesuai dengan konsep tentang prosedur substantif atas akun utang wesel seperti dijelaskan dalam Arens, Elder, Beasley, dan Hogan (2020) dan standar audit yang berlaku yaitu SA 315, SA 500, dan SA 505. Selain itu, laporan magang ini juga membahas hasil refleksi diri penulis selama menjalani magang di KAP TOP. Pembelajaran yang didapatkan dari program magang adalah kemampuan beradaptasi yang baik dalam lingkungan kerja. Program magang juga membantu menyadari adanya kemampuan dan pengetahuan yang masih harus ditingkatkan. Tindak lanjut dari refleksi diri adalah meningkatkan kemampuan teknis akuntansi dan audit serta meningkatkan kemampuan non teknis yaitu kemampuan berkomunikasi dengan efektif. ......This internship report aims to evaluate audit procedures, specifically the substantive procedures, performed by KAP TOP on PT F’s notes payable account for the period ending December 31, 2021. PT F is a retail company that sells a variety of sporting goods. Substantive audit procedures are carried out by making a lead schedule, testing the movement of notes payable, vouching for additional notes payable, recalculating interest, test interest payments, test fair value measurement of notes payable, conducting external confirmations, and test debt covenants. Based on the results of the evaluation, the substantive audit procedures performed by KAP TOP for PT F’s notes payable account are in accordance with applicable audit concepts of substantive procedures on notes payable accounts as outlined in Arens, Elder, Beasley, and Hogan (2020) and relevant auditing standards, namely SA 315, SA 500, and SA 505. In addition, this internship report also discusses the results of the author’s self-reflection during the internship at KAP TOP. The capacity to adapt to the workplace is a skill that can be learned through an internship program. As part of self-reflection, the internship program also aids in identifying the knowledge and skills that still need to be improved. The follow-up to self-reflection is to improve technical accounting and auditing abilities along with non-technical skills, namely the capacity for effective communication.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Krista Kurnia
Abstrak :
Keterbatasan sumber daya alam suatu negara menimbulkan interaksi antar negara guna memenuhi keterbatasan tersebut sehingga terjadi perdagangan internasional. Perkembangan perdagangan internasional yang cukup pesat membutuhkan mekanisme pembayaran yang aman dan dapat melindungi para pihak yang terkait di dalamnya. Hingga saat ini L/C dipandang sebagai alat pembayaran yang paling aman karena cukup memiliki kepercayaan untuk melindungi para pihak yang terlibat dalam transaksi L/C yaitu dalam hal ini adalah eksportir, importir dan bank. BNI adalah salah satu lembaga perbankan yang memiliki ijin sebagai bank devisa dan dengan demikian melayani pembukaan fasilitas L/C maupun pembayaran L/C. Pembukaan dan pembayaran fasilitas L/C bagi nasabah BNI melalui proses dan prosedur yang telah ditetapkan secara intern oleh perusahaan dengan tetap mengacu pada ketentuan nasional dan internasional. Fasilitas Negosiasi Wesel Ekspor (NWE) adalah salah satu bentuk kewenangan yang diberikan kepada masing- masing kantor cabang BNI untuk melakukan negosiasi atas L/C masuk. Hal ini juga merupakan suatu bukti bahwa BNI turut serta mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi negara. Namun demikian pada fasilitas L/C tetap melekat resiko bagi para pihak yang terlibat didalamnya. Sebagai kesimpulan bahwa peran BNI dalam mengakomodasi kepentingan eksportir adalah salah satunya sebagai mediator kepentingan eksportir dan importir. Bagi eksportir khususnya BNI berperan sebagai bank pembayar melalui fasilitas NWE yang diberikan kepada kantor cabang. Namun tetap harus mempertimbangkan resiko yang secara garis besar adalah unpaid bills, delay of payment, double payment, settlement of delay, fraud. Masing- masing resiko tersebut memiliki keterkaitan antara pihak yang satu dan pihak yang lain. Untuk itu mutlak bagi para pihak untuk menguasai aturan main dalam transaksi L/C guna meminimalisir resiko yang mungkin terjadi. ......The limitations of nature resources of a country caused the International interaction in order to fills these limitations so as to the International trade happen. The development of the quite fast intemational trade needed the mechanism of safe payment and could protect the related sides inside. Nowdays L/C was gazed at as the payment implement that was safest because really had the belief to protect the sides that were involved in the transaction L/C that is in this case was the exporter, the importer and the bank. BNI was one of the bank that had permission as the foreign exchange bank and therefore served the facilities opening L/C facilities and L/C payment. Opening and payment L/C facilities for the BNI customer through the process and the procedure that were appointed intemally permanentiy to refer by the company in the national and International provisions. Negotiated Bill Export facilities (NWE) was one of the forms of the authority that was given to the BNI branch office to execute Negotiated Bill Export. This shown us that BNI supported the acceleration of the growth of the country's economics. But however there is a risk for every party in L/C. As the conclusion that the BNI role in accomodated the exporter interests were as a mediator of the exporter and the importer. For the exporter especially BNI played as a paying bank through Negotiated Bill Export facilities that were given to the branch office. However there is a risk such as unpaid bills, delay of payment, double payment, settlement of delay, fraud. Each of this risk had the connection between. So very important for every party to understand rules of play in the L/C transaction in order to minimises the risk that possibly happened.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T25993
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library