Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dani VIna Oktarine
"Carrefour merupakan hypermarket yang menguasai pangsa omset hypermarket di Indonesia dan memiliki jumlah gerai terbanyak dengan karakteristik dan wilayah pelayanan yang berbeda-beda. Jumlah gerai terbanyaknya di Indonesia terdapat di DKI Jakarta, terutama Jakarta Selatan. Dengan menggunakan variabel bangunan, lokasi dan keadaan sekitar, aksesibilitas serta pesaingnya, dan metode wawancara dengan menggunakan kuisioner yg ditujukan kepada konsumen Carrefour, serta analisis deskriptif dengan bantuan informasi peta, maka dilakukan penelitian mengenai hubungan wilayah pelayanan dengan karakteristik hypermarket Carrefour di Jakarta Selatan dan pesaingnya.
Hasil dari penelitian ini, yakni tidak terdapat hubungan antara wilayah pelayanan dengan karakteristik bangunan hypermarket Carrefour di Jakarta Selatan serta pesaingnya. Namun demikian berdasarkan karakteristik lokasi dan keadaan sekitar serta aksesibilitas, maka Carrefour yang memiliki wilayah pelayanan terluas memiliki perbedaan dengan wilayah pelayanan lainnya, yakni berada pada dominasi penggunaan tanah perkantoran/perdagangan dan industri, serta memiliki volume kendaraan yang melintas paling tinggi.

Carrefour is hypermarket that gain control of turnover compartment in Indonesia and has majority of stores with variably characteristics and service area. Majority store in Indonesia is in DKI Jakarta, South Jakarta exactly. With use building, location and surrounding condition, accessibility, competitor as well as, and interview metode with use questioners to Carrefour consumer, descriptive analysis by using the map information as well as, therefore it is done research about the relationship of service areas with characteristics of Carrefour Hypermarkets in South Jakarta and Its Competitors.
Result from this research, there is not relation between service areas with characteristics of Carrefour Hypermarkets in South Jakarta and Its Competitors. But such according to location and surrounding condition characteristic, accessibility as well as, Carrefour that has got most extent service area has difference with other service areas, that location is on office/trade and industry dominate land use, as well as has got supreme traffic volume that passed by.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1066
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Majid
"Pemerintah Kota Depok melalui Peraturan Walikota Depok No. 46 Tahun 2016 telah mencanangkan adanya pengoperasian Unit Pengolahan Sampah (UPS) sebagai bentuk dari penanganan sampah organik di Kota Depok. Namun pada tahun 2016 daya dukung UPS Kota Depok hanya sebesar 0,26. Hal ini pun mendorong adanya upaya optimasi UPS untuk meningkatkan upaya pengelolaan sampah
organik menjadi lebih efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan optimasi UPS periode 2018–2028 dengan berdasarkan pada jumlah sampah organik yang masuk ke UPS, dengan beberapa langkah: melakukan proyeksi timbulan sampah Kota Depok, proyeksi komposisi sampah organik Kota Depok, pemetaan potensi timbulan sampah untuk seluruh wilayah di Kota Depok,
pemetaan wilayah pelayanan UPS, analisis daya dukung serta potensi optimasi UPS. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan studi kepustakaan untuk memperoleh data primer dan sekunder. Proyeksi timbulan sampah dilakukan dengan menggunakan SNI 3242:2008 Proyeksi komposisi timbulan sampah dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak LCA IWM Prognosis Tools TU Darmstadt. Pemetaan potensi timbulan sampah Kota Depok
dan pemetaan wilayah pelayanan UPS dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ArcMap 10.6. Analisis daya dukung pengolahan sampah organik di UPS dilakukan berdasarkan perbandingan antara jumlah sampah yang memasuki UPS dengan kapasitas pengolahan yang dimiliki oleh masing-masing UPS. Analisis potensi optimasi UPS dilakukan dengan menghitung tambahan jumlah timbulan sampah yang masih dapat ditambahkan ke UPS. Proyeksi timbulan sampah Kota
Depok untuk periode 2018–2028 adalah sebesar 2.044,44 ± 162,62 ton/hari. Lalu, persentase komposisi sampah organik terhadap jenis sampah lain pada periode tersebut sebesar 44%, dan kenaikan tren jumlah timbulan sampah organik adalah sebesar 3,9% untuk setiap tahunnya. Adapun persentase komposisi sampah kertas
sebesar 4%, sampah plastik sebesar 8%, sampah logam sebesar 2%, sampah kaca sebesar 2%, dan sampah residu sebesar 39%. Dari hasil pemetaan potensi timbulan sampah periode 2018–2028, diketahui bahwa kecamatan Sukmajaya (85.057,22– 125.076,22 ton/tahun) dan kecamatan Cimanggis (88.721,84–130.946,67 ton/tahun) menjadi kecamatan dengan jumlah timbulan sampah paling banyak dibandingkan dengan kecamatan lain. Kecamatan Limo pun menjadi kecamatan dengan jumlah timbulan sampah paling sedikit, dengan besar timbulan berkisar 32.403,81 hingga 48.405,30 ton/tahun. Lalu dari hasil pemetaan wilayah pelayanan
UPS, diketahui bahwa UPS Cilangkap 10 memiliki wilayah pelayanan paling luas (2,900 km2) dan UPS Duren Mekar memiliki wilayah pelayanan paling kecil (0,025 km2). UPS di Kota Depok secara keseluruhan masih memiliki tingkat utilitas yang rendah dengan persentase sebesar 14,4 ± 2,1% apabila mengacu pada kapasitas desain UPS dalam Masterplan dan sebesar 24,0 ± 3,6% apabila mengacu pada kapasitas maksimum mesin pencacah UPS. Bentuk optimasi pelayanan UPS dapat dilakukan dengan melakukan penambahan jumlah sampah untuk diolah pada UPS dengan utilisasi rendah, penambahan jumlah unit UPS maupun dengan mengaktifkan kembali UPS-UPS yang sebelumnya tidak aktif. Optimasi dengan
meningkatkan utilisasi UPS dapat dilakukan dengan menambah sampah organik sebesar 128,432 ton/hari (bila mengacu pada kapasitas desain UPS) atau 68,432 ton/hari (bila mengacu pada kapasitas maksimum mesin pencacah di UPS).

The Government of Depok through the Mayor Regulation of Depok No. 46 year 2016 has proclaimed the operation of Waste Treatment Units (WTUs) as a form of handling organic waste in Depok. In 2016, the carrying capacity index of Depok City’s WTUs was only 0,26. This statement encourages the WTU optimization
efforts based on the amount of organic waste that can be added to increase organic waste management to be more effective and efficient. This study aims to plan WTU optimization in 2018-2028 based on the amount of organic waste entering the WTU, with several steps: projecting the generation of Depok City solid waste, projecting the composition of organic waste of Depok City, mapping the potential of solid waste generation for all regions in Depok City, mapping of WTU service areas, doing carrying capacity analysis and WTU optimization potential. The methods used in this study are observations and literature studies to retrieve primary and secondary data. Projecting solid waste generation is carried out using SNI 3242: 2008 method. Projecting solid waste composition is done using LCA IWM Prognosis Tools TU Darmstadt software. Mapping the potential of Depok City waste generation and mapping of UPS service areas is done using ArcMap 10.6 software. The analysis of the carrying capacity of organic waste processing at each WTU is carried out based on a comparison between the amount of waste entering the WTU and the processing capacity owned by each WTU. The potential for WTU optimization is based on optimization capacity, which is an additional amount of waste generation that can still be added to the WTU. The projected solid waste generation for the period 2018–2028 is 2,044.44 ± 162.62 tons/day.. Then, the percentage of organic waste composition against other types of waste during the period 2018–2028 is 44%, and the rising trend in organic waste generation is 3,9% for each year. Then, the percentage of the composition of paper waste by 4%, plastic waste by 8%, metal waste by 2%, glass waste by 2%, and residual waste by 39%.
From the results of mapping the potential of organic waste generation, Sukmajaya sub-district (85.057,22–125.076,22 tons/year) and Cimanggis sub-district (88.721,84–130.946,67 tons/year) became the subdistricts with the highest number of waste generation compared to other sub-districts. Limo sub-district became a district with the least amount of waste generation, ranging from 32,403.81 to 48,405.30 tons/year. Then from the mapping of the WTU service area, it is known that Cilangkap 10 WTU has the most extensive service area (2,900 km2) and Duren Mekar WTU has the least service area (0,025 km2). Overall, WTUs in Depok still have a low utility level, with a percentage of 14,4 ± 2,1% when referring to the design capacity of the WTU in Masterplan and a percentage of 24,0 ± 3,6% when
referring to the chopper machine maximum handling capacity. The form of optimization of WTU services can be done by increasing the amount of waste to be processed on WTU with low utilization, increasing the number of UPS units or by reactivating WTUs that were previously inactive. Optimization by increasing WTU utilization can be done by adding organic waste of 128,432 tons/day (if referring to WTU design capacity) or 68,432 tons/day (if referring to chopper machine maximum handling capacity).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library