Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Andriani
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai ekonomi wisata budaya Museum Majapahit dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan ke Museum Majapahit. Penilaian ekonomi terhadap Museum Majapahit ini menggunakan data primer hasil survei terhadap 181 pengunjung dengan menggunakan metode pendekatan Travel Cost Method (TCM) untuk mengestimasi willingness to pay (WTP) dan valuasi ekonomi. Dengan menggunakan metode regresi Ordinary Least Square (OLS) dan Poisson Regression (PR), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai ekonomi wisata budaya Museum Majapahit mempunyai potensi nilai sebesar Rp. 92.045.361,- (pada OLS) dan Rp. 174.943.226,- (pada PR) apabila WTP pengunjung yaitu Rp. 2.046,18,- (pada OLS) dan Rp. 3.889,01,- (pada PR). Namun, tiket masuk yang diterapkan saat ini adalah Rp. 5.000,-. sehingga, WTP berada dibawah tarif resmi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan adalah biaya perjalanan, zona, dan lokasi substitusi. Rekomendasi yang diberikan sebaiknya untuk beberapa tahun ke depan tiket masuk museum tidak dinaikkan.

ABSTRACT
This study aims to estimate the economic value of cultural tourism of Majapahit Museum, and analyze factors that influencing visitor's number of Majapahit Museum. The economic valuation uses primary data from 181 respondents, and apllies The Travel Cost Method (TCM) to estimate willingness to pay (WTP) and economic valuation. By using Ordinary Least Square regression (OLS) and Poisson Regression (PR), the results estimates the economic value between 92,045 million rupiah (in OLS) and 174,9 million rupiah (in PR) per year, where the entrance fee in accordance with the visitor?s WTP is 2.046,18 rupiah (in OLS) and 3.889,01 rupiah (in PR). The value of visitor?s WTP is under 5 thousands rupiah which the entrance fee applied at this time. Factors affecting number of visits include the cost of travel, zone, and substitution. The recommendation given for local government in the next few years the museum entrance fee should not raised.;This study aims to estimate the economic value of cultural tourism of Majapahit Museum, and analyze factors that influencing visitor?s number of Majapahit Museum. The economic valuation uses primary data from 181 respondents, and apllies The Travel Cost Method (TCM) to estimate willingness to pay (WTP) and economic valuation. By using Ordinary Least Square regression (OLS) and Poisson Regression (PR), the results estimates the economic value between 92,045 million rupiah (in OLS) and 174,9 million rupiah (in PR) per year, where the entrance fee in accordance with the visitor?s WTP is 2.046,18 rupiah (in OLS) and 3.889,01 rupiah (in PR). The value of visitor?s WTP is under 5 thousands rupiah which the entrance fee applied at this time. Factors affecting number of visits include the cost of travel, zone, and substitution. The recommendation given for local government in the next few years the museum entrance fee should not raised., This study aims to estimate the economic value of cultural tourism of Majapahit Museum, and analyze factors that influencing visitor’s number of Majapahit Museum. The economic valuation uses primary data from 181 respondents, and apllies The Travel Cost Method (TCM) to estimate willingness to pay (WTP) and economic valuation. By using Ordinary Least Square regression (OLS) and Poisson Regression (PR), the results estimates the economic value between 92,045 million rupiah (in OLS) and 174,9 million rupiah (in PR) per year, where the entrance fee in accordance with the visitor’s WTP is 2.046,18 rupiah (in OLS) and 3.889,01 rupiah (in PR). The value of visitor’s WTP is under 5 thousands rupiah which the entrance fee applied at this time. Factors affecting number of visits include the cost of travel, zone, and substitution. The recommendation given for local government in the next few years the museum entrance fee should not raised.]"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waruwu, Dermawan
"Kawasan Bawomataluo di Kabupaten Nias Selatan terdapat daya tarik wisata yang unik dan langka di dunia. Daya tarik wisata ini berupa rumah adat, atraksi lompat batu, situs megalitik, tarian tradisional, dan hasil kerajinan. Keunikan seni budaya ini ternyata kurang dikembangkan oleh pemerintah, pengusaha, dan masyarakat karena ada konflik kepentingan di antara stakeholder tersebut. Akibatnya, situs budaya banyak yang rusak dan dialihfungsikan sebagai tempat jemuran, serta sebagian sudah dihancurkan oleh masyarakat. Pelestarian daya tarik wisata budaya ini terkendala karena pemerintah menjalankan kebijakannya secara hegemonik, sehingga masyarakat melakukan perlawanan (kontrahegemoni). Permasalahannya adalah "bagaimana praktik hegemoni dalam pengembangan kawasan wisata budaya Bawomataluo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara?"
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan praktik hegemoni dan bermanfaat untuk pengembangan daya tarik wisata budaya serta menjadi reerensi bagi ilmu pengetahuan budaya di Indonesia. Artikel ini dianalis menggunakan metode kualitatif dengan perspektif kajian budaya serta dikaji dengan teori hegemoni, teori kekuasaan/pengetahuan, dan teori praktik. Penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi praktik hegemoni dalam pengembangan kawasan wisata budaya Bawomataluo melalui: wacana pemerintah dalam pengembangan seni budaya, kontrol pemerintah dalam regulasi pembiayaan pelestarian budaya, kekuasaan DPRD dalam mempolitisasi APBD untuk pemeliharaan situs budaya, kebijakan bupati dalam mengubah dinas pariwisata dan kebudayaan, dan kewenangan kepala desa dalam menata kawasan wisata budaya Bawomataluo. Agar kawasan wisata budaya Bawamataluo berkembang maksimal diharapkan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan penguasa secara berkelanjutan. Dengan demikian, kawasan wisata budaya Bawomataluo dapat berkembang tanpa praktik hegemoni dan praktik kontra-hegemoni, sehingga pelestarian budaya dapat dilakukan secara berkelanjutan."
Denpasar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2017
902 JPSNT 24:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Seoul : Korean Overseas Information Service, 1973
951.9 FAC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Belarmina Krisdiana Putri
"ABSTRAK
Desa Budaya Betawi Setu Babakan (PBB Setu Babakan) merupakan destinasi wisata budaya Betawi yang dikelola oleh Unit Pengelola Wilayah PBB (UPK) Setu Babakan. Masyarakat berpotensi menjadi daya tarik daerah karena nuansa Betawi-nya. UPK PBB Setu Babakan dalam hal ini bertugas mengembangkan potensi masyarakat sekitar bersama organisasi berbasis masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan masyarakat yang ada dengan mengelaborasi teori proses pembangunan masyarakat dengan aspek pengembangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivis dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi pustaka, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengembangan masyarakat yang terdiri dari empat tahapan yaitu pengorganisasian masyarakat, visioning, perencanaan, serta pelaksanaan dan evaluasi sudah mulai dilaksanakan. Pengorganisasian masyarakat merupakan tahapan yang pelaksanaannya didominasi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jakarta sebagai regulator. Visi, perencanaan, serta pelaksanaan dan evaluasi merupakan tahapan pelaksanaan yang diambil alih oleh UPK PBB Setu Babakan sebagai pelaksana teknis di lapangan.
ABSTRACT
Betawi Cultural Village Setu Babakan (PBB Setu Babakan) is a Betawi cultural tourism destination managed by the Setu Babakan UN Regional Management Unit (UPK). The community has the potential to become a regional attraction because of its Betawi nuances. UPK PBB Setu Babakan in this case is tasked with developing the potential of the surrounding community with community-based organizations. This study aims to examine the development of the existing society by elaborating the theory of the community development process with aspects of community development. This study uses a post-positivist approach with data collection through in-depth interviews, literature study, and observation. The results showed that the community development process which consisted of four stages, namely community organizing, visioning, planning, and implementation and evaluation had begun. Community organizing is a stage whose implementation is dominated by the Jakarta City Culture and Tourism Office as the regulator. Vision, planning, implementation and evaluation are the implementation stages taken over by UPK PBB Setu Babakan as the technical implementer in the field."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Subiyantoro
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan peranan perempuan dibalik eksistensi topeng klasik dan topeng kreasi yang mendunia. Kajian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang dilakukan di desa wisata budaya Bobung, Gunung Kidul, Yogyakarta. Data bersumber dari informan, tempat & peristiwa, dan dokumen/arsip yang dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen atau arsip. Keabsahan data diuji dengan teknik triangulasi sumber dan review informan. Analisis data digunakan teknik analisis interaktif dengan prosedur reduksi, display, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwaperempuan memiliki peranan besar dibalik eksistensi seni topeng klasik dan kreasi yang telah dikenal masyarakat dunia. Peranan ditunjukkan dari kiprah mereka dalam penciptaan topeng dan pertunjukan tari topeng. Peran perempuan lebih pada hal-hal sifatnya lembut dan rumit yang memerlukan tingkat kecermatan, kesabaran, ketelatenan, keuletan, dan rasa yang tinggi."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2020
400 JANTRA 15:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nurul Azizah Zulfianti
"Analisis Situasi: 1. Rumah si Pitung merupakan salah satu bangunan cagar budaya sekaligus salah satu destinasi wisata utama yang dimiliki Jakarta Utara yang memiliki kegiatan potensial dan fasilitas yang cukup memadai. 2. Namun, informasi umum maupun potensi-potensi yang dimiliki Rumah si Pitung belum dikomunikasikan secara masif kepada khalayak luas, terutama dengan memanfaatkan penggunaan media sosial. 3. Berdasarkan hasil riset pendahuluan, ditemukan bahwa masih banyak Gen Z Jakarta yang belum mengetahui eksistensi Rumah si Pitung.
Tujuan: 1. Meningkatkan brand awareness Rumah si Pitung sebagai cagar budaya dan tempat pelestarian budaya Betawi pada Gen Z Jakarta. 2. Menyebarluaskan informasi Rumah si Pitung kepada lebih banyak masyarakat serta Gen Z Jakarta ikut menyebarkan informasi secara masif melalui media sosial yang mereka miliki mengenari Rumah si Pitung. 3. Memperkenalkan Rumah si Pitung dari segi nama, lokasi, dan citra yaitu merupakan salah satu cagar budaya yang memiliki beragam potensi serta fasilitas yang telah memadai bagi para pengunjungnya
Sasaran: 1. Menyebarkan informasi terkait keberadaan dan eksistensi Rumah Si Pitung. 2. Membangun interaksi yang baik antara Rumah si Pitung dan Gen Z. 3. Menambah jumlah pengunjung profil Instagram @RumahSiPitung. 4. Menambah jumlah pengikut @RumahSiPitung oleh Gen Z Jakarta. 5. Meningkatkan interaksi khalayak pada Instagram @RumahSiPitung
Strategi: 1. Meningkatkan brand awareness Rumah si Pitung pada masyarakat Gen Z Jakarta melalui humas pemasaran. 2. Memperkenalkan Rumah si Pitung melalui berbagai konten menarik melalui Instagram.
Target Khalayak: Target khalayak utama dari program humas pemasaran ini adalah Gen Z usia 18-24 tahun yang tinggal di Jakarta.

Situation Analysis: 1. Rumah si Pitung is one of the cultural heritage buildings as well as one of the main tourist destinations located in North Jakarta which has potential activities and adequate facilities. 2. However, general information and potential of Rumah si Pitung have not been communicated massively to the wider public, especially by utilizing the use of social media. 3. Based on the results of preliminary research, it was found that there are still many Gen Z of Jakarta who do not know the existence of Rumah si Pitung.
Goal: 1. Increase brand awareness of Rumah si Pitung as a cultural heritage and place for the preservation of Betawi culture by Gen Z Jakarta. 2. Disseminate informations of Rumah si Pitung to more people and Gen Z Jakarta participate in disseminating the Rumah si Pitung informations massively through their social media. 3. Introducing Rumah si Pitung in terms of its name, location, and image, which is one of the cultural heritages that has various potentials and adequate facilities for its visitors.
Communication Objective: 1. Disseminate information regarding the existence of Rumah si Pitung. 2. Build a good interaction between the Rumah si Pitung and Gen Z through Instagram. 3. Increase the number of visitors to @RumahSiPitung’s Instagram profile. 4. Increase the number of followers @RumahSiPitung by Gen Z Jakarta. 5. Increase interaction on Instagram @RumahSiPitung.
Strategy: 1. Increase brand awareness of Rumah si Pitung through marketing public relations. 2. Introducing Rumah si Pitung by using various interesting content through Instagram.
Target Audiences: The main target audience of this marketing public relations program is Gen Z aged 18-24 years who live in Jakarta.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fildzah Nadhilah
"Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah kawasan wisata pelestarian budaya yang terletak di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Meskipun Setu Babakan memiliki beragam potensi wisata, ternyata ketertarikan masyarakat untuk berkunjung dan memahami budaya Betawi masih kurang. Selain itu, Setu Babakan juga belum memiliki perencanaan strategi humas pemasaran yang terintegrasi untuk menumbuhkan awareness masyarakat yang masih minim tersebut. Oleh karena itu, dibuatlah rancangan strategi humas pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan awareness khalayak terhadap Setu Babakan. Perancangan humas pemasaran ini diturunkan menjadi sebuah program dengan nama "Setu Babakan: The House of Jakarta" yang memiliki beberapa kegiatan, yakni Betawi Carnival, Betawi Culture Festival, kampanye media digital, serta konferensi pers. Target khalayak dari program ini adalah pelajar dan mahasiswa di Jabodetabek. Pemilihan target khalayak ini didasari oleh hasil riset pendahuluan yang menunjukkan kurangnya kesadaran pelajar dan mahasiswa mengenai Setu Babakan. Pesan kunci yang akan diberikan pada setiap kegiatan ini adalah edukasi secara menyeluruh kepada pelajar dan mahasiswa mengenai Setu Babakan sebagai sebuah ?rumah? bagi masyarakat Jabodetabek.

Betawi Cultural Village Setu Babakan is a cultural preservation tourist resort located in Jagakarsa, South Jakarta. Although Setu Babakan has diverse tourism potential, it turns out the public interest to visit and understand the Betawi culture is still lacking. Additionally, Setu Babakan also does not have integrated marketing public relation strategic planning to foster low public awareness. Therefore, they need to design a marketing public relation strategy which aims to increase public awareness of the Setu Babakan. Designing marketing public relation strategy is revealed to be a program with the name "Setu Babakan: The House of Jakarta" which has several activities, Betawi Carnival, Betawi Culture Festival, a digital media campaign, as well as a press conference. The target audience of the program is students (both high school and college) in Jabodetabek. Selection of the target audience is constituted by the results of preliminary research that shows a lack of awareness of students about the Setu Babakan. Key messages that will be given to each of these activities is a thorough education to the students about the Setu Babakan as a "home" for the people of Jabodetabek.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library