Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mega Indah Cinderakasih
Abstrak :
ABSTRAK
Kredit mikro merupakan salah satu strategi yang muncul akibat adanya kesenjangan antara pemberi modal dan calon penerima modal. Program kredit mikro diharapkan dapat menjadi sebuah tangan panjang dari para pemilik modal kepada penerima modal. Program kredit mikro diharapkan dapat menjadi sebuah alternatif dalam usaha pemberdayaan masyarakat. Di negara-negara berkembang, kredit mikro merupakan salah satu strategi yang komprehensif dalam usahanya memberdayakan perempuan dan penanggulangan kemiskinan. Salah satu mekanisme kredit mikro adalah Grameen Bank , yang diadopsi serta diadaptasi oleh lembaga keuangan di Indonesia Meskipun telah ada mekanisme serupa di Indonesia, adopsi dan adaptasi sistem Grameen Bank dilakukan pemberdaya dalam upaya menerapkan program?program kredit mikro yang telah berhasil dilakukan sebelumnya di negara lain. Pengadopsian program kredit mikro di negara lain tentu memiliki perbedaan terutama dalam pemaknaan terhadap visimisi pemberdayaan itu sendiri terkait dengan budaya profit oriented yang lebih dulu ada. Tulisan ini merupakan sebuah analisa deskriptif menggunakan metode kualitatif dengan kerangka sosiologi ekonomi dan jender . Tulisan ini menekankan pada beberapa hal yang perlu dilihat dari program pemberdayaan perempuan melalui kredit mikro yang diadopsi dari negara lain yakni : perbedaan karakter lembaga keuangan, aplikasi dari sistem kredit yang diadopsi dan diadaptasi oleh lembaga keuangan dan pengetahuan makna pemberdayaan melalui kredit mikro yang dimiliki pemberdaya dalam upaya mendukung keberlangsungan program pemberdayaan perempuan melalui kredit mikro.
Abstract
Microcredit is one of the strategies arising from the gap between financiers and prospective recipients of capital. Microcredit program is expected to be a long hand of the owners of capital to the recipient of capital. Microcredit program is expected to be an alternative in the community empowerment efforts. In developing countries, microcredit is one of a comprehensive strategy in its efforts to empower women and reduce poverty. One mechanism is the Grameen Bank micro-credit, which was adopted and adapted by financial institutions in Indonesia Although there has been a similar mechanism in Indonesia, adoption and adaptation of the Grameen Bank system performed empowerment in an effort to implement microcredit programs that have successfully done before in other countries . Adoption of microcredit programs in other countries certainly differ mainly in the interpretation of the vision-mission of empowerment itself is related to profit-oriented culture is much older then. This paper is a descriptive analysis using qualitative methods with a framework of economic sociology and gender. This paper emphasizes on some things that need to be viewed from women's empowerment through micro credit are adopted from other countries namely: differences in the character of financial institutions, the application of the credit system was adopted and adapted by financial institutions and knowledge of the meaning of empowerment through microcredit owned empowerment in efforts to support the sustainability empowerment of women through microcredit.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pambudi Endah Karyati
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan bertujuan mengupayakan pemberdayaan komunitas warga desa Tegalgede Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut. melalui program intervensi sosial. Kelompok melihat komunitas warga desa Tegalgede ini perlu mernbangun sumber daya manusia dan sumber alam sebagai potensi yang dapat menumbuhkan atau memberdayakan warga desa terutarna pada sektor perekonomian. Dalam melakukan program intervensi ini setiap anggota mempunyai target intervensi yang berbeda tetapi saling terkait saru sama lain. Untuk program individu intervensi yang dilakukan adalah pemberdayaan perempuan melalui program peningkatan ekonomi keluarga. Dari observasi dan pengumpulan data yang dilakukan, diperoleh gambaran awal adanya fenomena helplessness yaitu adanya sikap apatis & hilangnya kreativitas pasrah pada keadaan, tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu bagi perubahan banyak terlihat pada para ibu - ibu wargadesa Dalam perencanaan program intervensi, penting diperhatikan kontribusi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di desa Tegalgede. Sumber daya alam tidak terkembangkan sedangkan perubahan membutuhkan motor penggerak yang mampu menjadi pemimpin diantara mereka yang memlliki social influence yang tinggi tersedianya kapital sosial yang tidak terarahkan. Sasaran program ini adalah untuk membantu meningkatkan pengetahuan melalui program intervensi dengan melakukan strategi re-edukasi melalui cara - cara pendekatan persuasive. Re-edukasi dilakukan karena pembelajaran untuk orang dewasa lebih diutamakan belajar melalui pengalaman bersama orang lain, oleh karena itu program pembelajaran dilakukan untuk dapat mencapai tiga sasaran perubahan yaitu struktur kognitif dapat berubah, memperbaiki sikap dan yang terakhir menumbuhkan perilaku yang lebih baik. Strategi yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik ABCD(Kreztman & Mc.Knights.,1993) dan Five C?s (Kotler.,1974) dengan penekanan pada penggalangan Agent of Change, yaitu Ibu - Ibu kader - kader PKK, Ibu - Ibu Kader Posyandu serta Pengurus Majelis Taklim kelompok pengajian Ibu - ibu yang dapat menumbuhkan motivasi dan membangun kebersamaan karena adanya tujuan bersama ( goal settings) yang akan dicapai oleh penduduk desa Tegalgede. Hasil evaluasi dari program intervensi ini adalah: goal setting telah mulai terlihat hasilnya, adanya perubahan perilaku para Ibu yang mulai aktif melakukan kegiatan hasil pelatihan/pembelajaran (adanya common goals dan reinforcement), peserta merasakan rnanfaat dalam mengikuti program yang diselenggarakan dan mendukung kelangsungan program secara berkelanjutan, peserta dengan sukareia berpartisipasi aktif menjadi anggota Pokja, para Ibu perwakilan warga desa yang memperoleh kesempatan melakukan studi banding ke Jakarta sangat puas dapat melihat kelompok lain yang sudah berhasil sukses dan mengetahui semuanya berawal sama seperti mereka. Sikap terhadap sampah tarnpak berubah dari yang dulunya abai menjadi berubah dengan menganggap sampah mempunyai potensi ekonomis dan mereka sangat antuasias melakukan daur ulang sampah, pemasaran tanaman obat dan antanan kering sudah terlaksana di tiga tempat di Jakarta Hal ini dapat diartikan adanya kepercayaan (trust)dari masyarakat atas hasil produk rnereka dan ini akan meningkatkan self-confidence para Ibu warga desa Tegalgede Garut.
The research is conducted as an effort to empower the community of Tegalgede villagers in the district of Pakenjeng, Garut regency through a social intervention program. The group find out that this community needs to build its human resources as well as natural resources as potentials that can trigger the development and empower the villagers, especially in the sector of economy. In conducting the intervention program, each member of the group is promoting different target of intervention but still relevant to one another. For the individual program, the intervention is done through women?s empowering by employing a program to improve the family economy condition. From the observation and the data collection, there was a finding illustrated the phenomena of helplessness by behaving phlegmatically and showing lack of creativity, giving up to their condition, and less motivated to act or do something for a better changing that evidently can be seen on the women of the Tegalgede community. In planning the intervention program, therefore, it was an essential matter to consider the contribution of the human resources and natural resources potentials in Tegalgede village. The natural resources of the village had not been developed well whereas the changing required a sort of motivator who had the capacity of leading people and possessing a high social influence. The social capital could be assumed as unbearable. The target of the program thus, was trying to help the women of Tegalgede improving their knowledge by conducting an intervention program through a kind of persuasive re-education approach. This re-education is done because learning process for mature women are mainly effective through experiences with other people. Therefore, the learning program was specifically aiming in achieving the three targets of changing, namely the changing of the cognitive-structure, improving behavior and finally initiating and developing a better attitude. The strategy used in this research was the ABCD-technique (Kretzman & Mc.Knights., 1993) and Five C?s (Kotler.,1974) which stressed on strengthening the Agent of Change, they are the members of PICK (mothers), Posyandu, the reading of Qor?an-group, and also the leader of the Majelis Taklim that can motivate and develop togetherness because of the presence of goal settings that was going to be achieved altogether by Tegalgede villagers. The results of the intervention program-evaluation are: the goal settings have started yielding something, mothers start to do the activity of the training-result (the existence of common goals and reinforcement), the training participants are experiencing the benefit of the program and supporting its continuation, the participants are also volunteering themselves to participate actively as Pokja-member (Work-Group), the women-representative of the villagers who have been given a chance to have an observational study in Jakarta are satisfied and are able to see that those who have succeed but come from the other group are also begin with the same start. The villagers? attitude toward waste is changing. They start to consider waste as economically potential resource and want to do the recycling, enthusiastically, the marketing of medicament plants has comprised in three places in Jakarta. It means that there is a sense of trust from the society to the villagers? products and eventually this will increase the self confidence of the women of Tegalgede, Garut regency.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyanti Abriyani
Abstrak :
Intervensi sosial dengan tema: "Pendidikan kesehatan untuk mengubah tingkahlaku hidup sehat" bertujuan untuk lebih memberdayakan para ibu di komunitas desa Tegalgede, Pameungpeuk, Ganit agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam peningkatan kesehatan keluarga. Kurangnya pengetahuan tentang hidup sehat rnenyebabkan mereka kurang mampu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang ada. Situasi dan keadaan ini semakin memperlemah motivasi dan aktivitas mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan masalah atau pemecahan masalah kesehatan yang ada di dalam keluarga dan komunitas mereka. Kondisi - merasa kurang berdaya - inilah yang akan diintervensi dan diubah sehingga muncul pengetahuan dan keyakinan bahwa mereka sebagai perempuan memiliki kemampuan dan dapat lebih berdaya memperbaiki kesejahteraan keluarga dan komunitas mereka. Perubahan tingkah laku ini akan diupayakan terjadi dalam diri mereka melalui intervensi pendidikan kesehatan untuk mengubah tingkahlaku hidup sehat berlandaskan pada teori Experiential Learning, Empowerment, dan teknik intervensi reedukasi berbasiskan pada pendidikan orang dewasa, pendekatan strength-building dan pemberdayaan komunitas yang berorientasi pada pengembangan komunitas. Intervensi pendidikan kesehatan untuk mengubah tingkahlaku hidup sehat yang diterapkan di komunitas desa Tegalgede ini telah menunjukkan hasil yang positif. Khususnya, ibu-ibu yang menjadi target intervensi ini mampu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan keluarga mereka.
A social intervention with the theme: "Education of health for changing healthy-life behavior" was focused for empowering the women of Tegalgede village, Pameungpeuk, Garut. This program was also meant to enable them to participate actively in enhancing their family health. Their lack of knowledge for healthy Life had made them unable to make prevention and failures in handling their health problems. Such condition had also made their motivation and activities, in either preventing or handling the health problems, weakened - be it within their family environment or in the community. This condition - a perceived helplessness - was designated to be the object of this intervention program and meant to be changed by developing knowledge and beliefs that they, as women, possessed the capacity and empowered to improve the welfare of their family and the community. The behavior change was supposedly to materialize from within themselves by conducting an intervention program through education on health, in particular to change their health-life. The program was based upon some theories, among others: experiential learning, empowerment, re-educative intervention techniques for adults, strength-building approach, and development-oriented community empowerment. The implementation of this intervention program had brought up some positive results, particularly among the Tegalgede village women targeted for this intervention had shown some indications that they became capable to make prevention and solution of their family health problems.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Indah Cinderakasih
Abstrak :
Kredit mikro merupakan salah satu strategi yang muncul akibat adanya kesenjangan antara pemberi modal dan calon penerima modal. Program kredit mikro diharapkan dapat menjadi sebuah tangan panjang dari para pemilik modal kepada penerima modal. Program kredit mikro diharapkan dapat menjadi sebuah alternatif dalam usaha pemberdayaan masyarakat. Di negara-negara berkembang, kredit mikro merupakan salah satu strategi yang komprehensif dalam usahanya memberdayakan perempuan dan penanggulangan kemiskinan. Salah satu mekanisme kredit mikro adalah Grameen Bank, yang diadopsi serta diadaptasi oleh lembaga keuangan di Indonesia Meskipun telah ada mekanisme serupa di Indonesia, adopsi dan adaptasi sistem Grameen Bank dilakukan pemberdaya dalam upaya menerapkan program-program kredit mikro yang telah berhasil dilakukan sebelumnya di negara lain. Pengadopsian program kredit mikro di negara lain tentu memiliki perbedaan terutama dalam pemaknaan terhadap visimisi pemberdayaan itu sendiri terkait dengan budaya profit oriented yang lebih dulu ada. Tulisan ini merupakan sebuah analisa deskriptif menggunakan metode kualitatif dengan kerangka sosiologi ekonomi dan jender. Tulisan ini menekankan pada beberapa hal yang perlu dilihat dari program pemberdayaan perempuan melalui kredit mikro yang diadopsi dari negara lain yakni : perbedaan karakter lembaga keuangan, aplikasi dari sistem kredit yang diadopsi dan diadaptasi oleh lembaga keuangan dan pengetahuan makna pemberdayaan melalui kredit mikro yang dimiliki pemberdaya dalam upaya mendukung keberlangsungan program pemberdayaan perempuan melalui kredit mikro. ......Microcredit is one of the strategies arising from the gap between financiers and prospective recipients of capital. Microcredit program is expected to be a long hand of the owners of capital to the recipient of capital. Microcredit program is expected to be an alternative in the community empowerment efforts. In developing countries, microcredit is one of a comprehensive strategy in its efforts to empower women and reduce poverty. One mechanism is the Grameen Bank micro-credit, which was adopted and adapted by financial institutions in Indonesia Although there has been a similar mechanism in Indonesia, adoption and adaptation of the Grameen Bank system performed empowerment in an effort to implement microcredit programs that have successfully done before in other countries. Adoption of microcredit programs in other countries certainly differ mainly in the interpretation of the vision-mission of empowerment itself is related to profit-oriented culture is much older then. This paper is a descriptive analysis using qualitative methods with a framework of economic sociology and gender. This paper emphasizes on some things that need to be viewed from women's empowerment through micro credit are adopted from other countries namely: differences in the character of financial institutions, the application of the credit system was adopted and adapted by financial institutions and knowledge of the meaning of empowerment through microcredit owned empowerment in efforts to support the sustainability empowerment of women through microcredit.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library